Go to full page →

PASAL 7. - HATI DAN HIDUP YANG SUCI NBS 255

Allah sudah mengaruniakan bagimu tubuh agar dijaga dan dipelihara dalam keadaan yang terbaik demi pekerjaan-Nya dan kemuliaan-Nya. Tubuhmu bukanlah milikmu. “Tiadakah kamu ketahui bahwa kamu Rumah Allah, dan Roh Allah diam di dalam kamu? Jika barang seorang membinasakan Rumah Allah, maka ia akan dibinasakan Allah karena Rumah Allah itu kudus, yaitu kamulah.”1 NBS 255.1

Pada zaman kemerosotan ini apabila seteru kita, sijahat itu, sebagai singa yang mengaum berjalan-jalan mencari siapa yang dapat diulurnya, saya menyadari perlunya memberikan amaran. “Berjagalah dan berdoalah, supaya jangan kamu kena pencobaan.” Markus 14:38. Banyak orang yang berbakat yang menggunakan bakatnya itu dibaktikan kepada Setan. Amaran apakah yang dapat saya berikan kepada orang yang mengaku sudah meninggalkan keduniawian dan telah meninggalkan kejahatannya? Bagi suatu umat yang telah diangkat oleh Allah menjadi pemelihara hukum-Nya, tetapi seperti pohon ara yang munafik itu, yang membanggakan cabangnya yang memang berdaun lebat itu di hadapan yang Mahakuasa, namun tidak menghasilkan buah kemuliaan bagi Allah? Banyak yang berangan-angan kotor, najis, keinginan keji, dan nafsu yang jahat. Allah membenci buah pohon yang demikian. Malaikat merasa keji melihat orang yang kotor dan najis, sedangkan Setan bergembira. Alangkah baiknya jika pria dan wanita mempertimbangkan apa gunanya melanggar hukum Allah; dalam keadaan apa pun dan di dalam setiap keadaan pelanggaran adalah suatu kehinaan bagi Allah dan jadi laknat bagi manusia. Kita harus bersikap demikian bagaimanapun baiknya muslihat itu, dan siapa saja pun yang melanggar.2 NBS 255.2

Orang yang suci hatinya akan memandang Allah. Setiap kekotoran angan-angan menajiskan jiwa, melemahkan moral, dan cenderung menghapuskan suara Roh Suci. Dikaburkannya pandangan rohani, agar manusia tidak akan dapat melihat Allah. Tuhan boleh dan memang mengampuni orang berdosa; tetapi walaupun diampuni, jiwanya sudah bercacat. Segala kata-kata kotor dan pikiran kotor haruslah dihindarkan oleh mereka yang merindukan pandangan kebenaran yang terang dan jelas.3 NBS 255.3

Beberapa orang akan mengakui jahatnya keinginan yang salah, namun akan mengatakan bahwa mereka tidak sanggup mengatasi nafsunya. Pengakuan yang demikian berbahaya bagi siapa pun yang mengaku nama Kristus. “Barang siapa yang menyebut nama Tuhan, hendaklah ia menjauhkan dirinya daripada kejahatan.” (2 Tim. 2:19). Kenapakah terjadi kejahatan seperti ini? Itu disebabkan sifat hewani yang sudah mengeras karena dibiasakan sehingga menguasai sifat- sifat yang lebih baik. Pria dan wanita kendur terhadap prinsip. Kerohanian mereka lemah karena sudah lama mereka menuruti keinginan seleranya sehingga pengendalian dirinya sudah hilang. NBS 255.4

Keinginan jahat berkuasa dan yang seharusnya yang berkuasa sekarang jadi budak keinginan jahat. Jiwanya sangat tidak berdaya. Nafsu memadamkan keinginan terhadap kesucian dan melumpuhkan kemajuan rohani.4 NBS 255.5