Go to full page →

Hari Natal, Suatu Waktu untuk Menghormati Allah MKB 459

Orang-orang dunia sedang menggunakan hari-hari libur itu dalam tingkah laku yang sembrono dan berlebih-lebihan untuk pertunjukan dan pemanjaan selera.... Ribuan dollar disia-siakan kemudian dibuang percu-ma dengan datangnya hari Natal dan tahun baru, dengan pemanjaan diri dalam pemborosan. Tetapi adalah suatu kesempatan bagi kita untuk me-ninggalkan kebiasaan dan praktik dari zaman akhlak yang sudah merosot ini. Gantinya membelanjakan uang yang hanya memuaskan selera, atau membelanjakan uang untuk perhiasan dan pakaian yang tidak dibutuh-kan, maka kita boleh menjadikan hari-hari libur itu untuk menghormati, dan memuliakan Allah. 6 RH, Dec. 11,1897 MKB 459.3

Kristus harus menjadi tujuan utama; tetapi sementara hari Natal dise-lidiki, kemuliaan telah dialihkan kepada manusia yang penuh dosa, ma-nusia yang sudah bercacat cela tabiatnya sehingga perlu Dia datang ke dunia ini untuk menebus manusia. MKB 459.4

Yesus, Raja yang dimuliakan di surga, keluarga kerajaan surga, telah meninggalkan kuasa kemuliaan-Nya yang tertinggi dan turun ke dunia kita untuk membawa pertolongan ilahi kepada kita dan kepada dunia yang sudah rusak moral dan jahat karena dosa.... MKB 460.1

Para orangtua harus menunjukkan perkara-perkara ini kepada anakanak mereka dan mengajar mereka, aturan demi aturan, pengajaran demi pengajaran dalam tugas kewajiban mereka kepada Allah, bukan tentang kewajiban terhadap satu sama lain untuk menghormati dan memuliakan satu dan yang lain oleh hadiah-hadiah dan persembahan-persembahan. 7RH, Dec. 9, 1884 MKB 460.2