Sesudah meninggalkan Filipi, Paulus dan Silas meneruskan perjalanan mereka ke Tesalonika. Di sini mereka diberi kesempatan untuk berbicara kepada jemaat yang besar dalam rumah sembahyang orang Yahudi. Penampilan mereka membuktikan perlakuan yang memalukan yang baru saja mereka terima, dan mengharuskan adanya penjelasan tentang apa yang telah terjadi. Ini diadakannya tanpa meninggikan diri sendiri, tetapi memuliakan Seorang yang telah mengusahakan kelepasan mereka. KR 187.1
Dalam berkhotbah kepada orang-orang Tesalonika, Paulus mengutip nubuatan Perjanjian Lama tentang Mesias. Kristus dalam pelayanan-Nya telah membuka pikiran murid-murid-Nya kepada nubuatan ini; “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.” Lukas 24:27. Petrus dalam berkhotbah tentang Kristus telah memberikan bukti dari Perjanjian Lama. Stefanus mengikuti jalan yang sama. Dan Paulus juga dalam pelayanannya mengutip dari Kitab Suci meramalkan kelahiran, penderitaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus. Oleh kesaksian nabi Musa dan nabi-nabi yang diilhamkan dengan jelas ia membuktikan ciri-ciri Yesus orang Nazaret dengan Mesias dan menunjukkan bahwa pada zaman Adam adalah suara Kristus yang telah berbicara melalui kepala keluargadan nabi-nabi. Adam adalah suara Kristus yang telah berbicara melalui kepala keluarga dan nabi-nabi. KR 187.2
Nubuatan-nubuatan yang jelas dan khusus telah diberikan mengenai munculnya Yang Dijanjikan itu. Kepada Adam telah diberikan suatu jaminan tentang kedatangan Penebus. Hukuman yang dijatuhkan ke atas Setan, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Ke-jadian 3:15), adalah perjanjian kepada orangtua kita yang mula-mula tentang suatu perjanjian penebusan yang dikerjakan melalui Kristus. KR 188.1
Kepada Abraham diberikan perjanjian bahwa dari keturunannya Ju-ruselamat dunia ini akan datang: “Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat.” “Tidak dikatakan, ‘kepada keturunanketurunannya’ seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: kepada segala keturunanmu, . . . yaitu Kristus.” Kejadian 22:18; Galatia 3:16. KR 188.2
Musa, dekat kepada akhir pekerjaannya sebagai seorang pemimpin dan guru orang Israel, dengan jelas menubuatkan tentang Mesias yang akan datang. “Seorang nabi dari tengah-tengahmu,” ia menyatakan kepada rombongan orang Israel yang berkumpul, “dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan, Aliahmu; Dialah yang harus kamu dengarkan. ” Dan Musa memastikan kepada orang Israel bahwa Allah Sendiri telah menyatakan hal ini kepadanya sementara di bukit Horeb, mengatakan, “Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepada-Nya.” Ulangan 18:15, 18. KR 188.3
Mesias adalah dari keturunan raja, karena dalam nubuatan yang di-ucapkan oleh Yakub Tuhan berkata, “Tongkat kerajaan tidak akan ber-anjak dari Yehuda atau pun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.” Kejadian 49:10. KR 188.4
Yesaya menubuatkan: “Suatu tunas akan ke luar dari tunggui Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.” “Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud. Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa; sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kau kenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena Tuhan, Aliahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau.” Yesaya 11:1; 55:3-5. KR 188.5
Yeremia juga menyaksikan kedatangan Penebus sebagai Putra rumah Daud: “Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: Tuhan keadilan kita.” Dan lagi: ‘Sebab beginilah firman Tuhan: Keturunan Daud tidak akan terputus duduk di atas takhta kerajaan kaum Israel! Dan keturunan imam-imam orang Lewi tidak akan terputus mempersembahkan korban bakaran di hadapan-Ku dan membakar korban sajian dan mengorbankan korban sembelihan sepanjang masa.” Yeremia 23:5, 6; 33:17, 18. KR 189.1
Sedangkan tempat kelahiran Mesias sudah dinubuatkan: “Tetapi eng-kau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dulu kala.” Mikha 5:2. KR 189.2
Pekerjaan Juruselamat harus dilakukan di dunia ini telah digariskan sepenuhnya: “Roh Tuhan akan ada padanya, roh khidmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan.” Seorang yang diurapi untuk “menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hatinya, untuk memberitakan pembebasan ke-pada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan, dan hari pem-balasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka ‘pohon tarbantin kebenaran, ‘tanaman Tuhan’ untuk memperlihatkan keagungan-Nya.” Yesaya 11:2, 3; 61:1-3. KR 189.3
“Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepa-danya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.” Yesaya 42:1-4. KR 190.1
Dengan kuasa yang meyakinkan Paulus mengambil alasan dari buku Perjanjian Lama bahwa “Kristus harus menderita dan bangkit lagi dari antara orang mati.” Bukankah Mikha telah membuatkan, “Mereka akan memukul gembala Israel dengan suatu bambu pada pipinya?” Mikha 5:1. Dan bukankah yang dinubuatkan, melalui Yesaya, menubuatkan tentang diri-Nya sendiri, “Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut jenggotku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.” Yesaya 50:6. Melalui Pemazmur Kristus telah menubuatkan perlakuan yang harus diterima-Nya dari manusia: “Aku ini . . . dihina oleh orang banyak. Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: ‘Ia menyerah kepada Tuhan; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepada-Nya.’” “Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.” “Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.” KR 190.2
“Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belas kasihan, tetapi sia-sia, menantikan penghibur-penghibur, tetapi tidak kudapati,” Mazmur 22:7-9, 18, 19; 69:9, 10, 21. KR 190.3
Betapa jelasnya nubuatan Yesaya tentang penderitaan dan kematian Kristus! “Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar,” nabi itu bertanya, “dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan Tuhan dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semarak pun tidak ada sehingga kita memandang Dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, Seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; Ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia dan bagi kita pun Dia tidak masuk hitungan. KR 190.4
“Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggung-Nya, dan kesengsaraan kita yang dipikul-Nya, padahal kita mengira Dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh.” KR 191.1
“Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi Dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulut-Nya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, Ia tidak membuka mulut-Nya. Sesudah penahanan dan penghu-kuman ia terampil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pembe-rontakan umat-Ku Ia kena tulah.” Yesaya 53:1-8. KR 191.2
Sedangkan cara kematian-Nya telah dibayangkan sebagaimana ular tembaga telah diangkat di padang belantara, demikianlah Penebus yang datang harus ditinggikan, “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3:16. KR 191.3
“Dan apabila ada orang bertanya kepadanya: Bekas luka apakah yang ada pada badanmu ini? Lalu ia akan menjawab: Itulah luka yang kudapat di rumah sahabat-sahabatku!” Zakharia 13:6. KR 191.4
“Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan.” Yesaya 53:9, 10. KR 191.5
Tetapi Ia yang harus menderita kematian di tangan orang-orang jahat, harus bangkit lagi sebagai seorang pemenang atas dosa dan kubur. Dengan ilham Yang Mahakuasa Penyanyi Yang Manis dari Israel harus menyaksikan kemuliaan tentang pagi kebangkitan itu. “Bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram,” ia berseru dengan kegembiraan, “sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.” Mazmur 16:9, 10. KR 191.6
Paulus menunjukkan betapa eratnya Allah telah menghubungkan upa-cara korban dengan nubuatan-nubuatan yang menceritakan Seorang “seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian.” Mesias harus mem-berikan hidup-Nya “sebagai korban penebus salah.” Memandang kepada abad-abad adegan penebusan Juruselamat, nabi Yesaya telah menyaksikan Anak Domba Allah “sebagai ganti karena Ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena Ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.” Yesaya 53:7, 10, 12. KR 192.1
Juruselamat yang dinubuatkan harus datang, bukannya sebagai raja yang bersifat sementara, untuk melepaskan bangsa Yahudi dari penindasan duniawi, tetapi* sebagai seorang di antara orang banyak, hidup miskin dan hina, dan akhimya untuk dinistakan, ditolak dan dibunuh. Juruselamat menubuatkan dalam buku Perjanjian Lama bahwa Ia harus menyerahkan diri-Nya sendiri sebagai suatu korban untuk kepentingan umat manusia, dengan demikian memenuhi segala tuntutan hukum yang sudah dilanggar. Di dalam Dialah lambang-lambang korban menggenapi korban yang sebenarnya, dan kematian-Nya di kayu salib harus memberikan arti kepada segenap peraturan orang Yahudi. KR 192.2
Paulus menceritakan orang-orang Yahudi di Tesalonika tentang semangatnya yang dulu untuk hukum upacara dan tentang pengalamannya yang ajaib di pintu gerbang Damsyik. Sebelum pertobatannya ia telah yakin akan kesalehan yang baka suatu pengharapan yang salah. Imannya tidak beralaskan pada Kristus; ia telah percaya hanyalah dalam bentukbentuk dan upacara-upacara. Semangatnya untuk hukum telah diputuskan dari iman kepada Kristus dan tidak ada gunanya lagi. Sementara membanggakan bahwa ia tidak bernoda dalam pelaksanaan perbuatan hukum, ia telah menolak Seorang yang telah menjadikan hukum itu berguna. Tetapi pada waktu pertobatannya semuanya telah berubah. Yesus orang Nazaret, yang telah dianiayanya dalam bentuk orang suci-Nya, kelihatan di hadapannya sebagai Mesias yang dijanjikan. Penganiaya melihat Dia sebagai Anak Allah, seorang yang telah datang ke dunia ini sebagai kegenapan nubuatan dan yang dalam kehidupan-Nya telah bertemu dengan setiap ciri dari Tulisan yang Suci. KR 192.3
Sebagaimana dengan keberanian yang suci Paulus memasyhurkan Injil dalam rumah sembahyang di Tesalonika, terang yang besar dipancarkan kepada arti hukum dan upacara berkenaan dengan acara bait suci. la membawa pikiran pendengar-pendengar-Nya di seberang acara duniawi dan pelayanan Kristus di bait suci di surga, sampai kepada waktu bila pekerjaan pengantaraan-Nya sudah selesai, Kristus akan datang kembali dalam kuasa dan kemuliaan besar, dan mendirikan kerajaan-Nya dalam dunia ini. Paulus adalah seorang yang percaya akan kedatangan Kristus yang kedua kali; begitu jelas dan tegas ia menyampaikan kebenaran tentang peristiwa ini, sehingga atas pikiran orang-orang yang mendengar telah diberikan kesan yang tidak pernah akan hilang. KR 193.1
Untuk tiga Sabat berturut-turut Paulus berkhotbah kepada orang Te-salonika, mempertimbangkan dengan mereka dari Kitab Suci mengenai kehidupan, kematian, kebangkitan, tugas pekerjaan, dan masa depan Kristus, “yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dija-dikan.” Wahyu 13:8. Ia meninggikan Kristus, pengertian yang benar tentang pelayanan siapa yang membuka kunci kitab Perjanjian Lama, memberikan kepada jalan masuknya harta yang limpah itu. KR 193.2
Sementara kebenaran Injil dimasyhurkan di Tesalonika dengan kuasa besar, perhatian hadirin yang besar sudah ditawan. “Beberapa orang dari mereka menjadi yakin dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas dan juga sejumlah besar orang Y unani yang takut kepada Allah, dan tidak sedikit perempuan-perempuan terkemuka.” KR 193.3
Sebagaimana di tempat-tempat yang dimasuki sebelumnya, rasul-rasul bertemu dengan pertentangan yang hebat. “Orang-orang Yahudi menjadi iri hati.” Orang-orang Yahudi ini tidak serasi dengan penguasa Roma, sebab belum lama sebelumnya mereka telah membangkitkan huruhara di Roma. Mereka memandang dengan penuh kecurigaan, dan kemerdekaan mereka sebagian besar dibatasi. Sekarang mereka melihat suatu kesempatan untuk mengambil bagian dari kesempatan-kesempatan untuk mendirikan kembali diri sendiri dan pada saat yang sama melontarkan pandangan kepada rasul-rasul dan orang yang bertobat kepada Kekristenan. KR 193.4
Hal ini mereka mulai kerjakan oleh menggabungkan “beberapa penjahat dari antara petualang-petualang di pasar” dengan cara mana mereka berhasil untuk “mengadakan keributan dan mengacau kota itu. Dengan pengharapan untuk mendapatkan rasul-rasul itu mereka “menyerbu rumah Yason;” tetapi mereka tidak dapat menemukan Paulus atau pun Silas. Dan “ketika mereka tidak menemukan keduanya” orang banyak itu sangat kecewa “mereka menyeret Yason dan beberapa saudara ke hadapan pembesar-pembesar kota, sambil berteriak, katanya: orangorang yang mengacaukan seluruh dunia telah datang juga ke mari, dan Yason menerima mereka menumpang di rumahnya. Mereka semua bertindak melawan ketetapan-ketetapan Kaisar dengan mengatakan, bahwa ada seorang raja lain, yaitu Yesus.” KR 194.1
Sebagaimana Paulus dan Silas tidak dapat diketemukan, penguasapenguasa kota menempatkan orang-orang percaya yang tertuduh dalam tawanan untuk memelihara perdamaian. Takut akan kekerasan selanjutnya, “pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea.” KR 194.2
Mereka yang pada hari ini mengajarkan kebenaran-kebenaran yang tidak disukai tidak perlu putus asa kalau sekali-sekali mereka bertemu dengan perlakuan yang tidak menyenangkan, walaupun dari mereka yang mengaku orang-orang Kristen, seperti yang dialami Paulus dan teman-teman sekerjanya dari antara orang banyak di antara siapa mereka bekerja. Pesuruh-pesuruh salib mesti mempersenjatai diri sendiri dengan berjaga-jaga dan berdoa, dan maju dengan iman dan keberanian, bekerja selamanya dalam nama Yesus. Mereka mesti meninggikan Kristus sebagai perantara manusia dalam bait suci surga, dalam Siapa segala pengorbanan Perjanjian Lama berpusat, dan melalui pengorbanan siapa pelanggar-pelanggar hukum Allah boleh mendapat damai dan pengampunan. KR 194.3