Pada waktu bumi ini terhuyung-huyung seperti orang mabuk, ketika langit berguncang dan hari besar Tuhan itu tiba, siapakah yang dapat bertahan? Satu sasaran yang mereka tatap dengan gemetar ketakutan dari mana mereka berusaha untuk meluputkan diri namun sia-sia. “Lihatlah, Ia datang dengan awan; dan setiap mata memandang-Nya” (Wahyu 1:7). Mereka yang tidak selamat mengucap-kan kata-kata kutukan terhadap alam yang dungu — yaitu dewa mereka: “. . . kepada gunung dan kepada batu-batu karang itu, Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia yang duduk di atas takhta” (Wahyu 6:16).— TMK 356 (1896). PAZ 215.1
Bilamana suara Allah membebaskan umat-Nya yang tertawan, terjadi suatu keterkejutan luar biasa dari mereka yang telah kehilangan segalanya dalam pergumulan hidup yang besar itu. . . . Keuntungan yang diperoleh seumur hidup lenyap seketika. Orangorang kaya menangisi hancurnya rumah-rumah mereka yang megah, berhamburannya emas dan perak mereka. . . . Orang jahat dipenuhi dengan penyesalan, bukan karena kelalaian mereka yang jahat terhadap Allah dan sesama manusia, melainkan karena Allah telah menang. Mereka meratap karena akibatnya seperti ini, tetapi mereka tidak menyesali kejahatan mereka.— GC 654 (1911). PAZ 215.2