Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Khotbah Di Atas Bukit - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First

    “Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu hertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.” Matius 6:7.

    Orang-orang yang tidak mengenal Allah menganggap doa mereka sebagai sesuatu yang punya khasiat untuk menebus dosa. Jadi semakin panjang doa, semakin besar khasiatnya. Jika mereka bisa menjadi suci dengan upaya mereka sendiri, mereka akan mempunyai sesuatu dalam diri mereka untuk digembirakan, suatu alasan untuk dibanggakan. Pendapat tentang doa seperti ini adalah hasil dari prinsip penebusan diri yang merupakan dasar dari sistem seluruh agama palsu. Orang-orang Farisi telah menerima gagasan doa ini dari orang Kafir, dan gagasan itu sama sekali belum hilang pada zaman kita ini, bahkan di antara orang-orang yang mengaku Kristen sekalipun. Seperangkat pengulangan ungkapan kebiasaan, di mana hati tidak merasa memerlukan Allah, adalah sama persis dengan “pengulangan kata-kata sia-sia” dari orang-orang yang tidak mengenal Allah.KAB 98.3

    Doa bukanlah suatu penebusan dosa; doa itu sendiri tidak mempunyai kebaikan atau jasa. Semua kata-kata yang mulukmuluk yang kita sediakan tidak sama dengan satu keinginan yang suci. Doa-doa yang paling mengesankan hanyalah katakata omong kosong jika doa itu tidak mengungkapkan perasaan-perasaan hati yang sebenarnya. Tetapi doa yang berasal dari hati yang sungguh-sungguh, apabila kebutuhan-kebutuhan sederhana dari jiwa diungkapkan, sebagaimana kita dapat meminta kemurahan hati dari seorang sahabat di dunia ini, mengharapkannya akan dikabulkan — inilah doa yang di dalam iman. Allah tidak nienginginkan pujian-pujian upacara kita, tetapi jeritan hati yang tanpa diucapkan, luluh dan tunduk dengan merasakan dosa dan kelemahannya sama sekali menemukan jalannya pada Bapa segala kemurahan hati itu.KAB 99.1