Go to full page →

Permaisuri Rumah Tangga MKB 220

Raja di atas takhtanya tidak mempunyai pekerjaan yang lebih tinggi daripada tugas seorang ibu. Ibu itulah permaisuri rumah tangganya. Di dalam kuasanyalah pembentukan tabiat anak-anaknya, agar mereka boleh layak untuk hidup yang lebih tinggi dan kekal. Seorang malaikat tidak dapat meminta suatu tugas yang lebih tinggi; karena dalam melakukan pekerjaan ini ia sedang melaksanakan pekerjaan Allah. Biarlah ia menyadari betapa tinggi nilai tabiat tugasnya, maka keinsafan akan mengilhaminya dengan keberanian hati. Biarlah ia menyadari nilai pekerjaan-nya lalu memakaikan segenap perlengkapan Allah, agar ia boleh melawan penggodaan untuk menyesuaikan diri dengan ukuran dunia ini. Pekerjaannya ialah untuk masa kekekalan. 3ST, March 16, 1891 MKB 220.1

Ibu itulah permaisuri rumah tangga dan anak-anak itulah rakyatnya, Ia harus memerintah rumah tangganya dengan bijaksana, dalam derajat keibuannya. Pengaruhnya dalam rumah tangga harus di atas segalanya; perkataannya menjadi undang-undang. Kalau ia seorang Nasrani, di bawah perintah Allah, ia akan memperoleh hormat dari anak-anaknya. 4CT, p. 111 MKB 220.2

Anak-anak harus diajar sedemikian rupa agar memandang ibunya, bukan sebagai seorang hamba yang pekerjaannya untuk melayani mere-ka, melainkan sebagai seorang ratu yang harus memimpin, menuntun, mengajar mereka syarat demi syarat dan peraturan demi peraturan. 5Utter 272, 1903 MKB 220.3