Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    5 — PENYERAHAN

    Kira-Kjra empat puluh hari sesudah Kristus lahir, Yusuf dan Maria membawa Dia ke Yerusalem, untuk mempersembahkan Dia kepada Tuhan, dan untuk mempersembahkan korban. Ini adalah sesuai dengan hukum Yahudi, dan sebagai pengganti umat manusia, Kristus wajib taat pada hukum dalam segala hal. Ia sudah menempuh upacara persunatan, selaku ikrar ketaatan-Nya pada hukum.KSZ1 41.1

    Selaku persembahan untuk ibu, hukum Taurat meminta seekor anak domba yang berumur setahun untuk korban bakaran dan seekor anak merpati atau tekukur untuk korban karena dosa. Akan tetapi hukum mengadakan peraturan, jika ibu bapa yang bersangkutan terlampau miskin untuk membawa seekor anak domba, sepasang tekukur atau dua ekor anak merpati, seekor untuk korban bakaran, yang seekor lagi untuk korban karena dosa, dapat diterima.KSZ1 41.2

    Segala persembahan yang dipersembahkan kepada Tuhan haruslah tidak bercacat. Persembahan ini membayangkan Kristus dan dari sini jelaslah bahwa Yesus Sendiri bebas dari cacat badani, ialah ‘’Anak Domba, yang tak bernoda dan tak bercacat” I Ptr. 1:19 itu. Bentuk tubuh-Nya bebas dari segala macam cacat; tubuh-Nya kuat dan sehat. Maka sepan-jang umur hidup-Nya Ia hidup menurut segala hukum alam. Baik dalam hal badani maupun dalam hal rohani, Ialah suatu contoh dari apa yang direncanakan Allah bagi semua umat manusia oleh ketaatan pada hukum-hukum-Nya.KSZ1 41.3

    Penyerahan anak sulung berasal pada zaman purbakala. Allah telah berjanji hendak mengaruniakan Anak Sulung surga untuk menyelamat, kan orang yang berdosa. Karunia ini harus diakui dalam tiap rumah tangga dengan penyerahan anak sulung. Ia harus diasingkan untuk keimamatan, sebagai wakil Kristus di antara manusia.KSZ1 42.1

    Dalam kelepasan bani Israel dari Mesir, penyerahan anak sulung kembali diperintahkan. Ketika bani Israel terikat dalam perhambaan kepada bangsa Mesir, Tuhan menyuruh Musa pergi kepada Firaun, raja Mesir, untuk mengatakan, ‘’Inilah sabda Tuhan: Bahwa Israel itulah anak-Kuyaitu anak-Ku yang sulung. Maka sebab itu sabda-Ku kepadamu: Biankanlah anak-Ku pergi, supaya ia berbuat ibadat kepada-Ku; jikalau enggan engkau melepaskan dia pergi, niscaya Aku akan membunuh anakmu laki-laki yang sulung.”KSZ1 42.2

    Musa menyampaikan kabamya itu; akan tetapi jawab raja yang angkuh itu, “Siapakah Tuhan itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi?” Tuhan bekerja bagi umat-Nya dengan berbagai tanda dan mukjizat, menjatuhkan hukuman yang maha dahsyat atas Firaun. Akhirnya malaikat maut disuruh membunuh anak sulung manusia dan hewan di antara bangsa Mesir. Supaya orang Israel terhindar, mereka itu disuruh membubuhkan di ambang pintu rumahnya masing-masing darah seekor anak domba yang telah tersembelih. Tiap rumah harus ditandai, supaya bilamana malaikat itu datang untuk melaksanakan tugas mautnya itu, dapatlah ia melalui rumah-rumah bani Israel.KSZ1 42.3

    Setelah menjatuhkan hukuman ini atas Mesir, bersabdalah T uhan kepada Musa, “Sucikanlah bagi-Ku segala anak sulung,.. . baik manusia, baik binatang, Akulah yang empunya mereka;” “pada waktu Aku membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, maka Aku menguduskan bagi-Ku semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan semuanya itu kepunyaan-Ku; Akulah Tuhan.” Setelah upacara baitulmukadis dibentuk, diangkat Allah suku Lewi untuk mengambil tempat anak sulung seluruh bani Israel guna bekerja di dalam Bait Suci itu. Akan tetapi anak sulung masih tetap juga dianggap sebagai milik Tuhan, dan harus dibeli dengan tebusan.KSZ1 42.4

    Demikianlah hukum untuk mempersembahkan anak sulung itu dibuat mengandung arti yang istimewa. Meskipun merupakan peringatan untuk bagaimana ajaib Tuhan telah melepaskan bani Israel, dibayangkannya pula suatu kelepasan yang lebih besar, yang akan dilakukan oleh Anak Allah Yang Tunggal. Sebagaimana darah yang dipercikkan di ambang pintu telah menyelamatkan anak-anak sulung Israel, demikian juga darah Kristus berkuasa menyelamatkan dunia.KSZ1 43.1

    Jikalau demikian alangkah besarnya arti yang terkandung dalam upacara menyerahkan Kristus itu. Tetapi imam tiada melihat melalui tirai itu, ia tidak membaca rahasia yang di baliknya. Upacara menyerahkan anak-anak bayi adalah suatu peristiwa yang biasa saja. Dari hari ke hari imam menerima uang tebusan bilamana anak-anak bayi itu diserahkan kepada Tuhan. Dari hari ke hari ia bekerja menurut acara kerjanya sehari-hari, memberikan hanya sedikit perhatian kepada orangtua atau anak-anak, kecuali ia melihat tanda-tanda kekayaan atau kedudukan tinggi di pihak orangtua anak-anak itu. Yusuf dan Maria miskin, maka ketika mereka datang dengan anaknya itu, imam melihat hanya seorang lelaki dan perempuan yang berpakaian seperti orang Galilea, dan dengan pakaian yang paling sederhana. Tiada barang sesuatu pun dalam rupa mereka yang menarik perhatian dan mereka mempersembahkan hanya persembahan yang biasa dipersembahkan oleh golongan yang tidak mampu.KSZ1 43.2

    Imam melaksanakan upacara pekerjaannya yang resmi. la memangku Anak itu lalu mengangkat-Nya di depan mezbah. Sesudah mengembalikan-Nya kepada ibu-Nya, didaftarkannyalah nama-Nya Yesus dalam daftar anak-anak sulung. Ia sama sekali tidak menyangka, sementara anak bayi itu terletak pada tangannya, bahwa ialah Maha Besar surga, Raja Kemuliaan. Imam itu tidak memikirkan bahwa Anak Bayi inilah Dia, yang telah ditulis oleh Musa, ‘’Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku. Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.” Kisah 3:22. Tidak dipikirnya bahwa Anak Bayi inilah Dia yang kemuliaan-Nya Musa telah memohon untuk melihat-Nya. Tetapi satu Oknum yang lebih besar daripada Musa sedang terletak pada pang-kuan imam itu; dan waktu ia mendaftarkan nama anak itu, ia tengah men-daftarkan nama Dia yang menjadi alasan seluruh peraturan keagamaan bangsa Yahudi. Nama itulah yang akan merupakan batalnya segala upacara tersebut; karena sistem korban dan persembahan sudah kian menjadi usang; lambang sudah hampir sampai kepada aslinya, bayangan itu sudah hampir sampai kepada wujudnya.KSZ1 43.3

    Shekinah sudah meninggalkan bait, akan tetapi dalam diri Anak Betlehem itu terselubunglah kemuliaan yang di hadapan-Nya segala malaikan sujud. Anak bayi yang belum tahu apa-apa inilah benih yang telah dijanjikan itu, yang kepadanya mezbah pertama yang di pintu gerbang Eden dahulu kala itu menunjuk. Inilah Silo, pemberi damai itu. Ialah yang menyebut diri-Nya kepada Musa sebagai AKU ADA. Ialah yang dalam tiang awan dan tiang api dahulu, telah menjadi penuntun bani Israel. Inilah Dia yang telah sejak lama diramalkan oleh para penilik. Ialah kerinduan segala bangsa, Akar dan Benih Daud,Bintang Timur yang gilanggemilang cahaya-Nya. Nama Anak Bayi kecil yang masih belum berdaya itu, yang dituliskan dalam daftar bangsa Israel, menyatakan bahwa Ia adalah saudara kita, Ialah harapan umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Anak itu yang untuk-Nya uang tebusan telah dibayar, Ialah Dia yang harus membayar tebusan untuk dosa-dosa seluruh dunia. Ialah “imam besar atas isi rumah Allah” yang asli, kepala “imamat, yang tidak berkeputusan,” perantara “di sebelah kanan Yang Mahamulia dalam tempat yang tinggi.”KSZ1 44.1

    Hal-hal rohani dapat dimengerti dari sudut kerohanian. Dalam kaabah itu Anak Allah diserahkan untuk pekerjaan yang telah ditentukan bagiNya. Imam memandang Dia sebagaimana ia memandang seseorang anak bayi lain. Tetapi sungguh pun ia tidak melihat ataupun merasai sesuatu yang luar biasa, perlakuan Allah dalam mengaruniakan Anak-Nya itu kepada dunia ini diakui. Peristiwa ini tidak berlalu tanpa sesuatu pengenalan akan Kristus. “Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada diatasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias.”KSZ1 44.2

    Waktu Simeon masuk ke dalam kaabah, dilihatnyalah satu keluarga tengah menyerahkan anak sulungnya di hadapan imam. Keadaan mereka menunjukkan adanya kemiskinan; tetapi Simeon mengerti amaran Roh, maka hatinya pun tergeraklah dengan amat sangat bahwa Anak Bayi yang tengah diserahkan kepada Tuhan itu ialah Penghiburan Israel, Orang yang ia rindu hendak melihat-Nya. Bagi imam yang tercengangcengang itu, Simeon nampak seperti seorang yang tengah terpesona karena kegirangan hatinya. Anak itu sudah dikembalikan kepada Maria, lalu diambilnya pada pangkuannya dan menyerahkan-Nya kepada Allah, sedang suatu kegembiraan yang belum pernah dirasainya dahulu meresapi jiwanya. Ketika ia mengangkat Juruselamat yang masih bayi itu ke arah surga, berkatalah ia, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan dihadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu Israel.”KSZ1 44.3

    Roh nubuat ada pada hamba Allah ini, dan sementara Yusuf dan Maria berdiri di sana, keheran-heranan mendengar perkataannya, diberkatinya mereka itu, serta berkata kepada Maria, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi satu tanda yang menimbulkan perbantahan--dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”KSZ1 45.1

    Hana juga, seorang nabiah, datang masuk lalu memperkuat kesaksian Simeon mengenai Kristus itu. Sedang Simeon berbicara, wajah wanita itu bersinar dengan kemuliaan Allah, dan dicurahkannya syukur hatinya karena ia sudah diizinkan melihat Kristus Tuhan itu.KSZ1 45.2

    Orang-orang beribadat yang rendah hati ini telah mempelajari nubuatan tidak dengan sia-sia. Tetapi orang-orang yang menduduki pangkat sebagai penghulu-penghulu dan imam-imam di Israel, sungguhpun mereka juga sudah mendengar pernyataan yang indah dari nubuatan, mereka tidak berjalan pada jalan Tuhan, dan mata mereka tidak terbuka untuk melihat Terang hidup itu.KSZ1 45.3

    Masih demikian juga keadaan sekarang ini. Peristiwa-perisitwa yang menjadi pusat perhatian segenap surga tidak dilihat, dan terjadinya segala peristiwa itu tidak diperhatikan oleh para pemimpin agama, serta oleh orang yang berbakti dalam rumah Allah. Orang mengakui Kristus dalam sejarah, sedangkan mereka berpaling meninggalkan Kristus yang hidup Kristus dalam sabda-Nya meminta pengorbanan diri, dalam diri para fa kir miskin dan para penderita yang meminta pertolongan, dalam pekerjaan kebenaran di mana tersangkut kemiskinan, pekerjaan banting tulang dan fitnahan, tidaklah lebih segera disambut hari ini daripada Ia disambut delapan belas abad yang lalu.KSZ1 45.4

    Maria memikir-mikirkan nubuatan Simeon yang mempunyai arti luas itu. Sedang ia memandangi Anak yang pada pangkuannya itu, dan me-ngenangkan perkataan yang diucapkan oleh gembala-gembala Betlehem dulu, penuhlah hatinya dengan sukacita dan harapan yang gemilang. Per-kataan Simeon itu mengingatkan kepadanya ucapan nubuatan Nabi Yesaya: “Suatu tunas akan keluar dari tunggui Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan Ia tidak menyimpang dari kebenaran dan ke-setiaan, seperti ikat pinggang tetap pada pinggang.” “Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. ... Sebab Seorang anak telah lahir untuk kita, Seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada diatas bahunya, dan namanya disebut orang: Penasihat Ajaib, Allah Yang Perkasa, Bapa Yang kekal, Raja Damai.”KSZ1 46.1

    Tetapi Maria tidak mengerti tugas Kristus. Simeon sudah bernubuat tentang Dia sebagai suatu terang untuk menerangi orang kafir, serta suatu kemuliaan bagi Israel. Demikianlah malaikat-malaikat telah mengumumkan kelahiran Juruselamat itu sebagai kabar kesukaan bagi segala bangsa. Allah sedang berusaha memperbaiki pendapat orang Yahudi yang sempit tentang pekerjaan Mesias. Ia menghendaki agar manusia memandang Dia, bukan saja sebagai Pelepas bangsa Israel, tetapi juga sebagai Penebus dunia. Tetapi memerlukan bertahun-tahun lamanya bagi ibu Yesus sendiri untuk mengerti tugas-Nya.KSZ1 46.2

    Maria mengharapkan Mesias berkerajaan di atas takhta Daud, akan tetapi ia tidak melihat baptisan penderitaan dengan mana hal itu wajib dicapai. Oleh Simeon sudah dinyatakan bahwa Mesias tidak akan menempuh jalan yang bebas dari rintangan di dunia ini. Dalam ucapan kepada Maria, “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri,” Allah dalam kasih-Nya yang lemah lembut memberikan kepada ibu Yesus amaran tentang penderitaan yang karena-Nya sudah mulai dideritanya.”KSZ1 46.3

    “Sesungguhnya,” Simeon telah berkata, “Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk men-jadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan.” Mereka yang akan bangkit pula harus lebih dulu jatuh. Kita mesti jatuh ke atas Batu itu dan hancur, sebelum kita dapat diangkat dalam Kristus. Diri harus diturunkan dari takhtanya, kesombongan harus direndahkan, kalau kita hendak me-ngetahui kemuliaan kerajaan kerohanian. Orang Yahudi tidak mau mene-rima kehormatan yang dicapai dengan jalan kerendahan. Sebab itu mereka tidak mau menerima Penebusnya. Ialah tanda yang akan diperbantahkan orang itu.KSZ1 47.1

    “Supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” Dalam terang ke-hidupan Juruselamat, hati sekalian orang, bahkan dari Khalik hingga raja kegelapan, dinyatakan. Setan telah melukiskan Allah sebagai memen-tingkan diri dan suka menindas, menuntut semuanya tetapi tidak mem-berikan sesuatu, meminta pelayanan dari segala makhluk-Nya demi kemuliaan-Nya sendiri, tetapi tidak suka mengadakan sesuatu pengorbanan demi kebaikan mereka itu. Tetapi karunia Kristus menyatakan hati Bapa. Disaksikannya bahwa pikiran Allah terhadap kita adalah “rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan.” Yeremia 29:11. Hal itu menandaskan bahwa meskipun kebencian hati Allah terhadap dosa kuat laksana maut, kasih-Nya kepada orang berdosa lebih kuat daripada maut. Setelah melaksanakan penebusan kita, Ia tidak akan menahan barang sesuatu, bagaimana pun mahalnya, yang perlu untuk penyempurnaan pekerjaan-Nya. Tiada kebenaran penting yang ditahankan bagi kese-lamatan kita, tiada mukjizat kemurahan yang dilalaikan, tiada alat Ilahi yang tidak digunakan. Keridlaan ditimbun atas keridlaan, karunia atas karunia. Seluruh perbendaharaan surga terbuka bagi orang-orang yang hendak diselamatkan-Nya. Sesudah mengumpulkan kekayaan alam se-mesta, dan membukakan sumber-sumber kekuasaan yang tidak terhingga, diserahkan-Nya semuanya ini ke tangan Kristus, seraya bersabda, Se-muanya ini adalah untuk manusia. Gunakanlah segala karunia ini untuk menginsafkan manusia itu bahwa tidak ada kasih yang lebih besar dari-pada kasih-Ku di dunia atau di surga. Kebahagiaannya yang terbesar akan terdapat dalam mengasihi Aku.KSZ1 47.2

    Di salib Golgota, kasih dan sifat mementingkan diri tegak berhadap-hadapan. Di sinilah puncak kenyataannya. Kristus telah hidup hanya untuk menghibur dan memberkati, dan dalam membunuh Dia, Setan menyatakan kedurjanaan kebencian hatinya kepada Allah. Ditunjukkannya dengan nyata bahwa maksud pemberontakannya yang sesungguhnya ialah hendak menurunkan Allah dari takhta-Nya, dan untuk membinasakan Dia yang oleh-Nya kasih Allah ditunjukkan.KSZ1 47.3

    Oleh kehidupan dan kematian Kristus, pikiran manusia pun turut kelihatan. Dari palungan hingga kayu salib, kehidupan Yesus merupakan suatu panggilan kepada penyerahan diri, dan kepada persekutuan dalam penderitaan. Itu menyingkapkan tabir segala maksud manusia. Yesus datang dengan kebenaran surga, dan semua orang yang mencamkan suara Roh Kudus tertarik kepada-Nya. Orang-orang yang berbakti kepada diri sendiri adalah rakyat kerajaan Setan. Dalam sikap mereka terhadap Kristus, semua orang akan menunjukkan di pihak mana mereka itu berdiri. Maka demikianlah setiap orang menjatuhkan hukuman atas dirinya sendiri.KSZ1 48.1

    Pada hari pehukuman terakhir kelak, setiap jiwa yang hilang akan mengerti sifat penolakannya akan kebenaran. Salib akan dihadapkan, dan artinya yang sesungguhnya akan dimaklumi oleh setiap pikiran yang telah dibutakan oleh pelanggaran. Di hadapan penglihatan akan Golgota dengan Korbannya yang penuh rahasia itu, orang berdosa akan berdiri dengan terkutuk. Setiap kebohongan akan disapu bersih. Kemurtadan manusia akan tampak dalam keadaannya yang keji. Manusia akan melihat apa yang telah menjadi pilihan mereka. Tiap pertanyaan tentang kebenaran dan kesalahan dalam pertikaian yang sudah sejak lama berlangsung itu akan jelaslah kelak. Dalam pengadilan semesta alam kelak, Allah bersih dari kesalahan atas adanya atau lanjutnya kejahatan. Akan ditunjukkan kelak bahwa segala titah Ilahi bukanlah alat-alat yang menimbulkan dosa. Tidak ada cacat dalam pemerintahan Allah, tiada sebab untuk pendurhakaan. Manakala segala isi hati kelak dinyatakan, baik yang setiawan maupun pemberontak akan bersatu mengatakan, “Adil dan benarlah segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa! Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.”KSZ1 48.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents