Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    14—Kehancuran Sodom

    Di antara kota-kota yang terdapat di Lembah Yordan yang terindah adalah kota Sodom, yang terletak di sebuah padang yang “seperti taman TUHAN” dalam kesuburan dan keindahannya. Di sini tanaman-tanaman iklim panas tumbuh dengan suburnya. Ini merupakantempat bersemainya pohon palem, pohon zaitun dan pohon anggur; dan bunga-bunga menyebarkan harum semerbaknya sepanjang tahun. Gandum yang menguning menutupi ladang-ladang, dan kawanan domba serta ternak memenuhi bukit-bukit sekelilingnya. Seni dan perdagangan menambah kebanggaan kota yang terletak di atas padang itu. Harta kekayaan negeri-negeri Timur menghiasi istana-istananya, dan kafilah-kafilah di padang pasir mengangkut barang-barang yang berharga untuk melengkapi pusat-pusat perdagangannya. Dengan pemikiran serta usaha yang sedikit, segala kebutuhan hidup dapat dipenuhi, dan sepanjang tahun seolah-olah merupakan satu babak yang penuh dengan pesta pora.SRNJ1 176.1

    Kelimpahan yang terdapat di mana-mana telah menimbulkan kemewahan dan kesombongan. Kemalasan dan kekayaan telah mengeraskan hati manusia yang belum pernah menderita kekurangan, atau tertindih oleh kesedihan. Kesukaan terhadap kepelesiran ditingkatkan oleh kemewahan serta waktu yang senggang, dan orang banyak telah menyerahkan diri mereka kepada pemanjaan akan nafsu berahi. Nabi berkata: “Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu; kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin. Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapan-Ku; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat itu.” Yehezkiel 16:49,50. Tidak ada sesuatu yang lebih disukai oleh orang banyak pada saat itu daripada kekayaan dan waktu yang luang, tetapi hal-hal inilah yang telah menimbulkan dosa-dosa yang telah mendatangkan kehancuran atas kota-kota besar yang ada di atas padang luas itu. Kehidupan mereka yang sia-sia dan malas, telah menjadikan mereka sebagai mangsa penggodaan Setan, dan mereka telah menodai peta Allah itu, serta mereka telah lebih menyerupai Iblis daripada sesuatu yang bersifat Ilahi. Kemalasan adalah kutuk yang terbesar yang dapat terjadi ke atas diri manusia, karena kejahatan dan kekejaman akan mengikutinya. Itu melemahkan pikiran, merusakkan pengertian dan menjadikan merosotnya jiwa seseorang. Setan berada di tempat yang tersembunyi, siap untuk membinasakan mereka yang tidak waspada, yang waktu luangnya memberikan kepada Setan kesempatan untuk menutupi dirinya di bawah jubah yang menarik. Ia tidak pernah lebih berhasil selain daripada apabila ia datang kepada manusia di saatsaat mereka sedang bermalas-malasan.SRNJ1 176.2

    Di kota Sodom terdapat kepelesiran, pesta pora dan mabuk-mabuk. Nafsu-nafsu yang paling jahat dan paling kejam merajalela tidak terkendalikan. Orang banyak dengan terang-terangan menghina Allah dan hukum-Nya, dan bersuka-suka dalam perbuatan-perbuatan yang kejam. Sekalipun di hadapan mereka ada contoh dari dunia sebelum air bah, dan mengetahui bagaimana murka Allah telah dinyatakan di dalam kebinasaan mereka, tetapi mereka tetap mengikuti jalan hidup yang jahat.SRNJ1 177.1

    Pada waktu Lot pindah ke Sodom, kejahatan belum merajalela, dan Allah di dalam rahmat-Nya membiarkan pancaran-pancaran terang bersinar di tengah-tengah kegelapan moral. Apabila Abraham menyelamatkan orang-orang tawanan dari bangsa Elam, perhatian orang banyak tertarik kepada iman yang benar. Abraham bukanlah seorang yang asing kepada penduduk kota Sodom, dan perbaktiannya kepada Allah yang tidak kelihatan itu telah menjadi bahan ejekan di antara mereka, tetapi kemenangannya terhadap satu kekuatan yang jauh lebih besar daripadanya dan sikapnya yang penuh kemurahan terhadap para tawanan dan barang-barang rampasan itu, telah menimbulkan perasaan heran dan kagum. Sementara keahlian dan keberaniannya itu dikagumi, tidak seorang pun yang dapat mengelakkan diri dari satu keyakinan bahwa satu kuasa Ilahi telah menjadikannya sebagai seorang pemenang. Dan rohnya yang agung dan tidak mementingkan diri, merupakan bukti yang lain akan adanya kelebihan pada agama yang ia telah hormati oleh karena keberanian dan kesetiaannya. Melkisedek, di dalam memberikan berkatnya kepada Abraham, telah mengakui Tuhan sebagai sumber keku-atannya, dan sebagai penyebab dari kemenangan-kemenangannya: “‘Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipla langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.’ Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.” Kejadian 14:19,20. Tuhan sedang berbicara kepada orang-orang itu melalui pimpinan-Nya, tetapi pancaran terang yang terakhir itu telah ditolak sebagaimana halnya terang yang diberikan sebelumnya.SRNJ1 177.2

    Dan sekarang malam terakhir bagi Sodom semakin dekat. Awan pembalasan itu telah melemparkan bayangannya ke atas kota itu. Tetapi manusia tidak memperhatikannya. Sementara malaikat-malaikat semakin dekat untuk melaksanakan tugas untuk membinasakannya, manusia sedang memimpi-mimpikan kemakmuran dan kepelesiran. Hari yang terakhir itu berjalan sama seperti hari-hari yang lainnya yang telah berlalu. Senja menutupi pemandangan yang indah dan aman itu. Padang luas yang keindahannya tidak ada bandingannya itu bermandikan sinar matahari yang tengah terbenam. Kesejukan udara di senja hari itu telah memanggil keluar akan penduduk kota itu, dan orang banyak yang sedang mencari kepelesiran berjalan hilir mudik, asyik dalam jam-jam yang penuh kenikmatan.SRNJ1 178.1

    Menjelang malam dua orang asing mendekati gerbang kota itu. Mereka kelihatannya seperti pelancong-pelancong yang masuk ke kota untuk menginap karena hari sudah malam. Tak ada seorang pun yang dapat melihat di dalam diri kedua orang asing itu bahwa mereka itu adalah pesuruh-pesuruh yang berkuasa untuk melaksanakan hukuman Ilahi, dan orang banyak yang sedang bersuka-suka dan tak acuh itu tidak menyangka bahwa di dalam perlakuan mereka terhadap pesuruh-pesuruh surga pada malam itu, mereka telah tiba kepada puncak kejahatan mereka yang mendatangkan kehancuran ke kota kebanggaan mereka itu. Tetapi ada satu orang yang menunjukkan perhatian yang baik terhadap orang-orang asing itu, dan mengundang mereka ke rumahnya. Lot tidak mengetahui sifat mereka yang sebenarnya, tetapi sopan santun serta keramahtamahannya adalah merupakan kebiasaan dalam hidupnya; hal tersebut merupakan sebagian dari pada agamanya—pelajaran-pelajaran yang telah didapatnya dari teladan hidup Abraham. Kalau saja ia tidak membiasakan diri dengan kesopansantunan; boleh jadi ia akan dibiarkan binasa bersama-sama dengan penduduk Sodom yang lainnya. Banyak rumah tangga, dengan menutup pintu terhadap seorang asing, telah menolak pesuruh Allah yang sebenarnya dapat membawa berkat, pengharapan dan damai.SRNJ1 178.2

    Setiap tindakan dalam hidup, bagaimana pun kecilnya, akan memberikan pengaruh untuk kebaikan atau kejahatan. Kesetiaan atau kelalaian terhadap tugas yang nampaknya paling kecil sekalipun dapat membukakan pintu kepada berkat-berkat yang limpah atau malapetaka yang hebat dalam hidup kita. Adalah perkara-perkara yang kecil yang menguji tabiat kita. Adalah perbuatan sehari-hari yang tulus, yang penuh penyangkalan diri dan dilaksanakan dengan hati yang senang dan sukarela yang disukai oleh Allah. Janganlah hendaknya kita hidup bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Dan hanya dengan melupakan diri, dengan memupuk roh yang penuh kasih serta penolong, maka kita dapat menjadikan hidup kita sebagai satu berkat. Perhatian yang sedikit, kesopansantunan yang sederhana dan dalam hal yang remeh memberikan pengaruh yang besar terhadap kebahagiaan hidup dan sebaliknya, mengabaikan hal-hal tersebut, akan memberikan pengaruh yang besar pula terhadap penderitaan manusia.SRNJ1 179.1

    Melihat adanya kemungkinan bahaya yang akan mereka hadapi di Sodom, Lot telah berusaha untuk melindungi mereka pada waktu mereka masuk dengan cara mengajak mereka untuk bermalam di rumahnya. Ia sedang berada di pintu gerbang kota itu pada waktu mereka masuk dan pada waktu ia melihat mereka, ia pergi menemuinya dan dengan sopan berkata: “Tuan-tuan, silakanlah singgah ke rumah hambamu ini, bermalamlah di sini.” Mereka seolah-olah menolak keramahtamahannya, dengan berkata, “tidak, kami akan bermalam di tanah lapang.” Maksud jawab mereka itu ada dua hal—untuk menguji kesungguhsungguhan Lot, dan juga untuk menunjukkan bahwa mereka kelihatannya tidak mengetahui sifat orang-orang Sodom, sehingga mereka menyangka bahwa adalah aman untuk bermalam dijalan. Jawab mereka menja-dikan Lot lebih bersungguh-sungguh untuk tidak membiarkan mereka jatuh ke tangan orang banyak yang jahat itu. Ia memaksakan undangannya sampai mereka menyerah dan mengikut dia ke rumahnya.SRNJ1 179.2

    Ia berharap akan dapat menyembunyikan maksudnya dari pada orang banyak yang ada di pintu gerbang, dengan membawa orang-orang asing itu ke rumahnya melalui satu jalan yang berkeliling; tetapi rasa segan mereka serta sikap yang berlambatan, dan ajakan Lot yang terusmenerus telah menyebabkan diri mereka diamat-amati, dan sebelum mereka ti-dur malam itu orang banyak yang jahat itu telah mengerumuni rumah Lot. Jumlah mereka besar sekali, orang muda dan orang tua sama-sama dipenuhi oleh nafsu jahat. Orang-orang asing itu sedang bertanya-tanya tentang keadaan kota itu, dan Lot telah mengamarkan mereka untuk tidak memberanikan diri ke luar dari rumahnya malam itu, dan pada saat itu terdengar suara ejekan dan cemoohan orang banyak sambil menuntut agar orang asing itu dibawa kepada mereka.SRNJ1 180.1

    Menyadari bahwa jikalau dihadapi dengan kekerasan mereka dengan mudah akan dapat mendobrak rumahnya, Lot mencoba untuk membujuk mereka. “Saudara-saudaraku,” katanya, “janganlah kiranya berbuat jahat.” Dengan menggunakan istilah “saudara” dalam arti bertetangga ia berharap akan dapat meredakan mereka dan menjadikan mereka merasa malu akan niat jahat mereka. Tetapi kata-katanya itu adalah bagaikan minyak yang disiramkan ke api. Amarah mereka bergemuruh seperti angin topan. Mereka mengejek bahwa Lot telah menjadikan dirinya sebagai hakim terhadap mereka, dan mereka mengancam akan memperlakukan dia lebih jahat lagi daripada apa yang telah mereka rencanakan terhadap tamu-tamunya. Dengan cepat mereka mendatangi Lot, dan kalau saja tidak diselamatkan oleh malaikat-malaikat Allah, mereka telah mengoyak-ngoyakkannya. Pesuruh-pesuruh surga “mengulurkan tangannya, menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu.” Peristiwa yang berikutnya menyatakan sifat tamu-tamu yang telah diundangnya. “Dan mereka membutakan mata orang-orang yang di depan pintu rumah itu, dari yang kecil sampai yang besar, sehingga percumalah orang-orang itu mencari-cari pintu.” Andaikata mereka yang hatinya keras itu tidak dibutakan, maka pukulan Allah terhadap diri mereka itu akan menyebabkan mereka takut dan berhenti dari perbuatan jahat mereka. Malam terakhir itu tidak ditandai oleh dosa-dosa yang lebih besar dari pada dosa-dosa pada malam-malam sebelumnya, tetapi rahmat, yang sejak lama diremehkan akhimya tidak lagi memberikan panggilannya. Penduduk Sodom telah melampaui batas panjang sabar Ilahi—”batas yang tersembunyi antara kesabaran Allah dan murka-Nya.” Api pembalasannya segera akan diturunkan ke lembah Siddim.SRNJ1 180.2

    Malaikat-malaikat menyatakan kepada Lot tujuan kedatangan mereka. “Sebab kami akan memusnahkan tempat ini, karena banyak keluh kesah orang tentang kota ini di hadapan TUHAN; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk memusnahkannya.” Orang-orang asing yang hendak dilindungi Lot, sekarang berjanji akan melindungi dia, dan juga menyelamatkan seluruh anggota keluarganya yang mau lari dari kota jahat itu bersama-sama dengan dia. Orang banyak itu telah merasa kepayahan dan pergi dari tempat itu, dan Lot pergi ke luar untuk mengamarkan anak-anaknya. Ia mengulangi kata-kata malaikat itu, “Bangunlah, ke luarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan kota ini.” Tetapi kepada mereka ia kelihatannya seperti seorang penipu. Mereka menertawakan apa yang mereka sebut sebagai perasaan takut Lot yang bersifat takhayul. Anak-anak perempuannya terpengaruh oleh suami-suami mereka. Mereka merasa cukup baik di tempat mereka berada. Mereka tidak melihat bukti-bukti akan adanya bahaya. Segala sesuatu berjalan seperti sebelumnya. Mereka memiliki banyak harta benda, dan mereka merasa bahwa mustahil Sodom yang indah itu akan dibinasakan.SRNJ1 181.1

    Lot kembali ke rumahnya dengan hati yang sedih dan menceritakan kegagalannya itu. Kemudian maiaikat-malaikat memerintahkan untuk bangkit dan membawa istrinya serta kedua anak perempuannya yang ada di rumahnya, dan meninggalkan kota itu. Tetapi Lot berlambatanSekalipun setiap hari merasa susah menyaksikan perbuatan-perbuatan yang kejam, ia tidak mempunyai pandangan yang sebenarnya tentang kejahatan-kejahatan yang keji yang dilakukan di kota yang jahat itu. Ia tidak menyadari akan perlunya hukuman Allah untuk menghentikan dosa. Beberapa dari anak-anaknya berpegang erat kepada Sodom, dan istrinya menolak untuk pergi tanpa mereka. Pikiran untuk meninggalkan mereka yang paling dekat di hatinya di atas dunia ini kelihatannya lebih berat daripada apa yang dapat ditanggungnya. Adalah berat untuk meninggalkan rumahnya yang mewah dan segala harta benda yang telah diperoleh dengan jerih payah usaha selama hidupnya dan kemudian pergi sebagai seorang pengembara yang miskin. Dipengaruhi oleh rasa susah ia berlambatan dan enggan untuk pergi dari tempat itu. Tetapi bagi maiaikat-malaikat Allah ini berarti bahwa mereka semua akan binasa di dalam puing-puing kota Sodom. Pesuruh-pesuruh surga itu memegang tangannya dan membawa dia dan istrinya, dan anak-anaknya perempuan keluar dari kota itu.SRNJ1 182.1

    Di sini maiaikat-malaikat meninggalkan mereka, dan kembali ke Sodom untuk melaksanakan tugas membinasakan kota itu. Seseorang yang lain—yang kepada-Nya Abraham telah memohon datang dekat kepada Lot. Di seluruh kota itu tidak terdapat sekalipun hanya sepuluh orang yang benar; tetapi sebagai jawab atas doa Abraham, satu orang yang takut akan Allah ditarik dari kebinasaan. Perintah itu diberikan dengan sangat tegas: “Larilah, selamatkanlan nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap.” Rasa enggan atau sikap berlambatan dalam hal ini berarti kebinasaan. Melemparkan satu pandangan kepada kota itu, berlambatan sesaat karena rasa menyesal telah meninggalkan rumah yang sangat indah itu, akan mengakibatkan hilangnya nyavva mereka. Topan pehukuman Ilahi hanya tinggal menunggu agar pengungsipengungsi yang malang ini lari untuk menyelamatkan diri.SRNJ1 182.2

    Tetapi Lot, merasa bingung dan gentar, menyatakan bahwa ia tidak dapat berbuat seperti apa yang dituntut dari padanya, ia takut kalaukalau mara bahaya akan menimpanya, dan ia pun akan mati. Hidup di kota yang jahat itu, di tengah-tengah orang yang tidak percaya, imannya telah menjadi tawar. Pemerintah surga ada di sampingnya, tetapi ia meminta supaya hidupnya diselamatkan seolah-olah Allah, yang telah menyatakan penjagaan serta kasih baginya, tidak akan lagi memeliharakannya. Seharusnya ia telah mempercayakan dirinya sepenuhnya kepada Utusan Ilahi itu, menyerahkan hidup dan kehendaknya ke dalam tangan Tuhan tanpa keragu-raguan. Tetapi seperti banyak orang lain, ia berusaha untuk berencana bagi diri sendiri: “Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke sana; kota itu kecil, izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil?” Kota ini bernama Bela yang kemudian disebut Zoar. Letaknya beberapa mil dari Sodom dan seperti Sodom kota ini jahat dan telah ditetapkan untuk dibinasakan. Tetapi Lot meminta agar kota ini diselamatkan dengan menyatakan bahwa hal ini hanyalah satu permintaan yang tidak berarti; dan kehendaknya itu dikabulkan. Tuhan memberikan kepadanya satu jaminan, “Baiklan, dalam hal ini pun permintaanmu akan kuterima dengan baik; yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggangbalikkan.” Oh, betapa besarnya rahmat Allah terhadap makhluk-makhluk-Nya yang berdosa!SRNJ1 183.1

    Sekali lagi perintah yang khidmat itu diberikan supaya cepat-cepat pergi karena hujan api itu hanya akan ditangguhkan sedikit waktu lagi. Tetapi salah seorang dari pengungsi itu memberanikan diri untuk menoleh ke belakang, ke kota yang celaka itu, dan ia pun menjadi satu tugu peringatan akan pehukuman Tuhan. Jikalau Lot sendiri tidak menunjukkan sikap berlambatan untuk menurut amaran malaikat, tetapi dengan sungguh-sungguh telah lari ke gunung-gunung, tanpa sepatah kata pun yang menawar-nawar dan yang menyatakan penyesalan, maka istrinya juga akan berlari melepaskan diri. Pengaruh teladan hidupnya akan menyelamatkan istrinya dari dosa yang telah memeteraikan kebinasaannya. Tetapi rasa segan serta sikap yang berlambatan telah menyebabkan istrinya meremehkan amaran Ilahi. Sekalipun tubuhnya berada di atas padang itu tetapi hatinya terpaut erat ke Sodom, dan ia pun binasa besertanya. Ia memberontak terhadap Allah oleh sebab pehukuman-Nya mencakup kebinasaan harta benda dan anak-anaknya. Sekalipun Allah telah berkenan untuk memanggil dia ke luar dari kota yang jahat itu, ia merasa telah diperlakukan dengan kejam, oleh karena kekayaannya yang telah dikumpulkan bertahun-tahun lamanya itu harus dibinasakan. Gantinya dengan rasa syukur menerima kelepasan itu ia dengan gegabah telah menoleh ke belakang kepada keinginan akan kehidupan mereka yang telah menolak amaran Ilahi. Dosanya menunjukkan bahwa ia tidak layak untuk hidup, tidak layak untuk mendapat perlindungan yang tidak dihargainya.SRNJ1 183.2

    Kita harus berhati-hati agar jangan meremehkan usaha Allah yang penuh kemurahan untuk keselamatan kita. Ada orang Kristen yang berkata, “Saya tidak mau diselamatkan kecuali istri dan anak-anak diselamatkan bersama-sama dengan saya.” Mereka merasa bahwa surga bukanlah surga tanpa kehadiran mereka yang sangat dikasihi. Tetapi apakah mereka yang memanjakan perasaan seperti ini mempunyai satu pemikiran yang benar akan hubungan mereka kepada Allah, mengingat akan kebajikan serta rahmat-Nya yang besar itu terhadap diri mereka? Apakah mereka telah melupakan bahwa mereka telah diikat oleh ikatan kasih dan hormat serta kesetiaan yang paling erat kepada pelayanan terhadap Khalik dan Penebus mereka? Panggilan rahmat ditujukan kepada semua orang dan oleh sebab sahabat kita menolak panggilan kasih dari Juruselamat, apakah kita juga akan menolaknya? Penebusan jiwa mahal harganya. Kristus telah membayar dengan satu harga yang tidak terbatas bagi keselamatan kita, dan tidak seorang pun yang menghargai nilai pengorbanan-Nya yang besar ini, atau nilai jiwa itu yang akan menyianyiakan rahmat Allah itu hanya karena orang lain telah memilih untuk berbuat demikian. Kenyataan bahwa orang lain mengabaikan tuntutantuntutan-Nya yang adil harus membuat kita lebih sungguh-sungguh, agar kita sendiri menghormati Allah, dan menuntun orang lain yang dapat kita pengaruhi untuk menerima kasih-Nya.SRNJ1 184.1

    “Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar.” Pagi yang terang benderang itu kelihatannya hanya menyatakan kemakmuran serta ketenangan ke kota-kota yang ada di padang itu. Kesibukan-kesibukan kerja mulai terlihat di jalan-jalan; orang banyak hilir mudik dalam urusan dagangnya, yang lain asyik mencari kepelesiran. Anak-anak mantu Lot sedang mengolok-olok perasaan takut serta amaran orang tua yang lemah ingatan itu. Tiba-tiba dan tanpa diharapkan seperti gemuruh guntur dari langit yang tak berawan, topan melanda. Tuhan telah menurunkan belerang dan api dari langit ke atas kota-kota serta padang yang subur itu; istana-istana serta kuil-kuilnya, tempat-tempat tinggal yang mewah, kebun-kebun anggur dan orang banyak yang sedang bersuka-suka dalam kepelesiran yang pada malam sebelumnya telah menghinakan pesuruh-pesuruh surga—semuanya dibakar. Asap api yang berkobar-kobar itu naik ke atas seperti dapur api yang besar. Dan Lembah Yordan yang indah menjadi tempat yang sunyi senyap, satu tempat yang tidak pernah dibangun atau dihuni lagi—satu kesaksian kepada semua generasi akan kepastian pehukuman Allah terhadap pelanggaran.SRNJ1 185.1

    Api yang membakar kota-kota di padang itu memancarkan terang amaran sampai ke zaman kita sekarang ini. Kepada kita diberikan satu pelajaran yang khidmat dan menakutkan bahwa sekalipun Allah yang penuh rahmat itu bersikap panjang sabar terhadap orang-orang yang melanggar, ada satu batas di mana lebih daripada itu manusia tidak akan dibiarkan terusmenerus berbuat dosa. Bilamana tiba kepada batas itu, panggilan rahmat akan ditarik dan pehukuman pun mulailah.SRNJ1 185.2

    Penebus dunia ini menyatakan bahwa ada dosa-dosa yang lebih besar daripada dosa-dosa untuk mana Sodom dan Gomora telah dibinasakan. Mereka yang mendengar panggilan Injil yang mengajak orang berdosa untuk bertobat dan tidak mempedulikannya, adalah lebih bersalah kepada Allah daripada penduduk yang ada di padang Sodom. Dan lebih besar lagi adalah dosa mereka yang mengaku kenal Allah dan menurut hukum-hukum-Nya, tetapi menyangkal Kristus di dalam tabiat serta hidup mereka sehari-hari. Di dalam terang amaran Juruselamat, nasib Sodom adalah satu nasihat yang khidmat, bukan hanya kepada mereka yang bersalah dalam perbuatan dosa, tetapi juga kepada semua yang meremehkan terang serta kesempatan yang dikirimkan dari surga.SRNJ1 185.3

    Kata Saksi Yang Benar itu kepada jemaat Efesus: “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” Wahyu 2:4, 5. Juruselamat menunggu satu jawab terhadap tawaran kasih serta pengampunan-Nya, dengan satu belas kasihan yang lebih dalam daripada belas kasihan yang menggerakkan hati orangtua di dunia ini, untuk mengampuni anaknya yang tersesat dan menderita, sambil mengejar anaknya yang tersesat itu, la berseru: “Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu.” Maleakhi 3:7. Tetapi jikalau orang yang berdosa itu terus-menerus menolak untuk memperhatikan suara yang memanggilnya dengan kasih yang lemah lembut serta belas kasihan itu, maka akhimya ia akan dibiarkan dalam kegelapan. Hati yang sejak lama telah meremehkan rahmat-Nya, menjadi keras dalam dosa, dan tidak lagi peka terhadap anugerah Allah. Sungguh menggentarkan celaka yang menimpa jiwa terhadap siapa Juruselamat akhimya akan mengumumkan, “Efraim bersekutu dengan berhala-berhala, biarkanlah dia.” Hosea 4:17. Pada hari pehukuman orang-orang yang hidup di kota-kota yang di padang itu lebih dapat ditolerir daripada mereka yang telah mengenal kasih Kristus tetapi berpaling untuk memilih kepelesiran dunia yang penuh dosa ini.SRNJ1 186.1

    Engkau yang sedang meremehkan panggilan rahmat, bayangkanlah betapa panjangnya susunan catatan-catatan tentang dirimu di dalam buku surga; karena di sana terdapat satu catatan tentang dosa-dosa dari pada bangsa-bangsa, keluarga serta individu-individu. Allah boleh jadi bersikap panjang sabar sementara catatan itu terus diadakan dan panggilan untuk bertobat serta pengampunan diberikan; tetapi waktunya akan datang bilamana catatan itu akan penuh; bilamana keputusan orang itu telah diadakan; bilamana oleh pilihannya sendiri nasibnya telah ditetapkan. Kemudian tanda akan diberikan di mana pehukuman itu akan dilaksanakan.SRNJ1 186.2

    Ada sebab untuk menjadi takut akan adanya bahaya di dalam keadaan dunia keagamaan dewasa ini. Rahmat Allah telah diremehkan. Orang banyak telah meniadakan hukum Allah, “ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” Matius 15:9. Kekafiran sedang merajalela di banyak gereja di dunia ini; bukan kekafiran dalam arti yang luas yaitu penyangkalan yang terang-terangan terhadap Alkitab melainkan satu kekafiran yang berpakaikan jubah Kekristenan, sementara itu ia mencoba menghancurkan iman terhadap Alkitab sebagai satu Wahyu dari Allah. Ketekunan serta kesalehan yang sangat penting itu, telah diganti oleh formalitas yang dangkal. Sebagai akibatnya, kemurtadan dan nafsu merajalela. Kristus mengumumkan, “Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot,.... Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya,” Lukas 17:28, 30. Catatan sehari-hari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi menyaksikan kegenapan katakatanya. Dunia ini dengan cepat sekali telah matang untuk dibinasakan. Segera pehukuman Allah akan dijatuhkan dan dosa serta orang yang berdosa akan dibakarSRNJ1 187.1

    Kata Juruselamat: “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari TUHAN jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.” Kepada semua orang yang daya tariknya berpusat di dunia ini. “Berjaga-jagalah senentiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” Lukas 21:34-36.SRNJ1 187.2

    Sebelum kehancuran Sodom, Allah telah mengirimkan satu berita kepada Lot, “Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap.” Kejadian 19:17. Suara amaran yang sama telah terdengar oleh murid-murid Kristus sebelum kehancuran Yerusalem: “Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota.” Lukas 21:20-21. Mereka tidak boleh berlambatan dari menyelamatkan sesuatu dari harta benda mereka, melainkan harus menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk menyelamatkan diri.SRNJ1 187.3

    Ada satu usaha untuk lari ke luar, satu perpisahan dari yang jahat, satu usaha untuk menyelamatkan diri. Demikianlah itu terjadi pada zaman Nuh; demikian pula dengan Lot; demikian juga dengan murid-murid sebelum kehancuran Yerusalem; dan demikian pula akan terjadi pada zaman akhir. Sekali lagi suara Allah terdengar dalam satu amaran, me-merintahkan umat-Nya untuk memisahkan diri dari kejahatan yang sedang merajalela.SRNJ1 188.1

    Keadaan yang penuh kejahatan dan kemurtadan pada zaman akhir yang akan timbul di dalam dunia keagamaan, telah dinyatakan kepada Rasul Yohanes dalam khayal tentang Babilon, “kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi!” Wahyu 17:18. Sebelum kehancur-annya satu panggilan diberikan dari surga, “Pergilah kamu, hai umatKu, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetakamalapetakanya. Wahyu 18:4. Sebagaimana pada zaman Nuh dan Lot, harus ada satu perpisahan yang nyata dari dosa dan orang-orang yang berdosa. Tidak akan ada kompromi antara dunia ini dengan Allah, tidak akan ada penyimpangan untuk memperoleh harta duniawi. “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Matius 6:24.SRNJ1 188.2

    Seperti penduduk Lembah Siddim, orang banyak sedang memimpimimpikan kemakmuran dan damai. “Lari dan selamatkan dirimu,” adalah amaran dari malaikat Allah; tetapi suara yang lain terdengar berkata, “Jangan panik; tidak ada alasan untuk jadi takut.” Orang banyak berseru, “Damai dan selamat” sementara surga mengumumkan bahwa kehancuran yang cepat akan segera datang ke atas orang-orang yang melanggar. Pada malam sebelum kebinasaan mereka, kota-kota di padang itu mabuk-mabuk dalam kepelesiran dan mencemoohkan amaran dari pesuruh Allah; tetapi pengolok-olok itu binasa dalam api yang berkobar-kobar; pada malam itu juga pintu rahmat ditutup untuk selama-lamanya kepada penduduk Sodom yang bersikap tidak acuh dan jahat itu. Tuhan tidak akan dapat selalu diolok-olok; Ia tidak akan dapat diremehkan senantiasa. “Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan dari padanya orangorang yang berdosa.” Yesaya 13:9. Sebagian besar dari pada penduduk dunia ini akan menolak rahmat Allah, dan akan dilanda oleh kehancuran yang cepat dan tidak dapat dielakkan. Tetapi mereka yang memper-hatikan amaran itu akan tinggal “di tempat perlindungan Yang Mahatinggi”, dan “bermalam di bawah naungan Yang Mahakuasa.” “Kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.” Bagi merekalah janji, “Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.” Mazmur 91:1,4, 16.SRNJ1 188.3

    Lot bermukim di Zoar untuk sementara waktu saja. Kejahatan merajalela di sana sebagaimana halnya di Sodom, dan ia merasa takut tetap tinggal di sana. Karena jangan-jangan kota ini pun akan dibinasakan pula. Tidak lama sesudah itu Zoar dibakar, seperti yang telah direncanakan Allah. Lot berjalan menuju ke gunung dan tinggal di dalam sebuah gua, kehilangan segala sesuatu untuk mana ia telah berani membiarkan keluarganya berada di bawah pengaruh-pengaruh kota yang jahat itu, tetapi kutuk Sodom mengikuti dia hingga di tempat ini sekalipun. Perbuatan yang keji dari putri-putrinya adalah akibat dari pergaulan yang salah di kota yang jahat itu. Kejahatan akhlaknya telah demikian berpadu dengan tabiat-tabiat mereka sehingga mereka tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Keturunan Lot, orangorang Moab dan Amon, adalah bangsa yang jahat dan penyembah berhala, pemberontak terhadap Allah dan musuh besar dari pada umatNya.SRNJ1 189.1

    Betapa besar perbedaan hidup Abraham dan Lot! Dulu mereka ber-sahabat, berbakti pada satu mezbah yang sama, tinggal berdampingan di dalam tenda-tenda mereka; tetapi sekarang betapa jauhnya perpisahan mereka! Lot telah memilih Sodom untuk memperoleh kepelesiran dan keuntungannya. Dengan meninggalkan mezbah Abraham dan korban hariannya kepada Allah yang hidup, ia telah mengizinkan anakanaknya bercampur baur dengan bangsa jahat dan menyembah berhala; namun demikian ia telah memelihara di dalam hatinya rasa takut akan Allah, karena di dalam Alkitab ia dikatakan sebagai seorang yang “benar”; jiwanya yang benar itu terganggu oleh percakapan yang jahat yang didengarnya setiap hari; oleh kejahatan serta kekejaman yang ia sendiri tidak berdaya untuk mencegahnya. Akhirnya ia diselamatkan seperti “puntung yang ditarik dari api” (Zakharia 3:2), tetapi kehilangan segala harta bendanya, berkabung atas istri dan anak-anaknya, tinggal di dalam sebuah gua, seperti binatang-binatang buas, dipenuhi rasa malu pada masa tuanya; dan ia telah menurunkan ke atas dunia ini, bukan satu bangsa manusia yang benar, tetapi dua bangsa penyembah berhala, yang bermusuhan dengan Allah dan berperang dengan umat-Nya, sampai cawan kejahatan mereka itu penuh, dan mereka pun ditetapkan untuk dibinasakan. Betapa ngerinya akibat dari pada satu langkah yang tidak bijaksana!SRNJ1 189.2

    Kata orang yang bijaksana itu, “Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini.” Amsal 23:4. Dan Rasul Paulus berkata, “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.” 1 Timotius 6:9.SRNJ1 190.1

    Pada waktu Lot memasuki Sodom ia bermaksud dengan sepenuhnya akan menjaga dirinya dari kejahatan, dan memerintahkan rumah tangganya untuk menuruti dia. Tetapi ia telah gagal. Pengaruh-pengaruh jahat di sekelilingnya telah memberikan satu akibat buruk terhadap imannya dan hubungan anak-anaknya dengan penduduk Sodom sedikit banyak telah mengikat perhatiannya menjadi satu dengan perhatian mereka. Dan akibatnya ada di hadapan kita.SRNJ1 190.2

    Banyak orang yang sedang berbuat kesalahan yang sama. Di dalam memilih sebuah rumah mereka lebih mementingkan keuntungan-keun-tungan duniawi yang fana lebih daripada pengaruh-pengaruh sosial dan akhlak yang akan mengelilingi mereka dan keluarga mereka. Mereka memilih satu daerah yang indah dan subur atau pindah ke kota yang makmur dengan harapan akan dapat memperoleh kemakmuran yang lebih besar; tetapi anak-anak mereka dikelilingi oleh pencobaan-pencobaan dan terlalu sering mereka mengadakan pergaulan yang tidak baik pengaruhnya terhadap perkembangan hidup rohani mereka dan pem-bentukan satu tabiat yang benar. Suasana akhlak yang merosot, sikap tidak percaya, sikap acuh tak acuh akan hal-hal keagamaan, mempunyai satu kecenderungan untuk meniadakan pengaruh orangtua. Contoh-contoh daripada pemberontakan terhadap wewenang orangtua dan Ilahi, ada di hadapan mata orang-orang muda; banyak yang mengadakan persekutuan dengan orang-orang kafir dan orang-orang yang tidak percaya, dan menetapkan nasib mereka bersama-sama dengan musuh Allah.SRNJ1 190.3

    Di dalam memilih rumah Allah menghendaki agar kita mempertim-bangkan, pertama-tama pengaruh akhlak serta keagamaan yang akan mengelilingi kita dan keluarga kita. Boleh jadi kita ditempatkan di dalam satu kedudukan yang menguji kita, karena banyak orang yang tidak dapat memilih keadaan lingkungan seperti yang mereka inginkan; dan bilamana saja tugas memanggil kita, Allah akan menyanggupkan kita untuk berdiri teguh tanpa ternoda oleh kejahatan, jikalau kita berjagajaga dan berdoa, sambil berharap dalam anugerah Kristus. Tetapi kita tidak perlu dengan sengaja mendekatkan diri kepada pengaruh-pengaruh yang tidak baik bagi pembentukan tabiat Kristus. Bilamana kita, atas pilihan sendiri, menempatkan diri kita dalam suasana duniawi dan tidak percaya, kita menyusahkan hati Allah dan mengusir malaikatmalaikat suci dari rumah tangga kita.SRNJ1 191.1

    Mereka yang mencari kekayaan dan kehormatan duniawi buat anakanak mereka dengan mengorbankan perkara-perkara yang baka akan mendapati kelak pada akhirnya bahwa keuntungan-keuntungan ini adalah satu kerugian yang besar. Seperti Lot, banyak orang yang mendapati anak-anaknya telah rusak, dan juga tidak dapat menyelamatkan jiwa mereka sendiri. Pekerjaan hidup mereka merupakan satu kerugian, kehidupan mereka merupakan satu kegagalan yang menyedihkan. Kalau saja mereka telah menggunakan kebijaksanaan yang benar, anak-anak mereka boleh jadi memiliki sedikit saja kemakmuran duniawi, tetapi mereka akan memperoleh satu kepastian akan hak untuk mendapat warisan yang baka.SRNJ1 191.2

    Pusaka yang telah dijanjikan Allah kepada umat-Nya tidak terdapat di dalam dunia ini. Abraham tidak mempunyai harta benda di dunia ini “setapak tanah pun tidak.” Kisah 7:5. Ia mempunyai banyak perkara dan ia gunakan semuanya itu demi kemuliaan Allah dan untuk kebajikan sesama manusia; tetapi ia tidak menganggap dunia ini sebagai rumahnya. Tuhan telah memanggil dia untuk meninggalkan bangsanya yang menyembah berhala dengan janji akan memberikan kepadanya tanah Kanaan sebagai harta milik untuk selama-lamanya; namun demikian baik ia atau anak-anaknya atau cucunya, tidak memperolehnya. Pada waktu Abraham mencari satu tempat untuk kuburan, ia harus membelinya dari seorang Kanaan. Satu-satunya harta miliknya di Tanah Perjanjian itu adalah liang kubur yang ada di gua Makpelah.SRNJ1 192.1

    Tetapi Firman Allah tidak pernah gagal; itu juga tidak menemui kegenapannya yang terakhir dengan didudukinya Kanaan oleh bangsa Yahudi. “Kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya.” Galatia 3:16. Abraham sendiri harus ambil bagian dalam warisan itu. Kegenapan janji Allah boleh jadi kelihatannya larna tertunda—oleh karena “di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari” (2 Petrus 3:8); boleh jadi itu kelihatannya berlambatan tetapi pada waktu yang telah ditetapkan “itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.” Habakuk 2:3. Pemberian kepada Abraham dan benihnya mencakup bukan hanya tanah Kanaan tetapi seluruh bumi ini. Demikianlah kata rasul, “Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.” Roma 4:13. Dan Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa janji-janji yang diberikan kepada Abraham akan digenapkan melalui Kristus. Semua orang yang menjadi milik Kristus adalah “keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah”—pewaris kepada “suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu”—bumi yang bebas dari kutuk dosa. Galatia 3:29; 1 Petrus 1:4. Oleh karena “pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orangorang kudus, umat Yang Mahatinggi”, Daniel 7:27; dan “orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.” Mazmur 37:11.SRNJ1 192.2

    Allah telah memberikan kepada Abraham satu pandangan akan pusaka yang kekal itu, dan ia puas dengan pengharapan ini. “Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.” Ibrani 11:9, 10.SRNJ1 193.1

    Tentang keturunan Abraham tertulis sebagai berikut, “Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.” Ayat 13. Kita harus hidup sebagai pengembara dan orang asing di dunia ini jikalau kita ingin memperoleh “tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air surgawi.” ayat 16. Mereka yang menjadi anak-anak Abraham, akan berusaha memperoleh kota yang dicari oleh Abraham, “yang dibangunkan dan dijadikan oleh Allah.”SRNJ1 193.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents