Go to full page →

Suami yang Mementingkan Diri dan Bermuram Durja MKB 215

Saudara B tidak mempunyai tabiat yang dapat membawa kesukaan kepada keluarganya. Di sinilah suatu tempat yang baik baginya untuk memulai pekerjaan. Ia adalah lebih seperti suatu kabut dari suatu sinar terang. Terlalu kikir dia mengucapkan kata-kata restu kepada anggotaanggota keluarganya, khususnya kepada seorang yang ada di antara seka-lian yang seharusnya memperoleh cinta dan penghormatan yang lemah lembut daripadanya. Ia selalu muram, suka menguasai dan bersikap dik-tator; perkataannya menusuk dan meninggalkan luka yang tidak diusa-hakannya untuk menyembuhkan oleh menghaluskan rohnya, mengaku kesalahannya dan mengaku perbuatannya yang salah itu.... MKB 215.4

Saudara B harus berperasaan halus; mempertumbuhkan budi bahasa dan sopan santun. Ia harus berlaku lemah lembut terhadap istrinya dalam segala hal, ia tidak boleh mengucapkan sepatah kata yang akan menda-tangkan kemurungan kepada hati istrinya. Ia harus memulai reformasi di rumah; ia harus mempertumbuhkan cinta kasih dan mengalahkan sifatsifat yang kasar, dan sikap tidak dermawan dalam tingkah lakunya. 6T, vol. 4, 36, 37 MKB 216.1

Suami dan bapa yang bermuram durja, mementingkan diri, dan suka memaksa bukan hanya dirinya yang tidak bahagia, melainkan didatang-kannya kemuraman kepada semua penghuni rumahnya. Ia akan menya-bit akibatnya dengan melihat istrinya hilang semangat, sakit-sakitan dan anak-anaknya dinodai oleh kelakuannya yang buruk itu. 7MH, p. 374, 375 MKB 216.2