Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    17 — NIKODEMUS

    NIKODEMUS menjabat suatu kedudukan tinggi yang penuh tanggung jawab di kalangan bangsa Yahudi. Ia berpendidikan tinggi, serta memiliki bakat-bakat yang luar biasa, dan ia seorang anggota yang terhormat pada majelis nasional. Bersama orang-orang lain, hatinya telah digerakkan oleh pengajaran Yesus. Walaupun kaya, terpelajar, dan terhormat, selama ini ia selalu tertarik secara ajaib oleh Orang Nazaret yang rendah hati itu. Segala pelajaran yang keluar dari bibir Juruselamat itu telah meninggalkan kesan yang tidak mudah dilupakannya, dan ia ingin belajar lebih jauh tentang segala kebenaran yang indah ini.KSZ1 168.1

    Penggunaan kekuasaan oleh Kristus dalam membersihkan Bait Suci itu telah membangkitkan kebencian di pihak imam-imam dan penghulupenghulu. Mereka takut akan kuasa orang asing ini. Keberanian serupa itu pada seorang penduduk Galilea yang tidak terkenal itu tidak boleh dibiarkan begitu saja. Mereka bertekad hendak mengakhiri pekerjaanNya itu. Akan tetapi tidak semuanya menyetujui maksud ini. Ada juga orang yang takut melawan Pribadi yang nyata benar digerakkan oleh Roh Allah. Mereka terkenang akan bagaimana nabi-nabi dahulu telah dibunuh karena mengecam dosa-dosa para pemimpin bangsa Israel. Mereka mengetahui bahwa perhambaan bangsa Yahudi kepada bangsa kafir adalah karena kedegilan mereka dalam menolak teguran yang berasal dari Allah. Mereka takut kalau-kalau dalam mengadakan komplotan untuk membunuh Yesus, imam-imam dan penghulu-penghulu sedang mengi-kuti jejak nenek moyang mereka, dan akan mendatangkan malapetaka kepada bangsa itu. Nikodemus ikut merasakan segala perasaan ini. Dalam majelis Sanhedrin, ketika tindakan yang akan diambil terhadap Yesus dipertimbangkan, Nikodemus menasihatkan agar berhati-hati bertindak dengan menahan diri. Ia menandaskan bahwa Yesus sungguh-sungguh diberi kuasa dari Allah, akan berbahayalah menolak segala amaranNya. Imam-imam tidak berani mengabaikan nasihat ini, dan pada waktu itu mereka tidak mengambil tindakan tegas terhadap Juruselamat.KSZ1 168.2

    Sejak mendengar Yesus, Nikodemus telah menyelidiki dengan penuh kerinduan segala nubuatan yang berhubungan dengan Mesias; dan sema-kin ia menyelidik, semakin kuat pulalah keyakinannya bahwa inilah Dia yang akan datang itu. Dengan banyak lagi orang lain di kalangan orang Israel ia telah merasa susah sekali oleh penajisan Bait Suci itu. Ia turut menyaksikan peristiwa ketika Yesus mengusir orang-orang yang berjual beli itu keluar; ia melihat pernyataan kuasa Ilahi yang ajaib itu; ia melihat Juruselamat menerima orang miskin serta menyembuhkan orang sakit; ia melihat pandangan kegirangan serta mendengar puji-pujian mereka; dan ia tidak dapat meragukan lagi bahwa Yesus dari Nazaret itu adalah Yang Diutus Allah.KSZ1 169.1

    Ia ingin sekali mengadakan wawancara dengan Yesus, tetapi takut menemui Dia secara terang-terangan. Akan terlalu hina bagi seorang penghulu bangsa Yahudi untuk mengakui dirinya menaruh simpati ter-hadap seorang guru yang hingga kini belum begitu terkenal. Dan seki-ranya kunjungannya itu diketahui oleh Sanhedrin, akan mendapatkan ejekan dan celaan. Ia memutuskan untuk mengadakan suatu wawancara rahasia, dengan alasan bahwa jikalau ia pergi secara terang-terangan, maka orang lain mungkin akan mengikuti teladan yang diberikannya itu. Setelah bertanya-tanya dan mengetahui dengan jelas di mana tempat istirahat Juruselamat, di Bukit Zaitun, ia menunggu hingga seluruh peng-huni kota sudah tidur nyenyak, lalu kemudian pergilah ia mencari Dia.KSZ1 169.2

    Di hadirat Kristus, Nikodemus merasa agak malu dan segan dan ia berusaha menyembunyikan perasaan itu dengan sikap tenang dan agung. “Rabi,” katanya, “kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tandatanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya. Oleh berbicara tentang bakat-bakat luar biasa yang ada pada Kristus sebagai seorang guru, dan juga tentang kuasa-Nya yang ajaib untuk mengadakan mukjizat, ia mengharap dapat membuka jalan bagi wawancaranya dengan Yesus. Ucapannya itu dimaksudkan untuk mengungkapkan serta mengundang keyakinan; tetapi sebenarnya hal itu menyatakan adanya kurang percaya. Ia tidak mengakui Yesus sebagai Mesias, melainkan ha-nya seorang guru yang datang dari Allah.KSZ1 169.3

    Gantinya mengakui pernyataan hormat ini, Yesus menatap si pembicara itu, seolah-olah membaca sekalipun jiwanya. Dalam hikmat-Nya yang tak terbatas Yesus melihat di hadapan-Nya seorang pencari kebenaran. Ia tahu tujuan kunjungan itu, maka dengan suatu keinginan hendak memperdalam keyakinan yang sudah ada dalam pikiran pendengar-Nya itu, Ia langsung menyebutkan maksud-Nya, sambil berkata dengan penuh wibawa tetapi juga lemah lembut, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Yoh. 3:3.KSZ1 170.1

    Nikodemus telah datang kepada Tuhan dengan maksud hendak meng-adakan tukar pikiran dengan Dia, akan tetapi Yesus memaparkan asasasas dasar kebenaran itu. Ia mengatakan kepada Nikodemus, yang engkau perlukan bukannya pengetahuan secara teori melainkan pembaruan secara rohani. Engkau tidak perlu memuaskan rasa ingin tahu melainkan mendapat hati yang baru. Engkau mesti mendapat hidup yang baru dari atas, sebelum engkau dapat menghargai perkara-perkara surga. Sebelum perubahan ini terjadi, dan menjadikan segala sesuatu baru, maka tidak akan bermanfaat bagimu memperbincangkan dengan Aku tentang kekuasaan-Ku atau pekerjaan-Ku.KSZ1 170.2

    Nikodemus telah mendengar khotbah Yohanes Pembaptis tentang pertobatan dan baptisan, dan mengalihkan perhatian orang banyak kepada Dia yang akan membaptiskan dengan Roh Kudus. Ia sendiri telah merasa bahwa kerohanian di kalangan orang Yahudi s+angat kurang, bahwa mereka sangat dikuasai oleh kefanatikan agama dan cita-cita duniawi. Ia telah lama mengharapkan suatu keadaan yang lebih baik dari segala sesuatu pada kedatangan Mesias itu. Namun pekabaran yang tajam dari Yohanes Pembaptis itu telah gagal untuk meyakinkan dia dari dosa. Ia adalah seorang Farisi yang keras, dan membanggakan segala kebajikannya. Ia sangat dihormati orang atas kedermawanan dan kemurahannya dalam menyokong upacara Bait Suci, dan ia merasa pasti akan keridlaan Allah. Ia sangat terperanjat ketika memikirkan tentang suatu kerajaan yang terlalu suci untuk dilihatnya dalam keadaannya pada saat itu.KSZ1 170.3

    Gaya bahasa tentang kelahiran baru yang telah digunakan oleh Yesus sekali-kali bukannya asing bagi Nikodemus. Orang-orang yang bertobat dari kekafiran dan menerima agama bangsa Israel sering diumpamakan dengan anak-anak yang baru lahir. Sebab itu sudah tentu ia mengetahui bahwa ucapan Kristus itu tidak seharusnya diartikan secara harfiah. Akan tetapi berkat kelahirannya sebagai seorang Israel ia menganggap dirinya pasti akan mendapat suatu tempat dalam kerajaan Allah. Ia merasa bahwa ia tidak memerlukan perubahan lagi. Itulah sebabnya ia terkejut men-dengar ucapan Juruselamat itu. Ia merasa kurang senang karena diucapkan langsung mengenai dirinya. Kesombongan Farisi bergumul melawan kerinduan yang jujur di pihak si pencari kebenaran. Ia merasa heran karena Kristus berbicara kepadanya seperti itu, dengan tidak meng-hormati kedudukannya sebagai penghulu Israel. Karena terkejut dari ke-tenangannya, ia menjawab kepada Kristus dengan ucapan yang penuh dengan ejekan, “Bagaimana mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua?” Sama halnya dengan banyak orang lain apabila kebenaran yang tegas dijelaskan pada angan-angan hati ia menyatakan fakta bahwa ma-nusia biasa tidak mau menerima perkara-perkara Roh Allah. Di dalamnya tidak ada sesuatu yang menyambut perkara-perkara rohani; sebab perkara-perkara rohani hanya dapat dipahami secara rohani pula.KSZ1 171.1

    Akan tetapi Juruselamat tidak menghadapi perdebatan dengan perde-batan. Sambil mengangkat tangan-Nya dengan keagungan yang penuh hikmat dan tenang, ditekankan-Nya kebenaran itu sedalam-dalamnya dengan jaminan yang lebih besar, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Nikodemus mengetahui bahwa yang dimaksudkan Kristus ialah baptisan air, dan pembaruan hati oleh Roh Allah. Ia sudah yakin bahwa ia sedang berada di hadirat Dia yang telah dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis itu.KSZ1 171.2

    Yesus melanjutkan: “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.” Secara alamiah hati itu jahat, dan “Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorang pun tidak!” Ayub 14:4. Tiada penemuan manusia yang dapat menemukan suatu penawar bagi jiwa yang berdosa. “Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.” “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” Roma 8:7; Matius 15:19. Pancaran hati itu wajib dibersihkan sebelum alirannya dapat menjadi bersih. Orang yang mencoba hendak mencapai surga oleh perbuatannya sendiri dalam memelihara hukum Allah, berarti mencoba sesuatu yang mustahil. Tidak ada keselamatan bagi seorang yang memiliki hanya sekadar suatu agama resmi, sesuatu rupa peribadatan belaka. Kehidupan orang Kristen bukan-nya sesuatu perubahan sedikit atau perbaikan dari kehidupan yang lama, melainkan perubahan seluruhnya dari segala sifat. Ada kematian terhadap diri dan dosa, dan suatu kehidupan yang semata-mata baru. Perubahan ini dapat terjadi hanya oleh pekerjaan Roh Kudus yang berhasil itu.KSZ1 172.1

    Nikodemus masih bingung, lalu Yesus menggunakan angin untuk me-lukiskan maksud-Nya: “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau men-dengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”KSZ1 172.2

    Angin terdengar di antara cabang-cabang pohon menggersak dedaunan dan bunga-bungaan; namun angin itu tidak kelihatan, dan tiada seorang pun mengetahui dari mana datangnya, atau ke mana perginya. De-mikianlah halnya dengan pekerjaan Roh Kudus di dalam hati. Tak ada hal yang dapat menjelaskannya lebih jelas daripada gerakan angin. Seorang boleh jadi tidak dapat menyebutkan waktu atau tempat yang tepat, atau mengingat kembali semua keadaan dalam proses pertobatan; tetapi hal ini tidak membuktikan bahwa ia tidak bertobat. Dengan alat yang tidak nampak seperti angin, Kristus selalu bekerja di dalam hati. Sedikit demi sedikit, dengan tidak disadari oleh si penerima, kesan-kesan ditanamkan yang berlanjut kepada menarik jiwa itu kepada Kristus. Ini boleh jadi diterima oleh merenungkan tentang Dia, oleh membaca Alkitab, atau oleh mendengar sabda Allah dari pengkhotbah yang hidup. Tiba-tiba, ketika Roh itu datang dengan bujukan yang lebih terarah lagi, maka jiwa itu pun menyerahlah dengan suka hati kepada Yesus. Oleh banyak orang hal ini disebut pertobatan secara tiba-tiba; tetapi hal ini adalah hasil bujukan yang lama oleh Roh Allah, suatu proses yang penuh kesabaran dan meliputi waktu yang lama.KSZ1 172.3

    Meskipun angin itu sendiri tidak kelihatan, ditimbulkannya akibatakibat yang tampak dan terasa. Demikianlah pekerjaan Roh itu di dalam jiwa akan menyatakan dirinya sendiri dalam setiap laku orang yang telah merasakan kuasanya yang menyelamatkan itu. Apabila Roh Allah sudah memiliki hati, maka kehidupan pun diubahkannya. Segala pikiran yang penuh dosa dibuang jauh, segala perbuatan jahat ditinggalkan; kasih, kerendahan hati, dan damai menggantikan amarah, iri hati, dan perseli-sihan. Sukacita menggantikan dukacita, dan wajah memantulkan cahaya surga. Tidak seorang pun yang melihat tangan yang mengangkat beban itu, atau melihat cahaya yang turun dari istana yang di surga. Berkat itu datang apabila oleh iman jiwa menyerahkan dirinya kepada Allah. Lalu kuasa yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia itu pun menciptakan satu makhluk baru menurut peta Allah.KSZ1 173.1

    Adalah mustahil bagi pikiran yang fana ini memahami pekerjaan pe-nebusan. Rahasianya melampaui pengetahuan manusia; namun ia yang melalui kematian kepada kehidupan menyadari bahwa itulah sesuatu ke-sungguhan Ilahi. Permulaan penebusan dapat kita ketahui di dunia ini oleh pengalaman pribadi. Hasil-hasilnya mencapai sampai ke zaman yang kekal.KSZ1 173.2

    Sedang Yesus berbicara, seberkas sinar kebenaran menembusi pikiran penghulu itu. Pengaruh yang menghaluskan dan menaklukkan dari Roh Kudus mendatangkan kesan ke dalam hatinya. Namun ia belum mengerti betul ucapan Juruselamat itu. Ia tidak begitu tertarik oleh pentingnya kelahiran baru seperti oleh cara pelaksanaannya. Berkatalah ia dengan heran, “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?”KSZ1 173.3

    “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?” tanya Yesus. Tentu saja seorang yang dipercayakan untuk membe-rikan pengajaran keagamaan kepada masyarakat luas tidaklah patut tidak mengetahui akan kebenaran yang begitu penting. Ucapan-Nya itu memberikan pelajaran bahwa gantinya merasa tidak senang akan ucapan-ucapan kebenaran yang tegas, Nikodemus seharusnya beroleh pandangan yang rendah hati akan dirinya karena ia kurang mengetahui akan perkara rohani itu. Namun Kristus berbicara dengan keagungan yang penuh hikmat dan baik pandangan maupun nada suara-Nya mengungkapkan kasih yang sungguh-sungguh, sehingga Nikodemus tidak sakit hati ketika ia mengetahui keadaannya yang hina itu.KSZ1 173.4

    Akan tetapi tatkala Yesus menjelaskan bahwa pekerjaan-Nya di dunia ini adalah untuk mendirikan kerajaan rohani gantinya kerajaan duniawi, pendengar-Nya itu merasa susah. Melihat ini Yesus menambahkan, Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi?” Jikalau Nikodemus tidak dapat menerima pengajaran Kristus itu, yang melukiskan pekerjaan rahmat di dalam hati, bagaimanakah ia dapat mengerti sifat kerajaan semawi-Nya yang mulia itu? Tanpa mengerti sifat pekerjaan Kristus di dunia ini, maka tak akan dapatlah ia mengerti pekerjaan-Nya di dalam surga.KSZ1 174.1

    Orang Yahudi yang telah diusir Yesus dari Bait Suci mengaku sebagai anak-anak Ibrahim, tetapi mereka itu lari dari hadirat Juruselamat karena mereka tidak tahan melihat kemuliaan Allah yang dinyatakan dalam Dia. Dengan demikian mereka membuktikan bahwa mereka tidak dilayakkan oleh rahmat Allah untuk mengambil bagian dalam upacara-upacara Bait Suci yang kudus itu. Mereka rajin memelihara kesucian secara lahir saja, tetapi mereka melalaikan kesucian hati. Meskipun mereka menurut hukum itu secara harfiah, namun mereka senantiasa melanggar jiwa hukum itu. Keperluan mereka yang besar ialah justru perubahan yang se-dang dijelaskan Kristus kepada Nikodemus, kelahiran akhlak yang baru, pembersihan dari dosa, dan pembaruan pengetahuan dan kesucian.KSZ1 174.2

    Tidak ada maaf bagi kebutaan bangsa Israel dalam hal pekerjaan kela-hiran baru. Oleh ilham Roh Kudus, Nabi Yesaya telah menulis, ‘’Demi-kianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor.” Daud telah berdoa, “Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaruilah batinku dengan roh yang teguh.” Dan oleh Yehezkiel janji telah diberikan, ‘’Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” Yesaya 64:6; Mazmur 51:10; Yehezkiel 36:26,27.KSZ1 174.3

    Nikodemus telah membaca Alkitab dengan pikiran yang gelap; tetapi kini mulailah ia mengerti akan maknanya. Ia melihat bahwa penurutan yang paling saksama pada hukum itu secara harfiah bila dikenakan kepada kehidupan secara lahir saja, tidak dapat memberi hak kepada manusia untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Dalam penilaian manusia, kehidupannya sudah benar dan mulia; tetapi di hadirat Kristus ia merasa bahwa hatinya najis, dan kehidupannya tidak suci.KSZ1 175.1

    Nikodemus sedang tertarik kepada Kristus. Ketika Juruselamat men-jelaskan kepadanya tentang kelahiran baru itu, ia pun rindu supaya peru-bahan ini dilaksanakan di dalam dirinya sendiri. Dengan jalan apakah hal itu dapat dilaksanakan? Yesus menjawab pertanyaan yang tidak diucapkan itu: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”KSZ1 175.2

    Inilah dasar yang dipahami benar oleh Nikodemus. Lambang ular yang ditinggikan itu menjelaskan kepadanya pekerjaan Juruselamat. Ketika bani Israel sudah hampir binasa akibat bisa ular tedung, Allah menyuruh Musa membuat seekor ular tembaga, serta meninggikannya di tengah-tengah himpunan orang banyak. Lalu kabar disiarkan di seluruh perkemahan bahwa semua orang yang mau memandang kepada ular itu akan hidup. Orang banyak itu tahu benar bahwa dalam dirinya sendiri ular itu tidak mempunyai kuasa untuk menolong mereka. Ular itu melambangkan Kristus. Sebagaimana rupa ular yang dibuat menurut rupa ularular pembinasa itu ditinggikan untuk kesembuhan mereka, demikian juga Dia yang dibuat “dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa” (Roma 8:3) harus menjadi Penebus mereka. Kebanyakan orang Israel menganggap bahwa upacara korban itu sendiri mengandung khasiat untuk membebaskan mereka dari dosa. Allah ingin mengajarkan kepada mereka bahwa semuanya itu tidak mengandung nilai lebih daripada ular tembaga itu, yang maksudnya ialah menuntun pikiran mereka kepada Juruselamat. Apakah untuk kesembuhan luka- luka mereka ataupun keampunan segala dosa, mereka tidak dapat berbuat apa-apa bagi diri sendiri kecuali menunjukkan iman mereka pada Karunia Allah. Mereka harus melihat dan hidup.KSZ1 175.3

    Orang-orang yang telah digigit oleh ular-ular itu mungkin bertangguh untuk melihat. Mereka mungkin meragukan bagaimana bisa ada khasiat di dalam lambang tembaga itu. Mereka mungkin menuntut penjelasan secara ilmu pengetahuan. Tetapi tidak ada penjelasan yang diberikan. Enggan memandang berarti binasa.KSZ1 176.1

    Bukannya oleh perdebatan dan perbincangan jiwa itu diterangi. Kita mesti memandang dan hidup. Nikodemus menerima dan membawa pe-lajaran itu sertanya. Ia menyelidiki Alkitab dengan cara yang baru, bu-kannya untuk perbincangan sesuatu teori baru, melainkan supaya men-dapat hidup bagi jiwa. Ia mulai melihat kerajaan surga ketika ia menye-rahkan dirinya kepada pimpinan Roh Kudus.KSZ1 176.2

    Beribu-ribu orang pada zaman ini perlu mempelajari kebenaran itu juga, yang diajarkan kepada Nikodemus oleh ular yang ditinggikan itu. Mereka bergantung kepada penurutan mereka terhadap Taurat Allah un-tuk memuji diri agar berkenan kepada-Nya. Apabila mereka itu disuruh memandang kepada Yesus serta percaya bahwa Ia menyelamatkan mereka hanya oleh rahmat-Nya, mereka berseru, “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?”KSZ1 176.3

    Sebagaimana halnya dengan Nikodemus, kita mesti rela masuk ke da-lam hidup sama seperti cara kepala orang-orang berdosa. Selain dari Kristus “tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Kisah 4:12. Oleh iman kita menerima rahmat Allah; tetapi iman bukan Juruselamat kita. Iman itu tidak mendapatkan apa-apa. Iman adalah tangan yang berpegang pada Kristus serta memiliki jasa-jasa-Nya, yakni penawar untuk dosa. Bahkan kita tidak dapat bertobat tanpa bantuan Roh Allah. Alkitab berkata tentang Kristus, “ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.” Kisah 5:31. Pertobatan datang dari Kristus sama seperti keampunan datang dari pada-Nya.KSZ1 176.4

    Bagaimanakah, kalau begitu, caranya kita diselamatkan?— “Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun,” demikianlah Anak manusia itu telah ditinggikan, serta setiap orang yang telah diperdaya serta digigit oleh ular itu, boleh melihat dan hidup. “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” Yohanes 1:29. Cahaya yang bersinar dari salib itu menyatakan kasih Allah. Kasih-Nya itu menarik kita kepada-Nya. Kalau kita tidak melawan penarikan ini, kita akan dituntun ke kaki salib dalam pertobatan dari segala dosa yang telah menyalibkan juruselamat. Lalu oleh iman Roh Allah menghasilkan suatu kehidupan yang baru di dalam jiwa. Segenap pikiran dan keinginan akan ditaklukkan kepada kehendak Kristus. Hati, pikiran, dijadikan kembali menurut peta Dia yang bekerja di dalam kita untuk menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya sendiri. Kemudian Taurat Allah pun dituliskan di dalam pikiran dan hati, dan dapatlah kita berkata dengan Kristus, “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Aliahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.” Mazmur 40:9.KSZ1 176.5

    Dalam wawancara dengan Nikodemus itu, Yesus memaparkan rencana keselamatan, dan tugas-Nya ke dunia ini. Tidak satu pun terlewat dari pembicaraan-Nya, yang Ia terangkan dengan begitu sempurna, tahap demi tahap, adalah pekerjaan yang perlu dilakukan di dalam hati semua orang yang hendak mewarisi kerajaan surga. Justru pada permulaan sekali masa kerja-Nya, Ia memaparkan kebenaran kepada seorang anggota Sanhedrin, kepada pikiran yang paling suka menerima keterangan, dan kepada seorang guru yang diangkat oleh bangsa itu. Tetapi para pemimpin Israel tidak menyambut terang itu dengan baik. Nikodemus menyimpan kebenaran itu di dalam hatinya, dan selama tiga tahun hanya sedikit sekali buahnya yang kelihatan.KSZ1 177.1

    Akan tetapi Yesus tahu benar akan tanah tempat Ia menaburkan benih itu. Perkataan yang diucapkan pada waktu malam kepada seorang pendengar di atas bukit yang sunyi itu tidak hilang. Seketika lamanya Nikodemus tidak mengakui Kristus secara terang-terangan, akan tetapi ia memperhatikan kehidupan-Nya, dan merenungkan segala pengajaranNya. Dalam majelis Sanhedrin berulang-ulang ia menggagalkan maksud jahat imam-imam yang hendak membinasakan Dia. Ketika pada akhirnya Yesus ditinggikan di salib, Nikodemus terkenang kepada pengajaran di atas Bukit Zaitun dahulu: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” Te~ rang dari wawancara rahasia tersebut menerangi salib di Golgota itu, dan Nikodemus melihat di dalam Yesus Penebus dunia ini.KSZ1 177.2

    Setelah Tuhan naik ke surga, tatkala murid-murid itu sudah dicerai beraikan oleh aniaya, Nikodemus tampil ke depan dengan gagah berani. Ia menggunakan kekayaannya untuk menyokong jemaat yang masih bayi itu yang sudah diharapkan oleh orang Yahudi akan dihapuskan pada kematian Kristus. Pada masa bahaya, ia yang telah bersikap berhati-hati dan ragu-ragu itu, menjadi teguh seperti batu karang, meneguhkan iman murid-murid itu, serta menyediakan uang untuk memajukan pekerjaan Injil. Ia diolok-olok serta dianiaya oleh orang-orang yang dahulu telah menghormati dia. Ia menjadi miskin dalam harta benda dunia ini; namun ia tidak bimbang dalam iman yang berasal dari pertemuan malam dengan Yesus itu.KSZ1 178.1

    Nikodemus menuturkan kepada Yohanes cerita tentang wawancara itu, dan oleh pena Yohanes cerita itu ditulis untuk menjadi pelajaran bagi berjuta-juta orang. Kebenaran yang diajarkan dalamnya itu sama pentingnya sekarang sebagaimana pada malam hening yang di atas bukit yang penuh bayangan itu, ketika penghulu Yahudi itu datang hendak mempelajari jalan kehidupan dari Guru Galilea yang rendah hati itu.KSZ1 178.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents