Keinginan hendak memuliakan Tuhan Allah haruslah menjadi pendorong hati yang paling berkuasa dari semuanya kepada kita. Hal itu harus mengajak kita supaya mengadakan segala daya upaya hendak menggunakan segala kesempatan dan waktu yang baik yang disediakan bagi kita, supaya dengan begitu kita dapat mengerti cara bagaimana kita boleh gunakan dengan akal budi segala harta benda Tuhan. Hal itu harus mengajak kita memeliharakan otak, tulang, daging, dan urat syaraf dalam keadaan yang sesehat-sehatnya sehingga kekuatan tubuh kita dan kecerdasan pikiran kita boleh menjadikan kita bendahari-bendahari yang setia. Kepentingan diri sendiri, kalau dibiarkan bertindak, menghambat pertumbuhan pikiran dan mengeraskan hati; kalau dibiarkan hal itu memerintahkan, maka dia membinasakan kuasa batin. Lantas kekecewaan pun datang.... AML 135.2
Kemajuan yang besar diberikan kepada laki-laki dan perempuan oleh Allah yang memberikah kemajuan kepada nabi Daniel. Dia yang dapat membaca hati nabi Daniel, memandang dengan senang hati atas kesucian pendorong hati dari hambaNya, ketetapan hatinya hendak memuliakan Tuhan. Segala orang yang dalam hidupnya menggenapkan maksud Allah mesti mengerahkan daya upaya yang tidak kenal capek, merajinkan dirinya dengan sungguh dan tekun kepada penyelesaian segala apa yang Dia perintahkan kepada mereka itu.— The Youth’s Instructor, 20 Agustus 1903. AML 135.3