Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Membina Anak yang Bertanggung Jawab - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    PASAL 40—Menghidupkan Prinsip-prinsip Hidup Sebagai Umat Tuhan

    Anak-anak akan Meniru Orangtua. Para bapa dan ibu, engkau adalah guru-guru; anak-anakmu adalah murid. Nada suara-mu, pembawaanmu, roh-Mu ditiru oleh anak-anakmu yang masih kecil. 1Signs of the Times, 11 Maret 1886.MABJ 227.1

    Anak-anak meniru orangtua mereka; oleh sebab itu perhatian yang besar harus diadakan untuk memberikan kepada mereka teladan yang benar. Orangtua yang ramah dan sopan di rumah tangga, dan pada saat yang sama tegas dan pasti, akan melihat sifat-sifat yang sama ini bertumbuh dalam diri anak-anak mereka. Jikalau mereka benar, jujur dan terhormat, anak- anak mereka akan menjadi serupa dengan mereka dalam sifat-sifat ini. Jikalau mereka menghormati dan berbakti kepada Allah maka anak-anak mereka, yang dididik dalam cara yang sama itu, tidak akan lupa untuk melayani Dia juga. 2Testimonies for the Church, jilid 5, him. 319, 320.MABJ 227.2

    Di dalam keluarga, para bapa dan ibu harus selalu menampilkan di hadapan anak-anak mereka teladan yang dikehendaki mereka agar dicontoh oleh anak-anak. Mereka harus saling menyatakan sikap hormat terhadap satu dengan yang lain, dalam kata-kata, raut muka, dan perbuatan. Mereka harus menunjukkan kepada anak-anak bahwa Roh Kudus sedang mengendalikan mereka, dengan menampilkan kepada mereka tabiat yang diinginkan Tuhan. Kuasa untuk meniru itu kuat; dan pada masa kanak-kanak serta masa muda, pada saat kesanggupan ini paling aktif, satu teladan yang sempurna harus ditunjukkan di hadapan anak-anak yang masih muda. Anak-anak harus mempunyai kepercayaan pada orangtua mereka, karena dengan demikian anak-anak akan menyerap pelajaran-pelajaran yang ingin mereka tanamkan. 3Review and Herald, 13 Maret 1894.MABJ 228.1

    Ajar Melalui Pengajaran dan Teladan. Ibu, dalam mendidik anak-anaknya, berada di dalam sebuah sekolah yang terus-menerus. Semen-tara mengajar anak-anaknya, ia sendiri sedang belajar setiap hari. Pelajaran-pelajaran yang ia berikan kepada anak-anaknya dalam pe-ngendalian diri harus dipraktikkan dalam hidupnya sendiri. Dalam menghadapi pikiran dan perasaan anak-anaknya yang berbeda-beda itu, ia memerlukan satu pandangan yang tajam, kalau tidak, maka ia berada dalam bahaya salah menilai, dan bertindak secara sepihak terhadap anak-anaknya. Ia harus mempraktikkan hukum kebaikan di dalam kehidupan rumah tangganya jikalau ia mau agar anak-anaknya sopan dan manis budi. Dengan demikian mereka mengulang-ulangi pelajaran-pelajaran itu, oleh pengajaran dan teladan setiap hari. 4Pacific Health Journal, Juni 1890.MABJ 228.2

    Para guru di sekolah akan berbuat sesuatu untuk mendidik anak-anakmu, tetapi teladanmu akan berbuat lebih banyak daripada yang dapat dilaksanakan oleh cara yang lain-lainnya. Pembicaraanmu, caramu mengurus usahamu, apa yang engkau suka dan apa yang engkau tidak suka, yang engkau nyatakan, semua ini akan menolong dalam membentuk tabiat. Pembawaan yang ramah, pengendalian diri, sikap tenang, kesopansantunan yang dilihat anak-anak di dalam dirimu, akan merupakan pelajaran harian kepadanya. Sebagaimana halnya waktu, pendidikan ini akan berlangsung terus, dan kecenderungan dari sekolah harian ini haruslah dimaksudkan untuk menjadikan anakmu sebagaimana harusnya. 5Review and Herald, 27 Juni 1899.MABJ 228.3

    Waspadalah agar engkau tidak bersikap kasar terhadap anak-anakmu.... Tuntutlah penurutan, dan jangan biarkan dirimu berkata-kata sembarangan kepada anak-anakmu, oleh karena tindakan dan kata-katamu adalah buku pelajaran mereka. Tolong mereka dengan lemah lem-but dan dengan halus selama masa ini dalam kehidupan mereka. Biarlah sinar Orangtua harus mendidik matahari kehadiranmu itu menjadi sinar anak-anaknya dengan matahari di dalam hati mereka. Anak- teladan kesabaran dan anak lelaki dan perempuan yang sedang pengendalian diri. bertumbuh ini peka sekali perasaan mereka, dan dengan kekasaran engkau bisa merusak seluruh hidup mereka. Hatihatilah hai para ibu; jangan sekali-kali memarahi, oleh karena hal ini tidak pernah menolong. 6Naskah 127,1898.MABJ 229.1

    Orangtua Harus Menjadi Teladan Pengendalian Diri. Anak-anak harus dijaga sedapat-dapatnya dari kekacauan; oleh sebab itu ibu harus tenang dan tidak tergesa-gesa, bebas dari segala kekacauan dan ketergesa-gesaan.MABJ 229.2

    Ini adalah sebuah sekolah disiplin bagi dirinya sendiri sebagaimana bagi anak-anaknya. Sementara mengajarkan kepada anak-anaknya pelajaran-pelajaran tentang penyangkalan diri, ia sedang mendidik dirinya sendiri untuk menjadi satu contoh kepada anak-anaknya. Sementara dengan penuh perhatian ia mengerjakan tanah hati anak-anak itu, agar supaya ia dapat menaklukkan kecenderungan alamiah yang berdosa itu, ia sedang memperkembangkan buah-buah Roh itu dalam kata-kata dan pembawaannya sendiri. 7Naskah 43,1900.MABJ 229.3

    Satu kemenangan yang diperoleh terhadap dirimu sendiri akan mendatangkan manfaat yang besar dan dorongan bagi anak-anakmu. Engkau dapat berdiri di atas tanah yang lebih tinggi, sambil berkata, “Saya adalah kebun Allah; saya adalah bangunan Allah. Saya menempatkan diri di bawah tangan-Nya untuk dibentuk sesuai dengan peta Ilahi, agar saya bisa menjadi orang yang bekerja sama dengan Allah dalam membentuk pikiran dan tabiat anak-anak saya sehingga akan lebih mudah bagi mereka berjalan pada jalan Tuhan....” Para bapa dan ibu, bilamana engkau dapat mengendalikan dirimu sendiri, maka engkau akan memperoleh kemenangan-kemenangan yang besar dalam mengendalikan anak-anakmu. 8Utter 75,1898.MABJ 229.4

    Buah-buah Pengendalian Diri. Para orangtua, setiap kali engkau kehilangan pengendalian diri dan berkata-kata serta bertindak dengan tidak sabar maka engkau berdosa terhadap Allah. Malaikat pencatat itu menuliskan setiap kata yang diucapkan di hadapan mereka dengan marah dan dalam cara yang tidak hati-hati atau dalam senda gurau; setiap kata yang tidak suci dan tidak agung, ia catat sebagai satu noda dalam tabiatmu. Berbicaralah dengan manis kepada anak-anakmu. Ingatlah betapa pekanya dirimu itu, betapa tidak sabarnya engkau untuk menahan diri bilamana dipersalahkan, dan jangan letakkan di atas diri mereka apa yang engkau sendiri tidak dapat tanggung; oleh karena mereka itu adalah lebih lemah daripadamu dan tidak bisa menanggung beban yang sama. Buah-buah dari pengendalian diri, sikap memikirkan orang lain, dan kerja keras di pihakmu akan menjadi seratus kali ganda.MABJ 230.1

    Biarlah kata-katamu yang menyenangkan dan penuh kesukaan itu senantiasa menjadi seperti sinar matahari di dalam keluargamu. 9Signs of the Times, 10 April 1894.MABJ 230.2

    Jikalau para orangtua menghendaki agar anak-anak mereka menjadi baik dan berbuat yang benar, mereka sendiri harus benar dalam teori dan dalam perbuatan. 10Good Health Journal, Januari 1880.MABJ 230.3

    Anak-anak Dipengaruhi oleh Pembawaan Orang-orang yang Mengaku Pengikut Tuhan. Ada anak-anak dari para pemelihara hari Sabat yang sudah diajar untuk memelihara hari Sabat sejak masa muda mereka. Beberapa dari antara mereka adalah anak-anak yang sangat baik, setia kepada tugas sehubungan dengan perkara-perkara yang fana; tetapi mereka tidak mempunyai suatu keyakinan yang dalam tentang dosa dan tidak merasakan perlunya bertobat dari dosa. Orang-orang seperti itu berada dalam keadaan yang berbahaya. Mereka sedang mengamat-amati pembawaan serta usaha orang-orang yang mengaku sebagai pengikut Tuhan. Mereka melihat beberapa orang yang mengaku pengikut Tuhan, tetapi bukan pengikut Tuhan yang sesungguhnya, dan mereka memperbandingkan pandangan dan tindakan-tindakan mereka dengan orang-orang yang menjadi batu sandungan ini; dan oleh karena tidak ada dosa yang nyata di dalam hidup mereka, maka mereka memuji diri mereka sebagai orang-orang benar. 11Testimonies for the Church, jilid 4, him. 40.MABJ 230.4

    Adalah oleh karena begitu banyak orangtua dan guru yang mengaku percaya akan Firman Allah sementara hidup mereka menyangkal kuasanya sehingga pengajaran Kitab Suci itu tidak mem- punyai pengaruh yang lebih besar terhadap anak-anak muda. Kadang-kadang anak muda dituntun untuk merasakan kuasa firman itu. Mereka melihat keindahan kasih Tuhan. Mereka melihat keindahan tabiat-Nya, peluang-peluang yang didapatkan oleh satu kehidupan yang diserahkan kepada pelayanan-Nya. Tetapi mereka melihat kehidupan yang berbeda pada mereka yang mengaku menghormati hukum-hukum Allah. 12Education, him. 259.MABJ 230.5

    Orangtua Harus Mengatakan “Tidak” Terhadap Penggodaan. Ibu dengan tidak mengikuti kebiasaan-kebiasaan dunia, engkau dapat menghadapkan kepada anak-anakmu satu teladan tentang kesetiaan kepada Allah, jadi ajarlah mereka mengatakan “tidak.” Ajarkan anak-anakmu tentang makna peraturan, “Jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut.” Tetapi jikalau engkau mau agar anak-anakmu sanggup mengatakan tidak kepada penggodaan, maka engkau sendiri harus sanggup untuk mengatakan tidak. Sama perlunya bagi orang dewasa untuk mengatakan tidak, sebagaimana halnya bagi anak itu. 13Review and Herald, 31 Maret 1891.MABJ 231.1

    Hidupkan Kelemahlembutan. Para orangtua, jadilah ramah dan lemah lembut terhadap anak-anakmu, dan mereka pun akan belajar lemah lembut.Marilah kita tunjukkan di dalam rumah tangga kita bahwa kita adalah pengikut Tuhan. Saya menilai sebagai sesuatu yang tidak berharga pengakuan yang tidak dinyatakan di dalam kehidupan rumah tangga dalam sikap ramah dan sabar dan kasih. 14Naskah 97,1909.MABJ 231.2

    Perhatikan Nada Suara Sebagaimana Juga Kata-kata. Janganlah sepatah kata persungutan, kekasaran, atau yang penuh nafsu terlontar dari bibirmu. Anugerah Tuhan menunggu permintaanmu. Roh-Nya akan mengendalikan hati dan angan-angan hatimu, sambil memimpin kata-kata dan perbuatanmu. Jangan hilangkan kehormatan dirimu dengan kata-kata yang terlanjur dan tidak dipikirkan. Pastikan bahwa kata-katamu itu bersih, dan pembicaraanmu itu suci. Berikan kepada anak-anakmu satu teladan dari apa yang engkau mau agar anakmu itu lakukan.... Biarlah selalu ada kata-kata yang menyenangkan dan penuh damai, dan wajah yang berseri-seri. 15Utter 28,1890.MABJ 231.3

    Orangtua tidak pernah akan aman dalam tindak sebagai diktator. Mereka tidak boleh menunjukkan roh seperti majikan, suka mengecam dan mencari-cari kesalahan. Kata-kata yang mereka ucapkan, nada dalam mana engkau berkata-kata, merupakan pelajaran-pelajaran bagi anak-anakmu, bagi yang baik atau yang jahat. Para bapa dan ibu, jikalau kata-kata kemarahan terlontar dari bibirmu, maka engkau sedang mengajar mereka untuk berkata-kata dalam cara yang sama, dan pengaruh Roh Allah yang melembutkan itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Ketekunan dalam berbuat baik itu perlu jikalau engkau mau melaksanakan tugasmu bagi anak-anakmu itu. 16Utter 8a, 1896.MABJ 231.4

    Orangtua adalah Alat-alat Allah dalam Membentuk Tabiat. Pikiran anak-anakmu sedang dibentuk, kasih sayang dan tabiat sedang dibentuk, tetapi menurut pola apakah? Biarlah orangtua mengingat bahwa mereka adalah alat-alat dalam transaksi-transaksi ini. Dan bilamana mereka tidur di dalam kubur, maka pekerjaan yang telah mereka tinggalkan itu akan bertahan, dan akan memberikan kesaksian tentang mereka apakah itu baik atau jahat. 17Pacific Health Journal, Juni 1890.MABJ 232.1

    Membubuhkan Peta Ilahi. Engkau harus memberikan petunjuk, amaran, dan nasihat, sambil mengingat selalu bahwa wajahmu, kata-katamu dan tindakanmu mempunyai suatu pengaruh yang langsung kepada hidup masa depan anak-anakmu. Pekerjaanmu bukanlah untuk menggambarkan satu keindahan di atas sehelai kain atau mema-hat-kannya di atas batu pualam, tetapi membubuhkan peta Ilahi di atas satu jiwa manusia. 18Signs of the Times, 25 Mei 1882.MABJ 232.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents