Salah satu akibat yang jahat yang timbul dari kekayaan dan yang terbesar pula ialah adanya anggapan menyatakan, bahwa bekerja dengan tangan sangat merendahkan derajat. Nabi Yehezkiel sudah berkata: “Bahwasanya inilah salah Sodom adikmu itu: jumawa dan kekenyangan makan dan alpa; selamat sentosa menjadi bahagiannya dan bahagian anak-anaknya pun, tetapi tidak dikuatkannya tangan orang papa dan miskin.” Yehezkiel 16:49. Di sini dilukiskan di hadapan kita segala buah- buah yang hebat dari kemalasan, yang melemahkan pikiran, yang merendahkan jiwa, dan memutarbalikkan pengertian, serta menjadikan satu kutuk terhadap perkara yang sebenarnya diberikan sebagai berkat. Ada laki-laki dan perempuan yang bekerja yang melihat satu perkara yang besar dan baik dalam kehidupan, dan yang mau memikul segala tanggungannya dengan percaya dan penuh pengharapan. AML 198.3
Pelajaran yang perlu tentang kerajinan yang memuaskan hati dalam segala kewajiban kehidupan masih harus dipelajari lagi oleh kebanyakan pengikut-pengikut Kristus. Bekerja buat Tuhan Allah dalam keadaan sebagai tukang perawat mesin dalam pabrik, sebagai saudagar, sebagai hakim, dan sebagai orang tani, dengan membawa alasan-alasan agama Kristen dalam pekerjaan biasa dalam kehidupan sehari-hari, menuntut lebih banyak kemurahan dan latihan tabiat yang lebih keras daripada bekerja sebagai seorang pekabar Injil yang terkenal dalam ladang yang terbuka. Membawa agama dalam tempat pekerjaan dan ke dalam kantor perusahaan, menyucikan segala perkara yang kecil-kecil dalam kehidupan sehari-hari, serta mengatur tiap-tiap perbuatan sesuai dengan ukuran dalam perkataan Allah, menuntut satu urat syaraf rohani yang kuat. Tetapi inilah yang diminta oleh Tuhan Allah. AML 199.1
Rasul Paul melihat kemalasan itu sebagai satu dosa. la sudah mempelajari pekerjaan membuat kemah baik dalam cabangnya yang tinggi maupun yang rendah, dan sepanjang waktu ia membawa kabar Injil, sering ia mengerjakan pekerjaan tersebut untuk menyediakan keperluannya setiap hari dan orang-orang lain juga. Paulus memandang waktu yang digunakan dengan demikian tidaklah disia-siakan. Sementara ia bekerja, rasul itu mendapat kesempatan bergaul dengan segolongan orang-orang, yang tidak bisa didekati dengan jalan lain. la menunjukkan kepada teman sekerjanya, bahwa kemahiran dalam sesuatu pekerjaan kerajinan tangan adalah satu karunia Allah. Diajarkannya bahwa dalam pekerjaan tiap-tiap hari juga kita harus memuliakan Tuhan Allah. Tangan nya yang sudah mengeras oleh sebab bekerja keras tiada mengurangkan sedikitpun daripada kuasa seruannya yang memilukan hati sebagai seorang pendeta Kristen. AML 199.2
Allah menentukan supaya semua orang harus bekerja. Hewan yang bekerja keras memenuhi maksud kelahirannya lebih baik daripada seorang pemalas. Tuhan Allah bekerja terus dengan tiada berhenti. Malaikat-malaikat juga selalu bekerja; mereka itulah hamba Tuhan Allah untuk melayani anak-anak manusia. Barang siapa yang berharap akan masuk ke dalam surga, di mana mereka tidak bekerja apa-apa akan terkecewa; karena peraturan surga tiada memberi tempat buat kesenangan orang pemalas. Tetapi bagi orang-orang yang penat dan memikul tang- gungan yang berat-berat dijanjikan perhentian. Hamba-hamba yang setia- wanlah, yang akan disambut dari pekerjaannya kepada kesukaan Tuhannya. Dia akan menanggalkan alat persenjataannya dengan bersurak kesukaan, serta melupakan keributan peperangan dalam perhentian yang mulia, yang disediakan bagi orang-orang yang sudah menang oleh palang Kristus.— Counsels to Parents, Teachers, and Students, hal. 274-280. AML 199.3