Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Membina Keluarga Bahagia - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Kita Harus Memberi Pertanggungjawaban.

    Kalau saja anggota mau menggunakan uang yang dipercayakan kepada mereka dalam pekerjaan Allah, yang mereka gunakan untuk memuaskan keinginan hati yang bersifat mementingkan diri sendiri dan untuk membiayai berhala kegemaran mereka yang tidak senonoh itu, maka mereka sudah mengumpulkan kekayaan di surga dan sudah melakukan pekerjaan yang diminta oleh Allah mereka lakukan. Tetapi sebagaimana orang kaya yang di dalam perumpamaan itu, mereka hidup dalam kemewahan. Uang yang telah dipinjamkan oleh Allah kepada mereka, yang dipercayakan untuk digunakan demi kemuliaan nama-Nya mereka boroskan. Mereka tidak berhenti memikirkan pertanggungjawaban mereka kepada Allah. Mereka tidak berhenti merenungkan bahwa tidak lama lagi akan ada hari perhitungan saat mana mereka wajib memberikan pertang-gungjawaban tentang tugas mereka sebagai penatalayan. 3Letter 21, 1898MKB 350.1

    Kita harus selalu mengingat bahwa pada hari pehukuman kelak, kita harus menghadapi catatan mengenai cara-cara kita memakai uang Allah. Telah banyak digunakan untuk kesenangan diri sendiri, memuaskan ke-inginan diri sendiri yang sebenarnya digunakan tidak membawa kebaikan yang sebenarnya, tetapi membawa celaka yang pasti. Kalau saja kita menyadari bahwa Allah adalah pemberi segala sesuatu yang baik, bahwa uang itu adalah kepunyaan-Nya, maka wajiblah kita bijaksana menggu-nakannya sesuai dengan kehendak-Nya yang suci. Dunia ini, adat kebia-saannya, segala modenya bukan menjadi standar kita. Kita tidak mempu-nyai keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan dunia. Kita tidak membiarkan kecenderungan hati kita menguasai kita. 4Letter 8, 1899MKB 350.2

    Dalam penggunaannya, uang kita itu dapat dimanfaatkan sebagai alat pembina kerohanian dengan menganggap sebagai harta yang kudus yang sedang dipercayakan, yang tidak boleh dipakai untuk membina kesombongan, membiayai segala sesuatu yang tidak berfaedah, seperti kesiasiaan, selera atau hawa nafsu kita. 5Letter 8, 1889MKB 350.3

    Kepada saya pernah ditunjukkan bahwa para malaikat pencatat yang setia selalu mencatat setiap persembahan yang dipersembahkan kepada Allah dan dimasukkan ke dalam perbendaharaan juga hasil terakhir dari persembahan yang diberikan itu. Motivasi dalam memberi juga dicatat. 6T, vol. 2, p. 518, 519MKB 351.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents