Go to full page →

4. — Azas-Azas Kristus Dan Setan Yang Bertentangan NP 21

Umat manusia merupakan satu keluarga yang besar,—keluarga Allah. Khalik telah menetapkan agar mereka saling menghargai dan saling mengasihi, dan selalu menyatakan perhatian yang suci dan tidak mementingkan diri untuk kepentingan satu sama lain. Tetapi tujuan setan adalah untuk membawa manusia kepada kepentingan dirinya lebih dulu; dan dengan menyerahkan diri mereka untuk dikendalikannya mereka telah memper-kembangkan suatu sifat cinta diri yang telah mengisi dunia ini dengan penderitaan dan perbantahan, membuat manusia saling bertentangan satu dengan yang lain. NP 21.1

Sifat mementingkan diri merupakan inti kerusakan akhlak, dan oleh karena manusia telah menyerah kepada kuasanya sikap tidak setia kepada Allah kini terlihat di dunia dewasa ini. Bangsa-bangsa, keluarga-keluarga, pribadi-pribadi mengidap suatu keinginan untuk menjadikan diri pusat segala sesuatu. . . . NP 21.2

Sifat mementingkan diri itu telah menyebabkan perpecahan di dalam gereja, memenuhi gereja itu dengan cita-cita yang tidak suci. . . . Sifat cinta diri merusak sifat keserupaan dengan Kristus dan mengisi manusia dengan cinta diri. Sifat ini membawa perpisahan yang terus menerus dari kebenaran. Kristus berkata, “Hendaklah kamu jadi sempurna seperti Bapamu yang di sorga sempurna adanya.” Tetapi cinta diri itu buta terhadap kesempurnaan yang dituntut Allah. . . . R & H, 25 Juni 1908 NP 21.3