Apabila selera untuk membaca buku-buku sensasi. itu dirangsang dan berakar, maka perasaanpun diharu-birukan, dan rasanya pikiran kurang senang kecuali makanan yang seperti ini terus menerus diberikan, makanan yang tidak sehat itu. Saya sudah melihat gadis-gadis yang mengaku pengikut Kristus, yang betul-betul merasa tidak senang kalau mereka tidak mempunyai buku cerita baru atau surat kabar yang memuat cerita. Pikiran yang candu terhadap rangsangan sama seperti pemabuk yang candu kepada minuman yang memabukkan. Orang-orang muda ini tidak menunjukkan roh perbaktian; tidak ada terang surga dipancarkan pada teman-temannya untuk memimpin mereka itu kepada pancaran pengetahuan. Mereka tidak mempunyai pengalaman yang dalam soal agama. Seandainya bacaan yang semacam itu tidak ada di hadapannya, boleh jadi juga masih ada harapan mereka dapat diperbaiki; tetapi mereka ketagihan dan ingin mendapatnya. AML 260.5
Saya merasa sedih melihat orang-orang muda lelaki maupun perempuan merusakkan hidupnya yang berfaedah dengan cara yang demikian, sehingga mereka gagal untuk memperoleh pengalaman yang akan menyediakan mereka untuk pergaulan kehidupan kekal di dalam surga. Nama yang tepat untuk mereka hanyalah yang “memabokkan pikiran.” AML 261.1
Kebiasaan membaca yang kelewat batas, memasukkan pengaruh yang merusakkan otak serupa dengan keterlaluan dalam soal makan dan minum. AML 261.2