Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    40 — SATU MALAM DI ATAS DANAU

    SEMENTARA mereka duduk di atas rumput yang terhampar itu, pada petang hari musim semi, orang banyak itu makan makanan yang telah disediakan Kristus. Firman yang mereka dengar sepanjang hari itu sampai kepada mereka sebagai suara Allah. Mukjizat penyembuhan yang telah mereka saksikan, adalah mukjizat yang hanya dapat dilakukan oleh kuasa Ilahi. Tetapi mukjizat ketul roti ini sangat menarik hati setiap orang yang ada di dalam rombongan itu. Semua mendapat bagian dari berkatnya. Pada zaman Musa, Allah telah memberi makan bangsa Israel dengan manna di padang belantara; dan siapakah gerangan orang ini yang telah memberi makan orang banyak hari ini, melainkan Dia yang telah dikatakan lebih dahulu oleh Musa? Tiada kuasa manusia yang dapat menjadikan hanya dari lima ketul roti dan dua ekor ikan kecil untuk memberi makanan yang cukup bagi ribuan orang yang sedang lapar itu. Dan berkatalah mereka satu sama lain: “Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.”KSZ1 405.1

    Sepanjang hari itu keyakinan mereka dikuatkan. Peristiwa pemahkotaan itu merupakan jaminan yang sudah lama dirindukan bahwa Pelepas berada di antara mereka. Pengharapan orang banyak semakin besar. Inilah Orang yang akan menjadikan Yudea suatu Firdaus di atas bumi, suatu negeri yang penuh susu dan madu. Ia dapat memuaskan setiap kerinduan. Ia dapat menghancurkan kuasa orang Roma yang dibenci itu. Ia dapat melepaskan Yehuda dan Yerusalem. Ia dapat menyembuhkan tentara-tentara yang luka dalam pertempuran. Ia dapat menyediakan perbekalan bagi seluruh bala tentara. Ia dapat mengalahkan bangsabangsa, dan memberikan pada Israel kekuasaan yang telah lama dicari.KSZ1 405.2

    Di dalam keadaan yang bersemangat itu orang banyak sudah siap sedia untuk memahkotai Dia menjadi raja. Mereka melihat bahwa Ia tidak mengadakan usaha untuk menarik perhatian atau mendapatkan penghor-matan bagi diri-Nya sendiri. Di dalam hal ini Ia sangat berbeda dengan imam-imam dan penghulu-penghulu, dan mereka khawatir kalau-kalau Ia tidak akan pernah menuntut takhta Daud. Setelah mereka berunding bersama, mereka bersepakat mengangkat Dia dengan paksa, serta meng-umumkan Dia sebagai raja Israel. Murid-murid itu bersatu dengan orang banyak menuntut bahwa pantaslah takhta Daud diwarisi oleh Guru me-reka. Kata mereka, adalah karena kerendahan hati Kristus maka Ia me-nolak penghormatan yang semacam itu. Biarlah orang banyak meninggi-kan Pelepas mereka. Biarlah imam-imam dan para pemimpin yang angkuh dipaksa untuk menghormati Dia yang datang diselubungi dengan kuasa Allah.KSZ1 406.1

    Dengan penuh kerinduan mereka mengatur pelaksanaan maksud me-reka; tetapi Yesus melihat apa yang sedang terjadi dan mengerti apa yang mereka tidak pahami, apa yang akan terjadi sebagai akibat suatu perge-rakan yang semacam itu. Hingga saat ini imam-imam dan pemimpin-pe-mimpin sedang memburu nyawa-Nya. Mereka menuduh Dia menarik orang banyak dari mereka. Kekerasan dan huru hara akan mengikuti usaha mereka menempatkan Dia di atas takhta, sehingga pekerjaan kerajaan rohani akan terhalang. Pergerakan itu harus dengan segera diatasi. Ia memanggil murid-murid-Nya dan menyuruh mereka mengambil perahu, lalu kembali dengan segera ke Kapernaum, membawa-Nya meninggalkan orang banyak itu.KSZ1 406.2

    Belum pernah ada suatu perintah dari Kristus yang tampaknya begitu mustahil untuk dilaksanakan. Murid-murid telah lama mengharapkan suatu pergerakan yang populer untuk menempatkan Yesus di atas takhta; mereka kesal karena semangat pengharapan yang meluap-luap ini menjadi lenyap sama sekali. Orang banyak yang telah berkumpul untuk merayakan Hari Raya Paskah sangat mengharapkan untuk melihat nabi yang baru. Bagi pengikut-pengikut-Nya hal ini merupakan suatu kesempatan yang gemilang untuk mengukuhkan Guru mereka yang dikasihi duduk di atas takhta Israel. Di dalam ambisi yang baru ini adalah sangat sukar bagi mereka untuk pergi dan meninggalkan Yesus sendirian di pantai yang sunyi itu. Mereka mengecam rencana itu; tetapi Yesus kini berbicara dengan suatu kuasa yang belum pernah diperlihatkan-Nya kepada mereka. Mereka mengetahui bahwa perlawanan mereka yang berikut tidak akan ada gunanya, dan dengan diam-diam mereka menuju danau.KSZ1 406.3

    Kini Yesus menyuruh orang banyak itu supaya bubar; cara-Nya tegas sehingga tiada yang berani melawan. Perkataan pujian dan pujaan pun mati di bibir mereka. Di saat hendak menangkap Dia, langkah kaki mereka terpaku, kegembiraan mereka lenyap dari wajah mereka. Di dalam rombongan itu terdapatlah orang yang berhati keras dan bertekad bulat; tetapi wajah Yesus yang agung, dan beberapa patah perkataan-Nya, men-diamkan kekacauan dan menghentikan rencana mereka. Mereka mengakui bahwa di dalam Dia terdapat suatu kuasa yang melebihi segala kuasa dunia, dan tanpa suatu pertanyaan pun mereka tunduk.KSZ1 407.1

    Manakala Yesus ditinggalkan sendirian, Ia “pergi ke bukit untuk ber-doa.” Berjam-jam lamanya Ia berdoa kepada Allah. Tetapi doa itu bukan untuk diri-Nya melainkan untuk manusia. Ia berdoa memohon kuasa untuk menyatakan kepada manusia sifat Ilahi tugas-Nya, agar Setan tidak membutakan pengertian mereka dan memutarbalikkan pertimbangan mereka. Juruselamat mengetahui bahwa hari-hari pelayanan pribadi-Nya di atas dunia sudah hampir berakhir, dan hanya sedikit orang yang akan menerima Dia sebagai Penebus mereka. Di dalam kesusahan dan pergu-mulan jiwa-Nya Ia mendoakan murid-murid-Nya. Mereka akan mendapat ujian yang sangat berat. Pengharapan mereka yang telah lama dirindukan, yang didasarkan atas suatu penipuan yang populer, harus dikecewakan di dalam suatu cara yang amat menyakitkan dan hina. Sebagai gantinya dinobatkan di takhta Daud, mereka menyaksikan penyalibanNya. Inilah yang disebut penobatan-Nya yang sebenarnya. Tetapi mereka tidak dapat memperhatikan hal ini, dan sebagai akibatnya pencobaan yang berat akan menimpa mereka, yang sangat sulit bagi mereka untuk mengenal sebagai pencobaan. Tanpa Roh Kudus yang menerangi pikiran dan memperluas pengertian iman murid-murid itu akan runtuh. Yesus merasa sangat sedih karena pengertian mereka tentang kerajaanNya, diukur oleh kemuliaan dan penghormatan dunia. Bagi mereka itu beban berat pada hati-Nya, sehingga Ia mencurahkan permohonan-Nya dengan jiwa yang hancur disertai air mata.KSZ1 407.2

    Murid-murid itu tidak dengan segera meninggalkan daratan sebagai-mana yang disuruh-Nya kepada mereka. Mereka menunggu sebentar dengan harapan bahwa Ia akan datang kepada mereka. Tetapi ketika mereka melihat bahwa hari sudah hampir malam “murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum.” Mereka telah meninggalkan Yesus dengan hati yang tidak puas, tidak sabar akan Dia lebih daripada sebelum mereka mengakui Dia sebagai Tuhan mereka. Mereka bersungut-sungut karena mereka tidak diperke-nankan untuk memaklumkan Dia sebagai raja. Mereka mempe^alahkan diri mereka sendiri karena terlalu cepat tunduk pada perintah-Nya. Me-reka berpendapat bahwa apabila mereka lebih tekun maksud mereka dapat terlaksana.KSZ1 408.1

    Sifat tidak percaya telah menguasai hati dan pikiran mereka. Cinta akan kehormatan telah membutakan mereka. Mereka mengetahui bahwa Yesus dibenci oleh orang Farisi, sehingga mereka rindu melihat Dia diagungkan sesuai dengan pikiran mereka. Bersatu dengan seorang guru yang dapat melakukan mukjizat yang besar; malahan dicaci sebagai seorang penipu adalah suatu ujian yang dapat mereka tanggung dengan sukar. Apakah mereka selalu dianggap sebagai pengikut seorang nabi palsu? Apakah Kristus tidak pernah akan menyatakan kuasa-Nya sebagai raja? Mengapa Ia yang mempunyai kuasa semacam itu tidak memperlihatkan diri-Nya sendiri di dalam sifat-Nya yang sejati, dan membuat jalan mereka tidak begitu susah? Mengapakah Ia tidak menyelamatkan Yohanes Pembaptis dari kematian yang ngeri itu? Demikianlah pikiran murid-murid itu sehingga mereka menyelubungi diri mereka sendiri dengan kegelapan rohani yang besar. Mereka bertanya: Mungkinkah Yesus seorang penipu, sebagaimana yang dituduhkan oleh orang Farisi?KSZ1 408.2

    Hari itu murid-murid telah menyaksikan perbuatan ajaib yang diada-kan Kristus. Seakan-akan surga telah turun ke bumi. Kenangan hari yang indah dan mulia itu seharusnya memenuhi mereka dengan iman dan pengharapan. Jikalau mereka, terpancar dari kesungguhan hati mereka, bertobat bersamaan dengan melihat perkara-perkara ini. mereka tidak akan masuk ke dalam pencobaan. Tetapi kekecewaan mereka telah me-nyerap pikiran mereka. Firman Kristus: “Kumpulkan potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang,” tidak dihiraukan. Saat itu sebenarnya adalah suatu saat yang mendatangkan berkat besar bagi murid-murid itu, tetapi mereka telah melupakannya sama sekali. Mereka berada di tengah kesusahan besar. Pikiran mereka kacau dan bergolak, dan Tuhan memberikan pada mereka sesuatu hal yang lain untuk merun-dung jiwa mereka dan mengisi pikiran mereka. Allah sering berbuat seperti hal ini bila manusia membuat beban sendiri serta menyulitkan diri mereka sendiri. Murid-murid seharusnya tidak perlu menimbulkan kesukaran. Bahaya besar sedang mengancam.KSZ1 409.1

    Suatu topan yang dahsyat telah menghantam mereka, mereka tidak bersedia menghadapinya. Itu suatu perbedaan yang tajam, karena hari yang baru lalu sangat cerah; dan waktu topan memukul, mereka menjadi ketakutan. Mereka lupa akan kekecewaan, kurang percaya, dan kekurangsabaran mereka. Setiap orang berusaha agar perahu itu tidak teng-gelam. Jaraknya tidak terlalu jauh lewat danau dari Betsaida, di mana mereka berharap akan bertemu dengan Yesus, dan jika dalam keadaan cuaca yang baik perjalanan itu hanya memerlukan beberapa jam saja; tetapi kini mereka dihanyutkan semakin jauh dari tujuan mereka. Hingga pukul empat dinihari mereka mendayung. Kemudian orang-orang yang telah letih ini pasrah dan menyerah akan binasa. Di dalam topan dan kegelapan danau telah mengajarkan kepada mereka keadaan mereka yang tidak berdaya itu, dan mereka rindu akan kehadiran Tuhan mereka.KSZ1 409.2

    Yesus tidak melupakan mereka. Sang Penjaga berdiri di pantai melihat orang-orang yang ketakutan itu bergumul melawan topan. Tiada sekejap mata pun perhatian-Nya lepas dari murid-murid-Nya. Dengan perhatian yang penuh mata-Nya mengikuti perahu yang diombang-ambingkan topan dengan penumpang-penumpang yang sangat berharga itu; karena orang-orang ini akan menjadi terang dunia. Seperti seorang ibu dengan penuh kasih sayang memperhatikan anaknya, demikian pula Tuhan yang penuh kasih memperhatikan murid-murid-Nya. Apabila hati mereka ditundukkan, cita-cita mereka yang tidak suci itu dipadamkan serta dengan kerendahan hati mereka berdoa memohon pertolongan, maka pertolongan pun diberikan kepada mereka.KSZ1 409.3

    Pada saat mereka merasa bahwa mereka akan binasa, suaru sinar terang menampakkan sesosok tubuh yang aneh berjalan di atas air menghampiri mereka. Tetapi mereka tidak mengetahui bahwa itulah Yesus. Seorang yang telah datang untuk menolong mereka, dianggap sebagai seorang musuh. Kengerian telah menguasai mereka. Tangan-tangan yang memegang dayung dengan otot-otot bagaikan besi kini menjadi lemah. Perahu dibiarkan diombang-ambingkan oleh gelombang; semua mata ditujukan pada pemandangan orang yang sedang berjalan di atas ombak air danau yang sedang bergelora itu.KSZ1 410.1

    Mereka kira sosok tubuh itu adalah hantu yang akan membinasakan mereka, maka berteriaklah mereka karena ketakutan. Yesus berjalan terus seakan-akan hendak melewati mereka; tetapi mereka mengenal Dia, dan berserulah mereka meminta pertolongan-Nya. Guru yang mereka kasihi itu berpaling, suara-Nya menghilangkan perasaan takut mereka: “Aku ini, jangan takut.”KSZ1 410.2

    Segera setelah mereka yakin, Petrus sangat bersuka. Dengan perasaan seolah-olah tidak percaya betul, ia berseru: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Kata Yesus: “Da-tanglah!KSZ1 410.3

    Dengan memandang pada Yesus, Petrus berjalan dengan selamat; tetapi di saat perasaan kesombongannya muncul ia menoleh ke belakang kepada teman-temannya yang di dalam perahu, pandangannya dipalingkan dari Juruselamat. Angin mengamuk. Ombak bergulung tinggi, datang di antara dia dan Guru; ia pun takutlah. Seketika itu pandangannya lepas dari Kristus, lalu imannya pun runtuh, la mulai tenggelam. Tetapi waktu gelombang mengancam nyawanya, Petrus mengangkat matanya dari air yang bergelora itu dan mengarahkan pandangannya kepada Yesus, sambil berserulah ia, katanya: “Tuhan, tolonglah aku.” Dengan segera Yesus mengulurkan tangan-Nya sambil berkata kepadanya: “Hai orang yang kurang percaya mengapa engkau bimbang?”KSZ1 410.4

    Waktu berjalan berdampingan, dengan tangan Petrus dipegang oleh Tuhan, mereka naik ke dalam perahu bersama-sama. Tetapi kini Petrus menjadi tunduk dan diam. Tiada alasan baginya menyombongkan diri di hadapan kawan-kawannya, karena oleh kurang percaya dan kesombong-annya ia hampir kehilangan nyawanya. Bila ia memalingkan matanya dari Yesus, langkahnya lenyap dan ia tenggelam di tengah-tengah gelom-bang.KSZ1 411.1

    Apabila kesusahan menimpa kita, betapa sering kita seperti Petrus! Kita memandang gelombang itu, gantinya menujukan mata kita pada Juruselamat. Langkah-langkah kita tergelincir, dan gelombang hidup ke-angkuhan itu menimpa jiwa kita. Yesus tidak menyuruh Petrus datang kepada-Nya agar ia binasa; Ia tidak memanggil kita mengikut Dia, dan kemudian meninggalkan kita. “Janganlah takut,” firman-Nya, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah Tuhan, Aliahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruse- lamatmu.” Yesaya 43:1-3KSZ1 411.2

    Yesus membaca tabiat murid-murid-Nya. Ia tahu betapa hebatnya iman mereka diuji. Di dalam peristiwa di atas danau ini Ia ingin menun-jukkan kepada Petrus kelemahannya, untuk menunjukkan bahwa kese-lamatannya terletak dalam ketergantungannya yang terus menerus pada kuasa Ilahi. Di tengah-tengah amukan topan pencobaan ia dapat berjalan dengan selamat hanyalah jikalau ia tidak bersandar pada dirinya sendiri, melainkan harus bergantung pada Juruselamat. Di saat ia merasa dirinya kuat di saat itulah Petrus lemah; dan sampai ia melihat kelemahannya barulah ia dapat menyadari perlunya ia bergantung pada Kristus. Jikalau ia telah mempelajari pelajaran yang telah ditunjukkan untuk mengajar dia di dalam pengalaman di atas danau itu, ia tidak akan gagal bila pen-cobaan yang besar datang kepadanya.KSZ1 411.3

    Hari demi hari Allah mengajar anak-anak-Nya. Melalui keadaan hidup sehari-hari Ia sedang menyiapkan mereka untuk melakukan bagian mereka dalam tugas yang lebih luas yang oleh penentuan-Nya telah ditunjukkan-Nya bagi mereka. Oleh pencobaan setiap hari itulah yang menentukan kemenangan atau kekalahan mereka dalam krisis hidup yang besar.KSZ1 411.4

    Mereka yang gagal menyadari perlunya ketergantungan mereka yang tetap kepada Allah akan dikalahkan oleh pencobaan. Sekarang kita dapat menduga bahwa kaki kita berdiri teguh, dan bahwa kita tidak akan pernah bergerak dari sana. Kita dapat berkata dengan penuh keyakinan: Aku tahu kepada siapa aku percaya; tiada sesuatu yang dapat menggoncangkan imanku kepada Allah dan firman-Nya. Tetapi Setan bermaksud untuk mengambil keuntungan dari tabiat warisan dan sifat-sifat yang dipupuk, serta membutak an mata kita akan keperluan dan kekurangan kita. Hanya-lah dengan menyadari akan kelemahan kita sendiri dan dengan teguh me-mandang pada Yesus, kita dapat berjalan dengan selamat.KSZ1 412.1

    Tidak lama setelah Yesus naik di dalam perahu maka angin pun ber-hentilah, “dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tuju!” Malam yang penuh ketakutan telah digantikan oleh cahaya fajar. Murid-murid dan orang lain yang berada di dalam perahu itu, tunduk me-nyembah sujud di kaki Yesus dengan hati yang bersyukur sambil berkata: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.”KSZ1 412.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents