Orang yang tidak beriman mungkin memiliki tabiat moral yang bagus, tetapi fakta bahwa dia tidak menjawab panggilan Tuhan, dan telah mengabaikan keselamatan besar itu sudah cukup untuk menjadi alasan mengapa ikatan semacam itu tidak seharusnya dilakukan. {LYL 89.1} SPM 87.1
Permohonan terkadang dibuat bahwa orang tidak percaya itu mendukung agama dan semuanya memenuhi pengharapan kecuali dalam satu hal - dia bukan seorang Kristen. Meskipun penilaian yang lebih baik dari orang percaya menyarankan ketidaklayakan dari sebuah ikatan dalam hidup dengan orang yang tidak percaya, tetapi tetap dalam sembilan dari sepuluh kasus, keinginan tetap menang. Kejatuhan rohani terjadi sesaat setelah janji itu dibuat dimezbah, semangat agama diredam, dan satu demi satu pertahanan diruntuhkan, sampai keduanya berdiri dibawah panji kegelapan Setan, Bahkan pada perayaan pernikahan, roh keduniawian menang terhadap akal budi, iman dan kebenaran. Dalam rumah tangga yang baru jam berdoa tidak dihargai. Mempelai dan pengantin pria telah sama-sama memilih dan membuang Yesus. {LYL 89.2} SPM 87.2
Pada awalnya orang yang tidak percaya mungkin tidak menunjukkan pertentangan dalam hubungan yang baru itu, tetapi saat topic dari kebenaran Alkitab dihadirkan untuk perhatian dan pertimbangan, seketika itu juga perasaan itu bangkit: “Kamu telah menikahiku, mengetahui apa adanya aku, aku tidak mau diganggu. Semenjak itu ketahuilah bahwa percakapan mengenai pandangan spesialmu adalah dilarang!” Kalau orang percaya akan menyatakan kesungguhan spesial dalam imannya, itu mungkin akan menjadi sebuah ketidakbaikan terhadap dia yang tidak mempunyai ketertarikan dalam pengalaman kekristenan. {LYL 89.3} SPM 87.3
Biarlah mereka yang merencanakan untuk menikah, menimbang setiap sentimen dan mengamati setiap perkembangan karakter dalam diri orang yang mereka pikir untuk menyatukan takdir hidup mereka. Biarlah setiap langkah menuju sebuah persekutuan pernikahan ditandai dengan kesederhanaan, ketulusan dan kesungguhan tujuan untuk menyenangkan dan menghormati Tuhan. Pernikahan mempengaruhi hidup keduanya di dunia ini dan di dunia yang akan datang. Seorang Kristen yang tulus tidak akan membuat rencana-rencana yang Tuhan tidak dapat setujui. {LYL 90.1} SPM 87.4