“Dapatkah engkau menemukan Allah”
Tiada otak yang fana ini dapat memahami sepenuhnya sifat atau upaya dari Yang Maha Kekal. Dengan mencari kita tidak akan menemukan Allah. Kepada otak yang paling cerdas dan yang paling tinggi pendidikannya, juga kepada otak yang paling lemah dan yang paling dungu, Oknum yang kudus itu harus tetap rahasia. Akan tetapi meski “awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhtaNya.” Mzm 97: 2. Sejauh ini kita dapat mengerti perlakuanNya terhadap kita dengan melihat pengasihanNya yang tiada terhingga berpadu dengan kuasa ilahi. Kita dapat mengerti tujuanNya sejauh kesanggupan pengertian kita; di luar itu kita tetap percaya akan tangan Yang Maha Kuasa, hati yang penuh kuasa. Pd 130.1
Sabda Allah, seperti tabiat penulisnya, mempersembahkan rahasia yang tidak akan dapat dimengerti sepenuhnya oleh makhluk-makhluk fana. Tetapi Allah telah memberikan dalam Kitab Suci cukup bukti perihal otoritas ilahi. EksistensiNya sendiri, tabiatNya, kebenaran firmanNya, didudukkan oleh kesaksian yang masuk akal kita dan kesaksian itu cukup banyak. Benar, Ia tidak menyingkirkan kemungkinan untuk bimbang; iman harus bersandar pada bukti, bukan pamer, mereka yang ingin untuk bimbang mempunyai kesempatan untuk bimbang, tetapi orang yang ingin mengetahui kebenaran mendapat cukup dasar untuk percaya. Pd 130.2
Kita tidak mempunyai alasan untuk meragukan sabda Allah sebab kita tidak dapat memahami rahasia pimpinanNya. Dalam dunia alamiah kita senantiasa dikitari dengan keajaiban di luar kita. Apakah kita harus tercengang mendapatkan dunia rohaniah juga mengandung rahasia yang tak dapat kita pahami? Kesulitannya terletak sepenuhnya dalam kelemahan dan kesempitan pikiran manusia. Pd 131.1
Rahasia Alkitab, jauh daripada menjadi argumentasi terhadapnya, merupakan bukti yang terkuat dari ilham ilahi. Jika ia tidak berisi keterangan mengenai Allah kecuali apa yang dapat kita pahami; jika kebesaran dan keagunganNya dapat dijangkau oleh pikiran yang fana, maka Alkitab tidak akan, seperti sekarang, mengandung bukti-bukti yang tidak salah dari keilahian. Kebesaran temanya harus mengilhamkan iman dalamnya se-bagai firman Allah. Pd 131.2
Alkitab membentangkan kebenaran dengan kesederhanaan dan suatu Penyesuaian kepada keperluan dan keinginan hati manusia yang telah mencengangkan dan mempesona pikiran yang tinggi pendidikannya, sedang kepada orang yang sederhana dan yang tidak terdidik juga menerangkan jalan kehidupan. “Orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya.” Yes 35:8. Tidak ada seorang anak pun yang perlu menempuh jalan yang keliru. Tidak seorang pun pencari yang gemetar perlu gagal berjalan dalam terang yang mumi dan suci. Namun demikian kebenaran yang paling sederhana mendasari tema yang luhur, jauh jangkauannya, di luar kemampuan pengertian manusia—rahasia yang merupakan persembunyian kemuliaanNya, rahasia yang menguasai pikiran dalam penelitiannya—sementara ia mengilhami pencari kebenaran yang ikhlas dengan penghormatan dan iman. Semakin banyak kita menyelidik Alkitab, semakin dalam keyakinan kita bahwa Ia adalah firman Allah yang hidup, dan akal manusia menyembah sujud di hadapan keagungan wahyu ilahi. Pd 131.3
Allah bermaksud agar kepada pencari yang ikhlas, kebenaran-kebenaran firmanNya akan terus terungkap. Sementara “hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita,” “hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita.” Ul 29:29. Ide bahwa bagian-bagian tertentu dari Alkitab tidak dapat dipahami telah membawa kelalaian kepada beberapa orang dalam kebenaran yang paling penting. Fakta itu perlu ditekankan dan kerapkali diulangi, bahwa rahasia Alkitab bukanlah demikian karena Allah berusaha untuk menyembunyikan kebenaran, melainkan karena kelemahan kita sendiri atau kebodohan membuat kita tidak sanggup untuk mengerti atau memahami kebenaran. Pembatasan itu bukanlah terletak dalam maksudNya melainkan dalam kemampuan kita. Mengenai bagian Kitab Suci yang kerapkali dilewati karena mustahil untuk dimengerti, Allah ingin agar kita mengerti menurut kemampuan otak kita. “ Segala tulisan yang diilhamkan Allah,” supaya kita dapat “diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” II Tim 3:16, 17. Pd 131.4
Mustahillah bagi setiap pikiran manusia kehabisan akan satu kebenaran atau janji Alkitab. Seseorang menangkap kemuliaan dari satu sudut pandangan, orang lain dari sudut pandangan yang lain; kita hanya bisa melihat sinar-sinar kecil. Cahaya terang yang penuh adalah di luar penglihatan kita. Pd 132.1
Bila kita merenungkan perkara-perkara yang besar dari firman Allah, kita memandang ke dalam mata air yang semakin lebar dan dalam di luar kemampuan penglihatan kita. Lebar serta dalamnya melampaui pengetahuan kita. Bila kita menatap, penglihatan itu semakin lebar, di hadapan kita terbentang suatu samudera yang teramat luas, tidak berpantai. Pd 132.2
Penyelidikan yang demikian mengandung kuasa yang menghidupkan. Pikiran dan hati memperoleh kekuatan baru, kehidupan baru. Pd 132.3
Pengalaman ini merupakan bukti yang terbesar, bahwasanya Alkitab merupakan tulisan ilahi. Kita menerima firman Allah sebagai makanan bagi jiwa, dengan bukti yang sama kita menerima roti sebagai makanan bagi tubuh. Roti memberikan keperluan tubuh kita, kita mengetahui melalui pengalaman bahwa ia menghasilkan darah, tulang dan otak. Coba gunakan ujian yang sama kepada Alkitab; bila prinsipnya benar-benar menjadi unsur tabiat, apakah hasilnya; Perubahan apa yang telah dibuat dalam kehidupan? “Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” II Kor 5:17. Dalam kuasanya, lelaki dan perempuan telah mematahkan rantai kebiasaan berdosa. Telah menolak sifat mementingkan diri. Yang najis berubah menjadi terhormat, yang mabuk menjadi tenang, yang cabul menjadi suci. Jiwa-jiwa yang mengambil rupa setan telah diubah ke dalam citra Allah. Perubahan itu sendiri merupakan rahasia di atas rahasia. Perubahan yang diadakan oleh firman itu, merupakan rahasia yang paling dalam dari firman itu. Kita tidak dapat memahaminya; kita hanya dapat percaya, sebagaimana dijelaskan oleh Kitab Suci, yaitu, “ Kristus ada di tengah-tengah kamu, yang Kristus adalah pengharapan akan kemuliaan.” Kol 1:27. Pd 132.4
Suatu pengetahuan mengenai rahasia itu memberikan kunci kepada setiap pengetahuan yang lain. Ia membuka kepada jiwa harta alam semesta, kemungkinan perkembangan yang kekal. Pd 132.5
Dan perkembangan ini diperoleh melalui pengungkapan tabiat Allah yang terus-menerus kepada kita— kemuliaan dan rahasia firman yang tertulis itu. Jika mungkin bagi kita untuk mendapat pengertian yang penuh darihal Allah dan sabdaNya, maka tidak akan ada penemuan kebenaran lebih jauh buat kita, tidak ada pengetahuan yang lebih besar, tiada perkembangan yang lebih lanjut. Allah tak akan lagi maha tinggi, dan manusia akan berhenti maju. Syukur kepada Allah karena bukan demikianlah keadaannya. Karena Allah kekal dan padaNya terhimpun segenap permata hikmat, maka selama zaman yang kekal kita dapat menyelidik terus, belajar terus, namun tidak akan pernah menghabiskan kekayaan hikmatNya, kebaikanNya atau kuasaNya. Pd 132.6