Dalam zaman yang serba cepat dan bejat ini segala perkara yang di atas ini tidak dipertimbangkan. Hawa nafsu berahi merajalela, dan tidak mau dikendalikan, meskipun kelemahan, kesengsaraan, dan kematianlah yang menjadi akibat dari pemerintahannya itu. Kaum wanita dipaksa ke dalam satu kehidupan yang susah, sakit, dan sengsara, karena hawa nafsu yang tak dapat dikendalikan dari laki-laki yang memakai nama suami—lebih tepat kalau mereka itu disebut binatang. Ibu-ibu hidup dengan amat sengsaranya, dengan anak-anak yang harus ditatangnya di tangannya setiap saat serta berusaha dengan segala macam jalan untuk mengisi mulut anak-anak itu dengan makanan serta menutup mereka dengan pakaian. Kesengsaraan yang bertambah- tambah demikian itulah yang memenuhi dunia. AML 433.3
Hanya sedikit saja cinta yang benar, tulen, tekun dan suci. Barang maha! ini sungguh jarang didapatnya. Hawa nafsu dinamakan cinta. Banyak kaum wanita yang sudah dicemarkan perasaannya yang halus dan lemah lembut, karena perkawinan membolehkan dia yang dinamai suami berlaku sebagai binatang terhadap dia. Cintanya itu didapati olehnya seakan cinta yang begitu rendah dalam tabiatnya sehingga dia menjadi jemu. AML 434.1