Go to full page →

PASAL 27 - KEMENANGAN DITENTUKAN AML 96

Masih sedikit sekali apa yang kita tahu tentang kekuatan yang kelak menjadi milik kita kalau kita mau berhubungan dengan sumber segala kekuatan itu. Kita jatuh ke dalam dosa berulang-ulang, dan menyangka bahwa hal itu sudahlah sewajarnya. Kita berpegang teguh kepada segala kelemahan kita seolah-olah semuanya merupakan hal-hal yang patut disombongkan. Kristus memberitahukan kepada kita bahwa kita mesti teguh dan tabah serta bijaksana jikalau kita mau menang. Dia telah menanggung segala dosa kita dalam tubuhNya di atas kayu salib; dan dengan kuasa yang Dia berikan kepada kita, kita dapat melawan keduniawian, keinginan tubuh dan si iblis. Jadi, janganlah kita membicarakan kelemahan kita dan kekurang cakapan, melainkan dari hal Kristus dan kekuatanNya. Kalau kita bicara tentang kekuatan setan, musuh akan mengikatkan kuasanya tebih teguh atas kita. Kalau kita bicara tentang Kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa, musuh itu pun akan terusir. Sementara kita menghampiri Tuhan, Dia juga menghampiri kita. . . . AML 96.1

Banyak dari antara kita lalai dalam menggunakan segala kesempatan. Kita mengadakan usaha yang lemah dengan maksud melakukan yang baik, dan kemudian balik lagi kepada kehidupan kita yang lama yang penuh dosa. Jikalau kita masuk ke dalam kerajaan Allah, kita mesti masuk dengan tabiat yang sempurna, tanpa cela atau bernoda dan sebagainya. Setan bekerja dengan giat sekati sementara kita menghampiri akhir zaman ini. Dia memasang jaringnya, dengan tidak kita ketahui, supaya dia boleh memiliki segala jalan pikiran kita. Dalam segala cara dia mencoba menandingi kemuliaan Allah dari jiwa. Terserahlah kepada kita untuk memilih apakah dia yang akan memerintahkan hati dan pikiran kita, ataukah kita akan mendapat satu tempat dalam dunia baru, yaitu berhak atas tanah pusaka Ibrahim. AML 96.2

Kuasa Allah yang digabungkan dengan usaha manusia, membawa satu kemenangan yang luar biasa mulianya bagi kita. Apakah kita tidak akan menghargai ini? Segala kekayaan surga sudah diberikan pada kita dalam Kristus. Tuhan Allah tidak mau segala persekutuan dengan kejahatan sementara berkata Dia masih bisa melakukan lebih daripada yang sudah dibuatNya. Segala dunia yang telah dijadikanNya, malaikat- malaikat yang di surga, bisa menyaksikan bahwa Dia tidak bisa berbuat lebih lagi dari apa yang sudah dilakukanNya. Tuhan Allah mempunyai persediaan kekuatan tentang yang tiada kita ketahui, dan dari persediaan ini Dia akan memberikan keperluan kita bilamana diperlukan. Tetapi segala usaha kita haruslah selalu digabungkan dengan usaha surga. Budi kita, kuasa pengertian kita, segala kekuatan kita, mesti dikerahkan. . . . Jikalau kita mau bangkit hendak menghadapi segala keadaan yang genting, dan melengkapkan diri sebagai laki-laki yang sedang menunggu-nunggu Tuhannya; jikalau kita mau bekerja untuk mengalahkan segala kelemahan tabiat kita, Allah akan memberikan pada kita terang dan kekuatan serta pertolongan yang bertambah-tambah.— The Youth’s Instructor, 4 Januari 1900. AML 96.3