Go to full page →

Penggunaan Ellen White terhadap Prinsip Sola Scriptura KN 359

Fakta bahwa Ellen White tidak melakukan analisis penafsiran modern atas teks Alkitab seharusnya tidak pernah digunakan untuk menyangkal eksposisi Kitab Suci. Penggunaannya atas Kitab Suci memang benar-benar nubuatan pertama, dalam banyak kasus, muncul motivasi batin dari individu yang terlibat dan perjuangan spiritual yang terjadi di belakang layar. Selanjutnya, paparan Ellen White sendiri tentang Kitab Suci selaras dengan prinsip sola Scriptura, membiarkan Alkitab menjadi penginterpretasinya sendiri. KN 359.1

Sementara banyak pengkritik Alkitab mempertanyakan historisitas Kejadian 1-11 dan menyangkal mukjizatnya, Ellen White tetap sejalan dengan para nabi Alkitab yang mengonfirmasikan historisitas dan keandalan akun tersebut. Sebagai contoh, sebagaimana historisitas dari kisah penciptaan (Kejadian 1; 2) dikukuhkan oleh teks-teks lain dari Perjanjian Lama (Mzm. 33: 6-9; 94: 9; 95: 4, 5; 121: 2; 136: 5-9; 146: 5, 6; 148: 1-5; Yes. 40: 26) dan Perjanjian Baru (Kis. 17: 24-26; Kol. 1: 15,16; Ibr. 4: 4, 10; Why. 14: 7), Ellen White juga menegaskannya. 61Ellen G. White, Patriarcbs and Prophets, 44—51. Kisah kejatuhan Adam dan Hawa yang dihasut oleh ular (Kej. 3) disebut sebagai literal di tempat lain dalam Alkitab (Rm. 5: 12, 14, 18, 19; 2 Kor. 11:3; Why. 12: 9), dan dia memahaminya juga. 62Ibid., 52-62. Ketika kisah Nuh dan air bah universal (Kej. 6-8) secara harfiah diartikan dalam Perjanjian Lama (Mzm. 104: 6-9) dan Perjanjian Baru (Mat. 24: 37-39; Ibr. 11: 7; 1 Ptr. 3: 20; 2 Ptr. 2: 5; 3: 6), begitu juga dia. 63Ibid., 90-104. KN 359.2

Sebagaimana kehancuran Sodom dan Gomora (Kej. 19: 23-29) dipahami secara historis dalam Perjanjian Lama (UI. 29: 23; Yes. 13: 19; Yer. 49: 18; 50: 40; Am. 4: 11) dan Perjanjian Baru (Lukas 17: 28, 29; 2 Petrus 2: 6-8; Yudas 7), maka dia juga menafsirkannya demikian. 64Ibid., 156-170. Historisitas mukjizat yang berhubungan dengan Keluaran dan pengembaraan di padang belantara dikonfirmasi oleh ayat-ayat lain tidak hanya dari Perjanjian Lama (Mzm. 66: 6; 78: 10-55; 105:26-45; 106: 7-33; 136:10-16; Mal. 4:4) tetapi juga Perjanjian Baru (Kis. 7: 17_44; Ibr. 11: 22-30), demikian juga oleh Ellen White. 65Ibid., 241-498. Kisah Yunus di dalam perut ikan besar (Yunus 1: 17; 2: 10) benar-benar terjadi sebagaimana dicatat dalam Alkitab, menurut Yesus (Mat. 12: 39—41) dan Ellen White. 66Ellen G. White, The Story of Prophets and Kings as lllustrated in the Captivity and Restoration of Israel (Mountain View, Calif.: Pacific Press®, 1917), 265-278. KN 359.3

Berbeda dengan upaya kritis untuk menemukan “sejarah Yesus” (Albert Schweitzer) 67Albert Schweitzer, Von Reimarus zu Wrede. Eine Geschichte der Leben-Jesu-Forschung (Tübingen: J.C.B. Mohr, 1906); diterbitkan dalam bahasa Inggris sebagai The Quest of the Historical Jesus: A Critical Study of Its Progress from Reimarus to Wrede (London: Adam and Charles Black, 1911). dan untuk “demitologisasi” keempat Injil (Rudolf Bultmann) 68Lihat catatan 37, di atas. Ellen White mengakui narasi Injil dan mukjizat sebagai sejarah. Buku klasiknya The Desire of Ages (Kerinduan Segala Zaman) (1898) 69Ellen G. White, The Desire of Ages (Oakland: Pacific Press®, 1898). membangun kepercayaan dalam cara Yesus dan pelayanan-Nya digambarkan dalam Injil kanonik, dan memberikan banyak wawasan bermanfaat tentang narasi-narasi itu. Buku ini adalah contoh yang baik tentang komitmennya terhadap prinsip sola Scriptura dalam mempelajari Alkitab dan menguraikan pekabarannya. KN 360.1