Tatkala orang-orang Efesus ditobatkan, mereka segera mengubah kebiasaan dan kelakuannya. Dengan tempelakan Roh Allah, mereka bertindak dengan segera, dan membukakan segala rahasia hobatannya. Mereka datang dan mengaku, dan menunjukkan segala perbuatannya, lalu jiwanya dipenuhi dengan murka yang suci karena mereka sudah pernah menyerahkan dirinya sedemikian rupa kepada ilmu sihir, dan sudah mengagungkan buku-buku yang berisi peraturan-peraturan yang sudah direncanakan oleh setan dan telah mengatur jalan-jalan yang memungkinkan mereka dapat menjalankan ilmu hobatan. Mereka telah memutuskan untuk tidak lagi melayani pekerjaan si jahat, lalu dibawanya buku-buku yang mahal itu dan dibakarnya di hadapan orang banyak. Begitulah mereka menyatakan kesungguhannya bertobat kepada Allah. . . . AML 256.1
Buku-buku orang Efesus yang sudah dibakar waktu mereka bertobat kepada Injil, mulanya amat disukai oleh mereka itu, dan membiarkan buku-buku sihir itu menguasai angan-angan hatinya dan memimpin pikirannya. Sebenarnya mereka bisa juga menjual buku-buku itu, tetapi dengan bertindak demikian berarti kejahatan itu akan dikekalkan. Kemudian mereka membenci rahasia-rahasia setan, ilmu-ilmu gaib tersebut, lalu mereka merasa benci terhadap pengetahuan yang diperolehnya daripadanya. Saya mau bertanya kepada orang-orang muda yang sudah mengadakan hubungan dengan kebenaran: Sudahkah engkau membakar buku-buku gaibmu? AML 256.2