Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Kematian Musa

    Di dalam segala urusan Allah dengan umat-Nya terdapatlah, bercampur dengan kasih dan rahmat-Nya, bukti yang amat jelas akan keadilan-Nya yang tegas dan tidak memihak. Hal ini dinyatakan di dalam sejarah bangsa Israel. Allah telah mengaruniakan berkat-berkat yang limpah kepada Israel. Kemurahan-Nya kepada mereka dengan amat mengharukan digambarkan sebagai berikut: “Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah Tuhan sendiri menuntun dia.” Namun demikian betapa cepat dan hebatnya pembalasan yang te-lah diturunkan kepada mereka atas pelanggaran yang telah mereka lakukan!SRNJ2 70.1

    Kasih Allah yang tidak terbatas telah dinyatakan dalam pemberian Anak-Nya yang tunggal untuk menebus satu umat yang telah hilang. Kristus datang ke dunia ini untuk menyatakan tabiat Bapa-Nya, dan kehidupan-Nya dipenuhi oleh kebajikan-kebajikan yang ditandai oleh belas kasihan dan kelemahlembutan Ilahi. Namun demikian Kristus Sendiri menyatakan, “Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Matius 5:18. Suara yang sama yang dengan ajakan yang penuh kesabaran dan kasih mengundang orang berdosa supaya datang kepada-Nya dan memperoleh keampunan dan damai, pada hari pehukuman akan berkata kepada orang-orang yang menolak rahmat-Nya, “Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk.” Matius 25:41. Di dalam seluruh isi Alkitab, Allah digambarkan bukan hanya sebagai seorang bapa yang lemah lembut tetapi juga sebagai seorang hakim yang adil. Sekalipun Ia suka untuk menunjukkan rahmat, dan “yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa,” tetapi Ia “tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman.” Keluaran 34: 7.SRNJ2 70.2

    Raja yang besar dari segala bangsa telah menyatakan bahwa Musa tidak akan memimpin jemaah Israel itu untuk memasuki tanah yang baik itu, dan permohonan yang sungguh-sungguh dari hamba Allah itu tidak berhasil untuk mengubah hukuman-Nya. Ia mengetahui bahwa ia harus mati. Namun demikian sedikit pun ia tidak melalaikan pemeliharaannya bagi Israel. Dengan setia ia berusaha untuk menyiapkan jemaah itu untuk memasuki tanah pusaka yang telah dijanjikan itu. Atas perintah Ilahi Musa dan Yosua pergi ke Kemah Pertemuan, sementara tiang awan datang dan berdiri di pintunya. Di tempat ini dengan khidmat orang banyak itu telah diserahkan kepada pengawasan Yosua. Pekerjaan Musa sebagai pemimpin Israel telah berakhir. Namun demikian ia tetap melupakan dirinya demi kepentingan bangsanya. Di hadapan orang banyak yang berhimpun itu Musa, di dalam nama Allah, telah mengucapkan amanat yang berisi kegembiraan kepada penggantinya itu, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan membawa orang Israel ke negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka, dan Aku akan menyertai engkau” Kemudian Ia berpaling kepada tua-tua dan pemimpin-pemimpin bangsa itu, sambil memberikan kepada mereka amanat supaya setia menurut petunjuk-petunjuk dari Allah yang telah disampaikannya kepada mereka.SRNJ2 71.1

    Apabila orang banyak itu memandang kepada orang tua ini, yang segera akan diambil dari tengah-tengah mereka, mereka mengingat kembali, dengan satu pandangan yang baru dan lebih dalam lagi, akan kelemahlembutannya sebagai orang tua, nasihat-nasihatnya yang amat bijaksana, dan jerih payahnya yang tidak mengenal lelah. Betapa sering, apabila dosa mereka mendatangkan hukuman Allah yang adil, doa Musa telah berhasil melepaskan mereka dari kebinasaan! Kesedihan mereka menjadi lebih dalam lagi oleh adanya rasa penyesalan mereka. Dengan rasa getir mereka mengingat kembali bahwa kejahatan merekalah yang telah menyebabkan Musa berbuat dosa untuk mana ia harus mati.SRNJ2 71.2

    Diambilnya pemimpin yang dikasihi dari tengah-tengah mereka itu akan merupakan satu tempelakan yang lebih keras daripada yang lainlainnya, yang dapat mereka terima seandainya saja hidup dan pekerjaan Musa diteruskan. Allah mau agar mereka jangan menjadikan hidup pemimpin yang baru ini sesulit seperti yang mereka telah lakukan terha-dap Musa. Allah berbicara kepada umat-Nya melalui berkat-berkat yang dikaruniakan; dan bilamana semuanya ini tidak dihargai, maka la berbicara kepada mereka melalui berkat-berkat yang diambil kembali, agar mereka dapat melihat dosa-dosa mereka, dan kembali kepada-Nya dengan segenap hatinya.SRNJ2 72.1

    Pada hari itu juga datanglah kepada Musa perintah, “Naiklah ... ke atas Gunung Nebo, ... dan pandanglah Tanah Kanaan yang Kuberikan kepada orang Israel menjadi miliknya, kemudian engkau akan mati di atas gunung yang akan kaunaiki itu supaya engkau dikumpulkan kepada kaum leluhurmu.” Sering Musa meninggalkan kemahnya, sesuai de-ngan perintah Ilahi, untuk berhubungan dengan Allah; tetapi sekarang ia harus pergi dengan satu tugas yang baru dan penuh rahasia. Ia harus naik untuk menyerahkan hidupnya ke tangan Khaliknya. Musa mengetahui bahwa ia harus mati seorang diri; tidak seorang sahabat pun yang diizinkan untuk melayani dia pada jam-jam yang terakhir hidupnya itu. Ada sesuatu yang sifatnya dahsyat dan penuh rahasia sehubungan dengan pemandangan yang ada di hadapannya, untuk mana hatinya merasa takut. Ujian yang terberat adalah perpisahan dari umat yang selama ini dipelihara dan dikasihinya—kepada umat yang perhatian dan hidupnya telah dipadukan untuk jangka waktu yang lama. Tetapi ia telah belajar berharap kepada Allah, dan dengan iman yang tidak pernah ragu-ragu ia menyerahkan dirinya dan umatnya kepada rahmat dan kasih-Nya.SRNJ2 72.2

    Terakhir kalinya Musa berdiri di hadapan perhimpunan umat-Nya. Kembali Roh Allah turun ke atas dirinya, dan dalam bahasa yang amat indah dan mengharukan ia telah mengucapkan berkat kepada setiap suku bangsa, sambil mengakhirinya dengan satu doa berkat ke atas mereka semua:SRNJ2 73.1

    “Tidak ada yang seperti Allah, hai Yesyurun. Ia berkendaraan melintasi langit sebagai penolongmu dan dalam kejayaan-Nya melintasi awan-awan. Allah yang abadi adalah tempat perlidunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depanmu dan berfirman: Punahkanlah! Maka Israel diam dengan tenteram dan sumber Yakub diam tidak terganggu di dalam suatu negeri yang ada gandum dan anggur; bahkan langitnya menitikkan embun. Berbahagialah engkau, hai Israel; siapakah yang sama dengan engkau? Suatu bangsa yang diselamatkan oleh TUHAN, perisai pertolongan dan pedang kejayaanmu.” Ulangan 33:26-29.SRNJ2 73.2

    Musa berpaling dari jemaah itu, dan dengan tenang dan sendirian ia berjalan menuju ke atas gunung. Ia pergi ke “Gunung Nebo, ke puncak Pisga.” Di atas puncak gunung yang sunyi itu ia berdiri dan memandang dengan penglihatan yang masih jelas kepada pemandangan yang terbentang di hadapannya. Jauh di sebelah barat terbentang air biru Samudera Luas; di sebelah utara, Gunung Hermon menjulang ke angkasa; di sebelah timur adalah dataran Moab dan jauh di belakangnya terbentang Bazan; dan jauh di sebelah selatan terbentang padang gurun tempat pengembaraan mereka yang lama itu.SRNJ2 73.3

    Di dalam kesunyian itu ia telah mengulangi kembali kehidupannya yang penuh dengan ujian dan kesukaran-kesukaran semenjak ia meninggalkan kehormatan istana dan kerajaan Mesir, untuk menggabungkan hidupnya dengan umat pilihan Allah. Ia mengingat kembali tahun-tahun tatkala ia bersama-sama dengan kawanan domba Yitro, terlihatnya Malaikat di belukar ang menyala dan panggilannya untuk melepaskan Israel. Kembali ia melihat mukjizat-mukjizat kuasa Allah yang hebat yang dinyatakan untuk umat pilihan itu dan rahmat serta panjang sabarNya selama tahun-tahun pengembaraan dan pemberontakan mereka. Sekalipun adanya segala sesuatu yang telah dilakukan Allah bagi mere- ka, sekalipun adanya doa serta usaha Musa, hanya dua dari antara semua orang dewasa dari bala tentara yang meninggalkan Mesir itu yang kedapatan setia sehingga mereka dapat memasuki Tanah Perjanjian. Apabila Musa memikirkan kembali hasil usahanya, hidupnya yang penuh ujian dan pengorbanan itu kelihatannya hampir-hampir tidak berhasil.SRNJ2 73.4

    Namun demikian ia tidak menyesali beban yang telah dipikulnya. Ia mengetahui bahwa tugasnya dan usahanya itu adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Pada waktu pertama kali dipanggil untuk menjadi pemimpin Israel untuk keluar dari perbudakan, ia merasa gentar menerima tanggung jawab itu; tetapi semenjak ia menerima pekerjaan itu ia tidak pernah meninggalkan beban itu. Sekalipun pada waktu Allah telah bermaksud untuk melepaskan dia dan membinasakan Israel yang memberontak itu, Musa tidak menyetujuinya. Sekalipun ujian-ujian berat, ia telah menikmati tanda-tanda yang istimewa dari kebaikan Allah; ia telah memperoleh pengalaman yang kaya selama pengembaraannya di padang gurun, di dalam menyaksikan pernyataan kuasa dan kemuliaan Allah, dan di dalam hubungan kasih-Nya; ia merasa bahwa ia te ah mengadakan pilihan yang bijaksana untuk menderita bersama engan umat Allah, gantinya menikmati kepelesiran dosa untuk sementara waktu.SRNJ2 74.1

    Apabila ia menoleh kembali kepada pengalamannya sebagai seorang pemimpin umat Allah, satu tindakan yang salah telah menodai catatan hidupnya. Jikalau saja pelanggaran itu dapat dihapuskan, ia merasa bahwa ia tidak akan takut menghadapi kematian. Ia mendapat jaminan bahwa pertobatan, dan iman kepada Korban yang telah dijanjikan itu, adalah semua yang Allah tuntut, dan kembali Musa mengakui dosanya dan memohon keampunan dalam nama Yesus.SRNJ2 74.2

    Dan sekarang suatu pemandangan akan Tanah Perjanjian ditampilkan kepadanya. Setiap bagian negeri itu dibentangkan kepadanya, bukan merupakan sesuatu yang samar-samar dan tidak menentu, melainkan dengan jelas, nyata dan indah terpampang di hadapannya. Di dalam pemandangan itu digambarkan, bukan sebagaimana adanya pada saat itu, melainkan bagaimana jadinya negeri itu kelak bila berkat-berkat Ilahi dicurahkan ke atasnya, sesudah itu menjadi milik Israel. Ia seolaholah sedang mengamat-amati Eden yang kedua. Di sana terdapat gu- nung-gunung yang ditutupi oleh pohon araz dari Libanon, bukit-bukit yang dipenuhi oleh pohon zaitun dan semerbak oleh harumnya pohon anggur, padang-padang hijau yang luas diwarnai oleh bunga-bunga dan berkelimpahan dengan buah-buahan, di satu tempat terdapat pohon korma tropis, di tempat lain terdapat ladang-ladang gandum yang melambai-lambai, lembah-lembah yang cerah disemarakkan oleh bunyi riakan anak sungai dan nyanyian margasatwa, kota-kota dan taman-taman bunga yang indah, danau-danau yang berkelimpahan “dengan kekayaan lautan,” kawanan domba yang sedang mencari makan di lereng bukit dan di tengah-tengah batu karangnya sekalipun terlihat lebah sedang mengumpulkan hartanya. Sungguh itu merupakan satu negeri sebagaimana Musa, dengan ilham Roh Allah, telah gambarkan kepada bangsa Israel: “Diberkatilah oleh TUHAN... yang terbaik dari langit, dengan air embun, dan dengan air samudera raya yang ada di bawah; dengan yang terbaik dari yang dihasilkan matahari,... dengan yang terutama dari gunung-gunung yang sejak dahulu,... dan dengan yang terbaik dari bumi serta segala isinya.”SRNJ2 74.3

    Musa melihat umat pilihan itu bermukim di Kanaan, masing-masing suku di tempat pusakanya sendiri. Ia melihat sejarah mereka setelah tinggal di Tanah Perjanjian; cerita yang panjang dan menyedihkan tentang kemurtadan mereka dan hukumnya dibentangkan kepadanya. Ia melihat mereka, oleh sebab dosa-dosa mereka, tercerai-berai di antara bangsa kafir, kemuliaan itu meninggalkan mereka, kota-kotanya yang indah hancur dan orang-orangnya ditawan di negeri asing. Ia melihat mereka dikembalikan ke negeri leluhur mereka dan akhirnya dijajah oleh kerajaan Romawi.SRNJ2 75.1

    Ia diizinkan mengamat-amati berlalunya waktu, dan memandang kepada kedatangan yang pertama Juruselamat kita. Ia melihat Yesus sebagai seorang bayi di Betlehem. Ia mendengar suara malaikat-malaikat yang menyanyikan lagu pujian kepada Allah dan damai ke atas bumi. Ia melihat di langit bintang-bintang yang menuntun orang-orang Bijaksana dari Timur itu kepada Yesus, dan satu berkas cahaya telah menerangi pikirannya apabila ia mengingat kembali akan kata-kata nubuatan, “Bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel.” Bilangan 24:17. Ia melihat kehidupan Kristus yang sederhana di Nazaret, pelayanan-Nya yang penuh kasih dan simpati serta kesembuhan, penolakan terhadap diri-Nya oleh satu bangsa yang sombong dan tidak percaya itu. Dengan keheran-heranan ia mendengar pernyataan mereka yang angkuh untuk meninggikan hukum Allah, sementara mereka menghina dan mengolok-olok Dia yang memberikan hukum itu. Ia melihat Yesus di atas Bukit Zaitun sambil menangis mengucapkan selamat tinggal pada kota yang dikasihi-Nya itu. Apabila Musa melihat penolakan terakhir umat yang amat diberkati oleh Surga—yang kepadanya ia telah bekerja, berdoa dan berkorban, yang kepadanya ia telah rela namanya. dihapuskan dari buku kehidupan; apabila ia mendengar kata-kata yang menakutkan itu, “Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi” (Matius 23:38), hatinya tersayat, dan air mata kegetiran mengalir dari matanya, merasa bersimpati bersama-sama dengan Anak Allah.SRNJ2 75.2

    Ia mengikuti Juruselamat ke Getsemani dan melihat kesedihan itu di dalam taman, pengkhianatan, olok-olokan dan aniaya—penyaliban. Musa melihat bahwa sebagaimana ia telah mengangkat ular itu di padang belantara, demikian pula Anak Allah harus diangkat, agar supaya barangsiapa yang percaya kepada-Nya “tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3:16. Kesedihan, kemarahan dan ketakutan memenuhi hati Musa apabila ia melihat kebencian yang bersifat iblis dan kemunafikan yang dinyatakan oleh bangsa Yahudi terhadap Penebus mereka, Malaikat yang berkuasa yang telah berjalan di hadapan leluhur mereka. Ia mendengar teriakan Kristus yang menyedihkan itu, “Allahku, Aliahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Markus 15:34. Ia melihat Dia terbaring di dalam kuburan Yusuf yang baru. Kegelapan kekecewaan yang tidak berpengharapan seolah-olah menudungi bumi ini. Tetapi ia melihat kembali dan memandang Dia bangkit sebagai seorang pemenang dan naik ke surga dikawal oleh malaikat-malaikat mulia dan memimpin sejumlah tawanan. Ia melihat pintu gerbang yang bercahaya itu terbuka menerima Dia, dan bala tentara surga dengan nyanyian kemenangan telah menyambut Pemimpin mereka. Dan di sana dinyatakan kepadanya bahwa ia sendiri akan termasuk kepada salah seorang yang akan menemani Juruselamat dan membukakan bagi-Nya pintu gerbang kekal itu. Tatkala ia menatap pemandangan itu, wajahnya diterangi oleh satu berkas cahaya yang suci. Betapa kecilnya ujian dan pengorbanan-pengorbanannya itu bila dibandingkan dengan apa yang telah dialami oleh Anak Allah! Betapa kecilnya jika dibandingkan dengan “kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya.” 2 Korintus 4:17. Ia bersuka-suka dimana ia telah diizinkan, sekalipun hanya untuk sedikit saja, untuk ambil bagian dalam penderitaan Kristus.SRNJ2 76.1

    Musa melihat murid-murid Yesus apabila mereka pergi untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Ia melihat bahwa sekalipun bangsa Israel “secara daging” telah gagal untuk mencapai tujuan untuk mana mereka telah dipanggil, di dalam tidak percaya mereka telah gagal menjadi terang dunia, sekalipun mereka telah menolak rahmat Allah dan kehilangan berkat-berkat mereka sebagai umat pilihan Allah—tetapi Allah tidak membuangkan benih Abraham; tujuan mulia yang telah diusahakan-Nya untuk diwujudkan melalui Israel harus tetap dilaksanakan. Semua orang, yang melalui Kristus mau menjadi anak iman, dihitung sebagai benih Abraham; mereka adalah ahli waris perjanjian itu; seperti Abraham, mereka telah dipanggil untuk menjaga dan menyatakan kepada dunia akan hukum Allah dan Injil Anak-Nya. Musa melihat terang Injil memancar melalui murid-murid Yesus kepada mereka “yang diam dalam kegelapan” (Matius 4:16), dan ribuan orang dari negeri kafir datang berduyun-duyun kepada pancaran terang itu. Dan sambil memandang, ia bergembira akan adanya pertambahan dan kemakmuran Israel, yang lebih mulia daripada apa yang dapat digambarkan oleh pengharapannya yang paling indah. Pengembaraan mereka di dunia telah berakhir selama-lamanya, Israel Allah akhirnya telah memasuki negeri yang baik itu.SRNJ2 77.1

    Dan kini suatu penglihatan lain melintas di hadapannya. Sebelumnya telah ditunjukkan kepadanya pekerjaan Setan dalam memimpin orang-orang Yahudi untuk menolak Kristus, sementara mereka mengaku menghormati hukum Bapa-Nya. Kini ia melihat dunia Kristen berada di bawah penipuan yang sama dalam mengaku menerima Kristus pada hal mereka menolak hukum Allah. Ia telah mendengar para imam dan pemimpin berteriak, “Enyahkan Dia!” “Salibkan Dia, salibkan Dia!” dan kini ia mendengar teriakan dari orang-orang yang mengaku sebagai guruguru Kristen berseru, “Hukum Taurat telah ditiadakan!” Ia melihat hari Sabat diinjak-injak, dan sebuah lembaga tiruan didirikan sebagai penggantinya. Sekali lagi Musa terheran-heran dan merasa gentar. Bagaimana mungkin orang-orang yang percaya akan Kristus menolak hukum yang diucapkan oleh suara-Nya sendiri di atas gunung yang kudus? Bagaimana mungkin sehingga ada orang yang takut akan Allah menyingkirkan hukum yang menjadi landasan pemerintahan-Nya di surga dan di bumi? Dengan sukacita Musa melihat hukum Allah masih dihormati dan ditinggikan oleh sedikit orang yang setia. Ia melihat perjuangan sengit terakhir dari penguasa-penguasa dunia yang hendak membinasakan orang-orang yang memelihara hukum Allah. Ia memandang ke masa yang akan datang kepada saat apabila Allah akan tampil untuk menghukum penduduk bumi karena kejahatan mereka, dan mere-ka yang takut akan nama-Nya akan dilindungi dan diluputkan pada hari murka-Nya. Ia mendengar perjanjian perdamaian Allah dengan mereka yang telah memelihara hukum-Nya, ketika Ia membuka suara-Nya dari singgasana-Nya yang kudus sehingga langit dan bumi bergoncang. la melihat kedatangan Kristus yang kedua kali dalam kemuliaan, orang benar yang mati bangkit kepada keadaan yang tidak akan binasa, dan orang-orang saleh yang masih hidup diubahkan tanpa merasakan kematian, dan bersama-sama diangkat menuju kota Allah dengan nyanyian kesukaan.SRNJ2 77.2

    Masih ada pemandangan lain yang ditunjukkan padanya—bumi yang dibebaskan dari kutuk, jauh lebih indah daripada Tanah Perjanjian yang baru saja terbentang di hadapannya. Di sana tidak ada dosa, dan maut pun tak dapat masuk. Di sana bangsa-bangsa yang diselamatkan memperoleh rumah yang kekal. Dengan kesukaan yang tak terkatakan Musa melihat pemandangan ini—kegenapan kelepasan yang lebih mulia daripada pengharapan paling cemerlang yang dibayang-bayangkannya. Pengembaraan duniawi mereka berhenti selama-lamanya, umat Israel Allah akhirnya memasuki negeri yang permai.SRNJ2 78.1

    Kembali khayalnya itu pun hilanglah, dan matanya terpusat kepada tanah Kanaan yang terbentang di kejauhan. Kemudian, seperti seorang serdadu yang letih, ia pun berbaring untuk beristirahat. “Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di Tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di Tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.” Banyak dari antara mereka yang telah enggan memperhatikan nasihat-nasihatnya pada waktu Musa masih ada bersama dengan mereka berada dalam bahaya untuk mengadakan penyembahan berhala terhadap mayatnya, kalau saja mereka mengetahui tempat di mana Musa dikuburkan. Untuk alasan ini, kuburnya telah disembunyikan dari manusia. Tetapi malaikat-malaikat Allah telah menguburkan tubuh hamba-Nya yang setia itu dan menunggui kubur yang sunyi itu.SRNJ2 78.2

    “Seperti Musa yang di kemah TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel, dalam hal segala tanda dan mukjizat yang dilakukannya atas perintah TUHAN... dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel.”SRNJ2 79.1

    Andaikata hidup Musa tidak dinodai oleh dosa yang satu itu, dalam kealpaannya untuk memberikan kepada Allah kemuliaan dalam mengeluarkan air dari dalam batu karang di Kadesy, ia telah memasuki Tanah Perjanjian itu dan akan diangkat ke surga tanpa merasa kematian. Tetapi ia tidak tinggal lama di dalam kubur. Kristus Sendiri, dengan malaikatmalaikat yang telah menguburkan Musa, turun dari surga untuk membangkitkan orang suci yang tidur itu. Setan telah bersuka-suka atas berhasilnya usaha untuk menuntun Musa kepada dosa melawan Allah dan dengan demikian membawa dia kepada kuasa maut. Musuh yang besar itu menyatakan bahwa hukuman Ilahi—”Sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu” (Kejadian 3:19)—memberikan kepadanya hak atas jenazah itu. Kuasa kubur belum pernah dikalahkan dan semua yang berada di dalam kuburan ia nyatakan sebagai tawanantawanannya, yang tidak akan pernah dilepaskan dari penjaranya yang gelap itu.SRNJ2 79.2

    Untuk pertama kalinya Kristus segera memberikan hidup kepada orang yang sudah mati. Apabila Penghulu kehidupan dan makhlukmakhluk yang bercahaya itu mendekati kubur itu, Setan merasa khawatir atas kemenangannya itu. Bersama dengan malaikat-malaikat jahatnya ia berdiri memperdebatkan penyerangan terhadap wilayah yang ia nyatakan sebagai hak miliknya. la membanggakan bahwa hamba Allah itu telah menjadi tawanannya. la menyatakan bahwa Musa sekalipun tidak sanggup menuruti hukum Allah; bahwa ia telah mengambil bagi dirinya sendiri kemuliaan yang menjadi hak Tuhan—dosa yang sama yang telah menyebabkan diusirnya Setan dari surga—dan oleh pelanggaran telah berada di bawah kekuasaan Setan. Pemimpin pengkhianat itu mengulangi kembali tuduhan yang semula yang telah diadakannya terhadap pemerintahan Ilahi, dan mengulangi persungutannya tentang ketidak-adilan Allah terhadap dirinya.SRNJ2 79.3

    Kristus tidak mau membiarkan diri-Nya terlibat dalam pergumulan dengan Setan. Sebenarnya Ia bisa menghadapkan kepadanya pekerjaan yang kejam yang telah diakibatkan oleh penipuannya di dalam surga, yang telah menyebabkan kehancuran sejumlah besar penduduknya. Ia bisa saja menunjukkan dusta yang telah diucapkannya di Eden, yang telah mengakibatkan Adam berdosa dan mendatangkan maut ke atas umat manusia. Ia bisa mengingatkan Setan bahwa adalah pekerjaannya dalam menggoda Israel untuk bersungut-sungut dan memberontak, yang telah menghabiskan kesabaran pemimpin mereka, dan pada saat yang lengah telah membawa dia kepada dosa, sehingga ia telah jatuh ke bawah kuasa kematian. Tetapi Kristus menyerahkan kepada Bapa-Nya segala perkara itu, sambil berkata, “Kiranya TUHAN menghardik engkau.” Yudas 9. Juruselamat tidak melibatkan diri-Nya dalam perbantahan dengan musuh-Nya, tetapi pada saat itu Ia telah memulaikan pekerjaan-Nya untuk menghancurkan kuasa musuh yang telah jatuh itu, dan membawa orang mati kepada kehidupan. Di sini terdapat satu bukti bahwa Setan tidak dapat melawan keunggulan Anak Allah. Kebangkitan dipastikan untuk selama-lamanya. Setan kehilangan mangsanya; orang benar yang sudah mati akan hidup kembali.SRNJ2 80.1

    Sebagai akibat dosa Musa telah berada di bawah kuasa Setan. Di dalam jasanya sendiri dia adalah tawanan maut yang sah; tetapi ia dibangkitkan kepada kehidupan yang kekal, memegang haknya dalam nama Penebus itu, Musa keluar dari kubur dengan kemuliaan, dan naik bersama dengan Yang melepaskannya ke Kota Allah.SRNJ2 80.2

    Belum pernah, sampai kepada saat dinyatakannya dalam pengorbanan Kristus, keadilan dan kasih Allah lebih jelas dinyatakan selain dalam perlakuan-Nya terhadap Musa. Tuhan melarang Musa untuk memasuki Kanaan, untuk memberikan satu pelajaran yang tidak boleh dilupakanbahwa Ia menuntut penurutan yang saksama dan bahwa manusia harus berhati-hati, jangan mengambil bagi dirinya sendiri kemuliaan yang hanya menjadi hak Khalik mereka. Ia tidak dapat mengabulkan doa Musa agar bisa mengambil bahagian dalam warisan Israel, tetapi Ia tidak melupakan atau meninggalkan hamba-Nya. Allah yang di surga itu mengerti akan penderitaan yang telah ditanggung oleh Musa; Ia telah mencatat setiap tindakan pelayanan yang setia selama tahun-tahun yang lama dari ujian dan pertentangan itu. Di atas puncak Pisga, Allah memanggil Musa kepada satu warisan yang jauh lebih mulia daripada Kanaan duniawi.SRNJ2 81.1

    Di atas bukit di mana Yesus dipermuliakan Musa hadir bersama dengan Elia, yang telah diangkat ke surga. Mereka diutus sebagai pembawa terang dan kemuliaan Bapa kepada Anak-Nya. Dan dengan demikian doa Musa, yang diucapkan berabad-abad sebelumnya, akhirnya telah dikabulkan. Ia telah berdiri di atas “gunung yang indah itu” pusaka umatNya, sambil memberikan kesaksian kepada Dia yang di dalam-Nya segala perjanjian Israel terpusat. Demikianlah pemandangan terakhir yang dinyatakan kepada khayal manusia fana dalam sejarah hidup seorang manusia yang amat dihormati oleh surga.SRNJ2 81.2

    Musa adalah satu lambang Kristus. Ia sendiri telah menyatakan kepada Israel, “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudarasaudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Aliahmu, dialah yang harus kamu dengarkan.” Ulangan 18:15. Tuhan melihat bahwa sepatutnya untuk mendisiplin Musa di dalam sekolah penderitaan dan kemiskinan sebelum ia dapat dipersiapkan memimpin bala tentara Israel ke Kanaan duniawi. Bangsa Israel Allah, yang sedang berjalan menuju ke Kanaan surgawi, mempunyai seorang Pemimpin yang tidak memerlukan pengajaran manusia untuk menyediakan Dia bagi tugas-Nya sebagai Pemimpin Ilahi; namun demikian Ia telah dijadikan sempurna melalui penderitaan; dan “sebab oleh karena la sendiri telah menderita karena pencobaan, maka la dapat menolong mereka yang dicobai.” Ibrani 2:10, 18. Penebus kita tidak menyatakan adanya kelemahan atau ketidaksempurnaan manusia; namun demikian Ia telah mati untuk memperoleh bagi kita satu hak untuk memasuki Tanah Perjanjian.SRNJ2 81.3

    “Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.” Ibrani 3:5,6.SRNJ2 82.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents