Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Para Nabi Dan Raja - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    50 - Ezra, Imam Dan Ahli Kitab

    KIRA-KIRA tujuh puluh tahun sesudah rombongan pertama kembali dari pembuangan di bawah pimpinan Zerubabel dan Yosua, Artahsasta Longimanus naik takhta kerajaan Media Persia. Nama raja ini dikaitkan dengan sejarah suci dengan serentetan pemeliharaan yang luar biasa. Adalah pada zaman pemerintahannya Ezra dan Nehemia hidup dan bekerja. Dialah orang yang pada tahun 457 SM mengeluarkan perintah yang ketiga dan terakhir untuk pemulihan Yerusalem. Pemerintahannya melihat kembalinya rombongan orang Yahudi di bawah pimpinan Ezra, perampungan tembok-tembok Yerusalem oleh Nehemia dan teman-temannya, pengorganisasian kembali upacara-upacara baitsuci, dan pembaruan keagamaan besar-besaran yang dilakukan oleh Ezra dan Nehemia. Selama pemerintahannya yang cukup lama itu ia seringkali menunjukkan kebaikan kepada umat Allah, dan di dalam diri sahabat-sahabatnya orang Yahudi yang dipercaya dan disayangi, yakni Ezra dan Nehemia, ia mengenal orang-orang yang ditunjuk Allah, yang muncul untuk suatu pekerjaan istimewa.PR 352.1

    Pengalaman Ezra sementara hidup di antara orang Yahudi yang tetap tinggal di Babel adalah luar biasa sehingga hal itu menarik perhatian yang khusus raja Artahsasta, dengan siapa ia berbicara dengan bebas mengenai kuasa Allah di surga, dan rencana Ilahi dalam memulangkan orang-orang Yahudi ke Yerusalem.PR 352.2

    Dilahirkan dari keturunan Harun, Ezra telah diberi pendidikan keimamatan; dan sebagai tambahan kepada hal ini ia telah mengenal dengan sebaik-baiknya akan tulisan-tulisan ahli-ahli jampi, ahli nujum, dan orang-orang bijaksana dalam kerajaan Media Persia. Tetapi ia tidak merasa puas akan keadaan kerohaniannya. Ia rindu berada dalam kesatuan yang penuh dengan Allah; ia rindu memperoleh hikmat untuk melaksanakan kehendak Ilahi. Dan dengan demikian ia “telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya.” Ezra 7:10. Hal ini menuntun dia untuk lebih rajin dalam penyelidikan sejarah umat Allah, sebagaimana yang tercatat dalam tulisan-tulisan para nabi dan raja. Ia menyelidiki buku-buku sejarah dan kesusastraan Alkitab untuk mempelajari mengapa Tuhan membiarkan Yerusalem dibinasakan dan umat-Nya dibawa sebagai tawanan ke negeri orang kafir.PR 352.3

    Ezra memberikan perhatian secara khusus terhadap pengalaman-pengalaman orang Israel sejak perjanjian diadakan kepada Abraham. Ia mempelajari petunjuk yang diberikan di gunung Sinai dan sepanjang waktu yang lama dalam pengembaraan di padang gurun. Ketika ia mempelajari lebih banyak dan lebih banyak lagi mengenai pemeliharaan Allah kepada anak-anak-Nya, dan mengerti akan kesucian hukum yang diberikan di Sinai, hati Ezra tergerak. Ia mengalami suatu pertobatan baru dan cermat serta menentukan untuk menguasai tulisan-tulisan sejarah yang suci, sehingga ia dapat menggunakan pengetahuan ini untuk membawa berkat dan terang kepada bangsanya.PR 352.4

    Ezra berusaha untuk mencapai suatu persiapan hati untuk pekerjaan yang ia percaya terbentang di hadapannya. Ia mencari Allah dengan tekun, supaya ia dapat menjadi guru yang bijaksana di Israel. Sementara ia belajar menyerahkan pikiran dan kemauan kepada pengendalian Ilahi, terjadilah di dalam kehidupannya prinsip-prinsip penyucian sejati, yang pada tahun-tahun kemudian, mempunyai suatu pengaruh yang membentuk, bukan saja terhadap orang-orang muda yang mencari nasihatnya, tetapi juga terhadap semua orang yang bergaul dengan dia.PR 353.1

    Allah memilih Ezra menjadi suatu alat yang baik bagi Israel, sehingga ia dapat menaruh kehormatan dalam keimamatan, yakni kemuliaan yang sudah sangat lama hilang selama berada dalam tawanan. Ezra berkembang menjadi seorang terpelajar yang luar biasa dan menjadi “seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa.” Ayat 6. Kemampuan-kemampuan ini menjadikannya seorang yang luhur dalam kerajaan Media Persia.PR 353.2

    Ezra menjadi seorang juru bicara bagi Allah, mendidik mereka yang berada di sekitarnya dalam hal prinsip-prinsip yang memerintah surga. Selama tahun-tahun yang sisa dalam hidupnya, apakah di dekat istana kerajaan Media Persia atau Yerusalem, pekerjaannya yang terutama ialah menjadi guru. Sementara ia menyampaikan kebenaran-kebenaran yang dipelajarinya kepada orang lain, kesanggupannya untuk bekerja meningkat. Ia menjadi seorang yang saleh dan berani. Ia adalah saksi Tuhan kepada dunia tentang kuasa kebenaran Alkitab yang kehidupan sehari-hari menjadi mulia. Usaha-usaha Ezra untuk menghidupkan kembali perhatian terhadap penyelidikan Kitab Suci telah dikukuhkan oleh kerajinannya, yakni pekerjaan selama hidup dalam menyediakan dan memperbanyak Tulisan-tulisan Kudus. Ia mengumpulkan semua salinan tentang yang dapat diperolehnya dan ini semua ditulis kembali dan disebarkan. Perkataan yang murni dengan demikian diperbanyak dan tiba ke tangan orang banyak, memberikan pengetahuan yang tak terhitung nilainya. Keyakinan Ezra bahwa Allah akan melakukan suatu pekerjaan yang hebat bagi umat-Nya, menyebabkannya untuk menyampaikan kepada Artahsasta mengenai keinginannya pulang ke Yerusalem untuk menghidupkan kembali perhatian dalam mempelajari Firman Allah dan untuk membantu saudara-saudaranya dalam membangun kembali Kota Suci. Ketika Ezra menyatakan kepercayaannya yang sempurna terhadap Allah Israel sebagai satu-satunya yang paling sanggup melindungi dan menjaga umat-Nya, maka raja itu sangat terkesan. Ia mengerti sebaik-baiknya bahwa orang-orang Israel harus pulang ke Yerusalem supaya mereka boleh berbakti kepada Yehova; namun begitu besar keyakinan raja itu dalam kejujuran Ezra sehingga ia menunjukkan kebaikan yang mencolok kepadanya, meluluskan permohonannya dan memberikan kepadanya pemberian yang banyak sekali untuk upacara bait suci. Raja itu mengangkatnya menjadi seorang wakil istimewa kerajaan Media Persia dan menganugerahkan kepadanya kuasa yang lebih luas untuk melaksanakan rencana-rencana yang berada di dalam hatinya.PR 353.3

    Perintah Artahsasta Longimanus untuk memulihkan dan membangun kembali Yerusalem, yaitu perintah yang ketiga sejak berakhirnya tujuh puluh tahun penawanan, memang luar biasa kejadiannya sehubungan dengan Allah yang di surga, karena pengakuan perintah itu terhadap hasil-hasil yang dicapai Ezra, dan karena pemberian-pemberian yang bebas yang diberikan kepada umat Allah. Artahsasta menyebutkan Ezra sebagai “imam dan ahli kitab itu, yang ahli dalam perkataan segala perintah dan ketetapan Tuhan bagi orang Israel;” “imam dan ahli Taurat Allah semesta langit.” Raja bersatu dengan para penasihatnya untuk memberikan persembahan sukarela “kepada Allah Israel, yang tempat kediaman-Nya di Yerusalem;” dan sebagai tambahan ia membuat persediaan untuk menghadapi biaya-biaya yang berat dengan memerintahkan supaya biaya-biaya itu dibayar “dari perbendaharaan kerajaan.” Ayat 11, 12, 15, 20. “Engkau disuruh raja serta Ketujuh orang penasihatnya,” kata Artahsasta memaklumkan kepada Ezra, “untuk mengadakan penyelidikan mengenai Yehuda dan Yerusalem dengan berpedoman kepada hukum Allahmu yang menjadi peganganmu.” Selanjutnya ia menitahkan: “Segala sesuatu yang berdasarkan perintah Allah semesta langit, harus dilaksanakan dengan tekun untuk keperluan rumah Allah semesta langit, supaya jangan pemerintahan raja serta anak-anaknya kena murka.” Ayat 14, 23.PR 354.1

    Dalam memberikan keluasan kepada orang-orang Israel untuk pulang, Artahsasta mengatur pemulihan anggota-anggota keimamatan kepada upacara-upacara dan hak-hak mereka seperti dahulu. “Kami beritahukan kepadamu,” katanya mamaklumkan, “bahwa tidaklah sah bila para imam, orang Lewi, penyanyi, penunggu pintu gerbang, budak di bait Allah dan para hamba rumah Allah dikenakan pajak, upeti atau bea.” Ia juga mengatur penunjukan pegawai-pegawai sipil untuk memerintah bangsa itu dengan adil sesuai dengan undang-undang orang Yahudi. “Maka engkau, hai Ezra, angkatlah pemimpin-pemimpin dan hakim-hakim sesuai dengan hikmat Allahmu yang menjadi peganganmu,” katanya memberi petunjuk, “supaya mereka menghakimi seluruh rakyat yang diam di daerah seberang sungai Efrat, yakni semua orang yang mengetahui hukum Allahmu; dan orang yang belum mengetahuinya haruslah kau ajar. Setiap orang yang tidak melakukan hukum Allahmu dan hukum raja, harus dihukum dengan saksama, baik dengan hukuman mati, maupun dengan pembuangan, dengan hukuman denda atau hukuman penjara.” Ayat 24-2 6.PR 354.2

    Jadi, “oleh karena tangan murah Allahnya itu melindungi dia,” Ezra telah membujuk raja itu untuk mengadakan persediaan yang limpah untuk kembalinya semua orang Israel dan untuk semua imam dan orang Lewi yang berada di dalam kerajaan Media Persia, yang mempunyai kerinduan “dan yang rela pergi ke Yerusalem.” Ayat 9, 13. Begitulah sekali lagi anak-anak yang terserak-serak diberi kesempatan untuk kembali ke negeri dengan harta milik yang dihubungkan dengan janji-janji kepada seisi rumah Israel. Perintah ini membawa kesukaan besar kepada mereka yang telah bergabung dengan Ezra dalam menyelidiki rencana-rencana Allah tentang umat-Nya. “Terpujilah Tuhan, Allah nenek moyang kita,” seru Ezra, “yang dengan demikian menggerakkan hati raja, sehingga ia menyemarakkan rumah Tuhan yang ada di Yerusalem, dan membuat aku disenangi oleh raja dan penasihat-penasihatnya serta segala pembesar raja yang berkuasa! Ayat 27, 28.PR 354.3

    Dalam mengeluarkan perintah ini oleh Artahsasta, pemeliharaan Allah dinyatakan. Beberapa orang mengerti akan hal ini dan dengan senang hati memanfaatkan kesempatan untuk pulang di bawah keadaan-keadaan yang begitu menguntungkan. Suatu tempat umum untuk berkumpul telah ditentukan, dan pada waktu yang telah ditetapkan mereka yang mempunyai kerinduan untuk pergi ke Yerusalem berkumpul untuk mengadakan perjalanan yang panjang. “Aku menghimpunkan mereka dekat sungai yang mengalir ke Ahawa,” kata Ezra, “dan di sana kami berkemah tiga hari lamanya.” Ezra 8:15.PR 355.1

    Ezra telah mengharapkan sejumlah besar orang yang mau pulang ke Yerusalem, tetapi jumlah orang yang mengadakan sambutan terhadap panggilan itu kecil dan amat mengecewakan. Banyak yang telah memiliki rumah dan tanah tidak mempunyai keinginan untuk mengorbankan harta milik ini. Mereka menyukai yang ringan dan menyenangkan dan cukup merasa puas untuk tinggal saja. Contohnya mereka ternyata menjadi halangan bagi orang lain yang sebaliknya harus memilih supaya meninggalkan harta mereka dengan mereka yang sudah pergi lebih dahulu oleh iman.PR 355.2

    ketgamPR 355.3

    Banyak dari orang itu yang telah melihat kuasa Allah dalam perintah raja dan mereka pun berkumpullah dalam suatu kelompok besar untuk memulai perjalanan menuju Yerusalem.PR 355.4

    Ketika Ezra memandang kepada rombongan yang berhimpun itu, ia terkejut karena ternyata tidak ada seorang pun dari anak-anak Lewi. Di manakah anggota-anggota suku yang telah diasingkan untuk pekerjaan suci di bait Allah? Terhadap panggilan, Siapakah yang berada di pihak Tuhan? Maka orang-orang Lewi seharusnya yang nomor satu mengadakan sambutan. Selama penawanan, dan kemudian sesudah itu, mereka telah diberi banyak kesempatan. Mereka telah menikmati kebebasan penuh untuk bekerja melayani kebutuhan-kebutuhan rohani saudara-saudara mereka di dalam pembuangan. Sinagog-sinagog telah didirikan, di mana para imam menjalankan kebaktian kepada Allah dan memberi pelajaran kepada banyak orang. Pemeliharaan hari Sabat, dan pelaksanaan upacara-upacara kudus yang aneh bagi iman orang Yahudi, dibiarkan berlangsung dengan bebas.PR 355.5

    Tetapi dengan berlalunya tahun-tahun setelah berakhirnya penawanan, keadaan-keadaan telah berubah, dan banyak tanggung jawab baru yang harus dipikul para pemimpin pada bangsa Israel. Bait Allah di Yerusalem telah dibangun kembali dan ditahbiskan, dan lebih banyak imam diperlukan untuk melaksanakan upacara-upacaranya. Ada kebutuhan mendesak akan orang-orang yang dipilih Allah bertindak sebagai guru-guru untuk bangsa itu. Dan di samping itu, orang-orang Yahudi yang tinggal di Babel berada dalam bahaya, kebebasan agama mereka dapat dikenakan pembatasan. Melalui nabi Zakharia, sebagaimana dengan pengalaman mereka yang baru lalu selama zaman Ester dan Mordekhai yang sangat sukar, orang-orang Yahudi di Media Persia dengan jelas telah diberi amaran supaya pulang ke negeri mereka sendiri. Waktunya telah tiba bilamana keadaan membahayakan mereka untuk tinggal lebih lama lagi di tengah-tengah pengaruh kafir. Dengan melihat keadaan-keadaan yang berubah ini, para imam di Babel seharusnya telah mengerti dengan cepat dalam pengeluaran perintah itu, suatu panggilan khusus kepada mereka untuk pulang ke Yerusalem.PR 355.6

    Raja dan pembesar-pembesarnya telah melakukan lebih daripada bagian mereka dalam membuka jalan untuk mereka kembali. Mereka telah menyediakan sarana yang cukup banyak, tetapi di manakan orang-orang itu? Anak-anak Lewi gagal pada suatu saat ketika pengaruh mengadakan keputusan untuk menyertai saudara-saudara mereka yang seharusnya dapat memimpin orang lain mengikuti teladan mereka. Sikap mereka yang acuh tak acuh dan aneh itu adalah merupakan kenyataan menyedihkan tentang sikap orang-orang Israel di Babel terhadap rencana-rencana Allah bagi umat-Nya.PR 356.1

    Sekali lagi Ezra mengajak orang-orang Lewi, dengan mengirimkan kepada mereka suatu undangan mendesak supaya bergabung dengan rombongannya. Untuk menegaskan tindakan cepat yang penting, ia mengirim dengan ajakannya yang tertulis itu beberapa orang dari “kepala-kepala kaum keluarga” dan “pengajar-pengajar.” Ezra 7:28; 8:16.PR 356.2

    Sementara orang-orang yang dalam perjalanan menunggu dengan Ezra, utusan-utusan kepercayaan ini kembali dengan ajakan untuk “Mendatangkan kepada kami orang-orang yang harus menyelenggarakan kebaktian di rumah Allah kami. ” Ezra 8:17. Ajakan itu diperhatikan; beberapa orang yang tadinya mau tinggal saja, kini membuat keputusan terakhir untuk pulang. Kesemuanya, kira-kiranya empat puluh imam dan duaratus duapuluh orang Netinim--orang-orang yang kepada siapa Ezra dapat bersandar sebagai pengerja-pengerja yang bijaksana dan guru-guru yang baik serta pembantu--telah didatangkan ke perkemahan itu.PR 356.3

    Semuanya sudah siap untuk berangkat. Di hadapan mereka terbentang suatu perjalanan yang akan memakan waktu beberapa bulan lamanya. Kaum pria membawa serta istri dan anak-anak mereka, harta benda mereka, di samping perbendaharaan besar untuk bait suci dan upacaranya. Ezra menyadari bahwa musuh sedang menunggu di sepanjang jalan, siap untuk menghadang dan membinasakannya dengan rombongannya; namun ia tidak meminta kepada raja pasukan bersenjata untuk perlindungan. “Kepada aku malu,” katanya menerangkan, “meminta tentara dan orang-orang berkuda kepada raja untuk mengawal kami terhadap musuh di jalan; sebab kami telah berkata kepada raja, demikian: ‘Tangan Allah kami melindungi semua orang yang mencari Dia demi keselamatan mereka, tetapi kuasa murka-Nya menimpa semua orang yang meninggalkan Dia.’” Ayat 22. Dalam hal ini, Ezra dan teman-temannya melihat suatu kesempatan untuk membesarkan nama Allah di hadapan orang kafir. Iman dalam kuasa Allah yang hidup akan dikuatkan jikalau orang-orang Israel sendiri kini menunjukkan iman yang mutlak kepada Pemimpin Ilahi mereka. Itulah sebabnya mereka menetapkan untuk menaruh kepercayaan mereka sepenuhnya kepada-Nya. Mereka tidak akan meminta serdadu-serdadu pengawal. Mereka tidak akan memberikan kesempatan kepada orang kafir sehingga menganggap kekuatan manusia itu melebihi kemuliaan yang hanya dimiliki Allah saja. Mereka tidak mau membangkitkan dalam pikiran sahabat-sahabat mereka orang kafir satu kebimbangan terhadap kesungguh-sungguhan mereka dalam ketergantungan mereka kepada Allah sebagai umat-Nya. Kekuatan akan diperoleh, bukan dengan melalui kekayaan, bukan dengan kuasa dan pengaruh orang-orang yang menyembah berhala, tetapi melalui Tuhan yang berada di hadapan mereka, dan berusaha menurutinya, sehingga mereka dilindungi.PR 356.4

    Pengetahuan mereka terhadap keadaan-keadaan di mana mereka akan terus menikmati tangan Allah yang memberikan kemakmuran, memberikan lebih daripada kekhidmatan biasa kepada pekerjaan pengabdian yang dipegang oleh Ezra dan rombongannya yang terdiri dari jiwa-jiwa yang setia tepat sebelum keberangkatan mereka. “Di sana, di tepi sungai Ahawa itu,” kata Ezra menceritakan pengalaman ini, “aku memaklumkan puasa supaya kami merendahkan diri di hadapan Allah kami dan memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami. Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami.” Ayat 21, 23.PR 357.1

    Namun, berkat Allah bukan tidak memerlukan pelaksanaan latihan kewaspadaan dan perencanaan lebih dahulu. Sebagai suatu perhatian khusus dalam mengawal harta milik, Ezra “memilih duabelas orang pemuka imam”--orang-orang yang kesetiaan dan keikhlasan mereka telah terbukti--“menimbang bagi mereka perak, emas, dan perlengkapan-perlengkapan, yakni persembahan-persembahannya khusus bagi rumah Allah kami yang dikhususkan oleh raja serta penasihat-penasihatnya dan pembesar-pembesarnya dan semua orang Israel yang ada di sana.” Orang-orang ini telah diberi tanggung jawab dengan khidmat untuk bertindak sebagai para penatalayan yang selalu berjaga-jaga atas harta benda yang dipercayakan kepada pemeliharaan mereka.” “Kamu kudus bagi Tuhan,” “kata Ezra memaklumkan,” “dan perlengkapan-perlengkapan inipun kudus, dan perak dan emas ini adalah persembahan sukarela kepada Tuhan, Allah nenek moyangmu; rawatlah dan jagalah itu, sampai kamu dapat menimbangnya di depan para pemuka imam serta orang-orang Lewi dan para pemimpin kaum keluarga orang Israel di Yerusalem, dan dalam bilik-bilik rumah Tuhan.’” Ayat 24, 25, 28, 29.PR 357.2

    Cara perhatian yang dijalankan Ezra dalam menyediakan pengangkutan dan keamanan harta benda Tuhan, mengajarkan suatu pelajaran yang pantas untuk dipelajari dengan teliti. Hanya mereka yang kejujurannya telah teruji yang dipilih, dan mereka diberi petunjuk dengan jelas mengenai tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka. Dalam menentukan para pegawai yang setiawan untuk bekerja sebagai bendahara barang-barang Tuhan, Ezra mengetahui kepentingan dan nilai ketertiban dan organisasi yang berkaitan dengan pekerjaan Allah.PR 357.3

    Selama beberapa hari yang digunakan orang-orang Israel menunggu di tepi sungai itu, setiap perbekalan telah lengkap untuk perjalanan jauh itu. “Kemudian berangkatlah kami,” begitu Ezra menulis, “pada tanggal duabelas bulan pertama untuk berjalan ke Yerusalem, dan tangan Allah kami melindungi kami menghindarkan kami dari tangan musuh dan penyamun.” Ayat 31. Kira-kira empat bulan dipergunakan dalam perjalanan, orang-orang yang menyertai Ezra, beberapa ribu jumlah seluruhnya, termasuk kaum wanita dan anak-anak, menyebabkan perjalanan maju pelahan-lahan. Tetapi semuanya dalam keadaan selamat. Musuh-musuh mereka dicegah untuk membahayakan mereka. Perjalanan mereka adalah suatu perjalanan yang beruntung, dan pada hari pertama bulan kelima, pada tahun yang Ketujuh Artahsasta, mereka tiba di Yerusalem.PR 357.4

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents