DARI SEGALA penyakit yang dikenal di dunia Timur ini, penyakit kusta adalah suatu penyakit yang paling ditakuti. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan mudah berjangkit, serta membawa celaka pada si penderita. Di kalangan bangsa Yahudi, penyakit ini dianggap sebagai hukuman bagi dosa, itulah sebabnya disebut “pukulan,” “jari Allah.” Ka-rena akarnya begitu dalam dan tidak dapat dibasmi serta membawa mati, maka penyakit ini dianggap sebagai lambang dosa. Oleh undang-undang agama, kusta itu dianggap najis. Mereka dianggap sebagai orang yang telah mati, disingkirkan dari masyarakat. Apa saja yang dijamahnya adalah najis. Udara dicemari oleh napas mereka. Seorang yang telah disangka mendapat penyakit ini harus menyatakan dirinya kepada imam-imam yang harus memeriksa dan menentukan keadaannya. Jika didapati benar ia berpenyakit kusta, maka ia harus disingkirkan dari keluarganya, putus hubungan dari himpunan bani Israel serta diharuskan bergaul hanya de-ngan mereka yang menderita penyakit yang sama. Undang-undang sangat keras dalam hal ini. Hingga raja-raja dan penghulu-penghulu pun tidak terkecuali. Seorang raja yang diserang penyakit yang hebat ini harus menyerahkan tahtanya dan lari meninggalkan masyarakatnya. KSZ1 273.1
Jauh dari handai taulan dan kaum kerabatnya, orang kusta ini harus menanggung kutuk penyakitnya. Ia diharuskan mengumumkan penyakitnya sendiri, mengoyakkan jubahnya dan membunyikan suatu tanda amaran mengamarkan agar segala orang menjauhkan diri dari tubuhnya yang berbahaya itu! Teriakannya ialah: “Najis! Najis!” yang diserukan-nya dengan nada kesedihan dari tempat pembuangan yang terpencil lagi sepi itu, adalah sebagai suatu tanda yang didengar dengan perasaan takut dan jijik. KSZ1 274.1
Di daerah tempat Yesus bekerja banyak orang yang menderita penyakit ini, dan kabar tentang pekerjaan-Nya sampai kepada telinga mereka itu, membawa suatu kabar yang memberi sinar pengharapan. Tetapi sejak zaman Nabi Elisa, belum pernah diketahui seorang pun yang mendapat penyakit ini dapat disembuhkan. Mereka tidak berani mengharap pada Yesus untuk berbuat bagi mereka itu apa yang Dia belum pernah lakukan bagi siapa pun. Tetapi di antara mereka itu ada seorang yang di dalam hatinya telah menyingsing fajar imannya. Orang ini tidak mengetahui bagaimana caranya menjumpai Yesus. Setelah diputuskan hubungannya dari sesama manusia, bagaimana dapat ia membawa dirinya kepada Tabib Besar itu? Maka ia telah bertanya-tanya jika Kristus mau menyembuhkan dia. Apakah Dia akan menundukkan diri untuk memperhatikan seorang yang percaya bahwa penderitaannya adalah sebagai hukuman dari Allah? Apakah Dia bukan sebagai orang Farisi, atau para tabib yang mengutuk dia dan mengamarkan dia agar melarikan diri jauh dari masyarakat? Ia memikirkan segala perkara yang ia dengar dari hal Yesus. Tidak seorang pun yang mencari pertolongannya telah ditolak. Orang yang malang ini mengambil keputusan untuk mencari Juruselamat. Dalam perasaannya walaupun kota itu tertutup, mungkin ia boleh mendapat jalan masuk melalui jalan kecil di lereng-lereng gunung atau menemui Yesus sedang mengajar di luar kota. Kesulitan yang dihadapinya sangatlah besar, tetapi inilah satu-satunya pengharapannya. KSZ1 274.2
Orang kusta ini dibawa kepada Juruselamat. Yesus sedang mengajar di tepi danau dan orang banyak sedang mengerumuni Dia. Dengan berdiri dari jauh, orang kusta ini dapat mendengarkan beberapa perkataan yang keluar dari bibir Juruselamat. Ia melihat Dia meletakkan tanganNya di atas orang sakit. Ia melihat orang timpang, orang buta, orang tepok dan mereka yang sedang menderita berbagai-bagai penyakit men-dapat kesembuhan, sambil memuji Allah karena kelepasan mereka. Imannya dikuatkan! Ia datang lebih mendekati orang banyak itu. Larangan terhadap dirinya, keselamatan orang banyak, dan ketakutan orang banyak terhadap dirinya dilupakan. Ia hanya memikirkan akan berkat ke-sembuhannya. KSZ1 274.3
Ia adalah suatu tontonan yang najis. Penyakitnya sangat ditakuti, dan tubuhnya yang sedang menjadi busuk itu sangatlah ngeri dipandang mata. Apabila orang banyak melihat dia, semuanya pun berlari karena takut. Mereka berdesak-desakkan satu dengan yang lain karena ingin menghin-dar agar tidak menyentuh dia. Ada pula yang berusaha mencegah dia menghampiri Yesus, tetapi semuanya itu sia-sia adanya. Ia tidak melihat atau mendengar mereka. Ucapan hinaan dan kutukan tidak dihiraukannya lagi. Ia hanya melihat Anak Allah. Ia hanya mendengar suara yang memberi hidup baru kepada yang hendak mati. Ia mendesak maju menuju pada Yesus, lalu merebahkan dirinya pada kaki-Nya sambil berseru: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan gku” KSZ1 275.1
Yesus menjawab: “Aku mau, jadilah engkau tahir!” dan mengulurkan tangan-Nya atas orang yang berpenyakit kusta itu. Matius 8:3. KSZ1 275.2
Dengan tiba-tiba suatu perubahan telah terjadi pada diri orang kusta ini. Daging tubuhnya menjadi sehat, urat sarafnya bekerja kembali dan otot-ototnya menjadi kuat. Kulitnya yang kasar itu terganti laksana kulit seorang bayi yang sehat layaknya. KSZ1 275.3
Yesus menuntut agar orang ini jangan memberitahukan pekerjaan yang telah dilakukan-Nya, tetapi ia harus membawa korban persembahan di Bait Suci. Persembahan itu tidak dapat diterima hingga imam-imam telah memeriksa dan menyatakan bahwa orang itu telah sembuh dari pe-nyakitnya. Tetapi jika mereka tidak rela melakukan pekerjaan ini, maka mereka tidak dapat menghindarkan pemeriksaan dan keputusan mengenai keadaan dirinya. KSZ1 275.4
Kitab Suci menunjukkan dengan jelas bahwa Kristus menegaskan pada orang itu perlunya berdiam dan pelaksanaan yang cepat. “Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk tuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Seandainya penyembuhan orang kusta ini telah diketahui oleh imam-imam, maka kebencian mereka terhadap Kristus itu akan membawa mereka untuk menjatuhkan hukuman yang tidak jujur kepada-Nya. Yesus menghendaki agar orang ini menyatakan dirinya di Bait Suci sebelum kabar mukjizat itu sampai kepada mereka. Dengan jalan ini suatu keputusan yang adil dan tidak memihak dapat diperoleh dan orang kusta yang telah disembuhkan-Nya ini dapat bersama-sama lagi dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya . KSZ1 275.5
Ada pula suatu maksud Yesus dalam hal Dia mengingatkan orang ini supaya berdiam. Juruselamat mengetahui bahwa musuh-musuh-Nya se-nantiasa berusaha untuk membatasi pekerjaan-Nya, dan membalikkan orang banyak dari pada-Nya. Dia mengetahui jikalau penyembuhan orang kusta itu digembar-gemborkan, orang kusta yang lain akan datang mengerumuni Dia dan orang banyak akan terjangkit oleh penyakit ini. Banyak orang kusta tidak akan menggunakan karunia kesehatan itu se-bagai suatu berkat bagi diri mereka sendiri atau bagi lain orang Dan de-ngan menarik banyak orang kusta kepada-Nya, Dia akan dituduh merom-bak undang-undang agama. Dengan demikian pekerjaan-Nya dalam me-ngabar Injil akan terhalang. KSZ1 276.1
Peristiwa itu telah membenarkan amaran Kristus. Serombongan orang banyak yang telah menyaksikan penyembuhan orang kusta ini ingin mengetahui keputusan para imam. Apabila orang ini kembali kepada sahabat-sahabatnya, terjadilah kehebohan. Dengan tidak menghiraukan akan amaran Yesus, orang ini tidak tinggal diam malahan ia menyebarkan di segala tempat berita tentang kesembuhannya. Karena mustahil menyembunyikannya orang kusta itu mengabarkan kesembuhannya ke mana-mana. Karena ia merasa bahwa hanyalah karena kerendahan hati Kristus sehingga Dia melarang dia berbuat hal ini, maka ia berjalan ke-liling memberitakan kuasa Tabib Besar itu. Ia tidak mengerti bahwa de-ngan tiap-tiap pernyataan yang seperti itu menjadikan para imam dan tua-tua lebih bertekad untuk membinasakan Yesus. Orang yang telah sembuh ini merasa bahwa berkat kesehatan itu sangatlah berharga. Ia bersuka-suka karena kesehatannya telah pulih kembali, dan telah kembali kepada keluarga dan masyarakat serta merasa bahwa adalah mustahil untuk tinggal diam dan tidak memuji Tabib yang telah menyembuhkannya. Tetapi perbuatannya itu telah mengakibatkan pekerjaan Juruselamat terhalang. Hal itu telah mengakibatkan banyak orang berduyun-duyun datang kepada-Nya, sehingga terpaksa Ia menghentikan pekerjaan-Nya sementara waktu. KSZ1 276.2
Tiap-tiap pelayanan Kristus mempunyai jangkauan yang jauh dalam maksua-Nya. Itu dipahami lebih daripada nyata di dalam perbuatan itu sendiri. Demikianlah juga dengan hal orang kusta ini. Di saat Yesus me-layani semua orang yang datang kepada-Nya, Ia rindu memberkati juga mereka yang tidak datang. Di saat Ia memanggil pemungut cukai, orang kafir, dan orang Samaria, Ia rindu mencapai imam-imam dan guru-guru yang ditutup oleh prasangka dan tradisi. Ia telah menggunakan segala jalan untuk mencapai mereka itu. Dengan mengirim orang kusta yang disembuhkan-Nya itu kepada imam-imam, Ia telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian untuk melucuti prasangka mereka. KSZ1 277.1
Orang Farisi telah menerangkan bahwa pengajaran Kristus bertentangan dengan Taurat yang diberikan Allah melalui Musa; tetapi petunjuk-Nya kepada orang kusta yang disembuhkan itu untuk membawa persembahan sesuai dengan Taurat tidak membenarkan tuduhan itu. Hal itu adalah kesaksian yang telah cukup bagi semua orang yang rela untuk diyakinkan. KSZ1 277.2
Para pemimpin di Yerusalem telah mengirim mata-mata untuk mencari alasan untuk membunuh Kristus. Ia menjawab dengan memberikan kepada mereka suatu bukti kasih-Nya bagi manusia, penghargaan-Nya kepada Taurat dan kuasa-Nya untuk melepaskan jiwa dari dosa dan maut. Dengan demikian Ia memberikan kesaksian dari hal mereka itu: “Mereka membalas kejahatan kepadaku ganti kebaikan dan kebencian ganti kasihku.” Mazmur 109:5. Ia yang di atas gunung member .an penjelasan “Kasihilah musuhmu,” Ia sendiri menyatakan teladan prinsip untuk jangan membalas “kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati.” Matius 5:44; 1 Petrus 3:9. KSZ1 277.3
Imam yang telah memutuskan orang kusta ini supaya disingkirkan, imam itu pulalah yang memberikan keterangan tentang kesembuhannya. Keputusan yang diumumkan secara terbuka dan didaftarkan itu, menjadi suatu kesaksian yang besar bagi Kristus. Dan sementara orang yang telah sembuh ini dihadapkan pada orang-orang Israel, serta menurut penjelasan imam sendiri bahwa tidak lagi terdapat suatu tanda penyakit padanya, imam itu sendiri telah menjadi satu saksi yang hidup bagi Tuhannya. Dengan gembira ia membawa persembahannya dan membesarkan nama Yesus. Imam-imam diyakinkan oleh kuasa Ilahi Juruselamat. Kesempatan diberikan kepada mereka untuk mengetahui kebenaran dan mendapat faedah dari terang itu. Jikalau ditolak, maka itu akan berlalu untuk selama-lamanya, serta tidak pernah akan kembali lagi. Orang banyak telah menolak terang itu; tetapi terang itu bukan diberikan dengan sia-sia. Banyak hati telah digerakkan sehingga untuk seketika mereka terdiam. Selama kehidupan Juruselamat, pekerjaan-Nya seakan-akan tidak mendapat sambutan kasih dari imam-imam dan guru-guru; tetapi setelah kenaikan-Nya “sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.” Kisah 6:7. KSZ1 277.4
Pekerjaan Kristus dalam menyembuhkan orang kusta dai i penyakitnya yang mengerikan itu, menjadi suatu ilustrasi tentang pekerjaan-Nya dalam menyucikan jiwa dari dosa. Orang yang datang pada Yesus itu “penuh dengan kusta”. Racun penyakit yang mematikan itu merajalela pada seluruh tubuhnya. Murid-murid berusaha mencegah Guru mereka supaya jangan menjamah orang kusta, karena seorang yang berani menjamah seseorang yang kena penyakit kusta menjadikan dirinya juga najis. Tetapi dengan meletakkan tangan-Nya atas orang kusta itu, Yesus tidak mendapat apa-apa yang najis. Jamahan-Nya memberikan kuasa yang memberi hidup. Penyakit kusta disembuhkan. Demikian pula dengan kusta dosa, yang telah berakar dalam, mematikan dan mustahil disucikan oleh kuasa manusia. “Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu. Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat; bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak.” Yesaya 1:5,6. Tetapi Yesus, yang datang dengan peri kemanusiaan, itu tidak tercemar. Hadirat-Nya mempunyai kuasa menyembuh-kan untuk orang berdosa. Siapa saja yang jatuh pada kaki-Nya, sambil berkata dengan penuh percaya, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku”, akan mendengar jawab-Nya “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Mat. 8:2, 3. KSZ1 278.1
Di dalam beberapa peristiwa penyembuhan, Yesus tidak dengan segera memberikan berkat yang dicari. Tetapi di dalam peristiwa orang kusta ini, pada saat permohonan itu disampaikan pada detik itu juga permohonannya dikabulkan. Apabila kita berdoa memohon berkat duniawi, jawabnya mungkin ditangguhkan, atau Allah mungkin akan memberikan sesuatu yang lain dari apa yang kita minta, tetapi bukan demikian jika kita meminta kelepasan dari dosa. Adalah kehendak-Nya untuk menyucikan kita daripada dosa, menjadikan kita anak-anak-Nya dan menyangguDkan kita menghidupkan suatu kehidupan yang suci. Kristus “yang telah me-nyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.” Galatia 1:4. Maka “inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.” I Yohanes 5:14, 15. KSZ1 279.1
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita u an menyucikan kita dari segala kejahatan.” I Yohanes 1:9. KSZ1 279.2
Di dalam penyembuhan seorang yang berpenyakit lumpuh di Kapernaum sekali lagi Kristus mengajarkan kebenaran yang sama. Adalah untuk menyatakan kuasa-Nya dalam mengampuni dosa-dosa sehingga mukjizat itu dilakukan. Dan pehyembuhan akan orang yang berpenyakit lumpuh ini juga menjelaskan kebenaran indah yang lain. Hal ini penuh dengan pengharapan dan kekuatan, dan hubungannya dengan penipuan orang-orang Farisi, juga mengandung suatu pelajaran berupa amaran. KSZ1 279.3
Sebagaimana orang kusta, maka orang lumpuh ini telah hilang segala pengharapannya, untuk kesembuhan. Penyakitnya adalah akibat suatu hidup yang berdosa, dan penderitaannya diperhebat dengan rasa penye-salan. Telah lama ia memohon pada orang Farisi dan dokter-dokter, dan menunggu kelepasan dari penderitaan pikiran dan penyakit tubuhnya. Tetapi hanya secara dingin mereka menyatakan bahwa ia tidak dapat lagi disembuhkan dan meninggalkan dia dalam murka Allah. Orang Farisi menganggap bahwa segala kesukaran hidup itu adalah karena Allah tidak senang dan itu sebabnya mereka menjauhkan diri dari orang yang ber-penyakit dan yang berkekurangan. Tetapi sering orang yang merasa diri mereka itu tinggi dan suci adalah lebih bersalah daripada orang sakit yang mereka persalahkan itu. KSZ1 279.4
Orang lumpuh ini telah kecewa dan merasa bahwa ia tidak akan men-dapat pertolongan dari siapa pun. Lalu ia mendengar akan keajaiban pe-kerjaan Yesus. Ia mendengar orang berkata bahwa ada orang yang berdosa dan tidak berdaya sebagaimana dia juga telah disembuhkan hingga orang yang berpenyakit kusta pun telah sehat kembali. Dan sahabat-sahabatnya yang membawa berita ini menguatkan hatinya, dengan mengatakan bahwa jika ia dibawa kepada Yesus dia juga akan dapat disembuhkan. Tetapi harapannya jatuh bila ia teringat bagaimana penyakitnya telah menimpa kepadanya. Ia takut kalau-kalau Tabib sejati itu tidak mau membiarkan dia dalam hadirat-Nya. KSZ1 280.1
Tetapi kerinduannya yang terbesar itu ialah bukannya kesembuhan tu-buh saja tetapi juga kelepasan dari beban dosa. Jika ia dapat melihat Yesus, dan menerima jaminan keampunan serta mendapat kedamaian dengan surga, ia telah puas walaupun hidup atau mati, dalam menurut akan kehendak Allah. Tangisan orang yang akan mati ini adalah agar dia dapat datang dan menghampiri hadirat-Nya. Ia tidak mau membuangbuang waktu; dagingnya makin menjadi busuk. Ia memohon pada sahabat-sahabatnya untuk membawa dia di atas tempat tidumya kepada Yesus, dan permohonannya itu mereka kabulkan dengan kerelaan hati. Tetapi oleh karena begitu padat orang banyak telah berkumpul di sekeliling rumah di mana Juruselamat sedang berada, maka agak sulitlah bagi orang sakit ini bersama teman-temannya untuk mendapatkan Dia, atau mendengar suara-Nya. KSZ1 280.2
Yesus sedang mengajar di rumah Petrus. Menurut kebiasaan mereka, murid-murid-Nya duduk mengelilingi Dia, “ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem.” Orang-orang ini telah datang sebagai mata-mata untuk mencari tuduhan melawan Yesus. Selain dari hadirin yang terhormat ini ada pula orang-orang lain yang hadir, yaitu dari berbagai-bagai bangsa, yang rindu melihat Dia. yang beribadah, yang hanya ingin mengetahui dan termasuk orang-orang tidak percaya. Berbagai-bagai bangsa dan segala lapisan masyarakat diwakili, “kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan.” Roh kehidupan ada di antara orang banyak, tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak melihat akan kehadiran-Nya. Mereka tidak merasa perlu dan kesembuhan itu bukanlah untuk mereka. “Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa.” Lukas 1: 53. KSZ1 280.3
Berkali-kali pengusung orang lumpuh ini mencoba menembus orang banyak itu, tetapi sia-sia belaka. Orang sakit ini melihat sekelilingnya dengah suatu perasaan kesengsaraan yang tidak terkatakan. Bila perto-longan yang sudah lama diharapkan telah dekat, bagaimana mungkin me-lenyapkan pengharapannya? Dengan perasaan sedih ia mengusulkan pada orang-orang yang mengusungnya untuk mengulurkan dia dari atap rumah itu, yang datang tepat pada kax; Yesus. Pembicaraan-Nya itu pun terhalanglah. Juruselamat memandang pada wajah yang penuh kesedihan serta pada mata yang memohon kasihan yang diarahkan kepada-Nya. Yesus mengerti maksudnya. Ia telah menarik pada diri-Nya Roh yang bimbang dan ragu-ragu itu. Ketika orang lumpuh ini masih di rumah, Juruselamat telah membawa keyakinan pada angan-angan hatinya. Bila ia bertobat dari segala dosa-dosanya, dan percaya akan kuasa Yesus untuk menyembuhkan dia, anugerah pemberi hidup Juruselamat mulamula memberkati hatinya yang rindu itu. Yesus telah memperhatikan kerlipan percaya pertama yang bertumbuh kepada iman, bahwa Dia adalah satu-satunya penolong bagi orang berdosa, dan melihat imannya bertumbuh oleh usahanya untuk datang menjumpai-Nya. KSZ1 281.1
Kini, dengan perkataan yang didengar sebagai alunan musik pada teli-nganya, Juruselamat berkata: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” KSZ1 281.2
Beban putus asa terangkat dari jiwa orang yang sakit ini; damai keampunan bertakhta di atas rohnya dan bersinar pada wajahnya. Penyakit-nya hilang, dan seluruh tubuhnya diubahkan. Orang lumpuh yang tidak berdaya telah disembuhkan; seorang berdosa yang bersalah telah diam-puni! KSZ1 281.3
Di dalam iman yang sederhana itu dia menerima perkataan Yesus se-bagai suatu luapan berkat hidup baru. Ia tidak memajukan permohonan lebih lanjut melainkan berdiam tidak berkata apa-apa karena kegembiraannya. Terang surga menyinari wajahnya dan orang banyak pun ke-heranan melihat peristiwa ini. KSZ1 281.4
Rabi-rabi telah menunggu dengan kerinduan untuk melihat apakah tindakan Kristus terhadap peristiwa ini. Mereka teringat kembali bagai-mana orang ini telah datang memohon pertolongan pada mereka dan telah menolak orang-orang yang berharap dan memohon untuk dikasihani. Tidak puas dengan hal ini, mereka umumkan bahwa orang ini menderita karena mendapat kutuk dari Allah atas dosa-dosanya. Perkara ini menjadi segar kembali pada pikiran mereka bila mereka melihat bahwa orang sakit itu kini berada di hadapan mereka. Mereka memperhatikan semua orang yang menyaksikan pandangan ini, dan mereka merasa sangat takut akan kehilangan pengaruh mereka pada orang banyak itu. KSZ1 282.1
Orang-orang besar ini tidak dapat bercakap-cakap, tetapi melihat pada wajah mereka masing-masing nampak sedang bergelora suatu pikiran bahwa mereka patut berbuat sesuatu untuk membendung arus perhatian orang banyak yang diarahkan kepada Y esus. Kristus mengatakan bahwa dosa orang sakit lumpuh ini telah diampuni. Orang-orang Farisi menang-kap perkataan ini sebagai suatu hujatan, dan merasa bahwa perkataan ini adalah sebagai suatu dosa yang layak mendapat hukuman mati. Mereka berkata di dalam hati mereka “Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah sendiri?” Markus 2:7. KSZ1 282.2
Dengan mengarahkan pandangan-Nya kepada mereka itu Yesus ber-kata: “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mu-dah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa—berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu—: Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” KSZ1 282.3
Lalu orang yang hanya dibawa dengan usungan kepada Y esus itu pun bangkitlah dengan kekuatan seorang muda. Darah pemberi hidup itu pun mengalir ke seluruh pembuluh darahnya. Segala alat tubuhnya tiba-tiba bergerak kembali. Pancaran kesehatan menggantikan bayangan maut.” “Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: Yang begini belum pernah kita lihat.” KSZ1 282.4
Oh, kasih Kristus yang ajaib, tunduk untuk menyembuhkan jiwa yang bersalah serta menderita! Keilahian-Nya berduka dan telah melenyapkan penyakit manusia yang menderita! Oh, ajaiblah kuasa yang dinyatakan kepada manusia! Siapakah yang dapat meragukan akan kabar keselamat-an? Siapakah yang dapat mengecilkan kemurahan Penebus yang berka-sihan itu? KSZ1 283.1
Tidak ada lain, kecuali kuasa Ilahi yang dapat mengembalikan kese-hatan kepada tubuh yang sedang menjadi busuk itu. Suara yang sama yang telah memberikan hidup pada waktu manusia dijadikan dari lebu tanah, suara itu pulalah yang memberikan hidup pada orang yang sakit lumpuh yang hampir mati itu. Kuasa yang sama yang telah memberikan hidup pada tubuh telah membarui hatinya. Ia yang pada waktu kejadian “berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.” (Mazmur 33:9). Ia juga yang memberikan hidup kepada jiwa yang mati oleh pelanggaran dan dosa. Kesembuhan tubuh menjadi suatu bukti kuasa yang telah membarui hati. Kristus meminta agar orang sakit lumpuh itu bangkit dan berdiri “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” KSZ1 283.2
Orang sakit lumpuh telah mendapat dari Kristus suatu kesembuhan baik dalam jiwa maupun dalam tubuhnya. Kesembuhan kerohanian di-ikuti oleh kesembuhan badani. Pelajaran ini janganlah dilupakan. Pada zaman ini terdapat beribu-ribu orang yang menderita penyakit badani sebagaimana orang sakit lumpuh itu, yang sedang merindukan akan pe-kabaran “Dosamu sudah diampuni.” Beban dosa, dengan keinginannya yang tidak pernah merasa puas, adalah dasar segala penyakit mereka. Mereka tidak akan mendapat kelepasan hingga mereka datang kepada Tabib Jiwa. Damai yang berasal hanya dari pada-Nya, dapat memberikan kekuatan kepada pikiran dan kesehatan kepada tubuh. KSZ1 283.3
Yesus telah datang untuk “membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.” “Dalam Dia ada hidup,” dan Ia berkata: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Ia adalah menjadi “Roh yang menghidupkan.” I Yoh 3:8; Yoh 1:4; 10:10: I Kor. 15:45. Dan Ia masih mempunyai kuasa untuk memberi hidup yang sama sebagaimana ketika Ia berada di atas dunia ini menyembuhkan orang sakit, memberi keampunan kepada orang berdosa. Ia “yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakit mu. Mazmur 103:3. KSZ1 283.4
Akibat penyembuhan sakit lumpuh ini kepada orang banyak ialah seakan-akan surga telah terbuka, dan menyatakan kemuliaan suatu dunia yang lebih baik. Pada saat orang yang telah disembuhkan ini melewati orang banyak, ia memuji Allah pada setiap langkahnya, dan membawa pikulannya yang kini dirasanya sebagai bulu ayam ringannya, an orang banyak mundur memberikan jalan kepadanya dengan mulut mereka ternganga keheranan dan berbisik di antara mereka itu sediri, katanya. “Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan Orang Farisi menjadi bisu karena keheranan dan merasa dirinya kalah. Mereka melihat bahwa pada tempat ini tidak ada kesempatan bagi pera-saan cemburu untuk menghasut orang banyak. Perbuatan ajai yang te ah diadakan kepada orang yang mereka katakan telah me p murka Allah, telah begitu berkesan kepada orang banyak sehingga rabi-rabi pada saat itu telah terlupakan. Mereka melihat bahwa Kristus mempunyai suatu kuasa yang mereka anggap hanya daripada Ali , namun tatacara Nya yang lemah lembut itu adalah bertentangan dengan ketinggian hati mereka. Mereka menjadi bingung dan malu, mereka telah mengenal tetapi tidak mengakui akan seorang yang lebih tinggi. Makin kuat bukti bahwa Yesus mempunyai kuasa di atas dunia im untuk mengampuni se-gala dosa, makin teguh mereka dalam sifat tidak percaya akan Dia. Dari rumah Petrus di mana mereka telah melihat orang lumpuh itu disembuh-kan oleh perkataan-Nya, mereka pergi untuk mencari muslihat yang baru dengan maksud untuk mendiamkan Anak Allah itu. KSZ1 284.1
Penyakit badani itu biarpun berbahaya dapat disembuhkan oleh kuasa Kristus; tetappenyakit jiwa itu menahan mereka yang menutup mata dari melihat terang. Kusta dan lumpuh tidaklah sehebat seperti sifat ke-sombongan dan sikap tidak percaya. KSZ1 284.2
Di rumah orang berpenyakit lumpuh yang telah disembuhkan ini ter-dapat sukacita yang besar saat ia kembali kepada keluarganya dengan memikul tempat tidurnya, yang tadinya diangkat dengan perlahan-lahan dari hadapan mereka beberapa waktu yang lalu. Mereka datang mengeru-muni dia dengan air mata kesukaan, seakan-akan mereka tidak percaya apa yang mereka telah lihat sekarang. Ia berdiri di hadapan mereka itu dengan kekuatan yang bani sebagai seorang dewasa yang sehat. Kedua belah tangan-Nya yang tadinya tidak dapat bergerak, kini dapat digerak-kannya menurut kehendaknya. Daging tubuhnya yang telah kisut dan hancur itu kini menjadi segar kembali. Ia berjalan dengan tegapnya. Ke-gembiraan dan pengharapan nyata sekali pada wajahnya, dan suatu ke-nyataan kesucian dan damai telah mengambil tempat cacat dosa dan pen-deritaan. Perasaan syukur yang gembira menjadi suasana yang meliputi rumahnya, dan Allah telah dipermuliakan melalui Anak-Nya, yang telah mengembalikan pengharapan kepada orang yang telah putus harap, dan kekuatan kepada yang tertindas. Orang ini bersama keluarganya telah sedia menyerahkan seluruh hidup mereka itu bagi Yesus. Tidak ada ke-bimbangan yang dapat memadamkan iman mereka; tidak ada sifat tidak percaya yang dapat menodai kesetiaan mereka itu kepada-Nya yang telah membawa terang ke dalam rumah tangga mereka yang dijajah oleh ke-gelapan. KSZ1 284.3