Dapatkah orang-orang yang hatinya dipenuhi kebencian akan Allah, akan kebenaran dan kekudusan, bergabung dengan warga surga dan bersama-sama menyanyikan lagu pujian? Dapatkah mereka tahan terhadap kemuliaan Allah dan Anak Domba? Tidak, tidak; tahun-tahun belas kasihan telah diberikan kepada mereka agar mereka bisa membentuk tabiat-tabiat untuk ke surga; tetapi mereka tidak pernah melatih pikirannya untuk mencintai kemurnian; mereka tidak pernah mempelajari bahasa surga, dan sekarang sudah terlambat. Kehidupan yang memberontak kepada Allah tidak melayakkan mereka masuk surga. Kemurniannya, kesuciannya, dan kedamaiannya akan menjadi siksaan bagi mereka; kemuliaan Allah akan menjadi api yang menghanguskan. Mereka ingin melarikan diri dari tempat yang suci. Mereka lebih suka binasa, supaya mereka bisa tersembunyi dari wajah Dia yang sudah mati untuk menebus mereka. Nasib orang jahat sudah ditentukan oleh pilihan mereka sendiri. Dipisahkannya mereka dari surga merupakan kesediaan mereka sendiri, dan pada pihak Allah itu keadilan dan kemurahan.— GC 542, 543(1911). PAZ 220.2