“Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.”
Karena dosa manusia putus hubungan dengan Allah. Kecuali karena rencana penebusan, perpisahan kekal dari Allah, kegelapan malam yang tidak berkesudahan,akan menjadi bagiannya. Melalui pengorbanan Juruselamat, hubungan dengan Allah dimungkinkan kembali. Secara pribadi kita tidak dapat mendekati hadiratNya; dalam dosa kita, kita tidak boleh memandang wajah-Nya; tetapi kita dapat memandang Dia dan berhubungan dengan Dia dalam Yesus, Juruselamat itu.”... Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah... ” dinyatakan “...pada wajah Kristus.” Yakni “... mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus...” (2 Korintus 4:6; 5:19). MPS 24.1
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita....” “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia” (Yohanes 1:14; 1:4). Kehidupan dan kematian Kristus, harga penebusan kita, bagi kita bukan hanya merupakan janji dan sumpah kehidupan, bukan hanya sarana untuk membuka kembali harta hikmat bagi kita; itu semuanya merupakan penyataan tabiat-Nya yang lebih luas dan lebih tinggi daripada yang diketahui orang-orang suci di Eden. MPS 26.1
Dan sementara Kristus membuka surga kepada manusia, kehidupan yang Ia berikan membuka hati manusia ke surga. Dosa tidak hanya menutup kita dari Allah, tetapi merusak dalam jiwa manusia baik kerinduan maupun kemampuan untuk mengenal Dia. Semua pekerjaan yang jahat ini menjadi tugas Kristus untuk melenyapkannya. Ia mempunyai kuasa untuk menguatkan dan memulihkan kemampuan-kemampuan jiwa, yang lumpuh oleh dosa, pikiran yang digelapkan, dan kehendak yang diselewengkan. Ia membuka kepada kita kekayaan semesta alam dan kuasa untuk melihat serta memiliki semua harta yang diberikan oleh-Nya ini. MPS 26.2
Kristus adalah “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia” (Yohanesl:9). Sebagaimana halnya melalui Kristus setiap manusia memiliki hidup, demikian pula melalui Dia setiap jiwa menerima sinar terang ilahi. Bukan hanya kecerdasan tetapi juga kuasa rohani, penglihatan terhadap yang benar, kerinduan terhadap kebaikan, terdapat dalam setiap hati. Tetapi terhadap prinsip-prinsip ini ada kuasa yang sedang bertarung untuk menghalang-halangi. Akibat memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat, nyata dalam setiap pengalaman manusia. Dalam perangainya ada kecenderungan kepada kejahatan, suatu dorongan kuat yang, jika tidak ditolong, tidak dapat dilawannya. Untuk membendung dorongan yang kuat itu, untuk meraih cita-cita yang dalam jiwaraganya ia terima sebagai satu-satunya yang pantas, ia dapat memperoleh pertolongan hanya dalam satu kuasa. Kuasa itu adalah Kristus. Kerjasama dengan kuasa itu adalah keperluan terbesar manusia. Dalam segenap usaha pendidikan bukankah kerjasama inilah yang menjadi tujuan tertinggi? MPS 26.3
Guru sejati tidak puas dengan pekerjaan kelas dua. Ia tidak akan puas dengan memimpin murid-muridnya kepada standar yang lebih rendah daripada yang tertinggi yang mungkin mereka dapat capai. Ia tidak akan puas dengan hanya memberi mereka pengetahuan teknis, dengan hanya menjadikan mereka akuntan yang pandai, tukang yang trampil, pedagang yang berhasil. Ambisinya ialah mengilhami mereka dengan prinsip-prinsip kebenaran, penurutan, kehormatan, kejujuran dan kesucian—prinsip-prinsip yang akan menjadikan mereka suatu kekuatan positif untuk memantapkan dan meninggikan masyarakat. Di atas segala-galanya, Ia rindu mereka mempelajari pelajaran besar kehidupan tentang pelayanan yang tidak mementingkan diri. MPS 26.4
Prinsip-prinsip ini menjadi suatu kuasa yang hidup untuk membentuk tabiat, melalui perkenalan jiwa dengan Kristus, melalui penerimaan hikmat-Nya sebagai pemandu, kuasa-Nya sebagai kekuatan hati dan kehidupan. Ketika persatuan ini terbentuk, maka si pelajar telah menemukan Sumber hikmat itu. Dalam jangkauannya ia memiliki kuasa untuk mewujudkan dalam dirinya sendiri cita-cita yang paling mulia. Peluang-peluang pendidikan tertinggi untuk hidup dalam dunia adalah miliknya. Dan dalam pendidikan yang diperolehnya di dunia, ia memasuki jalan yang merangkul hidup yang kekal. MPS 27.1
Dalam pengertian tertinggi pekerjaan pendidikan dan pekerjaan penebusan adalah satu, karena dalam pendidikan, sebagaimana dalam penebusan, “tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” (1 Korintus 3 :11; Kolose 1:19). MPS 27.2
Di bawah keadaan yang berubah-ubah, pendidikan yang benar masih tetap sesuai dengan rencana Pencipta, rencana sekolah Eden. Adam dan Hawa menerima pengajaran melalui hubungan langsung dengan Allah; kita memandang terang pengetahuan tentang kemuliaan-Nya dalam wajah Kristus. MPS 27.3
Prinsip-prinsip besar pendidikan tidak berubah. “Kokoh untuk seterusnya dan selamanya,...” (Mazmur 111:8); sebab kesemuanya itu adalah prinsip-prinsip tabiat Allah. Untuk membantu murid memahami prinsip-prinsip ini, dan dalam memasuki hubungan dengan Kristus yang akan menjadikan mereka suatu kekuatan mengendalikan dalam kehidupan, harus menjadi usaha pertama sang guru dan menjadi tujuannya yang tetap. Guru yang menerima tujuan ini dalam kebenaran adalah seorang teman sekerja dengan Kristus, seorang yang bekerja bersama dengan Allah. MPS 27.4