Go to full page →

PASAL 102 - TANGGUNG JAWAB TIAP-TIAP ORANG AML 289

Bapa kita yang di surga menuntut tidak lebih atau kurang dari pada kemampuan yang sudah diberikanNya. Tuhan tidak meletakkan beban di atas hamba-hambaNya lebih dari pada yang mereka bisa pikul. “DiketahuiNya akan segala corak perbuatan kita, dan ingatlah la akan keadaan kita habu jua.” Semua yang dituntutNya dari kita, dapat kita lakukan dengan pertolonganNya. AML 289.1

“Barang siapa yang banyak dikaruniakan kepadanya, padanya akan dituntut banyak juga.” Masing-masing kita bertanggung jawab atas perbuatan kita jikalau kita melakukan satu noktah kekuranganpun dari apa yang biasa kita lakukan. Tuhan mengukur dengan saksama tiap-tiap kemungkinan untuk bekerja. Kemampuan yang tidak digunakan kelak akan diperhitungkan sama seperti segala kemampuan yang digunakan. Terhadap segala sesuatu hal yang akan menjadi apa kita kelak dengan jalan menggunakan talenta kita dengan tepat, Tuhan akan menuntut tanggung jawab kita. Kita akan diadili menurut apa yang sepatutnya harus kita perbuat, tetapi tidak dilakukan sebab kita tidak memakai kuasa kita untuk memuliakan Allah. Meski andainya kita tidak kehilangan jiwa kita, di dalam akhirat kita akan mengerti buah- buah talenta yang tidak kita gunakan. Terhadap segala ilmu pengetahuan dan kepintaran yang sebetulnya bisa kita peroleh tetapi tidak kita peroleh, adalah merupakan satu kerugian yang kekal. AML 289.2

Tetapi jikalau kita menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Allah, dan dalam pekerjaan kita menurut petunjukNya, Tuhanlah yang bertanggung jawab tentang penyelesaian pekerjaan itu. Tuhan tidak akan membiarkan kita ragu-ragu tentang kemajuan pekerjaan yang kita lakukan dengan ikhtiar yang tulus. Bahkan satu kali pun sekali-kali tidak boleh kita berpikir tentang kegagalan. Kita harus bekerja bersama-sama dengan Dia yang tidak mengenal kegagalan. AML 289.3

Janganlah kita membicarakan tentang kelemahan dan kebodohan kita. Pembicaraan yang demikian adalah membolehkan kekurang-percaya- an kepada Allah, bahkan satu penyangkalan pada SabdaNya. Jikalau kita bersungguh-sungguh oleh sebab beratnya tanggungan kita, atau menolak pikulan yang Tuhan panggil supaya kita pikul, dengan sebenarnya kita sama seperti berkata bahwa Tuhan itu kejam, karena dituntutNya kita supaya melakukannya dengan kuasa yang Dia sendiri tidak memberikannya kepada kita untuk melakukannya.— Christ’s Object Lessons, hal. 362, 363. AML 289.4