Akan ada musik di sana, dan juga nyanyian, musik dan nyanyian mana tidak ada telinga yang fana pernah mendengarnya atau pikiran fana pernah memahaminya, yang terdapat dalam penglihatan akan Allah. . . . PAZ 237.3
Nyanyian yang akan dinyanyikan oleh umat tebusan — yaitu nyanyian tentang pengalaman mereka—akan menyatakan kemuliaan Allah: “Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu” (Wahyu 15:3,4).— Ed 307-309 (1903). PAZ 237.4
Ada seorang malaikat yang selalu memimpin, yang lebih dulu mengambil kecapi dan memainkan nada, kemudian semua bergabung di dalam lagu surga yang meriah dan sempuma. Nyanyian itu tidak dapat diterangkan. Itu adalah nada surgawi, Ilahi.— 1T 146 (1857). PAZ 238.1
Bukan sebagai seorang manusia yang menderita, melainkan sebagai raja yang mulia dan menang, Ia akan berdiri di Bukit Zaitun, sementara puji-pujian orang Ibrani berpadu dengan sorak-sorai orang-orang bukan Yahudi, lalu suara umat tebusan yang bagaikan suatu bala tentara yang perkasa akan mengumandangkan seruan ini, Mahkotailah Dia, Tuhan semua manusia!— DA 830 (1898). PAZ 238.2