Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Para Nabi Dan Raja - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    51 - Suatu Kebangunan Rohani

    KEDATANGAN Ezra di Yerusalem tepat pada waktunya. Ada kebutuhan besar akan pengaruh kehadirannya. Kedatangannya membawa keberanian dan pengharapan dalam hati banyak orang yang sudah lama bekerja di bawah kesukaran. Sejak pulangnya rombongan pertama dari pembuangan di bawah pimpinan Zerubabel dan Yosua, lebih tujuh puluh tahun yang lalu, banyak yang telah diselesaikan. Bait suci itu telah selesai, dan tembok-tembok kota itu sebagian telah diperbaiki. Namun masih banyak yang belum selesai dikerjakan.PR 358.1

    Di antara mereka yang telah kembali ke Yerusalem pada tahun-tahun sebelumnya, banyak yang tetap tinggal benar pada Allah seumur hidup mereka; tetapi sejumlah besar daripada anak-anak kehilangan pandangan terhadap kesucian hukum Allah. Bahkan beberapa orang yang diberi kepercayaan dengan tanggung jawab sedang hidup dalam dosa yang terang-terangan. Tujuan mereka sebagian besar, membatalkan usaha-usaha yang dilakukan oleh orang-orang lain untuk memajukan pekerjaan Allah; karena selama pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dibiarkan tanpa ditegur, berkat Surga tidak dapat menjadi bagian orang banyak itu.PR 358.2

    Adalah dengan perlindungan Allah sehingga mereka yang pulang dengan Ezra dapat memperoleh kesempatan yang istimewa mencari akan Tuhan. Pengalaman yang baru saja mereka lalui, dalam perjalanan mereka dari Babel, tidak dikawal sebagaimana mereka datang oleh suatu kuasa manusia, telah mengajari mereka banyak pelajaran rohani. Banyak yang telah bertambah kuat dalam iman; dan ketika mereka bercampur dengan orang-orang yang putus asa dan acuh tak acuh di Yerusalem, maka pengaruh mereka menjadi suatu faktor yang berkuasa dalam pembaruan yang segera dilakukan.PR 358.3

    Pada hari keempat setelah kedatangan mereka, harta yang berupa perak dan emas, dengan perlengkapan-perlengkapan upacara bait suci, diserahkan oleh para bendahara ke tangan para pegawai bait suci, di hadapan para saksi, dengan sangat saksama. Setiap benda diperiksa “dihitung dan ditimbang kembali.” Ezra 8:34.PR 358.4

    Anak-anak dari tawanan yang pulang dengan Ezra “mempersembahkan sebagai korban bakaran kepada Allah Israel” untuk persembahan dosa dan sebagai suatu tanda rasa terima kasih dan syukur mereka atas perlindungan malaikat-malaikat kudus selama dalam perjalanan mereka. “Mereka menyampaikan juga surat perintah raja kepada wakil-wakil raja dan bupati-bupati daerah sebelah barat sungai Efrat, dan orang-orang itu memberi sokongan kepada bangsa kita dan kepada rumah Allah.” Ayat 35, 36.PR 359.1

    Segera setelah itu beberapa kepala keluarga Israel mendekati Ezra dengan beberapa pengeluhan yang gawat. Beberapa dari “‘orang-orang Israel awam, para imam dan orang-orang Lewi’” telah begitu jauh tidak menghormati perintah-perintah Yehova yang suci antara lain mengadakan perkawinan dengan orang-orang di sekeliling. “Mereka telah mengambil istri dari antara anak perempuan orang-orang itu untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka;” Ezra diberi tahu, “‘sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri’” dari negeri-negeri kafir;” ‘bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia itu.’” Ezra 9:1, 2.PR 359.2

    Dalam penyelidikannya terhadap sebab-sebab yang membawa kepada penawanan Babel, Ezra dapat mengetahui bahwa kemurtadan Israel sebagian besar yang dapat ditelusuri adalah percampuran mereka dengan bangsa-bangsa kafir. Ia telah melihat bahwa jikalau mereka telah menurut perintah Allah supaya tetap memisahkan diri dari bangsa-bangsa di sekeliling mereka, maka mereka sebenarnya dapat menghindarkan banyak pengalaman sedih dan yang merendahkan martabat. Kini ketika ia mengetahui bahwa walaupun adanya pelajaran-pelajaran yang lalu, orang-orang yang terpandang telah berani melanggar undang-undang sebagai pengawal terhadap kemurtadan, maka hatinya tergerak sampai ke dalam sanubarinya. Ia memikirkan kebaikan Allah dalam mengizinkan kembali umat-Nya menjejakkan kaki mereka di negeri sendiri, dan ia dipenuhi dengan kegemasan yang pada tempatnya dan kesedihan oleh sebab ketidaktaatan mereka. “Ketika aku mendengar perkataan itu,” katanya, “aku mengoyakkan pakaianku dan jubahku dan aku mencabut rambut kepalaku dan janggutku dan duduklah aku tertegun.”PR 359.3

    “Lalu berkumpullah kepadaku semua orang yang gemetar karena Firman Allah Israel, oleh sebab perbuatan tidak setia orang-orang buangan itu, tetapi aku tetap duduk tertegun sampai korban petang.” Ayat 3, 4.PR 359.4

    Pada saat diadakan korban petang, Ezra bangun, dan sekali lagi mengoyakkan pakaian dan jubahnya, ia jatuh berlutut dan membebaskan jiwanya dengan permohonan ke surga. Dengan merentangkan tangannya kepada Tuhan, ia berseru, “‘Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela, sehingga tidak berani menengadahkan mukaku kepada-Mu, ya Allahku, karena dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan kami telah membumbung ke langit.’”PR 359.5

    ” ‘Dari zaman nenek moyang kami,’ si pemohon itu melanjutkan, ” ‘sampai hari ini kesalahan kami besar, dan oleh karena dosa kami maka kami sekalian dengan raja-raja dan imam-imam kami diserahkan ke dalam tangan raja-raja negeri, ke dalam kuasa pedang, ke dalam penawanan dan penjarahan, dan penghinaan di depan umum, seperti yang terjadi sekarang ini. Dan sekarang, baru saja kami alami kasih karunia daripada Tuhan, Allah kami yang meninggalkan pada kami orang-orang yang terluput, dan memberi kami tempat menetap di tempat-Nya yang kudus, sehingga Allah kami membuat mata kami bercahaya dan memberi kami sedikit kelegaan di dalam perbudakan kami. Karena sungguh pun kami menjadi budak, tetapi di dalam perbudakan itu kami tidak ditinggalkan Allah kami. Ia membuat kami disayangi oleh raja-raja negeri Persia, sehingga kami mendapat kelegaan untuk membangun rumah Allah kami dan menegakkan kembali reruntuhannya, dan diberi tembok perlindungan di Yehuda dan di Yerusalem.’”PR 359.6

    ” ‘Tetapi sekarang, ya Allah kami, apa yang akan kami katakan sesudah semuanya itu? Karena kami telah meninggalkan perintah-Mu, yang Kau perintahkan dengan perantaraan hamba-hamba-Mu, para nabi itu. . . . Sesudah semua yang kami alami oleh sebab perbuatan kami yang jahat, dan oleh sebab kesalahan kami yang besar, sedangkan Engkau, ya Allah kami, tidak menghukum setimpal dengan dosa kami, dan masih mengaruniakan kepada kami orang-orang yang terluput sebanyak ini, masakan kami melanggar perintah-Mu dan kawin-mengawin dengan bangsa-bangsa yang keji ini? Tidakkah Engkau akan murka kepada kami sampai kami habis binasa, sehingga tidak ada yang tinggal hidup atau terluput? Ya Tuhan, Allah Israel, Engkau maha benar, sebab kami masih dibiarkan tinggal sebagai orang-orang yang terluput, seperti yang terjadi sekarang ini. Lihatlah, kami menghadap hadirat-Mu dengan kesalahan kami. Bahwasanya, dalam keadaan demikian tidak mungkin orang tahan berdiri di hadapan-Mu.’” Ayat 6-15.PR 360.1

    Kesusahan Ezra dan teman-temannya terhadap kejahatan yang telah merembes sampai ke dalam jantung pekerjaan Tuhan, mendatangkan pertobatan. Banyak dari mereka yang telah berbuat dosa sangat terkesan. “Orang-orang itu menangis keras-keras.” Ezra 10:1. Pada suatu batas tertentu mereka mulai menyadari kengerian dosa dan keseraman dalam pemandangan Allah. Mereka melihat kesucian hukum yang diucapkan di Sinai, dan banyak yang gemetar saat memikirkan pendurhakaan mereka.PR 360.2

    Salah satu dari mereka yang hadir, yaitu Sekhanya, mengakui kebenaran semua perkataan yang diucapkan Ezra.” ‘Kami telah melakukan perbuatan tidak setia terhadap Allah kita,’” katanya mengakui,” ‘oleh karena kami telah memperistri perempuan asing dari antara penduduk negeri. Namun demikian sekarang juga masih ada harapan bagi Israel’” Sekhanya mengusulkan supaya semua yang telah mendurhaka harus mengadakan perjanjian dengan Allah untuk meninggalkan dosa mereka dan supaya bertindak “‘menurut hukum Taurat.’” “‘Bangkitlah,’” katanya mengajak Ezra; “‘karena hal itu adalah tugasmu. Kami akan mendampingi engkau. Kuatkanlah hatimu, dan bertindaklah!’” “Kemudian bangkitlah Ezra dan menyuruh para pemuka imam dan orang-orang Lewi dan segenap orang Israel bersumpah, bahwa mereka akan berbuat menurut perkataan itu.” Ayat 2-5. Ini adalah permulaan suatu pembaruan yang ajaib. Dengan kesabaran yang tidak terbatas dan akal budi, dan dengan pertimbangan yang berhati-hati demi kebenaran dan kesejahteraan yang dipikirkan setiap orang, Ezra dan teman-temannya berjuang untuk memimpin Israel yang tegar tengkuk ke dalam jalan yang benar. Lagipula di atas segala-galanya, Ezra adalah seorang guru dalam bidang hukum; dan ketika ia memberikan perhatian pribadi dalam memeriksa setiap perkara, ia berusaha untuk mempengaruhi orang banyak dengan kesucian hukum ini dan berkat yang akan diperoleh melalui penurutan.PR 360.3

    Di mana saja Ezra bekerja, di sana muncullah suatu kebangunan dalam mempelajari Kitab-kitab Suci. Guru-guru ditunjuk untuk mengajar orang banyak; sehingga hukum Tuhan ditinggikan dan dihormati. Buku-buku para nabi diselidiki, dan bagian-bagian yang meramalkan kedatangan Mesias mendatangkan pengharapan dan penghiburan kepada orang banyak yang hatinya susah dan lesu.PR 361.1

    Lebih dari duaribu tahun telah berlalu sejak Ezra “bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya” (Ezra 7:10), namun peredaran waktu tidak mengurangi pengaruh teladan kesalehannya. Berabad-abad lamanya catatan hidupnya dan penuh penyerahan itu telah mengilhami banyak orang dengan tekad “meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya.”PR 361.2

    Dorongan hati Ezra tinggi dan suci, dalam segala perkara yang dilakukannya ia digerakkan oleh kasih yang mendalam bagi jiwa-jiwa. kasih sayang dan kelembutan yang dinyatakannya kepada orang-orang yang telah berbuat dosa, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja, harus menjadi tujuan pelajaran bagi semua orang yang sedang berusaha mengadakan pembaruan. Hamba-hamba Allah harus teguh sebagai batu di mana prinsip-prinsip benar tercakup; namun, tambahan pula, mereka harus menyatakan belas kasihan dan ketabahan. Sama seperti Ezra, mereka harus mengajarkan jalan kehidupan kepada para pelanggar secara berulang-ulang prinsip-prinsip yang menjadi dasar segala perbuatan yang benar. Pada zaman ini di dunia, bilamana Setan sedang berusaha melalui wakil-wakil yang berlipatganda, untuk membutakan mata pria dan wanita terhadap ikatan tuntutan hukum Allah, maka ada kebutuhan akan orang-orang yang dapat menyebabkan banyak orang “gemetar karena perintah Allah kita.” Ezra 10:3. Ada kebutuhan akan para pembaru sejati, yang akan mengarahkan para pelanggar kepada Pemberi hukum yang besar itu dan mengajar mereka bahwa “Taurat Tuhan itu sempurna dan menyegarkan jiwa.” Mazmur 19:8. Ada kebutuhan akan orang-orang yang hebat dalam Kitab suci, orang-orang yang setiap perkataan dan perbuatannya meninggikan undang-undang Yehova, orang-orang yang berusaha menguatkan iman. Guru-guru dibutuhkan, ya, begitu banyak, yang akan mengilhami hati dengan penghormatan dan kasih terhadap Kitab Suci.PR 361.3

    Kejahatan yang tersebar luas dewasa ini pada lazimnya dengan suatu ukuran yang besar dapat dikatakan oleh karena kegagalan mempelajari dan menurut Kitab Suci, oleh karena bilamana Firman Allah dikesampingkan, kuasa-Nya untuk melawan Hawa nafsu yang jahat dalam hati yang biasa itu telah ditolak. Manusia menabur dalam daging dan dari daging menuai kejahatan.PR 361.4

    Dengan menyampingkan Alkitab berarti berbalik meninggalkan hukum Allah. Doktrin yang mengajarkan bahwa manusia telah dibebaskan dari penurutan akan hukum-hukum Ilahi, telah melemahkan kekuatan kewajiban moral dan membuka pintu banjir kejahatan ke atas dunia. Tidak mengindahkan hukum, percabulan, dan kenajisan yang sedang melanda bagaikan banjir yang menghanyutkan semuanya. Di mana-mana kelihatan permusuhan, sangka-sangka jahat, pura-pura, kerenggangan, persaingan, perselisihan, pengkhianatan terhadap kepercayaan suci, pemanjaan terhadap nafsu birahi. Seluruh sistem prinsip-prinsip dan doktrin-doktrin keagamaan, yang seharusnya membentuk landasan dan kerangka kerja kehidupan sosial, tampaknya akan menjadi suatu upacara agama yang tersendat-sendat, yang telah tiba waktunya jatuh dalam kehancuran.PR 362.1

    Pada zaman akhir sejarah dunia ini suara yang berkata di Sinai masih tetap memaklumkan, “Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku.” Keluaran 20:3. Manusia telah menaruh kemauannya melawan kehendak Allah, tetapi ia tidak dapat membungkamkan perkataan perintah. Pikiran manusia tidak dapat mengelakkan kewajibannya terhadap kuasa yang lebih tinggi. Teori-teori dan cara untung-untungan boleh saja berlimpah-limpah; manusia boleh saja menempatkan ilmu pengetahuan untuk menentang kenyataan, dan dengan demikian menjauhkan diri dari hukum Allah; tetapi masih kuat dan lebih kuat datanglah perintah, “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Matius 4:10. Tidak ada perkara yang begitu membangunkan dan menguatkan seperti hukum Yehova. Sebagaimana hukum itu ada, begitulah hukum itu berlaku. Hukum itu akan senantiasa dan akan selalu suci, adil dan baik, sempurna dengan sendirinya. Hukum itu tidak dapat diganti atau diubahkan. “Menghormati” atau “tidak menghormati” hanya itulah yang manusia dapat katakan.PR 362.2

    Di antara hukum-hukum manusia dan undang-undang Yehova akan terjadi pertentangan besar yakni pertarungan antara yang benar dan yang salah. Kita sekarang sedang memasuki kancah pertempuran ini--suatu pertempuran bukan antara persaingan gereja-gereja yang memperebutkan keunggulan, tetapi antara agama Alkitab dan agama-agama dongeng dan tradisi. Wakil-wakil yang telah bersatu menentang kebenaran kini sedang bekerja dengan segiat-giatnya. Firman Allah yang Kudus, yang telah diserahkan kepada kita dengan suatu harga yang begitu besar yakni melalui penderitaan dan penumpahan darah, sedikit saja diperhatikan. Hanya sedikit orang yang menerimanya sebagai peraturan kehidupan. Ketidaksetiaan ternyata sudah sampai kepada titik yang membahayakan, bukan hanya dalam dunia saja, tetapi sampai di dalam gereja. Banyak yang telah menyangkal ajaran-ajaran yang menjadi tiang-tiang kukuh iman orang Kristen. Kenyataan-kenyataan besar tentang penciptaan sebagaimana yang dibentangkan oleh para penulis yang diilhami, kejatuhan manusia, pendamaian, kekekalan hukum--secara praktis semua ini telah ditolak oleh sebagian besar orang-orang yang berkecimpung dalam dunia Kristen. Beribu-ribu orang yang menyombongkan diri mereka sendiri karena pengetahuan mereka atas hal itu sebagai suatu bukti kelemahan menaruh keyakinan yang kuat dalam Alkitab, dan suatu bukti mempelajari bagaimana pengetahuan mengecam Kitab Suci dan merohanikan serta menerangkan kebenaran-kebenaran mereka yang dianggap sangat penting itu.PR 362.3

    Orang-orang Kristen harus bersedia untuk menghadapi apa yang segera akan terjadi di dunia sebagai suatu kejutan yang besar, dan persediaan ini harus mereka lakukan dengan rajin mempelajari Firman Allah dan berusaha untuk menyesuaikan kehidupan mereka kepada peraturan-peraturannya. Keterangan-keterangan mengenai kekekalan yang luar biasa itu menuntut dari kita sesuatu di samping suatu agama khayalan, suatu agama kata-kata dan bentuk, di mana kebenaran ditaruh di luar. Allah menyuruh supaya diadakan suatu kebangunan rohani dan suatu pembaruan. Perkataan Alkitab, dan hanya Alkitab saja, yang harus kedengaran dari atas mimbar. Tetapi kuasa Alkitab itu telah dirampok dan akibatnya kelihatan dalam kemerosotan nada kehidupan rohani. Dalam banyak khotbah sekarang tidak ada pernyataan Ilahi yang membangunkan kesadaran yang membawa kehidupan kepada jiwa. Para pendengar tidak dapat berkata, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?’” Lukas 24:32. Banyak orang yang sedang berseru mencari Allah yang hidup itu, yang merindukan hadirat-Nya. Biarlah Firman Allah berbicara pada hati. Hendaklah kiranya mereka yang hanya mendengar tradisi dan teori-teori dan dogma manusia, mendengar akan suara-Nya yang dapat membarui jiwa kepada kehidupan yang kekal. Terang besar bersinar dari para bapa dan nabi. Perkara-perkara mulia telah diucapkan tentang Sion, Kota Allah itu. Demikianlah Tuhan merencanakan supaya terang akan bersinar kepada para pengikutnya sekarang. Jikalau umat kesucian pada zaman Perjanjian Lama memberikan suatu kesaksian mengenai kesetiaan yang gilang gemilang, tidakkah mereka yang menerima sinar terang yang bercahaya sepanjang abad, memberikan kesaksian yang lebih mencolok tentang kuasa kebenaran itu? Kemuliaan nubuatan-nubuatan memancarkan terangnya ke atas jalan kita. Teladan telah bertemu dengan yang bukan teladan dalam kematian Anak Allah. Kristus telah bangkit dari antara orang mati, memaklumkan ke atas kubur yang terbuka, “Akulah kebangkitan dan hidup.” Yohanes 11:25. Ia telah mengutus Roh-Nya ke dalam dunia untuk membawa segala perkara kepada ingatan kita. Dengan suatu kuasa mukjizat Ia telah menyediakan perkataan-Nya yang tertulis sepanjang zaman.PR 363.1

    Para pembaru yang protesnya telah memberi kita nama Protestan, merasa bahwa Allah telah memanggil mereka untuk memberikan terang Injil kepada dunia; dan dalam usaha melakukan hal ini mereka siap untuk mengorbankan harta milik mereka, kemerdekaan mereka, bahkan nyawanya sendiri. Pada masa penganiayaan dan kematian, Injil itu diberitakan baik dekat maupun jauh. Firman Allah disampaikan kepada orang banyak; dan semua golongan, tinggi dan rendah, kaya dan miskin, terpelajar dan buta huruf, dengan penuh kerinduan mempelajarinya untuk diri mereka sendiri. Adakah kita, pada pertikaian terakhir peperangan besar itu, setia kepada kepercayaan kita sama seperti Pembaru pada perjuangan mereka?PR 363.2

    “Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak: . . . baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata: ‘Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela.’” “‘Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.’ Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat?” Yoel 2:15-17, 12-14.PR 364.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents