Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    74—GETSEMANI

    BERSAMA-SAMA dengan murid-murid-Nya, Yesus berjalan perlahan-lahan ke Taman Getsemani Bulan Paskah, yaitu bulan purnama, bersinar dari langit yang tidak berawan. Perkemahan para pendatang itu sunyi senyap.KSZ2 327.1

    Dengan asyiknya Yesus sudah bercakap-cakap dengan murid-muridNya dan mengajar mereka; tetapi ketika Ia mendekati Getsemani, la terdiam dengan perasaan aneh. Ia sudah sering mengunjungi tempat ini untuk merenung dan berdoa, tetapi tidak pernah dengan hati yang penuh kesusahan sebagaimana pada malam sengsara-Nya yang terakhir ini. Selama hidup-Nya di dunia Ia telah berjalan dalam terang hadirat Allah. Ketika dalam pertentangan dengan manusia yang diilhami oleh roh Setan, Ia dapat mengatakan, “Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Yoh 8:29. Tetapi sekarang tampaknya Ia terpisah dari terang hadirat Allah yang memberi kekuatan. Sekarang Ia termasuk di antara para pelanggar. Kesalahan manusia yang telah jatuh harus ditanggung-Nya. Di atas-Nya yang tidak tahu berdosa harus diletakkan kesalahan kita semuanya. Sangatlah mengerikan dosa itu pada pemandangan-Nya, sangatlah berat kesalahan yang harus ditanggung- Nya, sehingga Ia tergoda untuk takut bahwa hal itu akan memisahkan selama-lamanya dari kasih Bapa-Nya. Karena merasa betapa hebatnya murka Allan terhadap pelanggaran, Ia berseru, “Hati-Ku sangat sedih seperti mau mati rasanya.”KSZ2 327.2

    Ketika mereka mendekati taman itu, murid-murid memperhatikan perubahan yang terjadi Dada Guru mereka. Belum pernah sebelumnya mereka melihat Dia sangat sedih dan diam. Ketika mereka berjalan lebih jauh, kesedihan yang aneh ini bertambah dalam , meskipun demikian mereka tidak berani menanyakan kepada-Nya apa gerangan yang menye-babkannya. Tubuh-Nya gemetar seakan-akan Ia hampir jatuh. Ketika Ia tiba di taman itu, murid-murid mencari tempat peristirahatan-Nya yang biasa, agar Guru mereka dapat beristirahat. Setiap langkah yang diambil-Nya sekarang adalah dengan usaha yang keras, la mengerang keraskeras, seolah-olah sedang menderita di bawah tekanan beban yang hebat. Dua kali sahabat-sahabat-Nya menopang Dia. kalau tidak Ia akan jatuh ke tanah.KSZ2 328.1

    Di dekat pintu masuk ke taman, Yesus meninggalkan semuanya kecuali ketiga murid, menyuruh mereka berdoa bagi diri mereka sendiri dan bagi-Nya. Dengan Petrus, Yakobus dan Yohanes, Ia memasuki tempat yang terpencil itu. Ketiga murid ini adalah sahabat-sahabat Kristus yang paling dekat. Mereka telah memandang kemuliaan-Nya ketika Ia dipermuliakan di gunung, mereka telah melihat Musa dan Elia bercakapcakap dengan Dia: mereka telah mendengar suara dari surga; sekarang dalam pergumulan-Nya yang besar itu, Kristus menginginkan kehadiran mereka di dekat-Nya. Sering semalam suntuk mereka bersama dengan Dia di tempat yang terasing ini. Pada kesempatan ini, sesudah saat berjaga-jaga dan berdoa, mereka tertidur tanpa diganggu agak jauh dari Guru mereka, sampai Ia membangunkan mereka pada pagi hari untuk meneruskan pekerjaan mereka. Tetapi sekarang Ia menghendaki mereka menggunakan malam itu untuk berdoa dengan Dia. Tetapi Ia tidak sampai hati membiarkan mereka menyaksikan sengsara yang harus dideritaNya.KSZ2 328.2

    “Tinggallah kamu di sini,” kata-Nya, “dan berjagalah serta-Ku.” Ia pergi agak jauh dari mereka—tidak begitu jauh sampai mereka dapat melihat dan mendengar Dia—dan jatuh tersungkur di tanah. Ia merasa bahwa oleh dosa Ia sedang dipisahkan dari Bapa-Nya. Jurang sangat lebar, sangat gelap, sangat dalam sehingga jiwa-Nya menggigit di hadap-annya. Tidak seharusnya Ia menggunakan kuasa Ilahi-Nya untuk menghindarkan sengsara ini. Sebagai manusia la harus menderita akibat dosa manusia. Sebagai manusia Ia harus menanggung murka Allah terhadap pelanggaran.KSZ2 328.3

    Kristus kini sedang berdiri dalam sikap yang berbeda dengan sikap yang dalamnya Ia pernah berdiri dahulu. Penderitaan-Nya dapat dilukiskan sebaik-baiknya dalam perkataan nabi, “‘Hai pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku, terhadap orang yang paling karib kepada-Ku!’ demikianlah Firman Tuhan semesta alam.” Zakh. 13:7. Sebagai pengganti dan pengaku bagi manusia yang berdosa. Kristus sedang menderita di bawah keadilan Ilahi. Ia melihat apa artinya keadilan. Sampai kini Ia telah menjadi juru syafaat bagi orang lain, sekarang Ia ingin mendapat seorang juru syafaat bagi diri-Nya sendiri.KSZ2 329.1

    Ketika Kristus merasakan persatuan-Nya dengan Bapa diputuskan, la khawatir jangan-jangan dalam sifat manusia-Nya. Ia tidak akan sanggup menanggung pergumulan mendatang untuk melawan kuasa kegelapan. Dalam banyaknya penggodaan nasib umat manusia berada dalam bahaya. Pada waktu itu Kristus Seorang pemenang. Sekarang si penggoda telah datang untuk pergumulan menakutkan yang terakhir itu. Untuk mi ia sudah mengadakan persiapan selama tiga tahun masa kerja Kristus. Segala sesuatu berada dalam pertaruhan baginya. Jika ia gagal di sini. harapannya untuk menguasai hilang; kerajaan-kerajaan dunia akhirnya akan menjadi milik Kristus; «a sendiri akan digulingkan dan dibuang. Tetapi jika Kristus dapat dikalahkan, bumi akan menjadi kerajaan Setan, dan umat manusia akan berada dalam kuasanya selama-lamanya. Dengan adanya persoalan pergumulan yang dihadapi-Nya, jiwa Kristus dipenuhi dengan ketakutan tentang pemisahan dari Allah. Setan mengatakan kepada-Nya bahwa jika Ia menjadi pengaku bagi dunia yang berdosa, perpisahan akan kekal. Ia akan disamakan dengan keriaan Setandan tidak pernah lagi menjadi satu dengan Allah.KSZ2 329.2

    Dan apakah yang akan didapat dengan pengorbanan ini? Alangkah tidak berpengharapan tampaknya kesalahan manusia dan sifatnya yang tidak berterima kasih’ Dalam keadaan yang paling sulit Setan menekan- kan keadaan itu ke atas Penebus: Orang yang mengaku melebihi semua orang yang lain dalam keuntungan duniawi dan rohani telah menolak Engkau. Mereka sedang berusaha membinasakan Engkau, dasar, pusat dan meterai janji-janji yang diberikan kepada mereka sebagai suatu bangsa yang istimewa. Salah seorang dari murid-murid-Mu sendiri, yang telah mendengarkan petunjuk-Mu, dan yang paling terkemuka dalam kegiatan-kegiatan sidang, akan menyerahkan Engkau. Salah seorang dari para pengikut-Mu yang paling rajin akan menyangkal Engkau. Semuanya akan meninggalkan-Mu. Segenap tubuh Kristus merasa ngeri akan pikiran itu. Bahwa mereka yang diusahakan-Nya hendak diselamatkan, mereka yang paling dikasihi-Nya, akan bersatu dalam rencana Setan, hal ini sungguh sangat menusuk jiwa-Nya. Pergumulan itu hebat. Ukurannya ialah kesalahan bangsa-Nya, kesalahan para penuduh dan pengkhianat-Nya,’kesalahan suatu dunia yang berada dalam kejahatan. Dosa-dosa manusia menekan dengan sangat beratnya ke atas Kristus, dan perasaan tentang murka Allah terhadap dosa sedang meremukkan hidup-Nya.KSZ2 329.3

    Pandanglah Dia yang sedang merenungkan harga yang harus dibayar untuk jiwa manusia. Dalam sengsara-Nya Ia bertumpu erat-erat pada tanah yang dingin, seakan-akan mencegah diri-Nya sendiri dari perpisahan lebih jauh dari Allah. Embun malam yang dingin jatuh ke atas tubuh-Nya yang sedang tersungkur, tetapi Ia tidak menghiraukannya. Dari bibirNya yang pucat keluarlah seruan yang pahit. “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku.” Meskipun demikian sekarang pun Ia menambahkan, “tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”KSZ2 330.1

    Hati manusia merindukan simpati dalam penderitaan. Kerinduan ini dirasakan benar-benar oleh Kristus. Dalam sengsara jiwa-Nya yang hebat itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dengan suatu kerinduan yang besar hendak mendengar kata penghiburan dari mereka yang sudah sering sekali diberkati dan dihiburkan, dan dilindungi-Nya dalam kesusahan dan kesedihan. Seorang yang senantiasa mengucapkan perkataan simpati bagi mereka kini sedang menderita sengsara yang melebihi kekuatan manusia dan Ia ingin mengetahui bahwa mereka sedang berdoa bagi-Nya dan bagi mereka sendiri. Alangkah gelap tampaknya kejahatan dosa! Sungguh mengerikan adanya penggodaan untuk membiarkan umat ma- nusia menanggung akibat kesalahannya sendiri, sementara Ia berdiri dalam keadaan tidak bersalah di hadapan Allah. Kalau saja Ia dapat mengetahui bahwa murid-murid-Nya mengerti dan menghargai hal ini, Ia akan dikuatkan.KSZ2 330.2

    Setelah berdiri dengan usaha yang susah payah, Ia terhuyung-huyung ke tempat di mana Ia telah meninggalkan sahabat-sahabay-Nya. Tetapi “didapati-Nya mereka tertidur.” Sekiranya didapati-Nya mereka sedang berdoa, Ia akan merasa lega. Sekiranya mereka sedang mencari perlin-dungan di dalam Allah, agar alat-alat Setan tidak dapat mengalahkan mereka, Ia akan dihiburkan oleh iman mereka yang teguh. Tetapi mereka tidak menghiraukan amaran yang diberikan berulang-ulang itu, “Berjagalah dan berdoalah.” Pada mulanya mereka sangat susah melihat Guru mereka, biasanya sangat tenang dan agung, kini sedang bergumul dengan kesusahan yang sukar sekali diselami. Mereka telah berdoa ketika mereka mendengar tangisan yang keras dari penderita. Mereka tidak berniat meninggalkan Tuhan, tetapi mereka tampaknya dilumpuhkan dengan perasaan lengah yang sebenarnya dapat mereka hindarkan sekiranya mereka telah memohon kepada Allah dengan tidak berkeputusan. Mereka tidak menyadari perlunya berjaga-jaga dan berdoa dengan tekun agar dapat mengalahkan penggodaan.KSZ2 331.1

    Justru sebelum Ia melangkah menuju ke taman, Yesus telah mengatakan kepada murid-murid. “Kamu semua akan tergoncang imanmu.” Mereka telah memberi Dia jaminan yang paling kuat bahwa mereka akan pergi dengan Dia ke penjara dan kepada kematian sekalipun. Dan Petrus yang malang, dan merasa diri sudah cukup telah menambahkan “Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak.” Mrk. 14:27, 29. Tetapi murid-murid berharap pada diri mereka sendiri. Mereka tidak memandang kepada Penolong yang berkuasa sebagaimana yang dinasihatkan Kristus kepada mereka. Itulah sebabnya ketika Juruselamat paling memerlukan simpati dan doa mereka, didapati mereka dalam keadaan tertidur. Petrus pun sedang tertidur.KSZ2 331.2

    Dan Yohanes murid yang kekasih yang telah bersandar pada dada Yesus, sedang tertidur. Tentu saja, kasih Yohanes bagi Gurunya seharusnya menjadikan dia tetap bangun. Doanya yang tekun seharusnya berpadu dengan doa Juruselamatnya yang kekasih pada masa kesusahan-Nya yang hebat itu. Penebus telah menggunakan sepanjang malam berdoa bagi murid-murid-Nya, agar iman mereka jangan gagal. Sekiranya sekarang Yesus menanyakan kepada Yakobus dan Yohanes pertanyaan yang pernah ditanyakan-Nya kepada mereka, “Dapatkah kamu minum cawan yang akan Kuminum dan dibaptiskan dengan baptisan, yang akan kuterima?” mereka tidak akan berani menjawab, “Kami dapat.” Mat. 20:22.KSZ2 331.3

    Murid-murid terjaga mendengar suara Yesus, tetapi mereka hampir tidak mengenal Dia, wajan-Nya sangat berubah oleh dukacita. Ketika menyapa Petrus, Yesus berkata, “Hai Simon, tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? Berjagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Kelemahan murid-murid-Nya menggugah simpati Yesus. Ia khawatir jangan-jangan mereka tidak sanggup menahan ujian yang akan menimpa mereka ketika Ia diserahkan dan dibunuh. Ia tidak menegur mereka, melainkan mengatakan, “Berjagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” Dalam sengsara-Nya yang besar sekalipun, Ia berusaha memaafkan kelemahan mereka. “Roh memang penurut. tetapi daging lemah.”KSZ2 332.1

    Sekali lagi Anak Allah dipenuhi sengsara yang di luar batas kekuatan manusia, dan dalam keadaan lemah dan kehabisan tenaga, Ia terhuyunghuyung kembau ke tempat pergumulan-Nya yang terdahulu. Penderitaan-Nya malah lebih besar daripada sebelumnya. Ketika sengsara jiwa menimpa Dia, “keringat-Nya menjadi seperti titik-titik darah bertetesan ke tanah.” Pohon sypress dan pohon kurma merupakan saksi-saksi yang diam terhadap dukacita-Nya. Dari cabang-cabang yang rimbun daunnya jatuhlah embun yang berat ke atas tubuh-Nya yang dirundung malang itu seakan-akan alam meratapi Khaliknya yang sedang bergumul sendirian dengan kuasa kegelapan.KSZ2 332.2

    Belum lama berselang, Yesus telah berdiri bagaikan sebuah pohon aras yang besar, melawan topan pertentangan yang menghembuskan ke-marahannya ke atas-Nya. Kehendak yang degil dan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kelicikan, telah berusaha dengan sia-sia hendak membingungkan dan mengalahkan Dia. Ia berdiri tegak dalam kebesaran Ilahi sebagai Anak Allah. Sekarang Ia bagaikan sebatang bambu yang dipukul dan dibengkokkan oleh topan yang ganas. Ia telah mendekati se- lesainya pekerjaan-Nya sebagai seorang pemenang, dan pada setiap langkah Ia telah mendapat kemenangan atas kuasa kegelapan. Sebagai seorang yang sudah dimuliakan, Ia telah mengaku satu dengan Allah. Dalam nada yang tidak ragu-ragu sudah dinyaringkan-Nya nyanyian puji-pujian. Ia telah berkata kepada murid-murid-Nya dengan perkataan yang memberanikan dan lemah lembut. Sekarang telah tiba saat kuasa kegelapan. Sekarang suara-Nya kedengaran pada udara malam yang te-nang, bukannya dalam nada kemenangan, melainkan penuh dengan derita manusia. Perkataan Juruselamat sampai ke telinga murid-murid yang sedang mengantuk, “Ya Bapa-Ku, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu.”KSZ2 332.3

    Tiga kali Ia mengucapkan doa itu. Tiga kali kemanusiaan telah menganjur surut dai pengorbanan yang terakhir yang paling hebat itu. Tetapi sekarang sejarah umat manusia terbayang di hadapan Penebus dunia. Ia melihat bahwa para pelanggar hukum, jika dibiarkan sendirian, mesti binasa. Ia melihat keadaan manusia yang tidak berdaya. Ia melihat kuasa dosa. Malapetaka dan ratapan dunia yang terkutuk terbayang di hadapan-Nya. Ia melihat nasib yang mengancamnya, dan keputusan-Nya pun diambil-Nya. Bagaimanapun juga Ia akan menyelamatkan manusia kepada-Nya. Ia menerima baptisan darah-Nya, agar melalui Dia berjutajuta orang yang sedang binasa dapat memperoleh hidup kekal. Ia telah meninggalkan istana surga, di mana semuanya adalah kesucian, kebahagiaan. dan kemuliaan, untuk menyelamatkan satu domba yang hilang, satu dunia yang sudah jatuh oleh pelanggaran. Dan Ia tidak akan berbalik dari tugas-Nya. Ia akan menjadi perdamaian bagi bangsa manusia yang telah gemar melakukan dosa. Doa-Nya sekarang hanya menyampaikan penye-rahan, “Jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila ^ku meminumnya, jadilah kehendak-Mu.”KSZ2 333.1

    Setelah mengambil keputusan ini, Ia terjatuh dalam keadaan hampir mati ke tanah yang dari padanya Ia baru berdiri sedikit. Di manakah se-karang murid-murid-Nya, untuk menaruh tangan dengan lemah lembut di bawah kepala Guru mereka yang mulai lemah, dan membasahi dahi yang dilukai lebih daripada anak-anak manusia? Juruselamat mengirik apitan sendirian, dan tidak seorang pun dari orang banyak itu bersamasama dengan Dia.KSZ2 333.2

    Tetapi Allah menderita dengan Anak-Nya. Malaikat-malaikat me-mandang derita Juruselamat. Mereka melihat Tuhan mereka dikelilingi oleh banyak sekali tentara Setan, keadaan-Nya dibebani dengan suatu kengerian yang menakutkan dan gaib. Di surga sunyi senyap. Tidak ada kecapi yang dipetik. Sekiranya manusia yang fana dapat melihat keheranan bala tentara malaikat ketika dalam kesedihan yang tidak diungkapkan mereka memperhatikan Bapa memisahkan sinar terang, kasih, dan kemuliaan-Nya dari Anak-Nya yang kekasih, mereka akan mengerti lebih baik betapa menjijikkan dosa itu pada pemandangan-Nya.KSZ2 334.1

    Dunia-dunia yang tidak jatuh dan malaikat-malaikat di surga telah memperhatikan dengan perhatian besar ketika pertentangan itu hampir akan berakhir. Setan dan persekutuan kejahatannya, rombongan malaikat yang murtad, memperhatikan sungguh-sungguh krisis besar ini dalam pekerjaan penebusan. Kuasa kebaikan dan kejahatan menunggu hendak melihat jawab apa akan diberikan pada doa Kristus yang diulangi tiga kali itu. Malaikat-malaikat ingin membawa keringanan kepada penderita Ilahi itu, tetapi hal ini tidak diperbolehkan. Tidak ada jalan kelepasan didapat untuk Anak Allah. Dalam krisis yang dahsyat ini, ketika segala sesuatu berada dalam pertaruhan, ketika cawan yang sukar dipahami itu bergetar pada tangan si penderita, langit pun terbukalah, suatu terang bersinar di tengah kegelapan saat krisis yang hebat dan malaikat yang berkuasa yang berdiri di hadirat Allah, yang menempati kedudukan yang dari padanya Setan jatuh, datang ke sisi Kristus. Malaikat itu datang bukannya hendak mengambil cawan itu dari tangan Kristus, melainkan hendak menguatkan Dia untuk meminumnya, dengan jaminan kasih Bapa. Ia datang hendak memberikan kuasa pemohon manusia Ilahi itu. Ia mengalihkan perhatian-Nya kepada langit yang terbuka, dan mengatakan kepada-Nya tentang jiwa-jiwa yang akan diselamatkan sebagai akibat penderitaan-Nya. Ia memastikan kepada-Nya bahwa Bapa-Nya lebih besar dan lebih berkuasa daripada Setan, bahwa kematian-Nya akan mengakibatkan kekalahan belaka di pihak Setan, dan bahwa kerajaan dunia ini akan diberikan kepada segala kesucian Allah tatkala Ia mengatakan kepada-Nya bahwa Ia akan melihat kesukaran jiwa-Nya dan merasa puas karena Ia akan melihat serombongan besar umat manusia yang diselamatkan, diselamatkan selama-lamanya.KSZ2 334.2

    Sengsara Kristus tidak berhenti, tetapi perasaan tertekan dan perasaan putus asa hilang dari pada-Nya. Topan sekali-kali belum berhenti, tetapi Ia yang menjadi sasarannya dikuatkan untuk menghadapi keganasannya. Ia keluar dalam keadaan tenang dan tenteram. Damai surga terdapat di wajah-Nya yang berlumuran darah. Ia telah menanggung sesuatu yang tidak pernah akan dapat ditanggung oleh manusia; karena Ia telah merasai penderitaan kematian bagi setiap manusia.KSZ2 335.1

    Murid-murid yang sedang tertidur tiba-tiba dijagakan oleh terang yang mengelilingi Juruselamat Mereka melihat malaikat tunduk pada Guru mereka yang sedang meniarap. Mereka melihat malaikat itu mengangkat kepala Juruselamat pada dadanya, dan menunjuk ke surga. Mereka mendengar suaranya, bagaikan musik yang merdu, mengucapkan perkataan penghiburan dan pengharapan. Murid-murid itu teringat akan peristiwa ketika Yesus dipermuliakan di atas gunung. Mereka teringat akan kemuliaan yang telah menyelubungi Yesus dalam Bait Suci, serta suara Allah yang berbicara dari awan. Sekarang kemuliaan yang sama dinyatakan lagi, dan mereka tidak lagi merasa khawatir akan Guru mereka. Ia berada dalam pemeliharaan Allah; seorang malaikat yang berkuasa telah diutus untuk melindungi Dia. Sekali lagi murid-murid dalam keletihan mereka menyerah pada kelengahan yang aneh yang menguasai mereka. Sekali lagi Yesus mendapati mereka dalam keadaan tertidur.KSZ2 335.2

    Sambil memandang dengan sedihnya kepada mereka, Ia berkata, “Tidurlah sekarang dan istirahatlah: Lihatlah, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.”KSZ2 335.3

    Pada saat la mengucapkan perkataan ini, Ia mendengar langkah kaki orang banyak yang sedang mencari Dia, dan berkata, “Bangunlah kamu, marilah kita pergi; dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.”KSZ2 335.4

    Derita yang haru saja dirasakan-Nya tidak kelihatan ketika Yesus melangkah hendak berjumpa dengan orang yang hendak menyerahkan Dia. Sambil berdiri di muka murid-murid-Nya Ia berkata, “Siapakah yang kamu cari?” Mereka menjawab, “Yesus orang Nazaret.” Yesus menjawab, “Akulah Dia.” Ketika perkataan ini diucapkan, malaikat yang tadinya melayani Yesus berpindah di antara Dia dan orang banyak. Suatu terang Ilahi menerangi wajah Juruselamat, dan suatu rupa seperti burung merpati menaungi Dia. Oleh adanya kemuliaan Ilahi ini. orang banyak yang ingin membunuh ini tidak dapat berdiri sesaat pun. Mereka mundur terhuyung-huyung. Imam-imam, tua-tua, serdadu-serdadu, malahan Yudas pun, jatuh ke tanah seperti orang mati.KSZ2 335.5

    Malaikat itu mengundurkan diri, dan terang itu pun lenyaplah. Yesus mempunyai kesempatan untuk meluputkan diri, tetapi la tinggal tetap di situ, dalam keadaan tetap tenang saja. Sebagai seorang yang dipermuliakan Ia berdiri di tengah rombongan orang banyak yang sudah keras hati yang sekarang tertiarap dan tidak berdaya di kaki-Nya. Murid-murid melihatnya, terdiam karena keheranan dan kekaguman.KSZ2 336.1

    Tetapi dengan cepat pemandangan itu berubah. Orang banyak bangkit berdiri. Serdadu-serdadu Roma, imam-imam dan Yudas, berkumpul di sekeliling Kristus. Tampaknya mereka merasa malu akan kelemahan mereka, dan khawatir jangan-jangan Ia akan meloloskan diri. Sekali lagi pertanyaan ditanyakan oleh Penebus, “Siapakah yang kamu can?” Mereka telah mendapat bukti bahwa Ia yang berdiri di hadapan mereka adalah Anak Allah, tetapi mereka tidak mau diyakinkan. Menjawab pertanyaan “Siapakah yang kamu cari?” sekali lagi mereka menjawab, “Yesus orang Nazaret.” Kemudian Juruselamat berkata, “Aku sudah mengatakan kepadamu, Akulah Dia; sebab itu, jikalau kamu mencari Aku, biarkanlah orang ini pergi,” sambil menunjuk kepada murid-murid. Ia mengetahui alangkah lemahnya iman mereka, dan Ia berusaha melindungi mereka dari penggodaan dan ujian Bagi mereka Ia bersedia mengorbankan diri-Nya.KSZ2 336.2

    Yudas si pengkhianat itu tidak lupa peranan yang hendak dilakukannya. Ketika orang banyak memasuki taman itu, ia telah mendahului mereka, diikuti oleh imam besar. Kepada orang-orang yang hendak menangkap Yesus ia telah memberikan tanda dengan berkata, “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.” Mat. 26:48. Sekarang ia purapura tidak ada bagian dengan mereka. Setelah mendekati Yesus, ia memegang tangan-Nya sebagai seorang sahabat yang akrab. Dengan perkataan, “Salam rabi,” ia mencium-Nya berulang-ulang, dan menangis seakan menaruh simpati kepada-Nya dalam bahaya-Nya.KSZ2 336.3

    Yesus berkata kepadanya, “Hai teman, untuk itukah engkau datang?” Suara-Nya gemetar dengan kesusahan ketika Ia menambahkan, “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?” Seruan ini seharusnya membangkitkan angan-angan hati orang yang menyerah-kan Dia, dan menjamah hatinya yang degil; tetapi kehormatan, kesetiaan dan kelemahlembutan manusia telah meninggalkan dia. Ia berdiri dengan berani dan menantang, tanpa menunjukkan kecenderungan untuk menaruh kasihan. Ia telah menyerahkan dirinya kepada Setan, dan ia tidak mempunyai kuasa untuk melawan dia. Yesus tidak menolak ciuman orang yang menyerahkan Dia.KSZ2 336.4

    Orang banyak bertambah berani ketika mereka melihat Yudas menjamah Dia yang belum lama berselang dirpermuliakan di hadapan mata mereka. Sekarang mereka menangkap Yesus, dan mula, mengikat tangan yang indah yang telah digunakan dalam berbuat baik.KSZ2 337.1

    Murid-murid telah berpikir bahwa Guru mereka tidak akan membiarkan diri-Nya ditangkap. Karena kuasa yang sama yang telah menyebabkan orang banyak itu jatuh sebagai orang mati dapat menahan mereka dalam keadaan tidak berdaya, sampai Yesus dan sahabat-sahabat-Nya meloloskan diri. Mereka terkecewa dan marah ketika mereka melihat tali dibawa ke depan untuk mengikat tangan Orang yang mereka kasihi. Petrus dalam amarahnya buru-buru menghunus pedangnya dan mencoba membela Gurunya, tetapi ia hanya memancung telinga hamba imam besar. Ketika Yesus melihat apa yang telah dilakukan, la melepaskan tangan-Nya, meskipun dipegang erat-erat oleh serdadu-serdadu Roma, dan berkata, “Sudahlah itu!” Ia menjamah telinga yang luka itu, dan menyembuhkannya. Kemudian Ia berkata kepada Petrus, “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?” Satu pasukan gantinya masing-masing murid-murid. Oh, mengapa, pikir murid-murid itu, bukankah Ia menyelamatkan diri-Nya dan kita pun? Menjawab pikiran mereka yang tidak diucapkan itu, Ia menambahkan, “Jikalau begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?” “Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?”KSZ2 337.2

    Kemuliaan para pemimpin Yahudi tidak menghalangi mereka dari usaha menggabungkan diri hendak menangkap Yesus. Penangkapan- Nya terlalu penting sehingga tidak boleh dipercayakan kepada orang bawahan, imam-imam dan tua-tua yang licik telah menggabungkan diri dengan penjaga Bait Suci dan rakyat jelata dalam mengikuti Yudas ke Getsemani. Alangkah besarnya rombongan yang diikuti oleh para pembesar itu--orang banyak yang ingin melakukan sesuatu dan dipersenjatai dengan segala jenis alat, seakan-akan hendak mengejar seekor binatang buas!KSZ2 337.3

    Setelah berbalik kepada imam-imam dan tua-tua, Kristus menatap mereka. Perkataan yang diucapkan-Nya tidak pernah akan dilupakan oleh mereka selama mereka hidup. Perkataan itu bagaikan anak panah yang tajam dari Yang Maha Kuasa. Dengan kebesaran Ia mengatakan: “Kamu datang kepada-Ku dengan pedang dan pentung sebagaimana yang kamu perbuat terhadap seorang pencuri atau perampok. Dari hari ke hari Aku duduk mengajar dalam Bait Suci Kamu mempunyai setiap kesempatan untuk menangkap Aku dan kamu tidak berbuat apa-apa. Malam paling cocok untuk perbuatanmu. “Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu.”KSZ2 338.1

    Murid-murid ketakutan ketika mereka melihat Yesus membiarkan diri-Nya ditangkap dan diikat. Mereka merasa sakit hati Karena Ia membiarkan penghinaan ini kepada diri-Nya dan kepada, mereka. Mereka tidak dapat mengerti tingkah laku-Nya, dan mereka menyalahkan Dia karena menyerah kepada orang banyak. Dalam kemarahan dan ketakutan mereka, Petrus menganjurkan untuk meluputkan diri mereka sendiri. Untuk mengikuti anjuran ini, mereka semuanya “lari meninggalkan Dia.” Tetapi Yesus telah meramalkan perihal murid-murid-Nya meninggalkan Dia. “Lihat,” Ia telah mengatakan, “saatnya datang bahkan sudah datang, bahwa kamu dicerai-beraikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.” oh. 16:32.KSZ2 338.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents