Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    51—“Terang Hidup Itu”

    “MAKA Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: ‘ Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.’” Ketika ia mengucapkan perkataan ini, Yesus berada di halaman Bait Suci yang dihubungkan khusus dengan upacara Hari Raya Pondok Daundaunan. Di tengah halaman ini berdirilah dua tiang yang tinggi yang menopang kaki lampu yang sangat besar. Sesudah korban malam, semua lampu dinyalakan, memancarkan cahayanya di Yerusalem. Upacara ini diadakan untuk memperingati tiang api yang menuntun Israel di padang belantara, dan juga dianggap menunjuk kepada kedatangan Mesias. Pada malam ketika lampu-lampu dinyalakan, halaman itu menjadi suatu pemandangan yang sangat menggembirakan. Orang-orang yang sudah beruban, imam-imam di kaabah dan penghulu-penghulu bangsa, bersatu dalam tarian pesta ketika musik instrumentalia dibunyikan dan orangorang Lewi menyanyi.KSZ2 76.1

    Dalam penerangan Yerusalem, orang banyak mengungkapkan harapan mereka akan kedatangan Mesias untuk memancarkan terang-Nya kepada Israel. Tetapi bagi Yesus pemandangan itu mempunyai makna yang lebih luas. Sebagaimana lampu-lampu Bait Suci yang terang bende- rang itu menerangi segala sesuatu yang di sekelilingnya, demikian juga Kristus, sumber terang rohani, menerangi kegelapan .dunia. Meskipur demikian lambang itu tidak sempurna. Terang besar itu yang telah ditaruh di langit dengan tangan-Nya sendiri merupakan suatu gambaran yang lebih sejati tentang kemuliaan tugas-Nya.KSZ2 76.2

    Hari masih pagi, matahari baru saja terbit dan atas Gunung Zaitun dan cahayanya menyinari istana pualam dengan terang yang menyilaukan, dan menerangi emas pada dinding Bait Suci, ketika Yesus sambil menunjukkannya, berkata, “Akulah terang dunia.”KSZ2 77.1

    Dan oleh seorang yang mendengarkan perkataan ini, lama sesudah menggemakannya kembali dalam tulisan yang mulia ‘Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” “Terang yang se-sungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.” Yoh. 1:4. 5, 9. Dan lama sesudah Yesus naik ke surga, Petrus juga, yang menulis dengan penerangan Roh Ilahi, mengingatkan lambang yang telah digunakan oleh Kristus: “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempa” yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. 2 Ptr. 1:19.KSZ2 77.2

    Dalam pernyataan Allah kepada umat-Nya, terang senantiasa menjadi lambang hadirat-Nya. Ketika mengucapkan kata penciptaan pada mula pertama, terang telan bersinar dari kegelapan. Terang telah diselubungi dalam tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari, yang menuntun rombongan Israel yang besar itu. Terang menyala dengan ke-muliaan yang menakutkan di sekeliling Tuhan di Gunung Sinai. Terang terdapat di atas tutupan grafirat di dalam kemah perhimpunan. Terang memenuhi Bait Suci Salomo pada upacara penahbisannya. Terang bersinar di bukit-bukit Betlehem ketika malaikat-malaikat membawa pekabaran penebusan kepada gembala-gembala yang memperhatikannya.KSZ2 77.3

    Allah itulah terang, dan dalam perkataan, “Akulah terang dunia,” Kristus menyatakan keesaan-Nya dengan Allah, serta hubungan-Nya dengan segenap keluarga manusia. Ialah yang pada mula pertama telah menyuruh “dalam gelap akan terbit terang.” 2 Kor. 4:6. Ialah terang matahari, bulan dan bintang. Ialah terang rohani dalam lambang, bayangan dan nubuat telah bersinar pada Israel. Tetapi bukannya kepada bangsa Yahudi saja terang itu diberikan. Sebagaimana sinar matahari menembus ke pelosok-pelosok bumi yang terjauh, demikian juga terang Matahari Kebenaran bersinar Kepada setiap jiwa.KSZ2 77.4

    “Maka terang yang sebenarnya itu, yaitu yang menerangi setiap orang, turun ke dalam dunia.” Dunia telah mempunyai guru-gurunya yang besar. orang-orang yang memiliki kecerdasan luar biasa dan penelitian yang hebat, orang-orang yang ucapannya telah merangsang pikiran, serta membukakan bidang-bidang pengetahuan yang luas; dan orang-orang ini sudah dihormati sebagai penunjuk jalan dan sudah berjasa bagi bangsa mereka. Tetapi ada Seorang yang berdiri lebih tinggi dari mereka, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah.” “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” Yoh. 1:12, 18. Kita dapat mengikuti silsilah guru-guru dunia yang besar sejauh yang tertulis dalam catatan manusia; tetapi Terang ada di hadapan mereka. Sebagaimana bulan dan bintangbintang dalam tata surya bersinar oleh cahaya matahari yang dipantulkan, demikian juga, selama ajaran mereka benar adanya, para ahli pikir dunia memantulkan sinar Matahari Kebenaran. Setiap permata pikiran, setiap cahaya kecerdasan, berasal dari Terang dunia. Pada dewasa ini kita mendengar banyak tentang “pendidikan yang lebih tinggi.” “Pendidikan yang lebih tinggi” yang sejati ialah yang diberikan oleh-Nya yang “di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.” “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” Kol. 2:3; Yoh. 1:4. “Siapa yang mengikut Aku,” kata Yesus “ia tidak akan berjalan di dalam kegelapan, melainkan akan mempunyai terang hidup itu.”KSZ2 78.1

    Dalam perkataan, “Akulah terang dunia” Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Mesias. Simon yang sudah tua, di Bait Suci tempat Kristus sedang mengajar, telah mengucapkan tentang Dia sebagai “terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Luk. 2:32. Dalam perkataan ini la sedang mengenakan kepada-Nya suatu nubuat yang diketahui oleh segenap Israel. Oleh nabi Yesaya, Roh Kudus telah menyatakan, “Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetap. Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” Yes. 49:6. Nubuat ini umumnya dipahami sebagai ucapan tentang Mesias, dan :etika Yesus mengatakan, “Akulah terang dunia,” orang banyak sudah tentu mengakui tuntutan-Nya sebagai Yang Dijanjikan itu.KSZ2 78.2

    Bagi 6rang Farisi dan penghulu-penghulu tuntutan ini tampaknya me-rupakan suatu anggapan yang berlebihan. Bahwa seorang seperti mereka sendiri yang berpura-pura seperti itu sungguh tidak dapat mereka biarkan begitu saja Seolah-olah tidak mengindahkan perkataan-Nya, mereka menuntut “Siapatah Engkau ini?” Mereka menentukan hendak memaksa Dia menyatakan diri-Nya Kristus. Rupa-Nya dan pekerjaan-Nya sangat berbeda dengan harapan orang banyak, sehingga musuh-musuh-Nya yang licik itu beranggapan bahwa pengumuman yang terus terang bahwa Ia Sendirilah Mesias itu akan menyebabkan Dia ditolak sebagai seorang pembohong.KSZ2 79.1

    Tetapi pertanyaan mereka, “Siapakah Engkau?” dijawab Yesus de-ngan “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? Yoh. 8:25. Apa yang telah dinyatakan dalam perkataan-Nya dinyatakan juga dalam tabiat-Nya Ialah penjelmaan kebenaran yang diajarkan-Nya. Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang halhal sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia yang telah mengutus Aku Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri. sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Ia tidak berusaha membuktikan tuntutan-Nya bahwa Ialah Mesias, melainkan menunjukkan persatuan-Nya dengan Allah. Sekiranya pikiran mereka telah terbuka terhadap kasih Allah, tentu mereka telah menerima Yesus.KSZ2 79.2

    Di antara para pendengar-Nya banyak yang tertarik kepada-Nya dalam iman dan kepada mereka Ia berkata, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”KSZ2 79.3

    Perkataan ini menyakiti hati orang Farisi. Takluknya bangsa itu dalam waktu yang lama pada perhambaan bangsa lain tidak mereka hiraukan, dan dengan marahnya mereka berseru “Kami adalah keturunan Abra- ham dan udak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Yesus memandang kepada orangorang yang diperbudak kedengkian, yang hendak membalas dendam, dan menjawab dengan sedihnya, “Aku berkata kepadamu sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa.” Mereka berada dalam perhambaan yang paling buruk—diperintah oleh roh jahat.KSZ2 79.4

    Setiap jiwa yang enggan menyerahkan dirinya kepada Allah adalah di bawah pengendalian kuasa yang lain Ia bukanlah milik-Nya sendiri. Ia mungkin berbicara tentang kemerdekaan, tetapi ia berada dalam per-hambaan yang paling hina. Ia tidak diperkenankan melihat keindahan kebenaran, karena pikirannya dikuasai Setan. Meskipun ia memuji dirinya bahwa ia sedang mengikuti bisikkan kalbu dari pertimbangannya sendiri, namun ia mentaati kehendak putra kegelapan. Kristus datang untuk memutuskan belenggu perhambaan dosa dari jiwa. “Jikalau Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.’ “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam .Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” Roma 8:2.KSZ2 80.1

    Dalam pekerjaan penebusan tidak ada paksaan. Tidak ada paksaan yang digunakan dari luar. Di bawah pengaruh Roh Allah, manusia diberi kebebasan memilih siapa yang hendak dilayaninya. Dalam perubahan yang terjadi bila jiwa berserah kepada Kristus, terdapatlah rasa kebebasan yang paling tinggi. Pembuangan dosa adalah tindakan jiwa itu sendiri. Memang benar, kita tidak mempunya kuasa untuk membebaskan diri dari pengendalian Setan; tetapi bila kita ingin dibebaskan dari dosa, dan dalam keperluan kita yang besar berseru untuk mendapat kuasa di luar dan melebihi kuasa diri sendiri, maka kuasa jiwa dipenuhi dengan tenaga Ilahi dari Roh Kudus, dan mereka mentaati bisikan dalam memenuni kehendak Allah.KSZ2 80.2

    Satu-satunya keadaan yang memungkinkan kemerdekaan manusia ialah menjadi satu dengan Kristus. “Kebenaran itulah akan memerdekakan kamu,” dan Kristus ialah kebenaran itu. Dosa dapat menang hanya oleh melemahkan pikiran, dan membinasakan kebebasan jiwa. Takluk Kepada Allah ialah pemulihan kepada diri sendiri—kemuliaan sejati dan keluhuran manusia. Hukum Ilahi, yang kepada-Nya kita harus takluk, adalah hukum yang memerdekakan orang.” Yak. 2:12.KSZ2 80.3

    Orang Farisi telah menyatakan diri sendiri sebagai anak-anak Abraham Yesus mengatakan kepada mereka bahwa tuntutan ini dapat ditetapkan hanya oleh melakukan perbuatan Abraham. Anak-anak Abraham sejati mau hidup dalam penurutan kepada Allah sebagaimana halnya dengan Abraham. Mereka tidak akan berusaha membunuh Seorang yang sedang mengucapkan kebenaran yang diberikan kepada-Nya dari Allah. Dalam bersekongkol melawan Kristus, rabi-rabi tidak melakukan perbuatan Abraham. Hanya sekadar silsilah keturunan dari Abraham tidak da nilainya Tanpa suatu hubungan rohani dengan dia, yang akan dinyatakan dalam memiliki roh yang sama, dan melakukan perbuatan yang sama, mereka bukannya anak-anaknya.KSZ2 81.1

    Prinsip ini mempunyai hubungan yang sama dengan persoalan yang sudah lama menggemparkan dunia Kristen-persoalan tentang jabatan kerasulan yang diwariskan. Keturunan Abraham dibuktikan, bukannya dengan nama dan keturunan, melainkan dengan kesamaan tabiat. Demikian juga jabatan kerasulan yang diwariskan bukannya terletak pada pemindahan Kuasa kegerejaan, melainkan pada hubungan rohani. Suatu kehidupan yang digerakkan oleh roh rasul-rasul, iman dan ajaran kebenaran yang mereka ajarkan, inilah bukti sejati untuk jabatan kerasulan yang diwariskan. Inilah yang mengangkat manusia untuk mengambil tempat guru-guru Injil yang mula-mula.KSZ2 81.2

    Yesus menyangkal bahwa orang Yahudi adalah anak-anak Abraham.Ia berkata “Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri. Dengan mengejek mereka menjawab, “Kami tidak dilahirkan dari zina. Bapa kami satu yaitu Allah.” Perkataan ini yang menyindir keadaan kelahiran-Nya, dimaksudkan sebagai suatu serangan terhadap Kristus di hadapan orangorang yang mulai percaya pada-Nya. Yesus tidak menghiraukan sindiran yang hina itu melainkan mengatakan, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah.”KSZ2 81.3

    Perbuatan mereka menyaksikan tentang hubungan mereka kepada dia yang menjadi seorang penipu dan pembunuh. “Iblislah yang menjadi bapamu,” kata Yesus, “dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu! Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran .. Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku.” Yoh. 8:44, 45. Adanya bukti bahwa Yesus mengucapkan kebenaran dan dengan kepastian menyebabkan Ia tidak diterima oleh para pemimpin Yahudi. Kebenaranlah yang menyakiti hati orang-orang yang merasa diri benar. Kebenaran membeberkan kesalahan yang menyesatkan, kebenaran itu mempersalahkan ajaran dan kebiasaannya, dan tidak disambut dengan baik. Mereka lebih suka menutup mata terhadap kebenaran daripada merendahkan diri untuk mengakui bahwa mereka sudah bersalah. Mereka tidak menyukai kebenaran itu. Mereka tidak menghendakinya, meskipun hai itu benar adanya.KSZ2 81.4

    “Siapakah di antara kamu yang dapat membuktikan Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapa kamu tidak percaya kepada-Ku?” Dari hari ke hari selama tiga tahun musuh-musuh-Nya telah mengikut Kristus, sambil berusaha mencari cacat dalam tabiat-Nya; tetapi tiada suatu pun mereka dapati dalam-Nya yang olehnya mereka mendapat keuntungan. Setan-setan sekalipun terpaksa mengakui, “aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Mrk. 1:24. Yesus hidup sesuai dengan hukum pada pemandangan surga, pada pemandangan dunia-dunia yang tidak jatuh, dan pada pemandangan manusia yang berdosa. Tanpa tantangan, di hadapan malaikatmanusia, dan Setan, Ia telah mengucapkan perkataan yang bila diucapkan oleh bibir yang lain pasti akan dianggap hujat: “Karena Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.”KSZ2 82.1

    Adanya kenyataan bahwa meskipun mereka tidak bisa mendapat dosa dalam Kristus namun orang Yahudi tidak mau menerima Dia membuktikan bahwa mereka sendiri tidak mempunyai hubungan dengan Allah. Mereka tidak mengenal suara-Nya dalam pekabaran Anak-Nya. Mereka beranggapan bahwa mereka sedang menghakimi Kristus; tetapi dalam menolak Dia mereka menjatuhkan hukuman ke atas diri mereka sendiri. “Barangsiapa berasal dari Allah,” kata Yesus, “ia juga mendengarkan firman Allah. Itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah.”KSZ2 82.2

    Pelajaran itu benar untuk segala masa. Banyak orang yang gemar me-mainkan perkataan, mengritik, mencari sesuatu yang diragukan dalam sabda Allah, berpendapat bahwa dengan demikian ia sedang membuktikan kebebasan berpikir, dan kecerdasan pikiran. Ia menganggap bahwa ia sedang duduk menghakimi Alkitab, sedangkan sebenarnya ia sedang menghakimi dirinya. Ia menyatakan bahwa ia tidak sanggup menghargai kebenaran yang berasal dari surga, dan yang meliputi masa kekekalan. Di hadapan kebenaran Allah yang agung, perangainya tidak hormat. Ia menyibukkan dirinya dengan mencari perkara-perkara yang tidak penting dan dalam hal ini menunjukkan suatu sifat yang sempit dan duniawi, suatu hati yang lekas kehilangan kesanggupan untuk menghargai Allah. Ia yang hatinya telah menyambut jamahan Ilahi akan mencari sesuatu yang akan menambah pengetahuannya akan Allah, dan akan memperhalus dan meninggikan tabiat. Sebagaimana sekuntum bunga berbalik kepada matahari, supaya sinar yang terang memberinya warna-warna yang indah, demikian juga jiwa itu akan berbalik kepada Matahari Kebenaran, sehingga cahaya surga dapat memperindah tabiat dengan sifat-si-fat dan tabiat Kristus.KSZ2 82.3

    Yesus meneruskan, dengan mengadakan perbandingan yang mencolok antara kedudukan orang Yahudi dan kedudukan Abraham. Abraham bapamu bersukcacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.”KSZ2 83.1

    Abraham ingin sekali melihat Juruselamat yang dijanjikan itu. Ia mempersembahkan doa yang sangat tekun agar sebelum kematiannya ia boleh memandang Mesias. Dan ia melihat Kristus. Suatu erang yang di luar kodrat alam diberikan kepada-Nya, dan ia mengaku, tabiat Kristus. Ia melihat hari-Nya, dan bersuKacita Ja diberi suatu pemandangan tentang pengorbanan Ilahi untuk dosa. Dari pengorbanan mi ia mendapat suatu gambaran dalam pengalamannya sendiri. Perintah datang kepadaNya “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak dan persembahkanlah dia . . . sebagai korban bakaran.” Kej. 22 2 Di atas mezbah korban ia meletakkan anak perjanjian, anak yang dalamnya harapannya dipusatkan. Lalu sementara ia menunggu di sisi mezbah dengan pisau yang diangkat untuk mentaati Allah, ia mendengar suatu suara dari surga berkata, “Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia. sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Kej. 22:12. Ujian yang hebat ini diberikan kepada Abraham agar ia melihat hari Kristus, dan menyadari kasih Allah yang besar bagi dunia, begitu besar sehingga untuk mengangkat dari kehinaannya, Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal kepada Kematian yang paling hinaKSZ2 83.2

    Abraham mempelajari dari Allah tentang pelajaran yang terbesar yang pernah diberikan kepada makhluk yang fana. Doanya agar ia boleh melihat Kristus sebelum ia mati sudah dijawab. Ia melihat Kristus, ia melihat segala perkara yang dapat dilihat oleh makhluk yang fana. Oleh mengadakan penyerahan sepenuhnya, ia sanggup mengerti khayal tentang Kristus yang telah diberikan kepada-Nya. Kepada-Nya tunjukkan bahwa dalam mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan orang berdosa dari kebinasaan kekal, Allah sedang mengadakan suatu pengorbanan yang lebih besar dan lebih ajaib daripada yang pernah dapat dibuat oleh manusia.KSZ2 84.1

    Pengalaman Abraham menjawab pertanyaan: “Dengan apakah aku akan pergi menghadap Tuhan dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah Tuhan kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?” Mikha 6:6, 7. Dalam perkataan Abraham, “Allah yang akan menyediakan anak domba antuk korban bakaran bagi-Nya, anakku” (Kej. 22:8), dan dalam hal Allah menyediakan suatu korban gantinya Ishak, sudah dinyatakan bahwa tidak seorang pun dapat menebus dirinya sendiri. Sistem pengorbanan kafir semata-mata tidak berkenan kepada Allah. Ayah tidak boleh mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan untuk korban karena dosa. Anak Allah sajalah dapat menanggung dosa dunia.KSZ2 84.2

    Oleh penderitaannya sendiri, Abraham disanggupkan untuk melihat tug’vs pengorbanan Juruselamat. Tetapi Israel tidak mau mengerti sesuatu yang tidak dapat diterima oleh hati mereka yang sombong. Perkataan Kristus mengenai Abraham tidak memberitahukan kepada para pendengar-Nya suatu makna yang dalam. Orang Farisi melihat dalamnya hanya alasan yang baru untuk mengritik. Mereka menjawab dengan ejekan seolah-olah mereka hendak membuktikan bahwa Yesus seorang yang kurang waras pikirannya, “Umur-Mu belum sampai lima puluh tanun dan Engkau telah melihat Abraham?KSZ2 84.3

    Dengan kebesaran yang penuh khidmat Yesus meryawab, “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, sebelum Abraham ada, Aku sudah ada.”KSZ2 85.1

    Suasana tenang meliputi rombongan orang banyak itu. Nama Allah, yang diberikan kepada Musa untuk mengungkapkan buah pikiran tentang hadirat yang kekal, telah dituntut sebagai milik-Nya sendiri oleh rabi Galilea ini. Ia telah mengumumkan diri-Nya sebagai Oknum yang ada dengan sendirinya, Ia yang telah dijanjikan kepada Israel, yang “permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Mikha 5:1.KSZ2 85.2

    Sekali lagi imam-imam dan rabi-rabi berteriak menentang Yesus sebagai penghujat. Tuntutan-Nya bahwa Ia satu dengan Allah pernah mem-bangkitkan amarah untuk membunuh Dia, dan beberapa bulan kemudian mereka menyatakan dengan jelas, “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan Karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, me-nyamakan diri-Mu dengan Allah.” Yoh. 10:33. Karena memang benar Ialah Anak Allah, dan mengakui diri-Nya demikian, mereka pun menentukan hendak membinasakan Dia. Sekarang banyak di antara mereka yang memihak kepada para imam dan rabi, memungut batu hendak merajam Dia “Tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.” “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” Yoh. 1:5.KSZ2 85.3

    “’Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya. tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam” Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.KSZ2 85.4

    Umumnya orang Yahudi percaya bahwa dosa dihukum dalam hidup ini. Setiap malapetaka dianggap sebagai hukuman karena suatu perbuat- an yang salah, baik di pihak orang itu sendiri mau pun di pihak orangtuanya. Memang benar bahwa semua penderitaan diakibatkan oleh pelanggaran hukum Allah, tetapi kebenaran ini sudah diputarbalikkan. Setan, sumber dosa dan segala akibatnya, telah menuntun manusia untuk menganggap penyakit dan kematian sebagai sesuatu yang berasal dari Allah-sebagai suatu hukuman yang dikenakan sewenang-wenang karena dosa. Itulah sebabnya seorang yang telah ditimpa kesedihan atau malapetaka yang besar menanggung beban tambahan karena ia dianggap sebagai seorang yang besar dosanya.KSZ2 85.5

    Dengan demikian jalan tersedia bagi orang Yahudi untuk menolak Yesus. Ia yang telah menanggung “segala kelemahan kita” dan telah mengangkat “segala penyakit kita” dipandang oleh orang Yahudi sebagai seorang yang “dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan,” “sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia.” Yes. 53:4, 3.KSZ2 86.1

    Allah telah memberikan suatu pelajaran yang direncanakan untuk mencegah hal ini. Sejarah Ayub telah menunjukkan bahwa penderitaan dikenakan oleh Setan, dan dikalahkan oleh Allah untuk maksud kemurahan. Tetapi Israel tidak mengerti pelajaran itu. Kekeliruan yang sama yang telah ditegur Allah pada sahabat-sahabat Ayub diulangi oleh orang Yahudi dalam penolakan mereka akan Kristus.KSZ2 86.2

    Kepercayaan orang Yahudi mengenai hubungan antara dosa dan pen-deritaan dianut oleh murid-murid Kristus. Meskipun Yesus memperbaiki kekeliruan mereka, Ia tidak menjelaskan sebab-sebab malapetaka manusia, melainkan mengatakan kepada mereka apa yang akan diakibatkannya. Karena itulah perbuatan Allah akan dinyatakan. “Selama Aku di dalam dunia ini,” kata-Nya, “Akulah terang dunia.” Kemudian setelah mengoles mata orang buta itu, Ia menyuruh dia membasuhnya di kolam Siloam, dan pulihlah penglihatan orang itu. Dengan demikian Yesus menjawab pertanyaan murid-murid dengan cara yang praktis, sebagaimana biasanya Ia menjawab pertanyaan yang ditanyakan kepada-Nya karena ingin tahu. Murid-murid tidak dipanggil untuk memperbincangkan pertanyaan mengenai siapa yang berdosa atau tidak berdosa, melainkan untuk mengerti kuasa dan kemurahan Allah dalam memberikan penglihatan kepada orang buta. Sudah jelas bahwa tidak ada khasiat penyem- buhan dalam tanah lembek itu, atau di kolam tempat orang buta disuruh membasuh mukanya, melainkan bahwa khasiat itu terdapat dalam Kristus.KSZ2 86.3

    Orang Farisi sudah tentu takjub melihat kesembuhan itu. Tetapi mereka malah dipenuhi kebencian lebih dari biasanya, karena mukjizat itu telah diadakan pada hari Sabat.KSZ2 87.1

    Tetangga orang muda itu, serta mereka yang mengetahui dia dahulu dalam kebutaannya, berkata, “Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?” Mereka memandang kepada-Nya dengan kebimbangan, karena ketika matanya terbuka, wajahnya berubah dan berseri-seri, dan ia kelihatan seperti orang lain. Pertanyaan disampaikan dari seorang kepada yang lain. Ada orang yang berkata, “Inilah dia.” Ada pula yang berkata, “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Tetapi ia yang menerima berkat besar membereskan persoalan itu dengan berkata, ‘Benar akulah dia.’ Kemudian ia menceritakan kepada mereka tentang Yesus,.dan bagaimana caranya ia disembuhkan, mereka bertanya. i manakah Dia?” la menjawab, “Aku tidak tahu.”KSZ2 87.2

    Kemudian mereka membawa dia ke hadapan majelis orang Farisi. Sekali lagi orang itu ditanyai bagaimana ia telah mendapat penglihatannya. “Maka katanya kepada mereka: Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku merr>Hasuh diriku dan sekarang aku dapat melihat. Maka berkatalah sebagian orang Farisi itu; Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat. Orang Farisi berharap hendak membuktikan bahwa Yesus telah berdosa, dan itulah sebabnya Ia bukan Mesias. Mereka tidak mengetahui bahwa Ialah yang telah menjadikan Sabat dan mengetahui segala kewajibannya, dan yang telah menyembuhkan orang buta itu. Mereka kelihatan luar biasa rajinnya dalam pemeliharaan Sabat, namun mereka merencanakan pembunuhan pada hari itu juga. Tetapi banyak orang sangat terharu mendengar tentang mukjizat ini, dan diyakinkan bahwa la yang telah mencelikkan mata orang buta itu lebih dari manusia biasa. Menjawab tuduhan bahwa Yesus adalah seorang yang berdosa karena Ia tidak memelihara hari Sabat, mereka berkata, “Bagaimanakah seorang berdosa dapat mengadakan tanda yang demikian?”KSZ2 87.3

    Sekali lagi rabi-rabi memohon kepada orang buta itu, “Dan engkau apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?” Jawabnya: “Ia adalah seorang nabi ” Lalu orang Farisi menegaskan bahwa ia tidak buta sejak lahir dan mendapat penglihatannya. Mereka memanggil orangtuanya, dan menanyakan kepada mereka, katanya, “Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta?”KSZ2 87.4

    Di situ terdapat orang itu sendiri, yang menyatakan bahwa tadinya ia buta, dan penglihatannya telah dipulihkan; tetapi orang Farisi lebih suka menyangkal bukti kesadaran mereka sendiri daripada mengakui bahwa mereka sudah keliru. Prasangka begitu kuat, sehingga pemutarbalikan adalah kebenaran orang Farisi.KSZ2 88.1

    Harapan orang Farisi tinggal satu lagi yaitu menakut-nakuti orangtuanya. Dengan pura-pura bersungguh-sungguh mereka bertanya, “Bagaimanakah ia nampak sekarang ini?” Orang tua itu takut bahaya menimpa dirinya, karena sudah diumumkan bahwa barangsiapa mengakui Yesus sebagai Kristus akan “dibuang dari rumah sembahyang,” yaitu tidak memperkenankan masuk ke dalam rumah sembahyang selama tiga puluh hari. Selama waktu ini tidak seorang anak pun dapat disunat ataupun orang mati diratapi di rumah orang yang melanggar itu. Hukuman yang dijatuhkan itu dianggap sebagai suatu malapetaka yang besar, dan jika tidak membawa pertobatan, suatu hukuman yang jauh lebih berat mengikutinya. Pekerjaan besar yang dilakukan bagi anak mereka telah membawa keyakinan kepada orangtua itu, tetapi mereka menjawab, “Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta, tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami juga tidak tahu. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.” Dengan demikian mereka memindahkan segala tanggung jawab dari diri mereka kepada anak mereka, karena mereka tidak berani mengakui Kristus.KSZ2 88.2

    Pilihan yang sukar, yang dalamnya orang Farisi ditempatkan, cara ber-tanya dan prasangka mereka, kurang percaya mereka akan bukti-bukti mengenai persoalan itu, sedang membuka mata orang banyak, terutama mata orang awam. Yesus sudah sering mengadakan mukjizat-mukjizatNya di jalan terbuka, dan pekerjaan-Nya selamanya bersifat meringankan penderitaan. Pertanyaan dalam pikiran banyak orang ialah apakah Allah mau mengadakan perbuatan sebesar itu dengan perantaraan se- orang pembohong, sebagaimana penegasan orang Farisi tentang Yesus? Pertentangan kian bertambah seru dari kedua belah pihak.KSZ2 88.3

    Orang Farisi melihat bahwa mereka sedang mengumumkan pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus. Mereka tidak dapat mengingkari mukjizat itu. Orang yang tadinya buta itu dipenuhi dengan kegembiraan dan perasaan terima kasih; ia melihat keadaan alam yang ajaib, dipenuhi dengan kesukaan melihat keindahan bumi dan langit. Dengan bebas diceritakan pengalamannya, dan sekali lagi mereka berusaha mendiamkannya, dengan berkata, “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah, kami tahu bahwa orang itu orang berosa.” Yaitu, jangan katakan lagi bahwa Orang memberikan penglihatan kepadamu; Aliahlah yang telah melakukan hal ini.KSZ2 89.1

    Orang buta itu menjawab, “Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal yang aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.”KSZ2 89.2

    Lalu mereka bertanya lagi, “Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?” Dengan banyak perkataan mereka berusaha membingungkan dia, agar ia berpikir bahwa ia sudah terpedaya. Setan dan malaikat-malaikatnya yang jahat ada di Dihak orang Farisi, dan menyatukan tenaga dan kecerdikan dengan pertimbangan manusia agar dapat menghalangi pengaruh Kristus. Mereka merusakkan keyakinan yang sedang mendalam di dalam pikiran banyak orang. Malaikat-malaikat Allah berada juga di tempat itu untuk menguatkan orang yang pengli-hatannya sudah dipulihkan.KSZ2 89.3

    Orang Farisi tidak menyadari bahwa mereka berhadapan dengan Oknum selain dari orang yang tak terdidik yang sudah buta sejak lahir; mere ka tidak mengenal Dia yang sedang mereka lawan itu. Terang Ilahi bersinar Ke dalam jiwa orang yang tadinya buta. Sementara orang-orang munafik ini berusaha menjadikan dia tidak percaya, Allah menolong dia untuk menunjukkan, dengan kuat dan tegasnya jawaban yang diberikannya, sehingga ia tidak terjerat. Ia menjawab, “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?” Sambil mengejak mereka berkata kepadanya: “Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang.”KSZ2 89.4

    Tuhan Yesus mengetahui ujian berat yang sedang dialami oleh orang ini, dan Ia mengaruniainya rahmat melalui ucapan, sehingga ia menjadi saksi bagi Kristus. Ia menjawab kepada orang Farisi dalam perkataan yang merupakan suatu tempelakan yang tajam terhadap orang-orang yang bertanya. Mereka mengaku sebagai penafsir Alkitab, penunjuk jalan rohani bagi bangsanya; namun di sinilah Seorang yang mengadakan mukjizat-mukjizat, dan mereka mengaku kurang tahu mengenai sumber kuasa-Nya, serta mengenai tabiat dan tuntutan-Nya. “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku. Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendakNya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.”KSZ2 90.1

    Orang ini telah menghadapi orang-orang yang menanyai dia dengan alasan mereka sendiri. Pertimbangannya tidak dapat dijawab. Orang Farisi tercengang-cengang, dan mereka tinggal diam—terpesona mende-gar perkataannya yang tegas dan nekad itu. Beberapa saat lamanya tidak seorang pun berbicara. Kemudian imam-imam dan rabi-rabi yang ma sam mukanya menarik rapat-rapat pakaiannya, seakan-akan mere a takut dinajiskan oleh hubungan dengan dia. mereka mengebaskan debu dari kaki mereka, dan melemparkan tuduhan kepadanya, kau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami Lalu mereka mengusir dia ke luar. Yesus mendengar apa yang telah dilakukan, dan ketika menjumpai dia tidak lama sesudah itu, Ia berkata, Percayakah engkau akan Anak Allah?”KSZ2 90.2

    Untuk pertama kalinya orang yang tadinya buta itu melihat wajah Orang yang telah memulihkannya. Di hadapan majelis ia telah melihat orangtuanya susah dan bingung, ia telah melihat pada air muka rabi-rabi yang masam itu; sekarang matanya menatap wajah Yesus yang penuh kasih dan damai. Dengan menanggung risiko yang besar ia telah mengakui Dia sebagai utusan kuasa Ilahi, sekarang suatu wahyu yang lebih tinggi dikaruniakan kepadanya.KSZ2 90.3

    Menjawab pertanyaan Juruselamat, “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya: “Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya.” Kata Yesus kepadanya: “Engkau bukan saja me H ha t Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!” “Orang itu run sujudlah menyembah di kaki Juruselamat. Bukan saja penglihatannya yang sudah dipulihkan, melainkan mata pengertiannya pun sudah dicelikkan. Kristus sudah dinyatakan kepada jiwanya, dan ia menerimaNya sebagai Seorang yang diutus Allah.KSZ2 90.4

    Serombongan orang Farisi telah berkumpul di dekat tempat itu, dan dengan melihat mereka teringatlah Yesus akan perbedaan yang mencolok antara perkataan dan perbuatan-Nya. ia berkata “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat menjadi buta ” Yesus telah datang untuk mencelikkan mata orang yang buta, untuk memberikan terang kepada mereka yang duduk dalam kegelapan. Ia telah menyatakan diri-Nya sebagai terang dunia, dai nuknzat yang baru saja diadakan membuktikan tugas-Nya. Orang-orang yang memandang Juruselan at pada kedatangan-Nya dianugerahi pertunjukan hadirat Ilahi yang lebih penuh daripada yang pernah dinikmati oleh dunia sebelumnya. Pengetahuan akan Allah dinyatakan dengan lebih sempurna. Tetap, justru dalam penyataan milah hukuman sedang menimpa mereka. Tabiat mere-ka diuji, dan nasib mereka ditentukan.KSZ2 91.1

    Pertunjukan kuasa Ilahi telah memberi orang yang tadinya buta peng-lihatan jasmani dan rohani telah membiarkan orang Far i dalam Kegelapan yang lebih gelap lagi. Beberapa dari antara pendengar-Nya, merasa bahwa perkataan Kristus ditujukan kepada mereka yang bertanya, “Apakah i.» berarti bahwa kami juga buta?” Jawab Yesus kepada mereka: “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa.” Jika Allah tidak memungkinkan kamu melihat kebenaran, maka kurangnya pengetahuan itu tidak akan melibatkan kamu dalam kesalahan. Tetapi karena kamu berkata: Kami melihat.” Kamu percaya bahwa kamu sendiri dapat melihat dan menolak cara yang hanya olehnya kamu mendapat penglihatan. Kepada semua orang yang menyadari keperluan mereka, Kristus datang dengan pertolongan yang tidak terbatas. Tetapi orang Farisi tidak mau mengakui keperluan mereka, mereka enggan datang kepada Kristus, itulah sebabnya mereka ditinggalkan dalam kegelapan suatu kegelapan yang untuk itu mereka sendiri bersalah. Yesus berkata, Maka tetaplah dosamu itu.”KSZ2 91.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents