Tidak lama kemudian tampaklah di sebelah timur segumpal awan gelap, kira-kira setengah dari besarnya kepalan tangan manusia. Itulah awan yang menyelimuti Juruselamat yang dari kejauhan tampak terselubung dalam kegelapan. Umat Allah mengenal bahwa inilah tanda Anak Manusia itu. Dengan keheningan mencekam mereka menatap ke arahnya sementara itu makin mendekat ke bumi, menjadi lebih terang dan makin mulia, sampai menjadi gumpalan awan putih yang besar, yang bagian dasarnya berupa satu kemuliaan yang bernyala-nyala bagai api, dan di atasnya ada pelangi perjanjian. Yesus bergerak maju sebagai seorang pemenang yang perkasa. . . . PAZ 215.3
Diiringi nyanyian berirama surgawi malaikat-malaikat kudus yang banyaknya tak terhitung itu mengawal Dia dalam perjalananNya. Langit tampak dipenuhi dengan sosok-sosok gemerlapan — “sepuluh ribu kali sepuluh ribu dan beribu-ribu.” Tidak ada pena manusia dapat melukiskan pemandangan tersebut, tidak ada pikiran yang fana mampu membayangkan kemuliaannya. . . . PAZ 216.1
Raja atas segala raja itu turun dengan gumpalan awan, terbungkus dalam api yang bernyala-nyala. Langit tergulung seperti gulungan kertas, bumi bergetar di hadapan-Nya, dan tiap gunung dan pulau berpindah dari tempatnya.— GC 640-642 (1911). PAZ 216.2