Setiap hari orang-orang mengerumuni Kristus bersama murid-murid-Nya sewaktu mengajar di pinggir pantai. Mereka telah mendengar kata-kata-Nya yang lembut itu, begitu sederhana dan begitu jelas seperti balsem Gilead bagi jiwa mereka. Penyembuhan oleh tangan Ilahi-Nya telah membawa kesehatan bagi orang sakit dan kehidupan bagi yang sekarat. Hari itu nampaknya bagaikan surga di dunia bagi mereka, dan mereka tidak sadar sudah berapa lama mereka tidak makan apa-apa. HT 33.2
Matahari terbenam di ufuk Barat, namun orang banyak itu tidak mau beranjak pergi. Akhirnya murid-murid datang kepada Kristus, membujuk-Nya demi kepentingan mereka, agar orang banyak itu disuruh pulang. Banyak yang datang dari juah dan tidak makan apa-apa sejak pagi hari. Mereka mungkin dapat memperoleh makanan di kampung-kampung dan kota terdekat. Tetapi Yesus memerintahkan: “Kamu harus mempersiapkan perjamuan.” 22Mat. 14:16. Kemudian, Ia bertanya kepada Filipus, “Di manakah kita akan membeli roti supaya mereka ini dapat makan?” HT 33.3
Filipus memandangi lautan manusia dan berpikir betapa tidak mungkin menyediakan makanan untuk orang sebanyak itu. Dia menjawab bahwa roti seharga dua ratus tidak akan cukup untuk semua mereka, sekalipun masing-masing hanya mendapat sepotong kecil saja. HT 33.4
Yesus bertanya berapa banyak makanan yang ada di tangan orang banyak itu. Andreas berseru, “ Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan, tetapi apakah artinya itu untuk orang seba nyak ini?” 23Yoh. 6:9. Yesus menyuruh supaya itu dibawa kepada-Nya. Lalu Ia menyuruh murid-murid mengatur orang banyak itu duduk di atas rumput. Setelah semuanya selesai, Ia mengambil makanan itu, “Yesus menengadah ke langit an mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.” 24Mat. 14:19, 20. HT 33.5
Dengan mukjizat kuasa Ilahi Kristus memberi makan orang banyak; namun betapa sederhana makanan yang telah disediakan itu, hanya ikan dan roti sebagaimana makanan nelayan di Galilea. HT 34.1
Kristus bisa saja menghidangkan makanan pesta di hadapan orang banyak itu, tetapi makanan yang hanya memuaskan selera tidak dapat memberi pelajaran demi kebaikan mereka. Melalui mukjizat ini Kristus ingin mengajarkan satu pelajaran tentang kesederhanaan. Kalau saja manusia zaman ini sederhana dalam kebiasaan mereka, hidup sesuai dengan hukum alam, sebagaimama Adam dan Hawa pada mulanya, maka akan berlimpah persediaan makanan untuk kebutuhan umat manusia, Tetapi sifat mementingkan diri dan pemanjaan selera telah membawa dosa dan penderitaan; berlebihan di tangan satu orang, tetapi di tangan orang lain berkekurangan. HT 34.2
Yesus tidak berusaha menarik orang kepada-Nya dengan memuaskan keinginan akan kemewahan.Bagi orang banyak itu, yang sudah letih dan lapar setelah satu hari penuh semangat, makanan sederhana itu adalah P elah satu hari penuh semangat, makanan sederhana itu adalah HT 34.3
“Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” 25Mat. 6:13-33. jaminan kuasa dan pemeliharaan-Nya bagi mereka dalam kebutuhan sehari-hari. Juruselamat tidak menjanjikan kemewahan, para pengikutNya, nasib mereka mungkin terbelenggu dalam kemiskinan; tetapi perkataan-Nya menjanjikan bahwa kebutuhan mereka akan dicukupkan, dan Ia telah menjanjikan apa yang lebih baik dari harta benda dunia ini, yaitu penghiburan senantiasa dari hadirat-Nya sendiri.
Sesudah orang banyak itu diberi makan, ternyata banyak makanan tersisa. Yesus menyuruh murid-murid-Nya, “Kumpulkan potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” 26Yoh. 6:12. Petunjuk ini berarti lebih daripada menaruh makanan ke dalam bakul. Pelajaran itu bermaksud ganda. Tidak ada yang boleh dibuang. Kita tidak boleh membiarkan keuntungan materi terbuang. Seharusnya kita tidak mengabaikan sesuatu yang bermanfaat kepada umat manusia. Hendaknya dikumpulkan segala sesuatu yang akan memenuhi kebutuhan orang-orang yang kelaparan di dunia ini. Dengan ketelitian yang sama, kita harus menyimpan roti surga untuk memenuhi kebutuhan jiwa. Dengan setiap perkataan Allah kita akan hidup. Jangan ada yang hilang dari apa yang pernah diucapkan Allah. Janganlah kita mengabaikan menyangkut keselamatan kita yang kekal. Tidak boleh ada satu kata yang jatuh ke tanah dengan siasia. HT 35.1
Mukjizat potongan-potongan roti itu mengajarkan ketergantungan kepada Allah. Pada waktu Kristus memberi makan lima ribu orang, makanan itu tidak berada dekat di tangan. Seolah-olah ia tidak mempunyai apa-apa di tangan-Nya. Di situlah Dia, dengan lima ribu orang laki-laki saja, belum terhitung wanita dan anak-anak, di padang belantara. Ia tidak mengajak orang banyak itu supaya mengikutinya ke sana. Karena rindu untuk berada di dekat-Nya maka orang datang tanpa diundang atau disuruh. Tetapi Ia tahu, pengajaran-Nya seharian, tentu mereka kelaparan dan berada jauh dari rumah, dan malam sudah tiba. Banyak di antara mereka tidak mempunyai uang untuk membeli makanan. Ia yang pernah puasa selama empat puluh hari demi mereka di padang belantara itu tidak akan membiarkan mereka kembali ke rumah masing-masing dengan berpuasa. HT 35.2
Tuntunan Allah yang telah membawa Yesus di mana Ia berada, dan Ia bergantung kepada Bapa-Nya yang di surga untuk memenuhi kebu-tuhan manusia. Bilamana kita dibawa ke tempat yang sukar, kita harus bergantung kepada Allah. Dalam setiap keadaan darurat, kita mencari per-tolongan dari Dia yang memiliki sumber yang tak terbatas dalam kekuasaan-Nya. HT 36.1
Dalam mukjizat ini, Kristus menerima dari Bapa-Nya; Ia membagikan kepada murid-murid itu, dan murid-murid membagikan kepada orang banyak, dan orang banyak kepada satu dengan yang lain. Jadi se-mua yang dipersatukan dengan Kristus akan menerima dari Dia roti hidup, dan membagikannya kepada orang lain. Murid sarana komunikasi terpilih antara Kristus dan orang banyak. HT 36.2
Ketika murid-murid itu mendengar perintah Juruselamat, “Kamu harus memberi mereka makan,” segala kesulitan timbul dalam pikiran mereka. Mereka bertanya-tanya, “Apakah kita akan pergi ke kampung untuk membeli makanan?” Tetapi apa yang dikatakan Kristus? “Kamu harus memberi mereka makan.” Murid-murid membawa kepada Yesus apa saja yang mereka miliki; tetapi la tidak mengundang mereka untuk makan. Ia menyuruh mereka melayani orang banyak. Makanan itu berlipat ganda di tangan-Nya dan ditangan murid-murid-Nya, kembali kepada Kristus dan tidak pernah kosong. Persediaan yang sedikit itu cukup untuk semua. Setelah orang banyak itu kenyang, barulah murid-murid makan bersama Yesus makanan lezat dari surga. HT 36.3
Sementara kita melihat kebutuhan orang miskin, yang bodoh, yang tersiksa betapa sering hati kita terharu. Kita bertanya, “Apakah yang bisa dibuat oleh tenaga kita yang lemah dan persediaan kita yang sedikit untuk menutupi kebutuhan sebesar ini? Apakah kita tidak menunggu seseorang yang mempunyai kesanggupan yang lebih besar untuk mengatur pekerjaan itu, atau suatu organisasi untuk mengambil alih tugas itu?” Kristus mengatakan, “Kamu harus memberi mereka makan.” Gunakanlah sarana, waktu dan kesanggupan yang engkau miliki. Bawalah rotimu itu kepada Yesus. HT 36.4
Sekalipun persediaanmu tidak cukup untuk memberi makan ribuan orang, mungkin itu cunkup untuk satu orang. Di tangan Kristus, persediaan bahan itu dapat memberi makan banyak orang. Seperti murid-murid, berikanlah apa yang ada padamu. Kristus akan melipatgandakannya. Ia akan menghormati ketergantungan yang lugu dan tulus kepada-Nya. Apa yang nampaknya satu persediaan yang sedikit akan terbukti cukup untuk pesta besar. HT 36.5
“Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga....” HT 37.1
“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan, seperti ada tertulis: HT 37.2
“‘Ia membagi-bagikan, la memberikan kepada orang miskin, HT 37.3
Kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.’” HT 37.4
“Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan dipercaya dalam segala macam kemurahan hati.” 272 Kor. 9:6.11. HT 37.5