Go to full page →

12. Seorang Nabi adalah Guru Kebenaran KN 35

Para nabi mengaj ar orang-orang tentang ibadah yang benar (Amos 5:21-24). Contoh klasik adalah Nabi Elia (1 Raj. 18), tetapi banyak yang lain melakukan hal yang sama (Yer. 1: 3; Mal. 3: 7). Yesaya memprotes ibadah yang diselewengkan (Yes. 1:10—20) , Zefanya memanggil Israel untuk melayani dengan nyanyian yang benar (Zef. 3: 14, 15); dan Mikha menentang gaya hidup yang berpusat pada ritual alih-alih moralitas dan etika sejati (Mi. 6: 6-8). Mereka mengajarkan arti puasa yang benar (Yes. 58:6-14), memelihara Sabat (Yes. 56:3-8; 58:12-14; Yeh. 20: 12—20), ketika cinta sejati dan keadilan (Za. 7; 8) , dan banyak hal penting lainnya (Mal. 2: 10-16; 3: 8-12). 67Penggunaan musik para nabi adalah topik pembelajaran yang diabaikan. Pertimbangkan bagian-bagian yang relevan berikut ini: Kel. 15:1-18, 20, 21; UI. 32: 1-43; Hak. 5:1; 1 Sam 10: 5, 6; 2 Sam. 23: 12; 2 Raj. 3: 15, 16; 1 Taw. 25: 1-3; 2 Taw 29: 25, 30; 35: 15; Yes. 5: 1; Yeh. 33: 32). KN 35.3

Rolf Rendtorff menekankan bahwa nubuatan tidak boleh terlepas dari Taurat, 68Rendtorff, 57—65. karena seorang nabi harus menjadi penjaga hukum Allah (Yes. 8: 20). Para nabi mengajar orang-orang apa yang benar dan adil, menyajikan kebenaran Allah, dan mengajarkan perintah Allah (Taurat). Peran mengajar ini merangkum banyak aspek lain dari pelayanan mereka. Aspek pengajaran diformalkan di bawah kepemimpinan Nabi Samuel, yang mendirikan sekolah nabi-nabi yang berkembang baik hingga zaman Elia dan Elisa. 69William F. Albright, Samuel and the heginning of the Prophetic Movement, Goldenson Lectures (Cincinnati: Hebrew Union College Press, 1961). KN 35.4

Para nabi juga memiliki banyak fungsi lainnya. Mereka memainkan peran sebagai pendeta/penghibur, seperti Yehezkiel di pengasingan Babel setelah Yerusalem jatuh pada tahun 587/586 SM, ketika dia membawa harapan kepada orang-orang buangan (lihat Yeh. 36; 37) . Mereka membesarkan hati umat Allah, seperti Yesaya (Yes. 40:1, 2), Zefanya (Zef. 2:3; 3:11—17), atau Habakuk (Hab. 3: 13-19). Seorang nabi dapat menjadi penginjil atau misionaris, seperti Nabi Yunus, yang diutus oleh Allah untuk berkhotbah kepada orang Niniwe (Yunus 1-4). KN 36.1