Pikiran hendak kawin rupanya mempunyai kuasa yang berisi obat sihir ke atas pikiran sekian banyak orang-orang muda. Dua orang berkenalan satu sama lain; mereka kegila-gilaan satu sama yang lain, dan pikirannya tertumpu ke sana saja. Pikiran dibutakan, dan pertimbangan dibuangkan begitu saja. Mereka tidak mau dinasihati dan tak mau diawasi, melainkan didesaknya supaya kemauannya itu dituruti dengan tidak mempedulikan apa akibatnya kelak. AML 428.2
Seperti bela sampar, atau penyakit menular, yang bergerak dengan cepat, begitulah hal kegila-gilaan yang menawan mereka itu; dan rupanya tidak ada satu perkara yang dapat disebutkan sebagai penahan keadaan itu. Boleh jadi ada juga orang di sekeliling mereka itu yang sadar, bahwa, kalau kiranya kedua belah pihak yang bersangkutan itu disatukan dalam perkawinan, hal itu akan mendatangkan kesengsaraan seumur hidup. Tetapi seruan dan nasihat yang sudah diberikan sia-sia saja. Barangkali karena perkawinan yang serupa itu, seseorang yang tadinya berguna dan Tuhan mau memberkati dalam pekerjaanNya akan dilumpuhkan dan dibinasakan; tetapi pertimbangan pikiran dan bujukan sama-sama tidak diperhatikan. AML 428.3
Sesuatu yang dapat dinyatakan oleh laki-laki dan perempuan yang sudah berpengalaman ternyata tidak mendatangkan hasil suatu apa; tak berkuasa mengubah putusan yang sudah diambil oleh mereka atas keinginan hatinya. Mereka tidak lagi mempunyai perhatian dalam doa, dan di dalam sesuatu yang ada hubungannya dengan agama. Mereka itu semata-mata gila kepada satu sama lain, dan segala kewajiban hidup dilalaikan, seolah-olah hal yang demikian itu adalah perkara- perkara kecil saja. Dari malam ke malam, orang-orang muda tersebut selalu bersama sampai jauh tengah malam—membicarakan soal yang penting dan berguna?—Sama sekali tidak. Sebaliknya pokok pembicaraan ialah perkara-perkara sia-sia yang sama sekali tidak penting. AML 429.1