Mereka menyanyikan “nyanyian baru” di hadapan takhta itu, sebuah nyanyian yang tak seorang pun dapat pelajari selain yang seratus empat puluh empat ribu itu. Inilah nyanyian Musa dan Anak Domba itu — sebuah nyanyian kelepasan. Tidak ada orang lain kecuali mereka yang berjumlah seratus empat puluh empat ribu itu yang dapat mempelajari nyanyian itu, karena itulah nyanyian pengalaman mereka — suatu pengalaman yang tidak ada kelompok lain pernah alami. “Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.” Mereka ini, yang sudah diangkat dari bumi, dari antara orang-orang yang hidup, dianggap sebagai “korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu” (Wahyu 15:2, 3; 14:1-5). “Inilah mereka yang keluar dari kesusahan besar”; mereka sudah mengalami masa kesusahan seperti yang belum pernah terjadi sejak ada sesuatu bangsa; mereka telah menahan derita dari masa kesusahan Yakub; mereka sudah berdiri tanpa pengantara sepanjang curahan pehukuman Allah yang terakhir.— GC 648, 649 (1911). PAZ 211.1
Bukanlah kehendak-Nya bahwa mereka harus mengalami pertentangan soal pertanyaan-pertanyaan yang tidak akan menolong mereka secara rohani, misalnya, Siapa yang akan menentukan mereka yang berjumlah seratus empat puluh empat ribu itu? Untuk ini, mereka yang dipilih oleh Allah akan mengetahuinya dalam waktu yang singkat tanpa bertanya-tanya.— 1SM 174 (1901). PAZ 211.2