Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    72—MENJADI SATU PERINGATAN AKAN AKU

    TUHAN Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu la mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: ‘Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.’ Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!’ Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” 1 Kor 11:23 26.KSZ2 293.1

    Kristus sedang berdiri pada titik peralihan antara dua sistem dan dua perayaan mereka yang besar. Ia, sebagai Anak Domba Allah yang tidak bercacat, hampir akan menyerahkan diri-Nya sebagai suatu persembahan karena dosa, agar dengan demikian Ia akan mengakhiri sistem upacara korban bayangan yang selama empat ribu tahun telah menunjuk kepada kematian-Nya. Ketika Ia makan Paskah dengan murid-muridNya, Ia mendirikan sebagai gantinya upacara yang akan menjadi peri- ngatan pengorbanan-Nya yang besar itu. Perayaan nasional orang Yahudi itu harus dihilangkan selama-lamanya. Upacara yang ditetapkan oleh Knstus harus dipelihara oleh para pengikut-Nya di semua negeri dan pada segenap zaman.KSZ2 293.2

    Paskah ditentukan sebagai suatu peringatan kelepasan Israel dari per-hambaan Mesir. Allah telah memberi petunjuk bahwa, dari tahun ke tahun, bila anak-anak menanyakan makna upacara ini, sejarah itu harus diceritakan kembali. Dengan demikian Kelepasan yang ajaib itu akan tetap segar dalam ingatan semua orang. Upacara Perjamuan Kudus diberikan untuk memperingati kelepasan yang besar yang dilaksanakan sebagai hasil kematian Kristus. Sampai Ia datang kedua kalinva dalam kuasa dan kemuliaan, upacara ini harus diperingati. Itulah ikhtiar yang olehnya pekeijaan-Nya yang besar bagi kita harus dipelihara dalam keadaan segar dalam pikiran kita.KSZ2 294.1

    Pada saat kelepasan mereka dari Mesir, anak-anak Israel makan Paskah sambil berdiri, dengan memakai ikat pinggang, dan dengan tongkat di tangan, mereka siap untuk mengadakan perjalanan. Cara mereka memperingati upacara ini sesuai benar dengan keadaan mereka, karena hampir akan dikeluarkan dari tanah Mesir, dan hampir akan memulai suatu perjalanan yang tidak menyenangkan dan sukar melalui padang belantara. Tetap pada zaman Kristus keadaan sudah berubah. Sekarang mereka hampir tidak akan dikeluarkan dari negeri asing, melainkan sebagai penghuni negeri mereka sendiri. Sesuai dengan perhentian yang telah diberikan kepada mereka, pada waktu itu, orang banyak mengambil bagian dari Paskah dalam posisi bersandar. Balai-balai sudah ditaruh di sekeliling meja, dan para tamu berbaring di atasnya, bertumpu pada lengan kiri, dan tangan kanan leluasa digunakan untuk makan. Dalam posisi ini seorang tamu dapat menyandarkan kepalanya di atas dada orang yang duduk di sebelahnya. Dan kaki , yang terjuntai di tepi balaibalai, dapat dicuci oleh seorang yang berkeliling di luar lingkaran itu.KSZ2 294.2

    Kristus masih di meja yang di atasnya perjamuan Paskah sudah disaji-kan. Roti tidak beragi yang digunakan pada perayaan Paskah terdapat di hadapan-Nya. Anggur Paskah, yang tidak mengalami peragian, terdapat di atas meja. Lambang ini digunakan Kristus untuk menggambarkan pengorbanan-Nya sendiri yang tidak bercacat cela. Tidak ada sesuatu dinajiskan dengan peragian, lambang dosa dan kematian, dapat meng-gambarkan “anak domba yang tak bernoda dan bercacat.” 1 Ptr. 1:19.KSZ2 294.3

    “Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecahkannnya lalu memberikannya kepada murid-muridNya dan berkata:“Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.”KSZ2 295.1

    Yudas si pengkhianat hadir pada upacara perjamuan itu. Ia menerima dari Yesus lambang tubuh-Nya yang sudah dipecah-pecahkan serta darah-Nya yang sudah ditumpahkan. Ia mendengar perkataan, “Perbuatlah demikian menjadi suatu peringatan akan Aku.” Dan sambil duduk di situ di hadirat Anak Domba Allah, si pengkhianat itu merenungkan niatnya sendiri yang gelap itu, serta menaruh pikiran yang murung dan penuh rasa dendam.KSZ2 295.2

    Pada waktu membasuh kaki, Kristus telah memberikan bukti yang meyakinkan bahwa Ia mengerti tabiat Yudas. “Tidak semua kamu bersih” (Yoh. 13:11), kata-Nya. Perkataan ini meyakinkan murid yang palsu ini bahwa Kristus membaca niatnya yang tersembunyi. Sekarang Kristus berbicara lebih jelas lagi. Sementara mereka duduk di sekeliling meja berkatalah Ia, sambil memandang kepada murid-murid-Nya, “Bukan tentang kamu Aku berkata. Aku tahu siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.”KSZ2 295.3

    Pada saat itu murid-murid tidak mencurigai Yudas. Tetapi mereka melihat bahwa Kristus kelihatan sangat susah hati-Nya. Sebuah awan menudungi mereka semuanya pertanda suatu malapetaka yang mengeri-kan, yang sifatnya tidak mereka pahami. Sementara mereka makan dalam ketenangan, Yesus berkata, “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa seorang dari antara kamu akan menyerahkan Aku.” Mendengar perkataan ini mereka dipenuhi keheranan dan kekejutan. Mereka tidak dapat mengerti bagaimana salah seorang dari mereka dapat memperlakukan Guru Ilahi dengan pengkhianatan. Untuk alasan apa mereka dapat menyerahkan Dia? Dan kepada siapa? Hati siapakah dapat menjadi sumber bagi rencana seperti itu? Tentu saja tidak seorang pun dari kedua belas murid yang disenangi itu sudah mendapat kesempatan melebihi semua orang lain untuk mendengar ajaran-Nya, yang telah mendapat bagian dari kasih-Nya yang ajaib, dan yang baginya Ia telah menunjukkan perhatian sebesar itu oleh membawa mereka ke dalam hubungan yang erat dengan Dia!KSZ2 295.4

    Ketika mereka menyadari makna perkataan-Nya, dan mengingat betapa benarnya ucapan-Nya itu, mereka dipenuhi ketakutan dan sifat tidak mempercayai diri sendiri. Mereka mulai memeriksa hati mereka sendiri untuk melihat apakah ada satu pikiran yang menentang Guru mereka tersimpan di situ. Dengan emosi yang paling menyedihkan satu demi satu bertanya, “Bukan aku, Ya Tuhan?” Tetapi Yudas duduk diam. Yohanes dalam kesedihan besar akhirnya bertanya, “Ya Tuhan, siapakah dia itu?” Dan Yesus menjawab. “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam Dinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekitaoya ia tidak dilahirkan.” Murid-murid sudah saling memandang satu dengan yang lain ketika mereka bertanya, “Bukan aku, Ya Tuhan?” Dan sekarang ketenangan Yudas menarik semua mata kepadanya. Di antara kekacauan pertanyaan dan pernyataan keheranan, Yudas tidak mendengar perkataan Yesus sebagai jawab pada pertanyaan Yohanes. Tetapi sekarang, untuk menghindari penyelidikan kritis dari murid-murid, ia pun bertanya sama seperti mereka juga, “Bukan aku, ya Rabi?” Yesus menjawab dengan sungguh-sungguh, “Engkau telah mengatakannya.”KSZ2 296.1

    Dalam keheranan dan kekacauan karena niatnya sudah dibeberkan, Yudas pun berdiri dengan cepat hendak meninggalkan ruangan itu. “Apa yang hendak kau perbuat, perbuatlah dengan segera. . . . Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.” Sudahlah malam bagi si pengkhianat itu ketika ia berbalik dari Kristus ke dalam kegelapan di luar.KSZ2 296.2

    Sampai ia mengambil langkah ini, Yudas belum melewati kemungkinan adanya pertobatan. Tetapi ketika ia meninggalkan hadirat Tunannya serta rekan-rekan murid, keputusan terakhir telah diambil. Ia telah melewati garis batas.KSZ2 297.1

    Sungguh mengherankan kesabaran Yesus dalam perlakuan-Nya ter-hadap jiwa yang tergoda ini. Tidak ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan Yudas ditinggalkan dalam keadaan tidak dilakukan. Sesudah dua kali ia berjanji untuk menyerahkan Tuhannya, Yesus masih memberi dia kesempatan untuk bertobat. Oleh membaca niat yang tersembunyi dari hati si pengkhianat itu, Kristus memberi Yudas bukti yang terakhir dan meyakinkan tentang Keilahian-Nya. Bagi murid yang palsu itu, inilah panggilan terakhir kepada pertobatan. Tidak ada seruan yang dapat disampaikan oleh hati Kristus yang bersifat manusia Ilahi telah diperhatikan. Gelombang kemurahan yang dipukul mundur oleh kesombongan yang degil, kembalilah dalam pasang kasih yang menaklukkan yang lebih keras lagi. Tetapi meskipun heran dan digemparkan ketika kesalahannya kedapatan, Yudas hanya menjadi lebih nekad. Dari upacara perjamuan itu keluarlah ia hendak menyelesaikan pekerjaan pengkhianatannya.KSZ2 297.2

    Dalam mengucapkan celaka ke atas Yudas, Kristus juga mempunyai suatu maksud kemurahan terhadap murid-murid-Nya. Dengan demikian Ia memberi mereka bukti utama bahwa Ialah Mesias. “Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hai itu terjadi, kamu percaya bahwa Akulah Dia.” Sekiranya Yesus tinggal diam, dan tampaknya tidak mengetahui apa yang akan berlaku atas-Nya, maka murid-murid mungkin akan berpendapat bahwa Guru mereka tidak mempunyai pandangan Ilahi, dan telah dikejutkan dan diserahkan ke tangan orang banyak yang ingin membunuh. Setahun sebelumnya, V esus telah mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah memilih kedua belas murid, dan bahwa seorang adalah Iblis. Sekarang perkataanNya kepada Yudas, yang menunjukkan bahwa pengkhianatannya diketahui benar-benar oleh Gurunya, akan menguatkan iman para pengikut Kristus yang sejati selama saat Ia merendahkan diri. Dan bila Yudas datang pada akhir hidupnya yang mengerikan, mereka akan mengingat celaka yang telah diucapkan ke atas si pengkhianat itu.KSZ2 297.3

    Dan Juruselamat masih mempunyai maksud lain. Ia tidak menahan pelayanan-Nya dari dia yang diketahui-Nya sebagai seorang pengkhianat. Murid-murid tidak mengerti perkataan-Nya ketika Ia berkata pada upacara cuci kaki, “Tidak semua kamu bersih,” ataupun ketika di meja perjamuan Ia menyatakan, “Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.” Yoh. 13:11,18. Tetapi kemudian, ketika maksud-Nya sudah dijelaskan, ada sesuatu yang perlu mereka pertimbangkan mengenai kesabaran dan kemurahan Allah terhadap orang yang berbuat kesalahan yang paling menyedihkan.KSZ2 298.1

    Meskipun Yesus mengetahui Yudas dari mulanya, dibasuh-Nya juga kakinya. Dan si pengkhianat itu mendapat kesempatan untuk bersatu dengan Kristus dalam mengambil bagian dari perjamuan itu. Juruselamat yang panjang sabar menawarkan setiap ajakan bagi orang berdosa untuk menerima Dia, bertobat dan disucikan dari kenajisan dosa. Inilah teladan bagi kita. Bila kita menganggap bahwa seorang berada dalam kesalahan dan dosa, jangan hendaknya kita memisahkan diri dari dia. Jangan hen-daknya dengan perpisahan karena sifat kurang peduli kita meninggalkan dia sebagai mangsa penggodaan, atau mengusir dia ke atas medan pertempuran Setan. Ini bukannya metode Kristus. Ia membasuh kaki muridmurid justru karena mereka mudah berbuat kesalahan dan bersalah, dan semuanya kecuali seorang dari kedua belas murid itu dibawa kepada pertobatan dengan jalan demikian.KSZ2 298.2

    Teladan Kristus melarang sifat suka mengasingkan diri pada Perjamuan Suci. Memang, benar bahwa dosa terang-terangan mengasingkan orang yang bersalah. Inilah yang diajarkan dengan jelas oleh Roh Kudus. 1 Kor. 5:11. Tetapi lebih dari ini tidak seorang pun harus dihakimkan. Allah tidak menyerahkan hak kepada manusia untuk mengatakan siapasiapa harus hadir pada peristiwa seperti ini. Karena siapakah dapat membaca hati? Siapakah dapat membedakan rumput dari gandum? “Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.” Karena “barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.” “Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.” 1 Kor. 11:28, 27, 29.KSZ2 298.3

    Bila orang-orang percaya berhimpun untuk memperingati upacara itu, hac*«rlan juga pesuruh-pesuruh yang tidak dapat dilihat dengan mata ma-nusia Mungkin juga ada Yudas dalam rombongan itu, dan jika demikian, pesuruh-pesuruh dari putra kegelapan pun ada di situ, karena mereka me-layani semua orang yang enggan dikendalikan oleh Roh Kudus. Malaikat-malaikat surga juga hadir. Tamu-tamu yang tidak kelihatan ini hadir pada setiap kesempatan seperti itu. Mungkin ke dalam rombongan itu datang juga orang-orang yang dalam hatinya bukannya hamba kebenaran dan kesucian, tetapi yang ingin mengambil bagian dalam upacara itu. Mereka tidak boleh dilarang. Ada saksi-saksi yang hadir pula ketika Yesus membasuh kaki murid-murid dan Yudas. Lebih dari mata manusia melihat peristiwa itu.KSZ2 299.1

    Kristus oleh Roh Kudus ada di situ untuk menaruh meterai pada upacara-Nya sendiri. Ia ada di situ untuk meyakinkan dan melembutkan hati. Tiada suatu pandangan, tiada suatu pikiran penyesalan yang tidak diperhatikan-Nya. Ia sedang menunggu orang yang mau bertobat dan hancur hatinya. Segala perkara siap sedia untuk penerimaan jiwa itu. Ia yang membasuh kaki Yudas ingin membasuh setiap hati dari noda dosa.KSZ2 299.2

    Jangan hendaknya seorang pun mengasingkan dirinya dari Perjamuan Kudus karena ada orang yang tidak layak mungkin hadir. Setiap murid diundang untuk mengambil bagian di hadapan umum, dan dengan demikian menyaksikan bahwa ia menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi. Pada saat inilah, pada upacara-Nya sendiri, Kristus bertemu dengan umat-Nya, dan menguatkan mereka oleh hadirat-Nya. Hati dan tangan yang tidak layak mungkin mengurus upacara itu, namun Kristus ada di situ untuk melayani anak-anak-Nya. Semua orang yang datang dengan iman pada-Nya akan mendapat berkat besar. Semua orang yang melalaikan upacara Ilahi ini akan menderita kerugian. Tentang mereka boleh dikatakan dengan tepat, “Tidak semua kamu bersih.”KSZ2 299.3

    Dalam mengambil bagian dengan murid-murid-Nya dari roti dan anggur, Kristus berjanji kepada mereka untuk menjadi Penebus mereka. Ia memberikan perjanjian baru kepada mereka, yang olehnya semua orang yang menerima Dia menjadi anak-anak Allah, dan pewaris bersama-sama dengan Kristus. Oleh perjanjian ini setiap berkat yang dapat diberikan oleh surga untuk kehidupan ini dan kehidupan pada masa depan menjadi bagian mereka. Upacara perjamuan suci ini harus dikuatkan dengan darah Kristus. Dan diadakannya upacara ini mengingatkan kepada muridmurid tentang korban yang tak terbatas yang diadakan bagi masing-masing mereka secara pribadi sebagai sebagian dari segenap umat manusia yang sudah jatuh.KSZ2 299.4

    Tetapi upacara Perjamuan Kudus jangan hendaknya menjadi suatu saat berdukacita. Ini bukanlah maksudnya. Ketika murid-murid Tuhan berkumpul di sekeliling meja-Nya, tidak seharusnya mereka mengingat dan meratapi kekurangan mereka. Tidak seharusnya mereka merenungkan pengalaman rohani mereka yang lampau, apakah pengalaman itu menggembirakan atau menyedihkan. Tidak seharusnya mereka mengingat perbedaan paham antara mereka dan saudara-saudara mereka. Upa cara persiapan telah meliputi segala perkara ini. Pemeriksaan diri sendiri, pengakuan dosa, pemberesan perbedaan paham, semuanya sudah dilakukan. Sekarang mereka datang untuk berjumpa dengan Kristus. Tidak seharusnya mereka berdiri dalam bayang salib, melainkan dalam terangnya yang menyelamatkan. Mereka harus membuka jiwa kepada sinar terang dari Matahari Kebenaran. Dengan hati yang disucikan oleh darah Kristus yang paling berharga, dalam rasa kesadaran yang penuh akan hadirat-Nya, meskipun tidak kelihatan, mereka harus mendengar perkataan-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu.” Yoh. 14:27.KSZ2 300.1

    Tuhan kita mengatakan, di bawah keyakinan dosa, ingatlah bahwa Aku mati untuk engkau. Bila ditindas dan dianiaya dan disusahkan karena nama-Ku dan karena Injil, ingatlah kasih-Ku, begitu besar sehingga bagimu Aku memberikan hidup-Ku. Bila kewajibanmu tampaknya berat dan keras dan bebanmu terlalu berat untuk ditanggung, ingatlah bahwa karenamulah Aku menanggung salib, tidak menghiraukan malu. Bila hatimu takut akan ujian yang berat, ingatlah bahwa Penebusmu hidup untuk memohonkan syafaat bagimu.KSZ2 300.2

    Upacara perjamuan Kudus menunjukkan kepada kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Upacara ini direncanakan dengan maksud agar harapan ini diingat baik-baik oleh murid-murid Bila saja mereka berkumpul bersama-sama untuk memperingati kematian-Nya, mereka menceritakan kembali bagaimana “Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: Minumlah kamu semua dari cawan ini; sebab inilah darah-Ku darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru bersama-sama dengan kamu dalam kerajaan Bapa-Ku.” Dalam kesukaran mereka mendapat penghiburan dalam harapan kedatangan Tuhan. Tidak terperikan nilainya bagi mereka bila memikirkan “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” 1 Kor. 11:26.KSZ2 300.3

    Inilah perkara-perkara yang sekali-kali tidak boleh kita lupakan. Kasih Yesus, dengan kuasa-Nya yang mengajak kita, harus tetap segar dalam ingatan kita. Kristus telah menetapkan upacara ini agar hal itu menyadarkan kepada kita tentang kasih Allah yang sudah dinyatakan untuk kepentingan kita. Tidak akan ada persatuan antara jiwa kita dan Allah kecuali melalui Kristus. Persatuan dan kasih antara saudara bersaudara harus dipadukan dan dijadikan kekal oleh kasih Yesus. Dan tidak ada sesuatu yang kurang .dari kematian Kristus dapat menjadikan kasihNya berhasil bagi kita Hanyalah karena kematian-Nya kita dapat memandang dengan kegembiraan pada kedatangan-Nya yang kedua kali nya. Pengorbanan-Nya menjadi pusat harapan kita. Di atas hal inilah kita harus mendasarkan iman kita.KSZ2 301.1

    Upacara-upacara yang menunjuk kepada kerendahan dan penderitaan Tuhan kita terlalu sering dianggap hanya sekadar rupa. Upacara-upacara itu ditetapkan untuk suatu maksud. Perasaan kita perlu dihidupkan untuk berpegang erat pada rahasia kesalehan. Adalah kesempatan bagi semua orang untuk mengerti, jauh melebihi pengertian kita, tentang penderitaan Kristus yang mengadakan perdamaian itu. “Sebagaimana Musa—telah meniggikan ular itu di padang belantara,” demikian juga Anak manusia harus ditinggikan, “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal ” Ke salib di Golgota, yang menanggung Juruselamat yang sedang mati, kita harus memandang. Perhatian kita yang terus menerus menuntut kita untuk menunjukkan iman kepada Kristus.KSZ2 301.2

    Tuhan kita telah mengatakan, “Jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu .... Karena daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.” Yoh. 6:53-55. Hal ini berlaku juga pada keadaan jasmani kita Kepada kematian Kristus kita berutang untuk hidup di dunia ini sekalipun. Roti yang kita makan dibayar dengan tubuh-Nya yang sudah dipecah-pecahkan. Air yang kita minum dibeli dengan darah-Nya yang sudah dicurahkan. Tidak pernah seorang pun, orang saleh atau orang berdosa, makan makanannya sehari-hari, kecuali ia diberi makan oleh tubuh dan darah Kristus. Salib di Golgota tertera pada setiap ketul roti. Salib itu tertera pada setiap mata air. Segala perkara ini telah diajarkan oleh Kristus dalam menentukan lambang pengorbanan-Nya yang besar itu. Terang yang bersinar dari upacara Perjamuan Suci di ruangan atas menyucikan persediaan untuk kehidupan kita sehari-hari. Makanan keluarga menjadi bagaikan meja Tuhan, dan setiap hidangan bagaikan suatu sakramen.KSZ2 301.3

    Dan lebih benar pula perkataan Kristus itu berkenaan dengan sifat rohani kita. Ia menyatakan “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal.” Adalah oleh menerima hidup bagi kita yang dicurahkan di salib di Golgota, kita dapat hidup suci. Dan hidup ini kita terima oleh menerima perkataan-Nya, oleh melakukan perkara-perkara yang telah diperintahkan-Nya. Dengan demikian kita menjadi satu dengan Dia. “Barangsiapa makan dagingKu,” kata-Nya, “dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” Yoh. 6:54, 56, 57. Untuk Perjamuan Suci ayat-ayat ini dikenakan dalam pengertian khusus. Bila iman merenungkan pengorbanan Tuhan kita yang besar itu, jiwa menyerap kehidupan rohani Kristus. Jiwa itu akan menerima kekuatan rohani dari setiap Perjamuan Suci, Upacara itu membentuk suatu hubungan hidup yang olehnya orang percaya disatukan dengan Kristus dan dengan demikian disatukan dengan Bapa. Dalam pengertian khusus hal itu membentuk suatu hubungan antara Allah dan manusia yang tidak berdiri sendiri.KSZ2 302.1

    Bila kita menerima roti dan anggur yang melambangkan tubuh Kristus yang sudah dipecah-pecahkan dan darah yang sudah dicurahkan, maka dalam angan-angan kita menggabungkan diri dalam peristiwa Perjamuan Kudus di ruangan atas. Kita tampaknya sedang melalui taman yang di-sucikan oleh sengsara-Nya yang menanggung dosa dunia. Kita menyaksikan pergumulan yang olehnya perdamaian kita dengan Allah diperoleh. Kristus dinyatakan tersalib di antara kita.KSZ2 302.2

    Sambil memandang kepada Penebus yang sudah disalibkan, kita lebih mengerti besarnya dan maknanya pengorbanan yang diadakan oleh Yang Maha Mulia di surga. Rencana keselamatan dimuliakan di hadapan Kita, dan pikiran tentang Golgota menggugah hidup dan emosi yang suci dalam hati Kita. Puji-pujian kepada Allah dan Anak Domba akan ada dalam hati kita dan Dada bibir kita; karena kesombongan dan pemujaan diri sendiri tidak dapat tumbuh subur dalam jiwa yang senantiasa mengenangkan peristiwa di Golgota.KSZ2 303.1

    Ia yang memandang kasih Juruselamat yang tiada taranya akan diangkat derajatnya dalam pikiran. disucikan dalam hati, diubahkan dalam tabiat. Ia akan pergi ke luar menjadi suatu terang bagi dunia, memantulkan sedapat-dapatnya kasih yang gaib ini. Lebih banyak kita merenungkan salib Kristus, lebih sempurna pula kita akan menerima bahasa rasul ketika ia mengatakan, “tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan Kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” Gal. 6:14.KSZ2 303.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents