Yesus dan Kota Suci Turun ke Bumi—Pada akhir seribu tahun, Yesus, Raja Kemuliaan, turun dari Kota Suci, berpakaian terang seperti kilat, di atas Bukit Zaitun—gunung yang sama dari mana Ia naik setelah kebangkitan-Nya. Ketika kaki-Nya menyentuh gunung, bagian itu hancur, dan menjadi dataran yang sangat be-sar, yang dipersiapkan untuk penerimaan Kota Suci yang merupakan surga Allah, Taman Eden, yang diangkat setelah pelanggaran manusia. Sekarang turunlah kota itu, dihiasi kemuliaan, dan lebih indah daripada saat dikeluarkan dari bumi. Kota Allah turun dan menetap di atas dataran yang besar sekali yang sudah dipersiapkan.— Spiritual Gifts, jld. 3, hlm. 83, 84. Sg 139.1
Yesus turun ke atas gunung yang besar dan kuat, yang, segera setelah kaki-Nya menyentuh gunung itu, bagian itu hancur dan menjadi dataran yang luar biasa. Kemudian kami melihat ke atas dan melihat Kota yang besar dan indah, dengan dua belas fondasi, dua belas gerbang, tiga di setiap sisi, dan seorang malaikat di setiap gerbang. Kami berteriak, Kota itu! Kota yang agung! Kota itu turun dari Allah yang di surga! Dan kota itu turun dalam segala kemegahannya, dan kemuliaan Yang memesona, dan menetap di dataran yang besar sekali yang telah dipersiapkan Yesus untuk kota itu .— Spiritual Gifts, jld. 1, hlm. 213. Sg 139.2
Tanda-tanda Kutukan Dosa Terlihat dalam diri Orang-orang Jahat yang Dibangkitkan — Kemudian Yesus dalam kebesaran yang mengerikan dan menakutkan memanggil orang-orang jahat yang mati; dan sementara mereka bangkit dengan tubuh lemah, sakit-sakitan yang sama pada waktu masuk ke dalam kuburan, sungguh sebuah pertunjukkan yang besar! Sungguh sebuah pemandangan! Pada saat kebangkitan pertama, semua bangkit dengan tubuh yang baka; tetapi pada kebangkitan yang kedua, tanda-tanda kutukan itu tampak pada semua orang.— Spiritual Gifts, jld. 1, hlm. 214. Sg 139.3
Perjuangan Terakhir — Sekarang Setan bersiap-siap untuk peperangan besar terakhir untuk memperebutkan supremasi. Sementara kekuasaannya dilucuti, dan dipisahkan dari pekerjaan penipuannya, raja kejahatan itu merasa sedih dan murung, tetapi ketika orang-orang fasik yang mati dibangkitkan, dan ia melihat begitu banyak orang ada di pihaknya, maka harapannya timbul kembali, dan ia memutuskan untuk tidak menyerah dalam pertikaian besar itu. Ia menyusun pasukan dari orang-orang jahat di bawah panjipanjinya, dan melalui mereka berusaha untuk melaksanakan rencananya. Sg 140.1
Orang-orang fasik adalah orang-orang tawanan Setan. Pada waktu mereka menolak Kristus, mereka telah menerima pemerintahan pemimpin pemberontakan. Mereka siap untuk menerima gagasan-gagasannya dan melakukan perintahnya. Namun, adalah benar dengan kelicikannya yang mula-mula, ia tidak mengakui bahwa dirinya sendiri adalah Setan. Ia menye-but dirinya raja yang berhak memiliki dunia ini, yang warisannya telah dirampas secara tidak sah darinya. Ia menyatakan dirinya sebagai penebus kepada orang-orang yang ditipunya, dan meyakinkan mereka bahwa kuasanyalah yang telah membangkitkan mereka dari kubur mereka, dan bahwa sudah hampir tiba saatnya ia menyelamatkan mereka dari kelaliman yang sangat ke-jam. Sg 140.2
Hadirat Kristus telah ditarik, Setan mengadakan mukjizat-mukjizat untuk mendukung tuntutannya. Ia menguatkan yang lemah, dan mengilhami semua orang dengan roh dan kekuatannya. Ia mengajukan dirinya untuk memimpin perlawanan melawan kemah orang-orang kudus, dan merebut Kota Allah.— Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 700, 701. Sg 141.1
Setan dan Pengikut-Nya Berbaris Melawan Kota Suci—Akhirnya perintah untuk maju diberikan, dan pasukan yang tak terhitung banyaknya itu bergerak maju,—suatu pasukan tentara yang belum pernah dikerahkan oleh para penakluk duniawi mana pun, seperti pasukan gabungan segala zaman, sejak mulai ada peperangan di dunia ini belum ada tandingannya. Setan, prajurit pejuang yang paling perkasa, memimpin di depan, dan malaikat-malaikatnya mempersatukan ke-kuatan mereka untuk perjuangan terakhir ini. Raja-raja dan para prajurit pejuang berada dalam barisannya, dan orang banyak mengikuti dalam kelompok-kelompok yang banyak, masing-masing di bawah pimpinan yang telah ditunjuk. Dengan ketepatan militer, barisan-barisan yang rapat itu maju melalui permukaan bumi yang berlubang-lubang dan tidak rata menuju Kota Allah. Atas perintah Yesus pintu gerbang kota Yerusalem Baru ditutup, dan tentara Setan mengelilingi dan mengepung kota itu, dan bersiap untuk penyerangan. —Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 702. Sg 141.2
Penobatan Terakhir Kristus Berlangsung di Hadapan Seluruh Alam Semesta—Sekarang Kristus kembali muncul pada pandangan musuh- musuh-Nya. Jauh di atas kota, di atas fondasi emas yang mengilap, ada sebuat takhta, tinggi dan terangkat. Di atas takhta ini duduk Anak Allah, dan di sekeliling-Nya adalah warga kerajaan-Nya. Tidak ada bahasa yang bisa menggambarkan kekuasaan dan keagungan Kristus, tidak ada pena yang bisa melukiskan. Kemuliaan Bapa yang Kekal meliputi Anak-Nya. Kecemerlangan hadirat-Nya memenuhi Kota Allah, dan mengalir keluar melewati gerbang, membanjiri seluruh bumi dengan pancarannya. Sg 141.3
Paling dekat dengan takhta adalah orangorang yang dahulu pernah giat dalam pekerjaan setan, tapi seperti puntung yang telah ditarik dari api, telah mengikuti Juruselamat mereka dengan pengabdian yang dalam dan kesetiaan yang kuat. Berikutnya adalah mereka yang menyempurnakan karakter Kristen di tengah-tengah kepalsuan dan ketidaksetiaan, mereka yang menghormati hukum Tuhan ketika semua orang Kristen di seluruh dunia menyatakan itu tidak berguna, dan jutaan, dari segala usia, yang menjadi martir karena iman mereka. Dan lebih dari itu ada “suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,” “berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.” Peperangan mereka telah berakhir, mereka telah mendapatkan kemenangan. Mereka telah berlari dalam perlombaan dan telah mendapatkan hadiah. Daun-daun palem di tangan mereka adalah simbol kemenangan mereka, jubah putih melambangkan kebenaran Kristus tanpa noda yang sekarang menjadi milik mereka. Sg 142.1
Umat tebusan menaikan nyanyian pujian yang bergema dan berkumandang di seluruh lengkungan Surga, “Keselamatan bagi Allah kita yang duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba.” Dan malaikat serta serafim menyatukan suara mereka dalam pemujaan. Sebagaimana orang-orang yang ditebus telah merasakan kuasa dan kejahatan setan, mereka sekarang telah melihat, seperti tidak pernah dilihat sebelumnya, bahwa tidak ada kuasa selain dari Kristus yang dapat menjadikan mereka para pemenang. Dari semua orang banyak yang bersinar itu tidak ada yang menganggap keselamatan itu bersumber dari diri mereka sendiri, seolah-olah mereka telah menang oleh kekuatan dan kebaikan mereka sendiri. Tidak ada yang berkata-kata tentang apa yang telah mereka lakukan atau derita; tetapi pokok dari setiap nyanyian, inti sari dari setiap kid-ung, adalah, Keselamatan bagi Allah kita dan bagi Anak Domba. Sg 142.2
Di hadapan penghuni bumi dan Surga yang berkumpul berlangsung penobatan akhir dari Anak Allah.— The Spirit of Prophecy, jld. 4, hlm. 479, 480. Sg 143.1
Orang-orang Jahat di Pengadilan Keputusan Allah—Dan sekarang dengan diselubungi ke-agungan dan kuasa yang mahabesar, Raja atas segala raja mengumumkan keputusan hukuman atas pemberontak-pemberontak terhadap pemerintahan-Nya, dan melaksanakan keadilan ke atas mereka yang melanggar hukum-Nya dan menindas umat-Nya. Nabi Allah berkata, “Dan aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang tertulis di dalam kitab-kitab itu” Wahyu 20:11, 12. Sg 143.2
Segera setelah buku-buku catatan dibuka, dan mata Yesus memandang orang-orang fasik, maka mereka pun sadarlah atas setiap dosa yang pernah mereka lakukan. Mereka melihat langkah kaki mereka menyimpang dari jalan kemurnian dan kesucian, seberapa jauh kesombongan dan pemberontakan telah membawa mereka melanggar hukum Allah. Penggodaan-penggodaan yang sangat memikat yang didorong oleh pemanjaan dosa, pemutarbalikan berkat-berkat, menghinakan para juru kabar Allah, menolak amaran-amaran, memukul mundur gelombang kemurahan melalui kedegilan dan hati yang tidak bertobat,— semuanya tampak seolah-olah dituliskan dengan huruf-huruf api!... Sg 144.1
Segenap dunia yang jahat ini berdiri menghadap pengadilan Allah, dalam tuduhan pengkhianatan besar terhadap pemerintahan surga. Tak seorang pun yang membela mereka; tiada maaf bagi mereka; dan keputusan hukuman mati yang kekal telah dinyatakan bagi mereka. Sg 144.2
Sekarang nyatalah bagi semua orang bahwa upah dosa bukanlah kebebasan agung dan kehi-dupan yang kekal, tetapi perhambaan kebinasaan dan kematian. Orangorang fasik melihat apa yang telah hilang dari mereka oleh karena kehidupan mereka yang memberontak. Bobot kemuliaan yang tak terkira dan kekal mereka remehkan pada waktu ditawarkan kepada mereka, tetapi sekarang betapa hal itu sangat diperlukan. “Semua ini,” teriak jiwa yang hilang itu, “sebenarnya bisa saya miliki, tetapi saya memilih untuk menjauhkan hal-hal ini dari saya. Oh, betapa suatu penyesalan yang me-nyedihkan! Saya telah menukarkan kedamaian, kebahagiaan dan kehormatan dengan kemalangan, kehinaan dan keputusasaan.” Semua mereka melihat bahwa tindakan untuk tidak mengizinkan mereka masuk ke surga adalah adil. Melalui kehi-dupan mereka, mereka telah menyatakan, “Kita tidak mau [Yesus] ini memerintah kita.”— Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 703, 704, 706. Sg 144.3
Setan Menyadari Dia telah Mengucilkan Diri dari Surga—Setan melihat bahwa pemberontakan sukarelanya membuat ia tidak layak lagi masuk surga. Ia telah menggunakan segenap kekuatannya untuk berperang melawan Allah. Baginya kemurnian, perdamaian dan keharmonisan surga adalah siksaan yang paling berat. Tuduhan-tuduhannya terhadap kemurahan dan keadilan Allah sekarang dibungkam. Celaan yang ditujukan kepada Yahwe seluruhnya ditimpakan kepadanya. Dan sekarang Setan tertunduk, dan mengakui keadilan hukumannya. — Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 708. Sg 145.1
Orang Jahat Mengakui Keadilan Tuhan—Seolah terpesona, orang jahat memandang peno-batan Anak Allah. Mereka melihat di tangan-Nya dua loh batu hukum Ilahi itu, peraturan yang telah mereka tolak dan langgar. Mereka menyaksikan ledakan kekaguman, kegirangan, dan kasih sejati dari orang-orang yang diselamatkan; dan adanya gelombang melodi menyapu orang banyak di luar kota itu, semua dengan satu suara berseru, “Besar dan ajaiblah segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalanMu, ya Raja segala bangsa”; dan, mereka bersujud, menyembah Raja Kehidupan.— The Spirit of Prophecy, jld. 4, hlm. 484. Sg 145.2
Tuhan Dipercaya oleh Seluruh Alam Semesta — Setiap pertanyaan mengenai kebenaran dan kesalahan dalam pertikaian yang sudah berlangsung lama itu sekarang telah dibuat jelas. Akibat-akibat dari pemberontakan, buah-buah dari mengesampingkan undang-undang Ilahi telah dibukakan kepada pemandangan semua makhluk ciptaan. Akibat dari pemerintahan Setan yang sangat bertentangan dengan pemerintahan Allah, telah dihadapkan ke seluruh alam semesta ini. Pekerjaan-pekerjaan Setan sendiri telah mempersalahkan dia. Hikmat Allah, keadilanNya dan kebaikan-Nya terbukti kebenarannya. Terlihat bahwa semua tindakan-Nya dalam pertikaian besar itu telah dilakukan dengan memperhatikan kebaikan kekal umat-Nya, dan untuk kebaikan segenap dunia yang telah diciptakanNya. “Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau” Mazmur 145:10. Sg 145.3
Sejarah dosa akan tetap ada selama-lamanya sebagai suatu kesaksian bahwa dengan adanya hukum Allah terikatlah kebahagiaan segala makhluk yang telah diciptakan-Nya. Dengan memandang semua fakta pertikaian besar itu, seluruh jagat raya ini, baik yang setia maupun yang memberontak, dengan satu suara berseru, “Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa.” — Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 708, 709. Sg 146.1
Orang Jahat Berpaling Melawan Setan—Meskipun Setan telah terdesak untuk mengakui keadilan Allah, dan tunduk kepada supremasi Kristus, tetapi tabiatnya tetap tidak berubah. Roh pemberontakannya bagaikan air bah yang ganas, muncul kembali. Dipenuhi dengan luapan perasaan yang berlebihan, ia bertekad untuk tidak menyerah dalam pertikaian yang besar ini. Waktunya telah tiba untuk berperang habishabisan melawan Raja surga. Ia segera menuju ke tengah-tengah para pengikutnya, dan berusaha untuk mengilhami mereka dengan kemarahannya sendiri, dan membangkitkan mereka untuk segera berperang. Tetapi dari semua yang berjuta-juta tak terhitung banyaknya itu, yang telah dipikatnya untuk ikut pemberontakannya, sekarang tak seorang pun yang mau mengakui supremasinya. Kekuasaannya telah berakhir. Orang fasik telah dipenuhi oleh kebencian yang sama seperti yang dilhami Setan kepada Allah. Tetapi mereka melihat bahwa keadaan mereka tidak ada harapan, sehingga mereka tidak mungkin dapat mengalahkan Yahwe. Kemarahan mereka kepada Setan disulut, dan kepada mereka yang telah menjadi agen-agennya dalam penipuan. Dengan amarah Iblis-Iblis mereka berbalik melawan agen-agennya, dan menyusul suatu adegan perselisihan yang universal. — The Spirit of Prophecy, jld. 4, hlm. 487. Sg 146.2
Pekerjaan Setan yang Membinasakan Selamanya Berakhir — Orang fasik menerima ganjarannya di dunia ini. Amsal 11: 31. Mereka “menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang akan datang itu, firman Tuhan semesta alam” Maleakhi 4: 1. Sebagian dibinasakan dalam waktu seketika, sementara yang lain menderita beberapa hari. Semuanya dihukum “menurut perbuatan mereka.” Dengan dipindahkannya dosa-dosa orang-orang benar kepada Setan, ia dibuat menderita bukan hanya karena pemberontakannya, tetapi semua dosa-dosa yang telah dilakukan oleh umat Allah oleh sebab dia. Hukumannya akan jauh lebih berat daripada mereka yang telah ditipunya. Setelah semua binasa, yaitu mereka yang telah jatuh oleh karena penipuannya, ia masih harus hidup dan terus menderita. Orang fasik akhirnya binasa di dalam nyala api yang menghanguskan, baik akarnya maupun cabangnya — Setan adalah akarnya, pengikutpengikutnya adalah cabangnya. Hukuman sepenuhnya dari hukum Allah telah dilaksanakan; tuntutan keadilan telah dipenuhi; dan surga dan bumi, sambil memandang, menyatakan kebenaran Yahwe. Sg 147.1
Pekerjaan Setan yang membinasakan telah berakhir selamanya. Selama 6.000 tahun ia telah melakukan kehendaknya, memenuhi dunia dengan malapetaka dan mendatangkan dukacita di seluruh alam semesta. Seluruh ciptaan telah mengerang dan menderita kesakitan bersama-sama. Sekarang makhluk-makhluk Allah terbebas dari hadiratnya dan godaannya selama-lamanya. “Segenap bumi sudah aman dan tenteram; orang bergembira dengan sorak-sorai” Yesaya 14: 7. Dan suatu pekik-sorak pujian dan kemenangan naik dari seluruh alam semesta yang setia. “Suara himpunan besar orang banyak,” “bagaikan desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, terdengar berkata, “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja” Wahyu 19: 6.— Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 710, 711. Sg 148.1
Kemurahan Hati yang Mengerikan—Adalah dalam kemurahan kepada alam semesta ini se-hingga pada akhirnya Allah akan membinasakan penolak-penolak kasih karunia-Nya. Sg 148.2
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus” Roma 6: 23. Sementara kehidupan adalah warisan orang yang benar, kematian adalah bagian dari orang jahat. Musa mengatakan kepada orang Israel, “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan” Ulangan 30: 15. Kematian yang disebutkan dalam ayat-ayat ini bukanlah yang diumumkan kepada Adam, karena seluruh umat manusia menderita hukuman pelanggarannya. Adalah “kematian yang kedua” yang ditempatkan sebagai lawan dari kehidupan yang kekal.... Sg 148.3
Demikianlah akhirnya dosa, bersama semua kesusahan dan kerusakan yang telah ditim-bulkannya. Pemazmur berkata, “Engkau telah menghardik bangsa-bangsa, telah membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya; musuh telah habis binasa, menjadi timbunan puing senantiasa” Mazmur 9:6, 7. Yohanes di dalam Wahyu, sambil menantikan negeri yang kekal, mendengar nyanyian pujian semesta yang tidak terganggu oleh satu pun nada sumbang. Setiap makhluk di surga dan di dunia terdengar memuliakan Allah. Wahyu 5:13. Tidak ada hujatan kepada Allah dari jiwa-jiwa yang hilang, sementara mereka menggeliat-geliat di dalam siksaan yang tiada akhir. Tidak ada makhluk-makhluk di dalam neraka yang menggabungkan teriakanteriakan mereka dengan nyanyian orang-orang yang diselamatkan,— Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 571, 572. Sg 149.1
Bumi Dibersihkan oleh Api—Sementara bumi dibungkus oleh api kebinasaan, orangorang benar tinggal di dalam kota suci itu dengan aman. Kematian yang kedua tidak berkuasa ke atas mereka yang bangkit pada kebangkitan yang pertama. Sementara kepada orang fasik Allah itu adalah api yang menghanguskan, kepada umatNya Ia adalah matahari dan perisai. Wahyu 20: 6, Mazmur 84: 12. Sg 149.2
“Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi” Wahyu 21:1. Api yang menghanguskan orang fasik itu membersihkan bumi ini. Semua bekas kutuk telah dihapuskan. Tidak ada neraka yang menyala selamanya di hadapan umat yang ditebus itu sebagai akibat yang mengerikan dari dosa.— Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 711. Sg 149.3
Hanya Satu Bekas Dosa yang Tersisa—Satusatunya peringatan yang masih tinggal ialah: Penebus kita akan terus menyandang bekasbekas penyaliban-Nya. Hanya di kepala-Nya, di rusuk-Nya, di tangan dan kaki-Nya saja terdapat bekas-bekas kekejaman yang disebabkan oleh dosa. Nabi berkata sambil memandang Kristus dalam kemuliaan-Nya, “Ada kilauan seperti cahaya, sinar cahaya dari sisi-Nya dan di situlah terselubung kekuatan-Nya” Habakuk 3:4. Rusuk yang tertikam, dari mana mengalir cairan berwarna merah yang memperdamaikan manusia kepada Allah—itulah kemuliaan Juruselamat, di situlah “terselubung kekuatan-Nya.” “Berkuasa untuk menyelamatkan,” melalui korban penebusan, itulah sebabnya Ia sanggup untuk menjalankan keadilan ke atas mereka yang membenci kemurahan Allah. Dan tanda-tanda kehinaanNya adalah kehormatan-Nya yang tertinggi. Luka-luka Golgota akan menunjukkan pujianNya dan menyatakan kuasa-Nya selama-lamanya.— Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 712. Sg 150.1