Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    85—SEKALI LAGI DI TEPI LAUT

    YESUS telah menentukan hendak berjumpa dengan murid-muridNya di Galilea, dan segera sesudah pekan Paskah berakhir, mereka pergi ke sana. Ketidakhadiran mereka di Yerusalem selama perayaan itu akan ditafsirkan sebagai sifat tidak setia dan bidat, sebab itu mereka tinggal sampai pada penutupannya; tetapi setelah perayaan ini selesai, dengan girang pulanglah mereka ke rumah untuk menemui Juruselamat sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan-Nya.KSZ2 463.1

    Tujuh dari murid-murid itu berada dalam rombongan itu. Mereka me-ngenakan pakaian nelayan yang hina, mereka miskin dalam harta duniawi. tetapi kaya dalam pengetanuan dan kebiasaan kebenaran, yang pada pemandangan Surga memberi mereka martabat tertinggi sebagai guruguru. Mereka belum pernah menjadi siswa dalam sekolah nabi-nabi, tetapi selama tiga tahun mereka telah diajar oleh Pendidik terbesar yang pernah dikenal oleh dunia. Di bawah petunjuk-Nya mereka telah ditinggikan derajatnya, menjadi cerdas, dan halus budi pekertinya, alat-alat yang dengan perantaraan mereka orang-orang dapat dituntun kepada pengetahuan akan kebenaran.KSZ2 463.2

    Kebanyakan masa kerja Kristus telah digunaKan di dekat laut Galilea. Ketika murid-murid berhimpun di suatu tempat di mana mereka tidak mungkin terganggu, mereka mendapati diri mereka dalam keadaan dikelilingi oleh hal-hal yang mengingat tentang Yesus dan perbuatan-Nya yang sangat besar. Di atas laut inilah, ketika hati mereka dipenuhi ketakutan. dan topan yang ganas sedang membawa mereka dengan cepat kepada kebinasaan, Yesus berjalan di atas ombak besar untuk menyelamatkan mereka. Di sinilah topan didiamkan oleh perkataan-Nya. Mereka dapat melihat pantai di tempat lebih sepuluh ribu orang telah dikenyangkan dengan beberapa ketul roti dan ikan kecil-kecil. Tidak jauh dari tempat itu terdapatlah Kapernaum, tempat diadakannya banyak sekali mukjizat. Ketika murid-murid melihat pemandangan ini, pikiran mereka penuhlah dengan perkataan dan perbuatan Juruselamat mereka.KSZ2 463.3

    Malam itu enak rasanya, dan Petrus, yang masih banyak menggemari perahu dan menangkap ikan, menganjurkan agar mereka pergi ke laut dan melabunkan pukat mereka. Mereka semuanya bersedia menggabungkan diri dalam rencana ini, mereka memerlukan makanan dan pakaian, yang dapat dicukupkan oleh hasil penangkapan ikan yang berhasil pada malam hari. Sebab itu mereka pun pergi dalam perahu mereka, tetapi tidak menangkap suatu pun. Sepanjang malam mereka bekerja keras, tetapi tidak berhasil. Sepanjang saat-saat yang meletihkan itu mereka mempercakapkan tentang Tuhan mereka yang tidak hadir, dan teringat akan peristiwa-peristiwa ajaib yang sudah mereka saksikan dalam pelayanan-Nya di tepi laut Mereka meragukan tentang masa depan mereka sendiri, dan bertambah susah memikirkan harapan di hadapan mereka.KSZ2 464.1

    Selama itu Seorang yang memperhatikan di pantai mengikuti mereka dengan mata-Nya, sedangkan Ia Sendiri tidak kelihatan. Akhirnya fajar pun menyingsing. Perahu itu tidak berapa jauh dari pantai, dan muridmurid melihat seorang asing berdiri di pantai, yang menyapa mereka dengan pertanyaan, “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk?” Ketika mereka menjawab, “Tidak ada,’1 “maka kata Yesus kepada mereka: Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh. Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.”KSZ2 464.2

    Yohanes mengenal Orang asing itu, dan berseru kepada Petrus, “Itu Tuhan.” Petrus sangat bangga dan sangat gembira, sehingga dalam ke-rinduannya terjunlah ia ke dalam air dan tidak lama kemudian berdirilah ia di sisi Gurunya. Murid-murid lain datang dalam perahu mereka, sambil menarik pukat dengan ikan-ikan. “Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.”KSZ2 464.3

    Mereka sudah terlalu keheranan untuk menanyakan dari mana asalnya api dan makanan itu. “Kata Yesus kepada mereka: Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.” Petrus cepat-cepat pergi ke pukat yang telah ditebarkannya, dan menolong saudara-saudaranya untuk menariknya ke pantai. Setelah pekerjaan itu selesai, dan persiapan sudah diadakan, Yesus mengundang murid-murid datang dan makan. Makanan itu dipecah-pecahkan-Nya, dan dibagikan-Nya di antara mereka, dan dikenal dan diakui oleh ketujuh orang itu. Mukjizat memberi makan lima ribu orang di kaki gunung kini diingatkan kepada merekatetapi suatu kekaguman yang penuh rahasia menimpa mereka dan dengan tenang mereka memandang kepada Juruselamat yang sudah bangkit itu.KSZ2 465.1

    Dengan jelas mereka teringat akan peristiwa di tepi laut ketika Yesus telah menyuruh mereka mengikut Dia. Mereka teringat bagaimana, atas perintah-Nya, mereka pergi ke tempat yang dalam dan melabuhkan pukat, dan hasil penangkapan itu sangatlah limpah memenuhi pukat, sehingga pukat hampir koyak. Kemudian Yesus telah memanggil mereka meninggalkan perahu nelayan mereka, dan menjanjikan hendak menjadikan mereka penjala orang. Ia mengadakan mukjizat ini sekali lagi, dengan maksud mengingatkan peristiwa ini kepada mereka, dan memperdalam kesannya. Perbuatan-Nya merupakan suatu pembaruan perintah-Nya kepada murid-murid. Hal itu menunjukkan kepada mereka bahwa kematian Guru mereka tidak mengurangi kewajiban mereka untuk melakukan pekerjaan yang telah ditentukan-Nya bagi mereka. Meskipun mereka kehilangan persahabatan-Nya secara pribadi, serta bantuan oleh pekerjaan mereka terdahulu, namun Juruselamat yang sudah bangkit itu masih menjaga mereka. Sementara mereka melakukan peke*jaar-Nya, ia akan menyediakan keperluan mereka. Dan Yesus mempunyai suatu maksud dalam menyuruh mereka membuangkan pukat mereka ke sebelah kanan perahu. Pada sisi itulah Ia berdiri di pantai. Itulah sisi iman. Jika mereka bekerja sama dengan Dia—kuasa Ilahi-Nya yang bergabung dengan usaha manusia—mereka tidak mungkin gagal dalam mendapat kemajuan.KSZ2 465.2

    Pelajaran lain harus diberikan Kristus, yang khususnya menyangkut Petrus. Penyangkalan Petrus akan Tuhannya sangatlah memalukan per-bedaannya dengan pengakuan kesetiaannya yang terdahulu, la tidak menghormati Kristus dan menyebabkan saudara-saudaranya kurang per-caya kepadanya. Mereka berpendapat bahwa ia tidak akan dibiarkan mengambil kedudukannya yang terdahulu di antara mereka, dan ia sendiri merasa bahwa ia telah kehilangan tanggung jawabnya. Sebelum dipanggil untuk mengambil kembali pekerjaannya sebagai rasul, ia harus memberikan bukti pertobatannya di hadapan mereka semuanya. Tanpa hal ini, dosanya dapat merusakkan pengaruhnya sebagai pekerja Kristus, meskipun ia telah bertobat dari padanya. Juruselamat memberi dia kesempatan untuk mendapat kembali keyakinan dari saudara-saudaranya, dan sedapat-dapatnya melenyapkan celaan yang telah didatangkannya ke atas Injil.KSZ2 466.1

    Di sini diberikan suatu pelajaran bagi semua pengikut Kristus. Injil tidak mengadakan kompromi dengan kejahatan. Injil itu tidak dapat memaafkan dosa. Dosa tersembunyi harus diakui kepada Allah secara rahasia; tetapi untuk dosa terbuka, pengakuan terbuka dituntut. Celaan karena dosa murid-murid ditimpakan ke atas Kristus. Hal itu menyebabkan Setan bersorak kemenangan, dan jiwa-jiwa yang ragu-ragu tersandung. Oleh memberikan bukti pertobatan, murid itu harus menghilangkan celaan ini sekuat tenagaya.KSZ2 466.2

    Sementara Kristus dan murid-murid makan sehidangan di tepi pantai, Juruselamat berkata kepada Petrus, “Hai Simon, anak Yohanes, adakah engkau mengasihi Aku lebih daripada orang-orang ini?” yang dimaksudkan-Nya ialah saudara-saudaranya. Petrus pernah menyatakan, “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” Mat. 26:33. Tetapi kini ia menaruh penilaian yang lebih benar ke atas dirinya. “Ya Tuhan,” katanya, “Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Tidak ada jaminan yang kuat bahwa kasihnya lebih besar daripada kasih saudara-saudaranya. Ia tidak mengungkapkan pendapatnya sendiri tentang pengabdiannya. Kepada-Nya yang dapat membaca segala motif hati ia memohon untuk menilai ketulusannya, “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Dan Yesus menyuruh dia, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”KSZ2 466.3

    Sekali lagi Yesus mengenakan ujian kepada Petrus, mengulangi perkataan-Nya yang terdahulu, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Kali ini Ia tidak menanyakan kepada Petrus apakah ia mengasihi Dia lebih daripada saudara-saudaranya. Sambutan kedua serupa dengan yang pertama, bebas dari jaminan yang berlebih-lebihan. “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Yesus berkata kepadanya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Sekali lagi Juruselamat mengajukan pertanyaan yang mengesalkan, “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Petrus merasa sedih, ia berpikir bahwa Yesus meragukan kasihnya. Ia mengetahui bahwa Tuhannya mempunyai sebab untuk tidak mempercayai dia, dan dengan hati yang susah ia menjawab, “Tuhan Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasini Engkau.” Sekali lagi Yesus berkata kepadanya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”KSZ2 467.1

    Tiga kali Petrus telah menyangkal Tuhannya dengan terang-terangan, dan tiga kali Yesus mendapat dari padanya jaminan kasih dan kesetiaannya, mengulang-ulangi menanyakan pertanyaan tertentu itu, laksana anak panah berduri ke dalam hatinya yang luka. Di hadapan murid-murid yang berhimpun itu Yesus menyatakan dalamnya pertobatan Petrus, dan menunjukkan betapa sungguh-sungguh murid yang pernah membanggakan diri itu merendahkan dirinya.KSZ2 467.2

    Petrus biasanya bersifat suka mendahului dan mudah digerakkan oleh dorongan hati, dan Setan mengambil kesempatan dari ciri-ciri ini untuk mengalahkan dia. Menjelang kejatuhan Petrus, Yesus telah mengatakan kepadanya, “Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” Luk. 22:31, 32. Waktunya sudah tiba, dan perubahan dalam kehidupan Petrus sudah nyata. Pertanyaan Tuhan yang keras dan bersifat menguji itu tidak memerlukan jawab yang merasa diri sudah cukup, karena kerendahan dan pertobatannya, Petrus lebih bersedia daripada sebelumnya untuk berbuat sebagai gembala domba.KSZ2 467.3

    Pekerjaan yang dipercayakan Kristus kepada Petrus ketika mengem-balikan dia kepada pelayanan ialah memeliharakan segala domba. Inilah suatu pekerjaan yang dalamnya Petrus mempunyai kurang pengalaman. Pekerjaan itu memerlukan perhatian besar dan kelemahlembutan, banyak kesabaran dan ketabahan. Pekerjaan itu memanggil dia untuk melayani mereka yang masih muda dalam iman, mengajar yang kurang pengetahuan. membukakan Kitab Suci kepada mereka, dan mendidik mereka bagi kegunaan dalam pekerjaan Kristus. Sampai saat itu Petrus tidak cocok untuk melakukannya, atau pun mengerti pentingnya pekerjaan itu. Tetapi inilah pekerjaan yang kini disuruh Yesus ia lakukan. Untuk pekerjaan ini pengalaman penderitaannya dan pertobatannya sendiri telah mempersiapkan dia.KSZ2 467.4

    Sebelum kejatuhannya, Petrus selalu berbicara tanpa dipikirkan masak-masak dari dorongan hati pada saat itu juga. Ia selalu bersedih memperbaiki orang lain, dan mengungkapkan isi pikirannya, sebelum ia mempunyai suatu pengertian yang terang tentang dirinya atau tentang apa yang hendak dikatakannya. Tetapi Petrus yang sudah bertobat sangatlah berbeda. Ia tetap memelihara semangatnya yang terdahulu, tetapi rahmat Kristus mengatur kerajinannya. Ia tidak lagi bersemangat dengan cara sembrono, percaya pada diri sendiri saja, dan meninggikan diri, melainkan tenang, dapat mengendalikan diri, dan dapat diajar. Pada waktu itulah ia dapat memberi makan domba-domba dalam kandang Kristus.KSZ2 468.1

    Cara Juruselamat memperlakukan Petrus mempunyai pelajaran baginya dan bagi saudara-saudaranya. Hal itu mengajar mereka guna menghadapi orang yang melanggar dengan kesabaran, simpati, dan kasih yang suka mengampuni. Meski pun Petrus telah menyangkal Tuhannya, kasih Yesus baginya tidak pernah goyah. Justru kasih seperti itulah yang harus dirasakan oleh gembala bagi domba dan anak domba yang diserahkan pada pemeliharaannya. Mengingat kelemahan dan kegagalannya sendiri, Petrus harus memperlakukan sekawanan dombanya dengan lemah lembut sama seperti Kristus telah memperlakukan dia.KSZ2 468.2

    Pertanyaan yang telah diajukan oleh Kristus kepada Petrus sangatlah berarti. Ia menyebutkan hanya satu syarat untuk menjadi murid dan untuk melayani. “Apakah engkau mengasihi Aku?” kata-Nya Inilah kesanggupan yang penting sekali. Meski pun Petrus mungkin memiliki setiap perkara yang lain, namun tanpa kasih Kristus ia tidak dapat menjadi seorang gembala yang setia atas sekawanan domba Tuhan. Pengetahuan, kebajikan, kefasihan, perasaan terima kasih, dan kerajinan semuanya menolong dalam pekerjaan yang baik; tetapi tanpa kasih Yesus dalam hati, pekerjaan pendeta Kristen adalah suatu kegagalan.KSZ2 468.3

    Yesus berjalan tersendiri dengan Petrus, karena ada sesuatu yang hendak disampaikan-Nya kepadanya saja. Sebelum kematian-Nya, Yesus telah mengatakan kepadanya, “Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang.” Atas pertanyaan ini Petrus menjawab, “Tuhan mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan mem-berikan nyawaku bagi-Mu!” Yoh. 13:36, 37. Ketika ia mengatakan hal ini, ia hanya mengetahui sedikit tinggi dan dalamnya kaki Kristus akan menuntun jalan. Petrus gagal ketika ujian datang, tetapi sekali lagi ia harus mendapat kesempatan untuk membuktikan kasihnya bagi Kristus. Untuk menguatkan dia guna menghadapi ujian imannya yang terakhir, Juruselamat memaparkan masa depannya kepadanya. Ia mengatakan kepadanya bahwa sesudah ia menghayati suatu kehidupan yang berguna, bila usia yang lanjut sedang mempengaruhi kekuatannya, sesungguhnya ia akan mengikut Tuhannya. Yesus berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Ketika engkau muda, engkau sendiri mengikat pinggangmu, dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki. tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah.”KSZ2 469.1

    Dengan demikian Yesus memberitahukan kepada Petrus cara kema-tiannya, malah Ia meramalkan perihal tangannya direntangkan di salib. Sekali lagi Ia mengundang murid-Nya, “Ikutlah Aku.” Petrus tidak tawar hati mendengar pengungkapan rahasia itu. Ia merasa rela menderita sesuatu kematian bagi Tuhannya.KSZ2 469.2

    Sampai saat itu Petrus telah mengenal Kristus secara daging, sebagaimana banyak orang mengenal-Nya sekarang tetapi ia tidak lagi dibatasi sedemikian. Ia mengenal Dia bukan lagi sebagai ia telah mengenal Dia dalam pergaulan dengan Dia dalam kemanusiaan. Ia telah mengasihi Dia sebagai Seorang manusia, sebagai Seorang Guru yang diutus oleh surga; sekarang ia mengasihi Dia sebagai Allah. Ia telah mempelajari pelajaran bahwa baginya Kristus melebihi segala sesuatu. Sekarang ia bersedia mengambil bagian dalam tugas pengorbanan Tuhannya. Ketika pada akhirnya dibawa ke salib, maka atas permintaannya sendiri, ia disalibkan kepala di bawah. Ia menganggap sebagai suatu kehormatan yang terlalu besar baginya kalau ia menderita sama seperti Gurunya telah menderita.KSZ2 469.3

    Bagi Petrus perkataan “Ikutlah Aku” penuh dengan petunjuk. Bukan saja untuk kematiannya, melainkan untuk setiap langkah hidupnya, pelajaran itu diberikan. Sampai saat itu Petrus mempunyai kecenderungan untuk bertindak dengan bebasnya. Ia telah mencoba merencanakan untuk pekerjaan Allah, gantinya menunggu untuk mengikuti rencana Allah. Tetapi ia tidak dapat memperoleh apa-apa bila ia bergegas-gegas mendahului Tuhan. Yesus mengundang dia, “Ikutlah Aku.” Jangan berlari mendahului Aku. Dengan demikian engkau tidak akan menghadapi balatentara Setan sendirian. Biarlah Aku berjalan di hadapanmu, dan engkau tidak akan dikalahkan oleh musuh.KSZ2 470.1

    Ketika Petrus berjalan di sisi Yesus, Ia melihat bahwa Yohanes sedang mengikuti. Suatu kerinduan datang kepadanya hendak mengetahui masa depannya, dan ia “berkata kepada Yesus, ya Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini? Jawab Yesus: Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.” Petrus sudah seharusnya mempertimbangkan bahwa Tu-hannya akan menyatakan kepadanya segala sesuatu sehingga paling baik baginya untuk diketahui. Adalah kewajiban setiap orang mengikut Kristus, tanpa kecemasan yang berlebih-lebihan, tentang pekerjaan yang ditentukan bagi orang lain. Dalam mengatakan tentang Yohanes, “Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang,” Yesus tidak memberikan jaminan bahwa murid ini harus hidup sampai kedatangan Tuhan kedua kalinya. Ia hanya menegaskan kuasa-Nya sendiri yang unggul itu, dan meskipun Ia menghendakinya sedemikian, hal itu sekalikali tidak akan mempengaruhi pekerjaan Petrus. Masa depan Yohanes dan Petrus adalah dalam tangan Tuhan mereka. Penurutan dalam mengikut Dia merupakan kewajiban yang dituntut dari setiap orang.KSZ2 470.2

    Alangkah banyak orang yang seperti Petrus dewasa ini. Mereka menaruh perhatian dalam persoalan orang lain dan ingin mengetahui kewajiban mereka, sedangkan mereka ada dalam bahaya melalaikan kewajiban mereka sendiri. Adalah pekerjaan kita untuk memandang kepada Kristus dan mengikut Dia. Kita akan melihat adanya kesalahan-kesa- lahan dalam kehidupan orang lain, serta cacat dalam tabiat mereka. Manusia dikelilingi dengan kelemahan. Tetapi dalam Kristus kita akan mendapat kesempurnaan. Oleh memandang Dia, kita akan diubahkan.KSZ2 470.3

    Yohanes hidup sampai lanjut usianya. Ia menyaksikan kebinasaan Ye-rusalem. dan musnahnya bait suci yang mulia—suatu lambang kebinasaan dunia yang terakhir. Sampai pada hari-hari terakhir ini Yohanes mengikuti Tuhannya dengan akrabnya. Beban kesaksiannya kepada jemaat-jemaat ialah, “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi.” “Barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” 1 Yoh. 4:7, 16.KSZ2 471.1

    Petrus telah dikembalikan kepada martabatnya sebagai rasul, tetapi kehormatan dan kekuasaan yang diterimanya dari Kristus tidak memberi dia keunggulan yang melebihi saudara-saudaranya. Hal ini telah dijelaskan oleh Kristus ketika menjawab pertanyaan Petrus, “Apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Ia telah mengatakan, “Itu bukan urusanmu engkau ikutlah Aku.” Petrus tidak dihormati sebagai kepala jemaat. Kebaikan yang telah ditunjukkan Kristus kepadanya dalam mengampuni kemurtadannya. dan mempercayakan kepadanya untuk menggembalakan domba-domba-Nya, serta kesetiaan Petrus sendiri dalam mengikuti Kristus, menyebabkan saudara-saudaranya menaruh kepercayaan kepadanya. Ia mempunyai banyak pengaruh dalam jemaat. Tetapi pelajaran yang telah diajarkan Kristus kepadanya di tepi laut Galilea dibawa oleh Petrus sepanjang umurnya. Ketika menulis dengan ilham Roh Kudus kepada jemaat-jemaat, ia berkata:KSZ2 471.2

    “Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan suka rela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari ke-untungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.” 1 Ptr. 5:1-4.KSZ2 471.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents