Lagu puji-pujian itulah suasana surga; dan bilamana terjadi persentuhan antara surga dengan dunia maka terjadilah musik dan nyanyian,—“lagu pujian dengan irama yang merdu.” Di atas dunia yang baru dijadikan itu, yang terletak elok dan tidak bercela, di bawah senyuman Allah, maka “segala bintang fajar menyanyi ramai-ramai dan segala anak Allah pun bersurak-surak.” Begitulah hati manusia yang berpihak pada surga menyambut kemurahan Allah dengan lagu puji-pujian. Banyak kejadian-kejadian dalam sejarah manusia sudah dihubungkan dengan nyanyian. . . . AML 270.1