Go to full page →

Kedermawanan Hati Tanpa Kedalaman Prinsip NP 117

Pendeta mungkin disenangi oleh beberapa orang kaya, dan mungkin mereka sangat dermawan kepadanya; hal ini sangat menyenangkan hati pendeta, dan orang kaya ini dipuji karena kedermawanan hatinya. Namanya mungkin ditonjolkan dalam surat-surat selebaran, namun penyumbang yang dermawan itu mungkin sama sekali tidak layak mendapat pujian. NP 117.3

Kedermawanan hatinya tidak timbul dari suatu prinsip yang dalam dan hidup untuk berbuat baik dengan uangnya guna memajukan pekerjaan Al-lah sebab ia menghargainya, tetapi karena itikad kepentingan diri, suatu kerinduan untuk dianggap orang dermawan. Mungkin ia memberi karena dorongan perasaan, tetapi kedermawanan hatinya tidak mempunyai keda-laman prinsip. Hatinya mungkin tergerak karena mendengar kebenaran yang menggugah hati, hingga dapat membuat ia membuka dompetnya; namun, sesungguhnya, kedermawanan hatinya tidak mempunyai itikad yang lebih dalam. Ia memberi tanpa sistim, dompetnya dibuka secara tak teratur. Ia tidak layak mendapat pujian, karena ia masih tergolong orang yang kikir.... NP 117.4

Hal yang semacam itu akhirnya akan timbul dari suatu penipuan diri yang sangat hebat. Mereka yang memuji kedermawanan orang-orang yang memberi secara tak teratur itu, menolong Setan untuk menipu mereka dan membuat mereka berpikir bahwa mereka sangat dermawan dan sangat berkorban, padahal mereka tidak mengenal prinsip kedermawanan hati atau pengorbanan diri. IT 475, 476 NP 118.1