Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Membina Keluarga Bahagia - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Cinta yang Benar Lawannya Nafsu.

    Cinta... tidaklah bersifat keterlaluan; cinta itu tidak buta. Cinta itu murni dan suci. Tetapi nafsu umumnya adalah sesuatu yang sangat berbeda. Sementara cinta yang mumi melibatkan Allah dalam rencananya, maka nafsu itu keras kepala, tergesa-gesa, tidak masuk akal, melawan segala penahanan diri dan akan menjadi pilihan dan berhalanya. Di dalam semua tingkah laku seorang yang mempunyai cinta sejati, kasih karunia Allah akan dinyatakan. Kesopanan, kesederhanaan, ketulusan hati, moral dan agama adalah yang menjadi ciri segala langkah menuju kepada persekutuan dalam pernikahan. Barang siapa yang dikendalikan demikian tidak akan terlibat dalam pergaulan satu dengan yang lain, sehingga tidak ada perhatian terhadap kumpulan sembahyang dan upacara-upacara perbaktian. Semangat mereka terhadap kebenaran tidak akan mati sebab kelalaian terhadap segala kesempatan dan hak-hak yang telah dikaruniakan Allah dengan murahnya kepada mereka. 5RH, Sept. 25, 1888 Cinta yang demikian akan tidak mempunyai fondamen yang lebih baik daripada hanya pemuasan hawa nafsu saja, akan keras kepala, buta dan tidak dapat dikendalikan. Kehormatan, kebenaran, dan segala kuasa pikiran yang mulia dan tinggi ditaklukkan kepada perhambaan hawa nafsu. Orang yang terikat di dalam rantai kegilagilaan ini terlalu sering tuli kepada suara hati nurani dan pertimbangan yang sehat; baik penerangan maupun bujukan tidak dapat mengajak dia untuk melihat kebodohan sikapnya itu. 6Signs of the Times, (ST) July 1, 1903MKB 46.1

    Cinta yang benar bukanlah nafsu besar, bernyala-nyala dan darah mendidih. Sebaliknya, ia tenang dan kalem. Cinta demikian memandang jauh bukan sekadar yang kelihatan dan tertarik dengan sifat-sifat yang halus. Ia bijaksana dan tahu membedakan, penyerahannya adalah sungguh-sungguh dan kekal. 7TC, vol. 2, p. 133 Cinta ditinggikan dari lingkungan nafsu dan dari dorongan hati, menjadi rohani dan dinyatakan dalam perkataan dan perbuatan. Seorang Nasrani haruslah dibungkus kelemahlembutan dan kasih yang dikuduskan, di mana tidak ada cerewet atau pun sikap kurang sabar; tingkah laku yang kasar dan tidak sopan yang harus dihaluskan oleh kasih karunia Kristus. 8Idem, vol. 5, p. 335MKB 46.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents