Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Membina Pendidikan Sejati - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pasal 30— Iman dan Doa

    “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang klta harapkan.” “Percayalah bahwa kamu telah menerimanya,... akan diberikan kepadamu.”

    Iman ialah mempercayai Allah—mempercayai bahwa Ia mengasihi kita dan mengetahui apa yang terbaik demi kebaikan kita. Jadi, ganti memilih jalan kita sendiri, iman itu menuntun kita memilih jalan Allah. Gantinya kebodohan kita, iman menerima hikmat-Nya, gantinya kelemahan kita, kekuatan-Nya; gantinya keadaan kita yang berdosa, kebenaran-Nya. Hidup kita, diri kita, telah menjadi milik-Nya; iman mengakui hak milik-Nya dan menerima berkatNya. Kebenaran, kejujuran, kesucian, telah ditunjukkan sebagai rahasia keberhasilan hidup. Imanlah yang membuat kita memiliki prinsip-prinsip ini.MPS 239.1

    Setiap dorongan hati dan aspirasi yang baik adalah karunia Allah; iman menerima dari Allah kehidupan, yang satu-satunya dapat menghasilkan pertumbuhan dan efisiensi.MPS 240.1

    Bagaimana menjalankan iman haruslah dijelaskan dengan sederhana. Untuk setiap janji Allah ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Jikalau kita mau melakukan kehendak-Nya, segala kekuatan-Nya menjadi milik kita. Karunia apa pun yang dijanjikan-Nya, ada di dalam janji itu sendiri. “...Benih itu ialah firman Allah” (Lukas 8:11). Sebagaimana pastinya buah berada pada pohon begitulah pastinya karunia Allah terdapat dalam janji-Nya. Jika kita menerima janji itu, maka kita memiliki karunia itu.MPS 240.2

    Iman sendiri, yang menyanggupkan kita menerima karunia Allah, adalah karunia, yang dari padanya beberapa ukuran diberikan kepada semua manusia. Iman bertumbuh pada waktu dilatih menyesuaikan diri dengan firman Allah. Untuk memperkuat iman, kita harus sering berhubungan dengan firman itu.MPS 240.3

    Dalam mempelajari Alkitab murid harus dituntun untuk melihat kuasa firman Allah. Dalam penciptaan, “...Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.” Ia “...menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada” (Mazmur 33: 9; Roma 4:17); karena ketika Ia menjadikannya maka semuanya itu pun ada.MPS 240.4

    Betapa sering orang-orang yang percaya pada firman Allah, walau pun diri mereka sendiri tidak berdaya, telah menahan kuasa seluruh dunia—Henokh yang suci hatinya, kudus kehidupannya, berpegang teguh pada imannya dalam kemenangan kebenaran melawan kejahatan dan generasi pengolok-olok; Nuh dan seisi rumahnya menentang orang-orang pada zamannya, orang-orang yang kekuatan tubuh dan mental mereka sangat besar dan yang akhlaknya sangat merosot; orang-orang Israel di Laut Merah, rombongan budak-budak yang ke-takutan dan tidak berdaya, melawan pasukan tentara yang paling kuat dari bangsa yang paling kuat di atas bumi; Daud seorang pemuda gembala, memegang janji Allah untuk naik takhta kerajaan, melawan Saul, sang raja yang berkuasa, yang bertekad mempertahankan kuasanya; Sadrakh dan teman-temannya di dalam api, dan Nebukadnezar di atas takhta kerajaan; Daniel di antara singa-singa, musuh-musuhnya di tempat tinggi dari kerajaan; Yesus di atas salib, dan para imam dan pe- mimpin Yahudi yang bahkan memaksa gubernur Roma untuk melakukan kehendak mereka; Paulus yang dirantai dituntun kepada kematian seperti seorang penjahat, Nero yang lalim dalam pemerintahan kekaisaran dunia.MPS 240.5

    Contoh demikian tidak hanya terdapat di dalam Alkitab. Terdapat banyak sekali dalam setiap catatan langkah maju manusia. Orangorang Vaudois dan Huguenots, Wycliff, dan Huss, Yerome dan Luther, Tyndale dan Knox, Zinzendorf dan Wesley, dan banyak lagi orang yang lain, telah menyaksikan kuasa firman Allah melawan kuasa dan kebijakan manusia dalam menunjang kejahatan. Ini adalah kebanggaan dunia yang sebenarnya. Inilah jalur kerajaannya. Dalam jalur inilah orangorang muda sekarang dipanggil untuk mengambil tempat mereka.MPS 241.1

    Iman dibutuhkan dalam masalah kehidupan yang lebih kecil sama seperti dalam menghadapi masalah kehidupan yang lebih besar. Dalam segala kepentingan dan pekerjaan kita sehari-hari, kekuatan Allah yang menopang menjadi nyata kepada kita melalui percaya yang terus menerus.MPS 241.2

    Dipandang dari segi manusia, hidup kepada semua orang adalah suatu jalan yang belum pernah dicoba ditempuh. Itu adalah suatu jalan di mana, sehubungan dengan pengalaman kita yang lebih dalam, masing-masing kita berjalan sendirian. Ke dalam kehidupan kita yang lebih tak seorang pun manusia lain yang dapat masuk sepenuhnya. Pada waktu anak kecil disuruh menempuh perjalanan itu di mana, cepat atau lambat, ia pada akhirnya harus memilih jalannya sendiri yang akan menentukan jalan kehidupannya kepada kekekalan, betapa sungguhsungguh seharusnya usaha untuk mengarahkan kepercayaannya kepada Penuntun dan Penolong yang pasti itu!MPS 241.3

    Sebagai perisai menghadapi pencobaan dan sebagai suatu ilham terhadap kesucian dan kebenaran, tidak ada pengaruh lain yang dapat menyamai perasaan akan kehadiran Allah. “...Segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” Ia adalah Matamu terlalu suci untuk melihat kejahatan, dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman” (Ibrani 4:13; Habakuk 1:13). Pikiran inilah yang menjadi perisai Yusuf di tengah-tengah kejahatan Mesir. Terhadap daya pikat pencobaan jawabnya teguh dan tegas: “...Bagaimanakah ...aku melakukan kejahatan yang besar ini, dan berbuat dosa terhadap Allah?” (Kejadian, 39:9). Perisai iman inilah, kalau dipegang teguh, yang akan melindungi setiap jiwa.MPS 241.4

    Hanya perasaan akan kehadiran Allahlah yang dapat membuang ketakutan yang, bagi anak yang malu-malu, menjadi beban hidup. Biarlah ia menentukan dalam ingatannya perjanjian, “Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka” (Mazmur 34:8). Biarlah ia membaca cerita yang mengagumkan mengenai Elisa di kota pegunungan, dan antara dia dan pasukan musuh yang bersenjata, dan bala tentara malaikat surgawi yang maha hebat yang mengelilinginya. Biarlah dia membaca bagaimana kepada Petrus, yang berada di dalam penjara dan diancam hukuman mati, malaikat Tuhan muncul, meliwati para penjaga yang bersenjata, pintu-pintu yang terkunci dan gerbang besi besar dengan grendel dan penghalangnya, malaikat menuntun hamba-Nya dengan selamat. Biarlah dia membaca mengenai pemandangan d. atas laut, ketika angin ribut menghempas serdadu-serdadu dan para pelaut, yang letih bekerja dan berjaga dan lama tidak makan, Paulus yang tertawan, yang dalam perjalanann menuju pengadilan dan pelaksanaan hukuman, mengucapkan kata-kata agung, yang memberikan semangat dan pengharapan: “...Supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa.... Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut, Paulus!: Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.” Dengan iman terhadap janji ini Paulus memberi kepastian kepada teman-temannya, “...Tidak seorang pun d, antara kamu akan kehilangan sehelai pun dari rambut kepalanya. Begitulah yang terjadi. Oleh sebab di dalam kapal itu terdapat seorang yang melalui dia Allah dapat bekerja, maka seluruh isi kapal yang terdiri dari serdadu-serdadu dan para pelaut kafir telah selamat. “...Mereka semua selamat naik ke darat” (Kisah 27:22-24, 34, 44).MPS 242.1

    Perkara-perkara ini tidak dituliskan semata-mata supaya kita dapat membaca dan mengaguminya, tetapi supaya iman yang sama yang bekerja pada hamba-hamba Allah dulu kala dapat bekerja dalam diri kita. Dengan cara yang tidak kurang daripada cara yang telah dikerjakan-Nya dulu, demikianlah Ia akan bekerja sekarang di mana saja terdapat hati yang beriman yang akan menjadi saluran kuasa-Nya.MPS 242.2

    Biarlah sikap tidak percaya pada diri sendiri, yang rasa bergantung pada diri sendirinya kurang menuntun mereka menghindarkan diri dari keluh-kesah dan tanggung jawab, diajar supaya bersandar pada Allah. Dengan demikian banyak orang yang hanyalah nol di pandangan dunia, yang barangkali hanyalah beban yang tidak berdaya, akan sanggup berkata bersama rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13).MPS 242.3

    Juga bagi anak yang cepat sakit hati bila tersinggung, iman mempunyai pelajaran-pelajaran yang berharga. Sifat untuk menolak kejahatan atau melawan yang salah sering terdorong oleh rasa keadilan dan roh yang giat dan bersemangat. Biarlah anak yang demikian diajar bahwa Aliahlah penjaga kebenaran yang kekal. Dengan lembut Ia memelihara makhluk-makhluk yang sangat dikasihi-Nya, sehingga memberikan anak-Nya yang kekasih untuk menyelamatkan mereka. Ia akan mengadakan perhitungan dengan setiap orang yang berbuat salah.MPS 243.1

    “... Sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mataNya” (Zakharia 2:8).MPS 243.2

    “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang” (Mazmur 37:5, 6).MPS 243.3

    “Demikianlah Tuhan adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kau tinggalkan orang yang mencari Engkau, ya Tuhan” (Mazmur 9:10,11).MPS 243.4

    Kasih yang ditunjukkan Allah kepada kita, Ia mengajak kita untuk menunjukkannya kepada orang lain. Biarlah keinginan hati, perasan sanggup memenuhi kebutuhan sendiri, suka membalas dendam, memandang Dia yang rendah hati dan lemah lembut, yang dituntun bagaikan domba dibawa ke tempat pembantaian, tidak melawan bagaikan biri-biri yang diam di depan orang yang menggunting bulunya. Biarlah mereka memandang kepada Dia yang telah dipakukan karena dosa-dosa kita dan yang menanggung kesusahan kita, dan mereka akan belajar tahan, tabah, dan mengampuni.MPS 243.5

    Melalui iman dalam Kristus, semua kekurangan tabiat dapat dipenuhi, setiap kenajisan dibersihkan, setiap kesalahan dibenarkan, setiap keistimewaan dikembangkan.MPS 243.6

    “...Kamu telah dipenuhi di dalam Dia...” (Kolose 2:10),MPS 243.7

    Doa dan iman bertalian erat, dan perlu dipelajari bersama-sama. Dalam doa iman terdapat ilmu ilahi; itu adalah ilmu yang harus dikuasai oleh setiap orang yang mau menjadikan pekerjaan seumur hi- dupnya berhasil. Kristus mengatakan, “...Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Markus 11:24). Dia dijelaskannya bahwa permintaan kita harus sesuai dengan kehendak Allah; kita harus meminta perkara-perkara yang telah dijanjikan-Nya, dan apa pun yang kita terima harus dipergunakan untuk melakukan kehendak-Nya. Bila syarat-syarat dipenuhi, maka janji adalah tegas.MPS 243.8

    Untuk pengampunan dosa, untuk Roh Kudus, untuk kelakuan yang serupa dengan Kristus, untuk hikmat dan kekuatan untuk melakukan pekerjaan-Nya, untuk setiap karunia yang telah dijanjikan-Nya, kita boleh minta; kemudian kita harus percaya bahwa kita akan menerimanya, dan mengucapkan terima kasih kepada Allah bahwa kita telah menerimanya.MPS 244.1

    Kita tidak perlu memandang bukti berkat secara luar. Karunia ada di dalam perjanjian, dan kita boleh mengerjakan pekerjaan kita dengan kepastian bahwa apa yang telah dijanjikan Allah, Ia sanggup memenuhinya, dan bahwa karunia itu, yang kita telah miliki, akan disadari bilamana kita sangat memerlukannya.MPS 244.2

    Untuk menghidupkan firman Allah seperti itu berarti penyerahan seluruh hidup kita kepada-Nya. Akan ada suatu perasaan membutuhkan dan ketergantungan yang terus menerus, hati ditarik kepada Allah. Doa adalah suatu kebutuhan; karena doa adalah nafas jiwa. Doa keluarga, doa umum, ada tempatnya; tetapi hubungan pribadi dengan Allahlah yang menunjang nafas jiwa.MPS 244.3

    Di gununglah bersama Allah, Musa memandang pola bangunan yang mengangumkan yang akan menjadi tempat tinggal kemuliaanNya. Di gununglah bersama Allah—di tempat rahasaia persekutuan— kita dapat merenungkan cita-cita-Nya yang mulia bagi umat manusia. Demikianlah kita disanggupkan untuk membentuk pembangunan tabiat kita, yang kepada kita dapat memenuhi janji-Nya, “...Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatKu” (2 Korintus 6:16).MPS 244.4

    Dalam doa dan percakapan sendirianlah Yesus dalam kehidupanNya di dunia ini menerima hikmat dan kuasa. Biarlah orang-orang muda mengikuti teladan-Nya dalam mencari saat yang tenang pada waktu subuh dan waktu senja untuk berhubungan dengan Bapa mereka yang di surga. Dan sepanjang hari biarlah mereka mengangkat hati mereka kepada Allah. Pada setiap langkah jalan kita Ia berkata, “Sebab Aku ini, Tuhan, Aliahmu, memegang tangan kananmu,... ‘Janganlah takut, Aku yang menolong engkau’” (Yesaya 41:13). Sekiranya anak-anak kita dapat mempelajari pelajaran-pelajaran ini pada tahun-tahun permulaan mereka, maka betapa kesegaran dan kuasa, betapa kegembiraan dan kemanisan akan memenuhi kehidupan mereka!MPS 244.5

    Inilah pelajaran yang hanya dapat diajarkan oleh dia yang telah mempelajarinya. Hanya oleh karena banyak sekali orangtua dan guru yang mengaku mempercayai firman Allah sementara hidup mereka menolak kuasa firman itu, sehingga pengajaran Kitab Suci tidak mempunyai pengaruh yang lebih besar kepada orang-orang muda. Kadangkadang orang-orang muda harus dibawa untuk merasakan kuasa firman. Mereka melihat betapa berharganya kasih Kristus. Mereka melihat keindahan tabiat-Nya, kemungkinan suatu kehidupan yang diserahkan kepada pelayanan-Nya. Tetapi sebaliknya mereka melihat kehidupan orang-orang yang mengaku untuk menghormati hukum-hukum Allah. Tentang betapa benarnya perkataan yang telah diucapkan kepada nabi Yehezkiel:MPS 245.1

    Umat-Mu “...berkata satu sama lain, masing-masing kepada temannya: Silakan datang dan dengar, apa yang difirmankan oleh Tuhan! Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kau ucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya, mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram. Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang yang melagukan syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai main kecapi; mereka mendengar apa yang kau ucapkan, tetapi mereka sama sekali tidak melakukannya” (Yehezkiel 33:30-32).MPS 245.2

    Adalah suatu hal memperlakukan Alkitab sebagai satu buku petunjuk moral yang baik, yang perlu diperhatikan sejauh tetap sesuai dengan semangat zaman dan kedudukan kita dalam dunia; adalah suatu hal yang lain untuk menghormati Alkitab itu sebagaimana adanya,— firman Allah yang hidup,—firman yang merupakan hidup kita, firman yang membentuk perbuatan kita, perkataan kita dan pikiran kita. Menahan firman Allah sebagai suatu perkara yang kurang daripada ini berarti menolaknya. Dan penolakan ini oleh orang-orang yang mengaku mempercayainya, adalah merupakan penyebab utama keragu-raguan dan ketidakperdulian terhadap agama di kalangan orang muda.MPS 245.3

    Suatu intensitas luar biasa yang belum pernah disaksikan sebelumnya sedang berlangsung di dunia. Dalam hiburan, dalam mencari uang, dalam perlombaan untuk memperoleh kekuasaan, dalam perjuangan yang sengit untuk mempertahankan eksistensi, terdapat suatu kekuatan yang dahsyat yang memikat tubuh, pikiran dan jiwa. Di tengah-tengah ketergesa-gesaan yang edan ini, Allah sedang berbicara. Ia memanggil kita ke luar menyendiri dan bersekutu dengan Dia. “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!...” (Mazmur 46:11).MPS 246.1

    Banyak orang, bahkan pada waktu kebaktian, tidak menerima berkat persekutuan yang sejati dengan Allah. Mereka itu terlalu tergesagesa. Dengan langkah yang terburu-buru mereka mendesak masuk ke dalam lingkaran hadirat Kristus yang mengasihi, mungkin berhenti sejenak pada batas-batas kesucian, tetapi tidak menunggu nasihat. Mereka tidak mempunyai waktu untuk tinggal dengan Guru ilahi. Dengan masih memikul beban mereka kembali ke pekerjaan mereka.MPS 246.2

    Para pekerja ini tidak akan pernah akan memperoleh kemajuan sampai mereka mengetahui rahasia kekuatan. Mereka harus memberi diri mereka sendiri waktu untuk berpikir, berdoa, dan menunggu Allah memperbarui tenaga jasmani, pikiran dan rohani. Mereka memerlukan pengaruh Roh-Nya yang meninggikan. Dengan menerima ini, mereka akan diberi semangat oleh kehidupan yang segar. Tubuh yang lemah dan otak yang letih akan disegarkan kembali, hati yang berbeban berat akan diringankan.MPS 246.3

    Tidak ada keragu-raguan sedikitpun akan kehadiran-Nya, tetapi hubungan peribadi dengan Kristus, duduk dalam persahabatan dengan Dia,—inilah kebutuhan kita. Berbahagialah anak-anak di rumah tangga kita dan para siswa di sekolah-sekolah kita, bilamana para orangtua dan guru belajar dalam kehidupan mereka sendiri pengalaman berharga yang digambarkan dalam kata-kata dari lagu dari nyanyian ini: MPS 246.4

    “Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan,
    demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna.
    Di bawah naungannya aku ingin duduk,
    buahnya manis bagi langit-langitku.
    Telah dibawanya aku ke rumah pesta,
    dan panjinva di atasku adalah cinta.” —Kidung Agung 2:3, 4.
    MPS 246.5

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents