Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pemeliharaan Allah Terhadap Orang Miskin

    Untuk meningkatkan kegiatan orang banyak mengadakan kumpulankumpulan keagamaan, sebagaimana juga untuk menolong orang miksin, satu perpuluhan yang kedua daripada segala pendapatan telah dituntut. Sehubungan dengan perpuluhan yang pertama Tuhan telah menyatakan, “Bahwa sesungguhnya kepada anak-anak Lewi telah kukaruniakan segala perpuluhan dalam Israel.” Bilangan 18:21. Tetapi tentang perpuluhan yang kedua Ia memerintahkan, “Maka di hadapan hadirat Tuhan Aliahmu, pada tempat yang kelak dipilihnya akan menetapkan namaNya di sana, hendaklah kamu makan segala perpuluhan gandummu dan air anggurmu dan minyakmu dan anak-anak sulung lembumu dan dombamu, supaya kamu belajar takut akan Tuhan Aliahmu pada segala hari.” Ulangan 14:23. Perpuluhan ini, atau yang senilai dengan itu dalam bentuk uang, dua tahun lamanya mereka harus bawa ke tempat kaabah akan didirikan. Setelah memberikan persembahan syukur kepada Allah, dan sebagian tertentu kepada imam, sipemberi itu harus menggunakan sisanya untuk mengadakan upacara keagamaan, dimana orang Lewi, orang asing, anak yatim dan perempuan janda harus mengambil bahagian. Dengan demikian persiapan diadakan untuk persembahan syukur dan pesta-pesta pada waktu upacara tahunan, dan orang banyak ditarik kepada pertemuan dengan imam-imam dan orang Lewi, agar mereka dapat menerima petunjuk serta dorongandorongan dalam pelayanan kepada Tuhan.PB2 128.1

    Namun demikian, setiap tahun yang ketiga, perpuluhan yang kedua ini harus digunakan di dalam rumah tangga, untuk menjamu orang-orang Lewi dan orang miskin, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Musa, “Agar mereka itu sekalian yang duduk di sebelah dalam pintu gerbangmu akan makan sampai kenyang.” Ulangan 14:29. Perpuluhan ini akan menyediakan satu dana untuk digunakan bagi maksud-maksud sosial dan kebajikan.PB2 128.2

    Dan persediaan yang lebih jauh telah diadakan bagi orang miskin. Tidak ada sesuatu, setelah pengakuan mereka akan tuntutan-tuntutan Allah, yang lebih membedakan hukum-hukum yang telah diberikan oleh Musa selain daripada roh yang dermawan, lemah lembut dan penuh kebajikan yang dinyatakan kepada orang miskin. Sekalipun Allah telah berjanji akan memberkati umatNya dengan berkelimpahan, bukanlah rencanaNya bahwa kemiskinan akan sama sekali ditiadakan dari antara mereka. Ia menyatakan bahwa orang miskin akan selalu ada di negeri itu. Di antara umatNya akan selalu ada orang-orang yang membutuhkan rasa simpati, kelemah-lembutan dan kedermawanan mereka. Pada zaman itu, sebagaimana halnya sekarang ini, ada orang-orang yang menjadi korban kemalangan, sakit, dan kehilangan harta benda; namun demikian selama mereka mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah diberikan oleh Allah, tidak akan ada peminta-minta di antara mereka, ataupun orang-orang yang kekurangan makanan.PB2 128.3

    Hukum Allah memberikan kepada orang miskin satu hak untuk memperoleh sebahagian tertentu dari hasil bumi. Bila seseorang lapar, ia bebas untuk pergi ke ladang atau ke kebun jeruk atau kebun anggur tetangganya, dan memetik gandum atau memakan buah-buahan menghilangkan rasa laparnya. Sesuai dengan keadaan inilah murid-murid Yesus diijinkan memetik dan memakan gandum waktu mereka melewati satu ladang pada hari Sabat.PB2 129.1

    Segala sisa-sisa penuaian di ladang, di kebun jeruk atau kebun anggur adalah milik orang miskin. “Maka apabila kamu sudah habis menuai segala hasil tanahmu,” kata Musa, “dan terlupalah kamu akan barang seikat yang lagi tinggal di bendangmu, jangan kamu balik pergi mengambil dia.. .. Maka apabila kamu sudah menggocangkan pohon zaitmu, kemudian daripada itu jangan kamu menyelidik tangkai-tangkainya. . . . Maka apabila kamu sudah memungut buah pokok anggurmu, janganlah berulang kamu memungut buahnya, karena yaitulah bahagian orang dagang dan anak piatu dan perempuan janda. Melainkan hendaklah kamu ingat akan hal kamupun dahulu orang hamba di negeri Mesir. Ulangan 24:19-22.PB2 129.2

    Setiap tahun yang ketujuh, persediaan yang istimewa diadakan bagi orang miskin. Tahun sabat itu, demikianlah namanya, dimulai pada akhir masa penuaian. Pada waktu musim menabur, yang terjadi sesudah panen, orang banyak itu tidak boleh menabur; mereka tidak boleh mengusahakan kebun anggur mereka pada musim semi; dan mereka tidak boleh mengharapkan panen ataupun hasil dari kebun anggur. Dari apa yang dihasilkan oleh tanah itu, mereka dapat memakannya sementara buah itu masih segar, tetapi mereka tidak boleh menyimpan sedikitpun daripadanya di dalam lumbung mereka. Penghasilan tahun ini harus diberikan kepada orang asing, anak yatim dan perempuan janda, dan bahkan untuk khewan-khewan yang ada di ladang itu.PB2 129.3

    Tetapi jikalau tanah itu biasanya memberikan hasil yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan orang banyak itu, bagaimanakah mereka bisa hidup selama tahun di mana tidak ada gandum yang boleh disimpan? Sebab itulah Allah menjanjikan persediaan yang cukup. “Niscaya Aku akan menyuruhkan berkatKu atas kamu pada tahun yang keenam,” kataNya, “supaya ditumbuhkannya hasil bagi kamu yang cukup akan tiga tahun. Sehingga pada tahun yang kedelapan kamu ada lagi biji-bijian dan kamu boleh makan daripada hasil yang lama itu.” Imamat 25:21, 22.PB2 130.1

    Dengan memelihara tahun sabat itu, hal itu akan menjadi suatu keuntungan kepada orang banyak dan mendatangkan kebaikan atas tanah. Tanah, yang tidak diusahakan untuk semusim, akan menghasilkan dengan lebih berkelimpahan kemudian harinya. Orang banyak itu dibebaskan dari ketegangan kerja di ladang; dan sementara berbagai-bagai cabang pekerjaan yang bisa diikuti selama masa ini, maka semua orang akan menikmati waktu senggang yang lebih lama, yang memberikan kesempatan untuk memulihkan tenaga jasmani mereka untuk bekerja dalam tahun-tahun berikutnya. Mereka mempunyai lebih banyak waktu untuk mengadakan renungan yang dalam dan berdoa, untuk mempelajari pengajaran-pengajaran serta tuntutan-tuntutan Tuhan, dan untuk mengajar keluarga mereka.PB2 130.2

    Di dalam tahun sabat ini budak-budak dari bangsa Ibrani harus dibebaskan, dan mereka tidak boleh dibiarkan pergi tanpa memperoleh bagian apa-apa. Perintah Tuhan adalah: “Maka apabila kamu melepaskan dia pergi dengan merdeka, jangan melepaskan dia dengan hampa. Maka hendaklah kamu memberi akan dia pemberian yang baik-baik daripada segala binatangmu dan daripada apitan anggurmu, daripada segala yang dianugerahkan Tuhan Aliahmu kepadamu itu hendaklah kamu berikan dia.” Ulangan 15:13, 14.PB2 130.3

    Upah seorang pekerja harus dibayar dengan segera: “Jangan kamu menganiaya orang upahan yang syak dan papa, baik ia daripada saudaramu atau ia daripada orang dagang yang duduk dalam negerimu. . . . Maka pada harinya juga hendaklah kamu membayar upahnya dahulu daripada masuk matahari atasnya, karena syaklah adanya dan hatinyapun merindu akan dia.” Ulangan 24:14, 15.PB2 130.4

    Perintah-perintah khusus juga diberikan yang berkaitan dengan perlakuan terhadap orang-orang yang melarikan diri dari pekerjaan: “Janganlah kamu menyerahkan seorang hamba ke tangan tuannya setelah sudah ia lari kepadamu daripada tuannya itu. Melainkan hendaklah ia tinggal sertamu di tengah-tengah kamu pada tempat yang dipilihnya dalam salah sebuah negerimu yang disukainya, dan jangan kamu menganiayakan dia.” Ulangan 23:15, 16.PB2 130.5

    Bagi orang miskin, tahun yang ketujuh merupakan tahun kebebasan dari hutang. Bani Ibrani selalu diperintahkan untuk membantu saudarasaudaranya yang berkekurangan dengan cara meminjamkan uang tanpa bunga. Mengambil bunga uang dari seorang yang miskin dengan jelas. dilarang: “Maka jikalau saudaramu telah menjadi miskin dan tangannya gemetar sertamu, maka hendaklah engkau memegang akan dia, jikalau ia orang dagang atau orang menumpang sekalipun, supaya iapun boleh hidup sertamu. Maka janganlah kamu mengambil daripadanya bunga atau laba yang terlalu, melainkan takutlah kamu akan Tuhanmu, supaya saudaramupun boleh hidup sertamu. Jangan kamu memberikan uangmu kepadanya dengan makan bunga, dan makananmupun jangan kamu berikan kepadanya dengan mengambil untung.” Imamat 25:35-37. Jikalau hutang itu tidak terbayar sampai tahun kelepasan, uang hutangnya itu sendiripun tidak boleh ditagih. Orang banyak itu dengan jelas telah diamarkan agar jangan sampai tidak memberikan bantuan kepada saudara-saudara mereka yang berkekurangan itu hanya dengan alasan ini: “Maka apabila di antara kamu adalah seorang miskin, yaitu daripada segala saudaramu, . . . janganlah kamu keras hati, atau mengatup tangan daripada saudaramu yang miskin itu. . . . Peliharakanlah dirimu daripada terbit kepikiran jahat dalam hatimu, sehingga kamu berkata demikian: Bahwa hampirlah tahun yang ketujuh, yaitu tahun kelepasan; lalu matamu mengerling kepada saudaramu yang miskin itu dan tiada kamu memberi akan dia, sehingga iapun berseru akan halmu kepada Tuhan dan ia itu menjadi dosa padamu!” “Maka supaya orang miskin itu jangan hilang dari tengah negeri itu, sebab itu pesanku kepadamu demikian: Hendaklah dengan kemurahan kamu membukakan tanganmu kepada saudaramu, kepada orang yang duduk dalam negerimu dengan kesukaran dan kepapaannya,” “dan berilah pinjam akan dia dengan limpahnya, yang cukup akan kekurangannya, seberapa banyak iapun berhajat.” Ulangan 15:7-9, 11,8.PB2 131.1

    Tidak seorangpun perlu takut bahwa kedermawanan mereka itu akan menyebabkan mereka menjadi kekurangan. Penurutan kepada hukumhukum Allah pasti akan mendatangkan kemakmuran. “Maka kamu akan memberi pinjam kepada beberapa bangsa,” kataNya, “tetapi kamu sendiri tiada usah meminjam, maka kamu akan memerintahkan beberapa bangsa, tetapi mereka itu tiada akan memerintahkan kamu.” Ulangan 15:6.PB2 131.2

    Setelah “tujuh tahun sabat,” “tujuh kali tujuh tahun,” datanglah tahun kelepasan yang besar, tahun jobel. “Setelah itu hendaklah kamu meniupkan nafiri . . . keliling dalam segala negerimu. Maka tahun yang kelimapuluh itu hendaklah kamu sucikan dan berseru-serukan kemerdekaan dalam negeri itu bagi segala orang isinya; maka hendaklah ia itu menjadi suatu tahun jobel bagi kamu; tak akan jangan masing-masing kamu kembalilah kepada miliknya dan masing-masingpun kembalilah kepada isi rumahnya.” Imamat 25:9, 10.PB2 131.3

    “Pada bulan yang ketujuh dan pada sepuluh hari bulan, pada hari grafirat” nafiri jobel dibunyikan. Di seluruh negeri itu, di mana saja orang Yahudi tinggal, bunyinya terdengar, mengajak semua anak-anak Yakub menyambut hari kelepasan itu. Pada hari grafirat yang besar itu, diadakan penyelesaian akan dosa-dosa Israel, dan dengan hati yang penuh kesukaan orang banyak itu menyambut jobel.PB2 132.1

    Sebagaimana halnya dalam tahun sabat, negeri itu tidak boleh ditaburi benih ataupun dituai, dan segala sesuatu yang dihasilkannya harus dianggap sebagai hak milik yang sebenarnya orang-orang miskin. Segolongan budakbudak Ibrani yang tertentu—semua yang tidak memperoleh kebebasan mereka pada tahun sabat—sekarang harus dibebaskan. Tetapi yang terutama sekali membedakan tahun jobel itu adalah dikembalikannya semua hak milik atas tanah pemiliknya yang semula. Dengan petunjuk khusus dari Allah negeri itu telah dibagi-bagi dengan undi. Setelah pembagian itu diadakan, tidak seorangpun yang bebas menjual-belikan pusakanya. Ia juga tidak diperbolehkan menjual tanahnya kecuali kemiskinan memaksanya berbuat demikian, bilamana saja ia atau sanak saudaranya mau menebusnya, maka sipembeli itu tidak boleh menolak menjualnya; dan jikalau tidak ditebus, maka itu akan kembali kepada pemiliknya yang semula atau ahli warisnya pada tahun jobel itu.PB2 132.2

    Tuhan telah menyatakan kepada Israel: “Maka sebab itu janganlah tanah itu dijual bagi selama-lamanya, karena tanah itu Aku punya, dan kamulah orang dagang dan orang yang menumpang dengan Aku.” Imamat 25:23. Orang banyak itu harus diingatkan akan kenyataan bahwa itu adalah tanah milik Allah, yang pemilikannya diijinkan Allah bagi mereka untuk sementara waktu; bahwa Dia adalah Pemilik yang sebenarnya, pemilik yang semula, dan bahwa Dia mempunyai pertimbangan yang khusus bagi orang yang miksin dan malang. Haruslah diingatkan kepada pikiran semua orang miskin itu mempunyai hak yang sama untuk memperoleh satu tempat di dalam dunia kepunyaan Allah ini seperti orang-orang yang lebih kaya.PB2 132.3

    Demikianlah persediaan yang telah diadakan oleh Khalik kita yang penuh rahmat itu, untuk mengurangi penderitaan, untuk memberikan terang pengharap, untuk menyinarkan seberkas sinar matahari, kepada kehidupan orang-orang yang malang serta kekurangan.PB2 132.4

    Tuhan akan melawan cinta yang berlebih-lebihan terhadap harta dan kuasa. Kejahatan-kejahatan yang hebat akan timbul sebagai akibat pengumpulan harta yang terus-menerus oleh satu golongan, dan kemiskinan serta kemerosotan pada golongan yang lain. Tanpa pembatasan tertentu, maka kekuasaan orang kaya akan merupakan satu penguasaan mutlak (monopoli), dan orang miskin, sekalipun di dalam segala sesuatunya samasama berlayak dalam pemandangan Allah, akan dianggap serta diperlakukan sebagai orang-orang yang lebih rendah daripada saudara-saudaranya yang lebih makmur. Perasaan tertekan seperti ini akan membangkitkan amarah dari golongan yang lebih miskin. Akan ada perasaan kecewa dan tidak berpengharapan yang cenderung akan merusak masyarakat, dan membuka pintu kepada segala bentuk kejahatan. Peraturan-peraturan yang telah ditetapkan Allah, dimaksudkan untuk meningkatkan kesamaan dalam kehidupan sosial. Persediaan-persediaan dari tahun sabat dan tahun jobel akan berpengaruh besar dalam memperbaiki apa yang salah selama tahuntahun yang ada di antaranya di dalam kehidupan sosial dan politik bangsa itu.PB2 132.5

    Peraturan-peraturan ini dimaksudkan untuk menjadi berkat kepada orang kaya sebagaimana halnya kepada orang miskin. Semuanya ini akan membatasi kejahatan dan satu kecenderungan untuk meninggikan diri, dan akan memupuk satu roh kedermawanan yang agung; dan oleh meningkatkan jasa baik serta kepercayaan di antara segala golongan, semuanya itu akan memperbaiki kehidupan sosial, keutuhan pemerintahan. Kita semua terjalin bersama-sama dalam satu kekeluargaan umat manusia yang amat besar, dan apa saja yang dapat kita buat untuk menjadi keuntungan serta meninggikan orang lain, akan terpantul kembali sebagai satu berkat ke atas diri kita. Hukum bahwa manusia itu saling bergantung satu dengan yang lain berlaku di dalam segenap lapisan masyarakat. Orang miskin tidaklah lebih bergantung kepada orang kaya daripada orang kaya kepada orang miskin. Sementara golongan yang satu meminta satu bahagian dari berkat-berkat yang telah diberikan Allah kepada orang-orang yang lebih kaya, maka yang lain membutuhkan pelayanan yang setia, kekuatan otak dan tulang dan otot, yang menjadi modal orang miskin.PB2 133.1

    Berkat-berkat besar dijanjikan kepada orang Israel dengan syarat penurutan kepada perintah-perintah Tuhan. “Maka Aku akan menurunkan hujanKu kepadamu pada musimnya,” kataNya, “dan tanahpun akan memberi hasilnya dan segala pokok di ladangpun akan memberi buah-buahnya. Maka musim penebahan gandum akan mendapat musim pungutan buah anggur, dan musim pungutan buah anggur akan mendapatkan musim penaburan, maka kamu akan makan rezekimu sampai kenyang-kenyang, dan dengan sentosa kamu akan duduk dalam negerimu. Maka Aku akan memberi sejahtera dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tiada dikejutkan oleh barang seorang, dan Aku akan melalukan segala binatang yang buas daripada negerimu dan pedangpun tiada akan menerusi negerimu. . . . Dan Aku akan berjalan di antara kamu serta menjadi Aliahmu dan kamu akan menjadi umatKu. . . . Tetapi jikalau tiada kamu mendengar akan Daku dan tiada kamu melakukan segala hukum ini; dan .. . meniadakan perjanjianKu, . . . maka cuma-cuma kamu akan menabur biji-bijianmu, karena musuhmu kelak akan makan habis akan dia. Maka Aku akan memalingkan wajahKu melawan kamu, sehingga kamu dialahkan oleh segala musuhmu, dan segala pembencimu akan memerintahi kamu, dan kamu akan lari, apabila seorangpun tiada yang mengejar.” Imamat 26:4-17.PB2 133.2

    Banyak orang yang dengan semangat besar menganjurkan, bahwa semua orang harus mempunyai bahagian yang sama di dalam berkat-berkat Allah yang fana. Tetapi ini bukan maksud Khalik. Suatu perbedaan keadaan adalah salah satu cara yang dengannya Allah berencana menguji serta mengembangkan tabiat. Namun demikian Ia menghendaki agar mereka yang mempunyai kekayaan duniawi akan menganggap diri mereka sematamata sebagai penatalayan harta milikNya, sebagai orang-orang yang diberi kepercayaan memegang harta untuk dipakai menjadi keuntungan orangorang yang menderita dan kekurangan.PB2 134.1

    Kristus telah mengatakan bahwa orang miskin akan selalu ada di tengah-tengah kita; dan Ia menyatakan perhatianNya terhadap umatNya yang menderita. Hati Juruselamat kita bersimpati dengan anak-anakNya yang paling hina dan miskin. Ia mengatakan kepada kita bahwa mereka adalah wakil-wakilnya di atas dunia ini. Ia telah menempatkan mereka di antara kita untuk membangkitkan di dalam hati kita kasih yang dimilikiNya terhadap orang-orang yang menderita dan tertekan. Belas-kasihan dan kedermawanan yang dinyatakan kepada mereka diterima oleh Kristus seolah-olah seperti sesuatu yang dinyatakan kepadaNya sendiri. Suatu perbuatan kejam atau kelalaian terhadap mereka dianggap sebagai suatu perbuatan yang dilakukan terhadap Dia.PB2 134.2

    Jikalau hukum yang telah diberikan Allah demi keuntungan orang miskin telah dijalankan terus, betapa bedanya keadaan dunia sekarang ini, secara moral, rohani dan dalam perkara-perkara yang fana! Sifat mementingkan diri dan merasa diri penting tidak akan kelihatan seperti sekarang ini, tetapi masing-masing akan menunjukkan satu perhatian yang baik bagi kebahagiaan serta kesejahteraan orang lain; dan kemelaratan seperti yang tersebar luas di mana-mana sekarang ini, tidak akan ada.PB2 134.3

    Prinsip-prinsip yang telah ditetapkan Allah, akan mencegah kejahatankejahatan yang hebat yang di dalam segala zaman telah timbul sebagai akibat penindasan orang kaya terhadap orang miskin, dan kecurigaan orang miskin terhadap orang kaya. Sementara semuanya itu akan mencegah pengumpulan harta kekayaan, dan memanjakan sikap bermewah-mewah yang tidak ada batasnya, itu juga akan membendung kemerosotan serta kebodohan puluhan ribu manusia yang pelayanannya, yang dibayar murah itu, diperlukan untuk membangun kemewahan di dunia ini. Semuanya itu akan memberikan satu jalan keluar yang baik terhadap segala persoalanpersoalan yang sekarang ini sedang mengancam memenuhi dunia ini dengan kekacauan serta pertumpahan darah.PB2 134.4

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents