Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Samuel ketika Kanak-Kanak

    Elkana, seorang Lewi dari Bukit Efraim, adalah seorang yang kaya dan berpengaruh, dan seorang yang mengasihi dan takut akan Allah. Istrinya, Hana, adalah seorang yang beribadat dengan sungguh-sungguh. Lemah lembut dan tidak sombong, tabiatnya ditandai oleh kesungguh-sungguhan yang dalam dan iman yang teguh.SRNJ2 196.1

    Berkat yang dengan sungguh-sungguh dicari oleh setiap orang Israel tidak diberikan kepada pasangan yang beribadat ini, rumah tangga mereka tidak digembirakan oleh suara anak-anak; dan keinginan untuk mengabadikan namanya memimpin suami itu—sebagaimana itu telah memimpin banyak orang lainnya—melakukan perkawinan yang kedua. Tetapi langkah ini, yang didorong oleh karena kurang iman dalam Allah, tidak memberikan kebahagiaan. Anak-anak lelaki dan perempuan ditambahkan ke dalam rumah tangga; tetapi kesukaan dan keindahan lembaga Allah yang suci itu telah dinodai, dan suasana damai di dalam keluarga telah dirusak. Penina, istri yang baru itu, cemburuan dan berpikiran sempit, dan ia adalah seorang yang sombong dan tidak tahu maiu. Kepada Hana, harapan kelihatannya telah musnah, dan kehidupan terasa sebagai suatu beban yang menjemukan; namun demikian ia menghadapi ujian itu dengan rendah hati dan tidak bersungut.SRNJ2 196.2

    (Pasal ini didasarkan pada 1 Samuel 1:2-11)

    Elkana dengan setia mengikuti upacara-upacara kebaktian kepada Allah. Perbaktian di Silo masih tetap dipertahankan, tetapi oleh sebab tidak teraturnya di dalam hal pelaksanaannya maka pelayanannya tidak dituntut di dalam Bait Suci, yang dalamnya ia termasuk karena ia adalah seorang Lewi, ia diharuskan hadir. Namun demikian ia pergi, bersama dengan keluarganya, untuk berbakti dan mempersembahkan korban pada kumpulan-kumpulan yang telah ditetapkan.SRNJ2 197.1

    Sekalipun di tengah-tengah upacara-upacara suci yang berhubungan dengan perbaktian kepada Allah, roh jahat yang telah mendatangkan kutuk kepada rumah tangganya telah mengganggu. Setelah mempersembahkan korban syukur, seluruh keluarga, sesuai dengan adat yang sudah ditentukan, bersatu di dalam pesta yang khidmat tetapi meriah itu. Pada peristiwa ini, Elkana telah memberikan kepada ibu dari anakanaknya satu bagian dan juga kepada setiap anak lelakinya dan anak perempuannya; dan sebagai tanda penghargaannya kepada Hana, ia telah memberikan kepadanya dua bagian, yang mengartikan bahwa kasihnya bagi dia adalah sama seolah-olah ia sudah mempunyai seorang anak lelaki. Kemudian istri yang kedua itu, dibakar oleh rasa cemburu, menuntut agar ia lebih diutamakan sebagai seorang yang dikasihi oleh Allah, dan mencela Hana dengan keadaannya yang tidak mempunyai anak itu sebagai bukti bahwa Allah tidak senang kepadanya. Hal ini terulang kembali tahun demi tahun, sampai Hana tidak dapat menahannya lagi. Oleh karena tidak sanggup untuk menyembunyikan kesedihannya itu, ia menangis sejadi-jadinya, dan menarik diri dari upacara itu. Suaminya berusaha menghiburnya, tetapi sia-sia. “Mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih?” katanya, “Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?”SRNJ2 197.2

    Hana tidak mengucapkan kata-kata yang mengecam. Beban yang ia tidak dapat bagikan kepada sahabat di dunia ini, ia serahkan kepada Allah. Dengan sungguh-sungguh dia memohon agar Ia mau mengangkat kehinaannya itu, dan memberikan kepadanya satu karunia yang indah berupa seorang anak lelaki untuk dipelihara dan dididik bagi Dia. Dan dia mengadakan satu janji yang khidmat bahwa jikalau permohonannya itu dikabulkan, dia akan menyerahkan anaknya itu kepada Allah, sejak dari lahirnya Hana telah berada dekat ke pintu Bait Suci, dan dengan dipenuhi oleh kesedihan ia “berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.” Tetapi ia berhubungan dengan Tuhan dengan diam-diam, tanpa mengeluarkan suara. Di dalam masa yang jahat seperti itu, perbaktian seperti ini jarang terjadi. Pesta-pesta yang tidak hormat, bahkan mabuk-mabuk, adalah perkara yang biasa terjadi, sekalipun di dalam upacara keagamaan; dan Eli imam besar itu, pada waktu melihat Hana, menyangka bahwa ia sedang dikuasai oleh air anggur. Dengan maksud memberikan satu teguran, dengan keras ia berkata, “Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu.”SRNJ2 197.3

    Dengan rasa sedih dan heran, Hana menjawab dengan lemah lembut, “Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN. Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besamya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama.”SRNJ2 198.1

    Imam besar itu tergerak, karena ia adalah seorang hamba Tuhan; dan gantinya memberikan satu tempelakan ia telah mengucapkan suatu berkat: “Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya.”SRNJ2 198.2

    Doa Hana dikabulkan; ia menerima pemberian yang untuknya ia telah berdoa dengan sungguh-sungguh. Apabila ia melahirkan anak itu, ia menamai dia Samuel—”Aku telah memintanya dari pada TUHAN.” Segera setelah anak itu cukup besar untuk berpisah dari ibunya, ia menggenapi janjinya. Ia mengasihi anaknya itu dengan segala kasih sayang dari hati seorang ibu; hari demi hari, apabila ia memperhatikan kesanggupannya yang semakin bertambah, dan mendengarkan percakapannya yang bersifat kekanak-kanakan itu, kasihnya menjadi lebih dalam lagi kepadanya. Dia adalah anak lelakinya satu-satunya, pemberian surga yang istimewa; tetapi ia telah menerima dia sebagai satu harta yang diserahkan kepada Tuhan, dan ia tidak mau menahan dari Pemberi itu apa yang menjadi milik-Nya.SRNJ2 198.3

    Sekali lagi Hana pergi bersama dengan suaminya ke Silo, dan mem-persembahkan kepada imam, di dalam nama Allah, pemberian yang indah itu, sambil berkata, “Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN.” Eli amat terkesan oleh iman dan pengabdian perempuan Israel ini. Dia sendiri adalah seorang bapa yang terlalu memanjakan anak, ia merasa heran dan merasa rendah diri apabila melihat pengorbanan yang besar dari ibu ini untuk berpisah dari anak satusatunya, agar ia bisa menyerahkan anak itu kepada pekerjaan Allah. Ia merasa tertempelak atas kasihnya yang mementingkan diri itu, dan dengan rendah hati dan sikap hormat ia menundukkan dirinya di hadapan Tuhan dan menyembah.SRNJ2 199.1

    Hati ibu itu dipenuhi oleh kesukaan dan pujian, dan ia rindu untuk mencurahkan rasa syukurnya kepada Allah, Roh ilham datang ke atas dirinya, “lalu berdoalah Hana, katanya:SRNJ2 199.2

    Hatiku bersukaria karena TUHAN,
    tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN;
    mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita
    karena pertolongan-Mu.
    Tidak ada yang kudus seperti TUHAN,
    sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau
    dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita.
    Janganlah kamu selalu berkata sombong,
    janganlah caci maki ke luar dari mulutmu.
    Karena TUHAN itu Allah yang Mahatahu,
    dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.....
    TUHAN mematikan dan menghidupkan;
    Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati
    dan mengangkat dari sana.
    TUHAN membuat miskin dan membuat kaya;
    Ia merendahkan, dan meninggikan juga.
    Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,
    untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan,
    dan membuat dia memiliki kursi kehormatan.
    Sebab TUHAN mempunyai alas bumi;
    dan di atasnya Ia menaruh daratan.
    Langkah kaki orang-orang yang dikasihi-Nya dilindungi-Nya,
    tetapi orang-orang fasik akan mati binasa
    dalam kegelapan, sebab bukan oleh karena kekuatannya sendiri
    seseorang berkuasa.
    Orang yang berbantah dengan TUHAN akan dihancurkan;
    atas mereka Ia mengguntur di langit.
    TUHAN mengadili bumi sampai ke ujung-ujungnya;
    Ia memberi kekuatan kepada raja yang diangkat-Nya
    dan meninggikan tanduk kekuatan orang yang diurapi-Nya.
    SRNJ2 199.3

    Kata-kata Hana ini bersifat nubuatan, baik tentang Daud, yang akan memerintah sebagai raja Israel, dan tentang Mesias, Yang Diurapi oleh Tuhan. Pertama-tama menunjuk kepada perempuan yang sombong yang suka berkelahi dan tidak tahu malu, nyanyian itu kemudian menunjuk kepada kebinasaan musuh-musuh Allah, dan kemenangan yang terakhir umat tebusan-Nya.SRNJ2 200.1

    Dari Silo, dengan diam-diam Hana telah kembali ke rumahnya di Rama, meninggalkan anaknya Samuel untuk dilatih bagi pekerjaan di rumah Tuhan, di bawah petunjuk imam besar. Sejak anak itu mulai berpikir, ia telah mengajar anaknya mengasihi dan menghormati Allah, dan menganggap dirinya sebagai milik Allah. Melalui segala sesuatu yang biasa yang ada di sekelilingnya, ia telah berusaha mengarahkan pikirannya kepada Khalik itu. Bilamana terpisah dari anaknya, dengan setia doa ibu itu tidak henti-hentinya dilayangkan. Setiap hari ia menjadi pokok doanya. Setiap tahun oleh tangannya sendiri, ia membuat jubah kerja bagi dia; dan apabila dia pergi bersama dengan suaminya untuk berbakti di Silo, dia memberikan kepada anaknya tanda pengingat kasihnya itu. Setiap helai benang jubah kecil itu telah ditenun bersama engan doa agar-dia bisa menjadi suci, agung dan benar. Ia tidak me- minta kebesaran duniawi bagi anaknya itu, tetapi dengan sungguh-sungguh dia memohon agar ia dapat mencapai kebesaran yang dinilai oleh Surga, agar dia dapat menghormati Allah, dan menjadi berkat bagi sesama manusia.SRNJ2 200.2

    Betapa suatu pahala bagi Hana! dan betapa teladan hidupnya itu satu dorongan untuk menjadi setia. Ada kesempatan yang tidak ternilai harganya, tugas yang tidak terkira indahnya, yang telah dipercayakan kepada setiap ibu. Tugas-tugas kecil yang rutin, yang oleh kaum wanita telah dianggap sebagai pekerjaan yang menjemukan, haruslah dianggap sebagai suatu pekerjaan yang agung dan mulia. Adalah suatu kesempatan bagi para ibu untuk memberikan berkat kepada dunia ini melalui pengaruh-nya, dan di dalam melakukan hal ini, ia akan mendatangkan kesukaan kepada hatinya sendiri. Ia dapat meluruskan jalan bagi kaki anak-anaknya, melalui sinar matahari dan kegelapan, untuk menuju kepada suatu ketinggian yang mulia. Tetapi hanyalah bilamana ia berusaha, di dalam kehidupannya sendiri, untuk mengikuti pengajaran-pengajaran Kristus, maka ibu dapat berharap membentuk tabiat anak-anaknya sesuai dengan pola Ilahi. Dunia ini penuh dengan pengaruh-pengaruh yang jahat. Mode dan adat kebiasaan memberikan suatu kuasa yang kuat terhadap anak-anak muda. Jikalau para ibu gagal di dalam tugasnya untuk memberi petunjuk, membimbing, dan mengendalikan, maka dengan sendirinya anak-anaknya akan menerima kejahatan, dan berpaling dari kebaikan. Biarlah setiap ibu sering pergi kepada Juruselamatnya dengan doa, “Ajarlah kami, apa yang harus kami perbuat kepada anak yang akan lahir itu.” Biarlah ia memperhatikan petunjuk yang telah diberikan Allah di dalam firman-Nya, dan hikmat akan diberikan kepadanya apabila ia membutuhkannya.SRNJ2 201.1

    “Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia.” Sekalipun masa muda Samuel dijalaninya di Bait Suci yang ditahbiskan kepada perbaktian kepada Allah, ia tidaklah bebas dari pengaruh-pengaruh jahat atau-pun contoh-contoh hidup yang keji. Anak-anak lelaki Eli tidak takut akan Allah, ataupun menghormati ayah mereka; tetapi Samuel tidak bersahabat dengan mereka ataupun mengikuti jalan mereka yang jahat. Usahanya yang senantiasa ialah untuk menjadi apa yang dikehendaki Allah. Ini adalah kesempatan bagi setiap orang muda. Allah merasa senang bilamana anak-anak sekalipun menyerahkan diri mereka kepada pekerjaan-Nya.SRNJ2 201.2

    Samuel telah ditempatkan di bawah pengawasan Eli, dan keindahan tabiatnya membangkitkan kasih yang hangat dari imam yang sudah tua itu. Ia manis budi, murah hati, penurut dan bersikap hormat. Eli, merasa sedih oleh karena penyelewengan anak-anaknya, telah mendapat kelegaan dan penghiburan dan berkat di dalam kehadiran anak asuhannya itu. Samuel bersifat penolong dan berbelas kasihan, dan tidak pernah ada ayah yang mengasihi anaknya lebih dalam daripada Eli terhadap anak ini. Suatu hal yang langka bahwa di antara seorang pemimpin dari satu bangsa terjalin satu kasih yang begitu hangat dengan seorang anak muda yang sederhana. Apabila penderitaan-penderitaan masa tua datang kepada Eli, dan ia dipenuhi oleh kecemasan dan penyesalan oleh tindakan-tindakan penyelewengan anak-anaknya, ia telah berpaling kepada Samuel untuk memperoleh penghiburan.SRNJ2 202.1

    Tidaklah biasa bagi orang-orang Lewi memasuki pekerjaannya yang khusus itu sebelum berusia dua puluh lima tahun, tetapi Samuel telah merupakan satu kekecualian atas peraturan ini. Setiap tahun tugas-tugas yang lebih penting ditanggungkan kepadanya; dan sementara ia masih seorang kanak-kanak, sebuah baju efod telah dikenakan kepadanya sebagai satu tanda penyerahan dirinya kepada pekerjaan Bait Suci. Sekalipun masih muda pada waktu dibawa kepada tugas pelayanan di dalam Bait Suci, Samuel pada saat itu mempunyai tugas untuk dilaksanakan di dalam pelayanannya kepada Allah, sesuai dengan kesanggupannya. Pada mulanya semua tugas itu merupakan sesuatu yang sederhana saja dan tidak selalu menyenangkan; tetapi semuanya itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya menurut kemampuannya, dan dengan hati yang sukarela. Agamanya dibawa ke dalam setiap tugas dalam hidupnya. la menganggap dirinya sebagai seorang hamba Allah, dan pekerjaannya sebagai pekerjaan Allah. Usahanya diterima, oleh sebab semuanya itu telah didorong oleh kasih kepada Allah dan suatu kerinduan yang sungguh-sungguh untuk melaksanakan kehendak-Nya. Dengan cara demiki anlah Samuel telah menjadi seorang yang bekerja sama dengan Tuhan langit dan bumi ini. Dan Tuhan menyanggupkan dia melaksanakan suatu pekerjaan yang besar bagi bangsa Israel.SRNJ2 202.2

    Jikalau anak-anak diajar menghargai pekerjaan-pekerjaan rutin yang kecil-kecil setiap hari sebagai suatu rencana yang telah ditetap-kan Allah bagi mereka, sebagai satu sekolah di mana mereka dilatih untuk mem-berikan pelayanan yang setia dan mantap, betapa lebih menyenangkan dan lebih mulia kelihatan pekerjaannya itu. Untuk melaksanakan setiap tugas sebagaimana kepada Tuhan, akan menjadikan pekerjaan yang paling rendah sekalipun terasa menyenangkan, dan menghubungkan pekerja-pekerja di dunia ini dengan makhluk-makhluk yang melaksanakan kehendak Allah di surga.SRNJ2 203.1

    Sukses di dalam hidup ini, sukses di dalam memperoleh kehidupan pada masa yang akan datang, bergantung atas suatu perhatian yang setia serta penuh kesadaran terhadap perkara-perkara kecil. Kesempurnaan terlihat di dalam perkara yang terkecil sebagaimana halnya di dalam perkara yang terbesar dari pekerjaan Allah. Tangan yang menopang dunia di ruang angkasa ini adalah tangan yang telah menjadikan bunga-bunga bakung di padang dengan keahlian yang halus sekali. Dan sebagaimana Allah sempurna di dalam keadaan-Nya, demikian pula kita harus menjadi sempurna di dalam keadaan kita. Bangunan yang sejajar dari suatu tabiat yang kukuh dan indah didirikan oleh setiap tindakan-tindakan di dalam pekerjaan kita. Dan kesetiaan harus menandai kehidupan kita di dalam perkara yang terkecil sebagaimana halnya di dalam perkara yang terbesar. Kejujuran di dalam perkara-perkara kecil, pelaksanaan perbuatan ketulusan dan perbuatan kebajikan yang kecil-kecil, akan menyemarakkan jalan kehidupan; dan bilamana pekerjaan kita di dunia ini berakhir, maka akan didapati bahwa setiap tugas yang kecil yang telah dilakukan dengan setia telah memberikan suatu pengaruh yang baik, suatu pengaruh yang tidak akan pernah binasa.SRNJ2 203.2

    Orang-orang muda pada zaman kita bisa menjadi seindah di peman-dangan Tuhan seperti halnya Samuel. Oleh mempertahankan dengan setia kejujuran sebagai orang Kristen, mereka akan memberikan suatu pengaruh yang kuat di dalam pekerjaan pembaruan. Orang-orang yang seperti itu diperlukan sekarang ini. Tuhan mempunyai suatu pekerjaan bagi masing-masing mereka. Tidak pernah manusia memperoleh hasil yang lebih besar bagi Allah dan manusia daripada yang dapat diperoleh pada zaman kita ini oleh mereka yang setia kepada tugas yang telah dipercayakan Allah kepada mereka.SRNJ2 203.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents