” Berusaha . . . bekerja dengan tanganmu. ”
Pada masa penciptaan dunia, mengerjakan sesuatu telah ditetapkan sebagai satu berkat. Bekerja dimaksudkan untuk perkembangan, daya dan kebahagiaan. Perubahan keadaan dunia dengan perantaraan kutuk dosa telah membawa perubahan dalam hal bekerja; dan meskipun kini disertai dengan kekhawatiran, kelelahan, dan rasa sakit, namun masih tetap merupakan sumber kebahagiaan dan pertumbuhan. Dan bekerja merupakan satu benteng terhadap pencobaan. Disiplin bekerja mencegah pemanjaan diri sendiri, dan meningkatkan kerajinan, kemuliaan dan keteguhan. Demikianlah bekerja itu menjadi bagian dari rencana Allah yang besar untuk memulihkan kita dari kejatuhan kita ke dalam dosa. Pd 164.1
Orang-orang muda harus dituntun untuk melihat keluhuran sejati dari bekerja. Tunjukkanlah kepada mereka bahwa Allah senantiasa bekerja. Segala sesuatu di alam ini tetap bekerja. Segala makhluk kejadian bekerja, dan supaya memenuhi tugas kita, kita juga harus aktif bekerja. Pd 164.2
Dalam pekerjaan, kita harus menjadi pekerja bersama-sama dengan Allah. Ia mengaruniakan kita dunia ini dan segala harta yang terdapat di dalamnya; akan tetapi kita harus memanfaatkannya demi kegunaan dan kebahagiaan kita. Ia membuat pohon-pohon bertumbuh; sehingga kita mendapat kayu dan dapat membangun rumah. Ia telah menanam dalam dunia ini emas dan perak, besi dan batu bara; akan tetapi kita dapat memperolehnya hanya melalui kerja keras Pd 164.3
Tunjukkanlah, bahwa sementara Allah menciptakan dan terus-menerus mengendalikan segala sesuatu, namun Ia telah mengaruniakan kita kuasa yang sama sekali berbeda-beda. Kepada kita telah dikaruniakan kesempatan mengendalikan tenaga-tenaga alam. Sebagaimana Allah menjadikan dunia ini dalam keindahannya dari kekacauan, demikianlah kita dapat menmendatangkan ketertiban dan keindahan dari kekacauan. Dan meskipun segala sesuatu kini sudah mengalami kerusakan, namun kita merasa gembira pada tugas yang kita lakukan sampai selesai, dan sementara Ia melihat dunia yang indah itu, Ia berkata “alangkah baiknya.” Pd 165.1
Sebagai satu peraturan, gerak badan yang sangat menguntungkan terhadap orang-orang muda akan didapati dalam pekerjaan yang sangat berguna. Anak kecil memperoleh hiburan dan perkembangan sementara ia bermain; dan olah raga yang akan dilakukannya harus membantu, bukan saja perkembangan fisik, tetapi juga mental dan rohani. Untuk memperoleh kekuatan dan kecerdasan, maka rekreasi yang terbaik akan diperoleh dengan usaha yang berguna. Olah raga yang mendidik tangan untuk menolong, dan mengajar anak-anak muda memikul beban hidup, adalah merupakan cara yang paling efektif memperkembang pertumbuhan pikiran dan tabiat. Pd 165.2
Orang-orang muda perlu diajar bahwa hidup berarti bekerja sungguh-sungguh bertanggung jawab dan waspada. Mereka memerlukan pendidikan yang akan membuat mereka menjadi orang-orang—pria dan wanita yang praktis, yang dapat menghadapi kejadian-kejadian yang tidak disangka-sangka. Mereka harus diajar bahwa disiplin yang sistematis, pekerjaan yang diatur baik sangat perlu, bukan saja hanya merupakan satu benteng terhadap gejolak kehidupan dunia, akan tetapi sebagai satu pertolongan terhadap segala bentuk perkembangan. Pd 165.3
Meskipun semuanya telah diuraikan dan ditulis mengenai luhurnya bekerja, namun perasaan menyatakan bahwa bekerja itu dipandang hina. Orang-orang muda ingin menjadi guru, pegawai, saudagar, dokter, ahli hukum, atau menduduki jabatan lainnya, yang tidak memerlukan tenaga fisik. Gadis-gadis menjauhkan tugas rumah tangga dan mencari pendidikan dalam lapangan lain. Hal ini perlu diketahui bahwa tidak ada pria atau wanita yang dipandang hina kalau bekerja keras. Yang dipandang hina adalah sifat bermalas-malas dan kebergantungan diri sendiri. Kemalasan mendorong pemanjaan diri sendiri, dan akibatnya adalah kehidupan yang kosong dan kering—kesempatan mengundang pertumbuhan setiap kejahatan. “Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.” Ibr 6:7, 8. Pd 165.4
Banyak di antara cabang-cabang pelajaran yang menghabiskan waktu pelajar yang tidak penting menuju kebahagiaan dan yang berguna; tetapi perlu bagi setiap orang muda mengenal secara langsung kewajiban sehari-hari. Jika perlu, seorang gadis membutuhkan pengetahuan bahasa Prancis, aljabar, atau mungkin juga pelajaran piano; akan tetapi ia tak boleh tidak harus belajar membuat roti, menjahit pakaian yang cocok dan rapi, dan melakukan pelbagai macam kewajiban yang berkaitan dengan rumah tangga. Pd 166.1
Tidak ada yang lebih penting dari ketrampilan dan kecerdasan memasak demi kesehatan dan kebahagiaan seisi rumah tangga. Makanan yang tidak baik disediakan, yang tidak sehat merugikan terhadap orang dewasa, menghalangi pertumbuhan anak. Atau oleh menyediakan makanan yang sesuai dengan keperluan tubuh, dan juga lezat rasanya, ia dapat melakukan hal itu dalam cara yang baik, demikian pula dalam hal yang salah. Jadi, dalam banyak cara, kebahagiaan hidup erat hubungannya dengan kesetiaan dalam tugas-tugas yang biasa. Pd 166.2
Oleh karena pria dan wanita mempunyai bagian untuk membentuk rumah tangga, maka anak pria dan wanita harus mendapat pelajaran mengenai kewajiban rumah tangga. Mengatur tempat tidur, membuat kamar teratur, mencuci piring, menyediakan makanan, mencuci dan memperbaiki pakaian sendiri, adalah merupakan pendidikan yang tidak membuat seorang anak laki-laki kurang gagah; hal itu akan membuat dia lebih bahagia dan lebih berguna. Dan sebaliknya, jika anak-anak perempuan dapat belajar melengkapi dan mengendarai kuda, dan menggunakan gergaji dan palu, sebagaimana menggunakan penggaruk dan tajak, maka mereka akan lebih baik dan pantas menghadapi hal-hal darurat dalam hidup. Pd 166.3
Hendaklah anak-anak dan orang-orang muda belajar dari Kitab Suci bagaimana Allah menghormati pekerjaan sehari-hari. Biarlah mereka membaca mengenai “anak-anak para nabi” (II Raja-raja 6:1-7), murid-murid di sekolah yang membangun rumah tempat tinggal mereka, untuk mana telah terjadi sebuah mujizat guna menyelamatkan sebuah mata kapak pinjaman yang hilang. Biarlah mereka membaca tentang Yesus, tukang kayu itu, dan Paulus tukang kemah, yang bekerja keras menggunakan tangan, memadukan pelayanan tertinggi, manusia dan ilahi. Biarlah mereka membaca tentang seorang anak muda yang mempunyai lima roti yang digunakan oleh Juruselamat dalam mujizat yang ajaib untuk memberi makan orang banyak; tentang Dorkas tukang jahit itu, yang dibangkitkan dari kematian, agar ia melanjutkan pembuatan pakaian untuk orang-orang miskin; tentang wanita yang bijaksana sebagaimana dilukiskan dalam buku Amsal, yang “ mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya,” yang “ menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan,” yang “kebun anggur ditanaminya,” “dan menguatkan lengannya,” yang memberikan tangannya kepada yang tertindas; yang mengulurkan tangannya kepada yang miskin,” yang “mengawasi segala perbuatan rumah tangganya; makanan kemalasan tidak dimakannya.” Amsal 31:13, 15; 31:16, 17, 20, 27. Pd 166.4
Tentang orang demikian, Allah berkata: “Istri yang takut akan Tuhan dipuji-puji. Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang.” Amsal 31:30, 31. Pd 167.1
Rumah tangga harus menjadi sekolah yang pertama bagi setiap anak. Dan sedapat-dapatnya fasilitas pendidikan ketrampilan harus dikaitkan dengan setiap sekolah. Untuk memperoleh pendidikan demikian, sekolah harus menyediakan tempat berolah raga senam, untuk mendapat keuntungan tambahan dari disiplin yang berharga. Pd 167.2
Pendidikan ketrampilan harus mendapat lebih banyak perhatian dari pada apa yang telah dipelajari. Untuk menambah pemeliharaan pikiran yang tertinggi dan moral, sekolah-sekolah harus dibangun, dan harus melengkapinya dengan fasilitas yang terbaik untuk memperkembang fisik dan pendidikan kerajinan tangan. Petunjuk harus diberikan dalam lapangan pertanian, kerajinan tangan,—mempelajari sebanyak-banyaknya lapangan pekerjaan yang berguna,—juga urusan rumah tangga, memasak makanan yang menyehatkan, menjahit, membuat pakaian yang menyehatkan, merawat orang sakit, dan pelbagai jenis lainnya. Kebun, tempat bertukang, dan ruang-ruang perawatan harus dilengkapi, dan pekerjaan dalam setiap lapangan harus di bawah pengawasan guru-guru yang berpengalaman dan trampil. Pd 167.3
Pekerjaan harus mempunyai tujuan tertentu dan harus sungguh-sungguh. Sementara setiap orang memerlukan beberapa cabang pengetahuan ketrampilan yang berbeda, namun ia harus ahli paling sedikit pada satu lapangan. Pd 167.4
Apabila meninggalkan sekolah, setiap anak muda harus menguasai satu pengetahuan lapangan pekerjaan, agar dari pekerjaan itu ia dapat memperoleh mata pencaharian. Pd 167.5
Seringkali keberatan diajukan menentang pendidikan ketrampilan di sekolah karena memerlukan biaya yang besar. Akan tetapi tujuan yang akan dicapai adalah sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Tidak ada tugas lain yang diserahkan kepada kita yang lebih penting dari pendidikan anak-anak muda, dan segala biaya yang diperlukan untuk itu harus dikeluarkan sebaik-baiknya. Pd 167.6
Meskipun timbul masalah dari sudut pandangan biaya, namun uang pengeluaran yang diperlukan untuk pendidikan ketrampilan akan menyatakan hasil yang sebaik-baiknya. Tidak terhitung jumlahnya anak lakilaki kita akan tersingkir dari pengaruh lorong-lorong kota dan mabukmabuk; pengeluaran biaya untuk berkebun, bertukang, lebih besar faedahnya dari pada tinggal di rumah-rumah sakit dan di sekolah anak-anak nakal. Dan orang-orang muda yang terlatih bersifat rajin, dan trampil dalam lapangan pekerjaan yang berguna dan produktif-siapakah dapat menduga nilai diri mereka terhadap masyarakat dan terhadap bangsa? Pd 167.7
Sementara melepaskan diri sejenak dari kesibukan belajar, lalu melakukan pekerjaan di alam terbuka, dan menggerakkan seluruh bagian tubuh, adalah sangat menguntungkan. Tidak ada lapangan pendidikan ketrampilan yang lebih berfaedah dari pada bertani. Usaha besar harus diberikan untuk menciptakan dan mendorong minat dalam lapangan pertanian. Biarlah guru-guru menaruh perhatian terhadap apa yang dikatakan Alkitab me-ngenai pertanian: Allah merencanakan agar manusia mengerjakan tanah di bumi ini; bahwa manusia yang pertama, yang memerintah seluruh dunia dikaruniai tanah untuk dikerjakan dan dipelihara; dan banyak orang-orang besar, dunia, raja-raja terkenal yang bekerja membajak tanah membuat pertanian. Tunjukkanlah kesempatan-kesempatan dalam kehidupan demikian. Orang bijaksana berkata: “Raja sekalipun dipeliharakan dengan hasil tanah juga.” Pengkhotbah 5:8 (Terjemahan lama). Tentang orang yang mengerjakan ladang, Alkitab menerangkan, “Mengenai adat kebiasaan ia telah diajari, diberi petunjuk oleh Aliahnya.” Yesaya 28:26. Dan sekali lagi, “Siapa memelihara pohon ara akan memakan buahnya.” Amsal 27:18. Orang yang mendapat pekerjaan dalam hidupnya mengusahakan tanah akan terlepas dari pelbagai pencobaan dan menikmati keistimewaan yang tak terhitung jumlahnya dan juga berkat-berkat yang tidak dinikmati oleh mereka yang bekerja di kota-kota. Dalam zaman persaingan dagang yang amat besar masa kini, hanya sedikit orang yang menikmati begitu sungguhsungguh dan bebas melakukan tugas mengerjakan ladang pertanian. Pd 168.1
Pada kesempatan mempelajari pertanian, janganlah hanya menyampaikan teori kepada anak-anak, melainkan juga segi praktisnya. Sementara mereka belajar ilmu pengetahuan mana yang dapat mengajarkan mengenai alam dan persiapan mengerjakan tanah, guna biji-biji yang berbeda, dan metode yang terbaik untuk mendapatkan hasil, biarlah anak-anak itu menerapkan pengetahuan mereka. Biarlah para guru bekerja bersama-sama murid, dan tunjukkanlah hasil apa yang akan diperoleh dengan usaha yang rajin dan trampil. Demikianlah caranya membangkitkan minat yang sungguhsungguh, cita-cita untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya. Cita-cita semacam itu, sejalan dengan gerak badan yang menguatkan tubuh, sinar matahari, udara bersih, akan menciptakan cinta atas pekerjaan pertanian di mana orang-orang muda akan menentukan pilihan lapangan pekerjaan mereka. Demikianlah caranya membendung pengaruh yang mendorong arus perpindahan yang kini semakin kuat menuju kota-kota besar. Pd 168.2
Demikian juga, sekolah-sekolah kita dapat membantu dengan cara yang efektif penanggulangan masalah pengangguran. Ribuan orang yang tidak berdaya, ditimpa belakelaparan, dan setiap hari bertambah jumlah orang jahat, yang seharusnya memperoleh kehidupan yang dapat berdiri sendiri, sehat dan bahagia, kalau saja mereka mau dituntun melakukan pekerjaan mengusahakan tanah dengan trampil dan rajin. Pd 169.1
Faedah pendidikan ketrampilan diperlukan juga oleh orang-orang yang ahli. Mungkin seseorang mempunyai daya pikir yang tajam; mungkin ia cepat menangkap pendapat orang; pengetahuan dan ketrampilannya memberi kesempatan padanya memilih panggilan yang datang kepadanya; namun mungkin juga ia tidak memiliki kepantasan melakukan kewajibannya. Pendidikan yang hanya mengandalkan buku-buku membawa pikiran yang bersifat muluk-muluk. Pekerjaan yang praktis mendorong pengamatan yang teliti dan pikiran yang dapat menentukan sendiri. Pekerjaan yang dila-kukan dengan baik cenderung memperkembang akal budi yang praktis yang lazim kita sebut akal sehat. Hal itu memperkembangkan kesanggupan membuat rencana, menjalankannya, menguatkan keberanian hati dan ketabahan, serta mendorong menerapkan kebijaksanaan dan ketrampilan. Pd 169.2
Dokter yang telah meletakkan dasar pengetahuan keahliannya dengan jalan melayani dalam ruang rumah sakit akan memiliki pengertian yang cepat, satu pengetahuan serba guna dan satu kesanggupan melakukan tugas pelayanan dalam keadaan darurat-semuanya itu merupakan persyaratan yang penting, yang hanya mungkin dapat diperoleh melalui pendidikan yang praktis. Pd 169.3
Pendeta, misionaris, guru akan mempunyai pengaruh yang lebih besar kepada orang-orang lain bilamana mereka menyatakan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan melakukan tugas-tugas praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dan seringkah keberhasilan, atau mungkin juga kehidupan misionaris itu ditentukan atas pengetahuannya mengenai hal-hal yang praktis. Kesanggupan menyediakan makanan, menangani kecelakaan, dan hal-hal darurat, mengobati penyakit, membangun rumah, atau kalau diperlukan membangun gereja-seringkali hal ini me-nentukan perbedaan di antara keberhasilan dan kegagalan dalam pekerjaan selama hidupnya. Pd 169.4
Pada waktu menempuh pendidikan, banyak siswa yang akan memperoleh pendidikan yang sangat berfaedah jikalau mereka dapat membiayai diri sendiri. Gantinya berhutang, atau bergantung sepenuhnya kepada pengorbanan orang tua, biarlah orang-orang muda, pria dan wanita bergantung atas diri mereka sendiri. Dengan demikian mereka akan menghargai nilai uang, nilai waktu, tenaga dan kesempatan, dan berkurang sekali mendapat pencobaan untuk memanjakan diri bermalas-malas, pemborosan. Pelajaran mengenai penghematan, kerajinan, penyangkalan diri sendiri, urusan pekerjaan secara praktis, dan teguh dalam maksud, merupakan bagian senjata yang sangat penting dalam pergumulan hidup. Dan pelajaran yang dipelajari siswa mengenai biaya sendiri akan menjauhkan lembaga pendidikan dari beban hutang di mana banyak sekolah yang telah bergumul, dan bekerja keras melawan kelumpuhan kegunaan sekolah-sekolah itu. Pd 169.5
Biarlah orang-orang muda menerima kesan dalam pikiran bahwa pendidikan bukannya mendidik mereka bagaimana caranya melepaskan tugas yang kurang menyenangkan dan beban berat; akan tetapi maksud pendidikan itu adalah untuk meringankan pekerjaan dengan cara mengajarkan metode-metode yang lebih baik dan tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Ajarlah mereka tujuan hidup yang sebenarnya bukannya untuk memperoleh keuntungan yang sebenar-benarnya bagi diri mereka sendiri, melainkan untuk menghormati Khalik melakukan tugas mereka di dunia ini, dan mena-warkan pertolongan kepada orang-orang yang lebih lemah dan lebih malang. Pd 170.1
Salah satu alasan utama mengapa bekerja dengan fisik dipandang hina ialah kecerobohan yang sering dilakukan sementara melakukan pekerjaan itu. Pekerjaan itu dilakukan dari segi kepentingan, bukan atas pilihan. Orang yang bekerja itu tidak menaruh hati pada pekerjaan itu, juga tidak mendatangkan kehormatan diri sendiri, juga tidak mendatangkan kehormatan dari orang-orang lain. Pendidikan ketrampilan haruslah memperbaiki kesalahan ini. Pendidikan ini harus memperkembang kesungguh-sungguhan dan sifat kehati-hatian. Murid-murid harus belajar cara dan teknik me-lakukannya; mereka harus belajar menghemat waktu dan memanfaatkan setiap gerak. Sekali-kali mereka jangan hanya diajarkan metode terbaik, tetapi harus diilhami dengan cita-cita yang terus diperkembang. Biarlah menjadi tujuan mereka membuat pekerjaan sesempurna-sempurnanya sesuai dengan apa yang dapat dipikirkan dan dilakukan dengan tangan mereka. Pd 170.2
Pendidikan semacam itu akan membuat orang-orang muda menguasai pekerjaan, bukan menjadi budak pekerjaan itu. Pendidikan itu akan meringankan pekerjaan berat, dan akan mengagungkan pekerjaan yang sangat sederhana sekalipun. Orang yang memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang menjemukan dan bermalas-malas melakukannya sesuka hati, tidak berusaha memperbaikinya, akan membuat pekerjaan itu sungguh-sungguh merupakan beban. Akan tetapi mereka yang memahami pengetahuan yang terdapat dalam pekerjaan yang paling sederhana sekalipun akan melihat keagungan dan keindahan di dalamnya, dan mereka akan gembira melakukannya dengan setia dan cermat. Pd 170.3
Panggilan pekerjaan apapun yang diterima oleh seorang pemuda yang sudah terlatih, selama pekerjaan itu tidak merugikan, akan membuat kedudukannya dalam pekerjaan itu berguna dan mendapat kehormatan. Pd 171.1