Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    “Jangan kamu mencuri.”

    Baik dosa-dosa umum ataupun secara pribadi tercakup dalam karangan ini.PB1 323.4

    Undang-undang yang kedelapan ini menghukum penculikan dan soal perbudakan, dan melarang peperangan untuk menguasai orang lain. Itu menghukumkan pencurian dan perampokan. Yaitu menuntut kejujuran dalam soal-soal yang paling kecil di dalam urusan kehidupan ini. Hukum itu melarang ketamakan dalam perdagangan dan menuntut pembayaran hutang dan gaji. Menyatakan bahwa setiap usaha untuk mencari keuntungan bagi diri dari kelalaian, kelemahan serta kemalangan orang lain dicatat sebagai satu penipuan di dalam buku sorga.PB1 324.1

    “Jangan kamu mengatakan kesaksian dusta akan sesamamu manusia.”PB1 324.2

    Perkataan bohong di dalam segala hal, setiap usaha atau maksud untuk menipu tetangga kita, tercakup dalam hukum ini. Satu rencana untuk menipu adalah juga termasuk kepada dusta. Oleh satu lirikan mata, satu gerak tangan, satu gerak gambaran wajah, satu dusta bisa diadakan dengan secara mantap sama seperti oleh kata-kata. Segala pernyataan yang berlebih-lebihan yang disengaja, setiap pernyataan yang tidak langsung yang dimaksudkan untuk memberikan kesan yang salah dan dibesarbesarkan, bahkan pernyataan daripada kenyataan yang diucapkan sedemikian rupa sehingga itu akan memberikan kesan yang salah, semuanya ini termasuk dusta. Hukum ini melarang setiap usaha untuk merusak nama baik daripada tetangga kita oleh penampilan yang salah atau sangkaan yang jahat, oleh laporan yang palsu atau membawa-bawa berita yang tidak benar. Bahkan menyembunyikan kebenaran dengan sengaja, oleh mana orang lain akan dirugikan, adalah merupakan pelanggaran terhadap hukum yang kesembilan ini.PB1 324.3

    “Jangan kamu ingin akan rumah sesamamu manusia, jangan kamu ingin akan isteri sesamamu manusia, atau akan hambanya laki-laki, atau akan sahayanya perempuan, atau akan lembunya, atau akan keledainya, atau akan barang apa-apa yang sesamamu manusia punya.”PB1 324.4

    Hukum kesepuluh menyerang akar daripada segala dosa, melarang keinginan yang mementingkan diri, dari mana bersumber perbuatan keji. Ia yang dalam penurutan kepada hukum Allah menegahkan diri dari memanjakan sekalipun hanya satu keinginan yang keji akan barang milik orang lain tidak akan melakukan tindakan yang salah terhadap sesamanya.PB1 324.5

    Demikianlah peraturan-peraturan yang suci daripada Hukum Sepuluh yang diucapkan di tengah-tengah guntur dan nyala api dan dengan satu pertunjukan yang ajaib daripada kuasa serta keagungan Pemberi hukum itu. Tuhan sengaja mengikut-sertakan pertunjukan kuasa serta kemuliaanNya bersama-sama dengan pengumuman akan hukumNya agar supaya umatNya tidak akan melupakan peristiwa ini, dan agar mereka dapat dikesankan dengan sikap hormat yang dalam terhadap Pencipta hukum itu, Khalik langit dan bumi. Ia juga ingin menunjukkan kepada semua manusia akan kesucian, pentingnya dan kekekalan hukumNya itu.PB1 324.6

    Bangsa Israel diliputi oleh kegentaran. Kuasa Allah yang hebat dalam mengucapkan hukum itu kelihatannya lebih besar daripada apa yang dapat ditanggung oleh hati mereka yang dipenuhi kegentaran itu. Olehkarena apabila undang-undang yang agung itu dihadapkan kepada mereka, mereka baru menyadari tentang kejinya sifat dosa itu, dan juga kesalahan mereka dalam pemandangan Allah. Mereka undur dari bukit itu dengan rasa gentar dan takut. Orang banyak itu berseru kepada Musa, “Hendaklah engkau saja berkata-kata dengan kami, maka kami akan dengar, tetapi jangan Allah berfirman kepada kami, supaya jangan kami mati kelak.” Pemimpin itu menjawab, “Jangan takut, karena Allah telah turun hendak mencobai kamu, supaya takut akan Tuhan selalu ada di hadapanmu, supaya jangan kamu berbuat dosa.” Namun demikian, bangsa itu tinggal diam di satu tempat yang agak jauh sambil mengarahkan mata kepada pemandangan itu dengan kegentaran, sementara Musa “datang dekat kepada kegelapan yang pekat dimana Allah berada.”PB1 325.1

    Pikiran orang banyak itu, digelapkan dan dirusak oleh perbudakan dan kekapiran, tidak bersedia untuk menghargai dengan sepenuhnya akan prinsip-prinsip Sepuluh Hukum yang mencakup daerah yang amat luas itu. Agar supaya tuntutan hukum itu dapat dimengerti dan dilaksanakan dengan sepenuhnya, maka peraturan-peraturan tambahan telah diberikan, untuk menggambarkan serta menggunakan prinsip hukum itu. Peraturan ini disebut pengadilan olehkarena semuanya itu dibuat dalam hikmat yang tak terbatas serta keadilan, dan juga karena pemimpin-pemimpin mereka harus mengadakan keputusan sesuai dengan itu. Berbeda halnya dengan Hukum Sepuluh, peraturan-peraturan ini disampaikan secara pribadi kepada Musa yang kemudian harus menyampaikannya kepada bangsa itu.PB1 325.2

    Yang pertama daripada peraturan ini berhubungan dengan soal hambahamba. Pada zaman dulu penjahat-penjahat kadang-kadang dijual ke dalam perbudakan oleh hakim; di dalam soal yang lain, orang yang berhutang dijual oleh yang empunya piutang; dan kemelaratan bisa menyebabkan seseorang untuk menjual dirinya atau anak-anaknya. Tetapi seorang Ibrani tidak dapat dijual sebagai budak untuk seumur hidup. Masa pelayanannya dibatasi sampai enam tahun; pada tahun ketujuh ia harus dibebaskan. Penculikan, pembunuhan dengan sengaja, pemberontakan terhadap wewenang orang tua harus dihukum mati. Menahan hamba-hamba yang tidak berdarah Israel diizinkan, tetapi hidup serta pribadi orang itu harus dijaga dengan baik. Pembunuh seorang hamba harus dihukum; satu pemukulan terhadap seorang hamba oleh majikannya, sekalipun tidak lebih daripada hanya kehilangan giginya, memberi hak kepada hamba itu untuk dibebaskan.PB1 325.3

    Tidak lama sebelumnya bangsa Israel sendiri adalah budak-budak, dan kini apabila mereka sendiri mempunyai budak-budak di bawah kekuasaan mereka, maka mereka harus berhati-hati agar jangan memanjakan roh kebengisan dan kekejaman yang pernah mereka sendiri alami di bawah kekuasaan mandur-mandur orang Mesir itu. Kesan getirnya masa perhambaan mereka haruslah menyanggupkan mereka untuk menempatkan diri di tempat budak-budak itu, serta menuntun mereka supaya murah hati dan berbelas kasihan, dan memperlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan.PB1 326.1

    Hak-hak para janda dan yatim-piatu dijaga dengan cara yang istimewa, dan ditetapkan pula agar keadaan mereka yang tidak berdaya itu diperlakukan dengan lemah lembut. Tuhan berkata, “Jikalau kiranya kamu menganiaya akan dia sedikit jua, dan mereka itu berseru kepadaku, niscaya kudengar serunya kelak; maka murkaku bernyala-nyala dan aku membunuh kamu dengan pedang dan segala bini kamu akan menjadi janda dan segala anakmu akan menjadi piatu.” Orang-orang asing yang menggabungkan diri dengan bangsa Israel harus dilindungi dari perbuatan salah atau aniaya. “Maka jangan kamu usik akan orang dagang atau menganiaya akan dia, karena kamupun telah menjadi orang dagang di negeri Mesir.”PB1 326.2

    Mengambil bunga uang dari orang miskin dilarang. Pakaian atau selimut orang miskin yang diambil sebagai satu jaminan harus dikembalikan kepadanya sebelum matahari terbenam. Ia yang bersalah telah melakukan pencurian harus mengembalikannya dua kali lipat. Sikap hormat terhadap pemimpin-pemimpin ditetapkan dan hakim-hakim diperingatkan agar jangan mengadakan keputusan yang tidak adil, atau membela yang salah atau menerima uang suap. Tuduhan serta laporan palsu dilarang, dan perbuatanperbuatan yang murah hati diharuskan sekalipun terhadap musuh pribadi.PB1 326.3

    Bangsa itu kembali diingatkan akan tuntutan penyucian hari Sabat. Pesta-pesta tahunan ditetapkan, dimana semua orang dari bangsa itu harus berkumpul di hadapan Tuhan sambil membawa kepadaNya persembahan syukur dan persembahan hulu hasil daripada kelimpahanNya. Tujuan semua peraturan-peraturan ini dengan jelas disebutkan: semuanya ini diadakan bukan semata-mata sebagai tindakan yang sewenang-wenang dari kekuasaan Allah; tetapi semua ini ditetapkan demi untuk kebaikan bangsa Israel. Tuhan berkata, “Engkau akan menjadi satu umat yang suci bagiKu”—layak untuk diakui oleh Allah yang suci.PB1 326.4

    Peraturan-peraturan ini harus dicatat oleh Musa dengan seksama dan dijaga sebagai dasar undang-undang bangsa itu, dan bersama-sama dengan Sepuluh Hukum yang digambarkan oleh peraturan-peraturan ini, menjadi sebagai syarat kegenapan janji-janji Allah kepada Israel.PB1 326.5

    Kini amanat diberikan kepada mereka dari Tuhan: “Bahwa sesungguhnya Aku mengirimkan seorang malaikat di hadapanmu, supaya dipeliharakannya kamu pada jalan ini dan dihantarnya akan kamu ke tempat yang telah kusediakan itu. Ingatlah akan dirimu di hadapannya, turutlah akan perintahnya dan jangan kamu mendurhaka kepadanya, karena tiada disabarkannya durhakamu, sebab namaKu ada di dalam dia. Tetapi jikalau selalu kamu menurut katanya dan kamu membuat segala sesuatu yang firmanKu, maka Aku akan menjadi seteru daripada seterumu dan lawan segala lawanmu.” Selama masa pengembaraan Israel, Kristus, di dalam tiang awan dan api, adalah Pemimpin mereka. Sekalipun ada lambang-lambang yang menunjukkan kepada seorang Juruselamat yang akan datang, bersama dengan mereka itu ada juga seorang Juruselamat yang hadir, yang telah memberikan kepada Musa perintah bagi bangsa itu, dan yang telah ditetapkan di hadapan mereka sebagai satu-satunya saluran berkat.PB1 327.1

    Setibanya Musa dari atas gunung itu, “Maka datanglah Musa memberitahu segala firman dan hukum Tuhan kepada orang banyak itu, lalu mereka sekalianpun menyahut dengan serentak, katanya: Akan segala hukum ini, yang firman Tuhan, kami akan turut.” Janji ini bersama-sama dengan firman Allah yang menuntut mereka supaya menurut dicatat oleh Musa dalam sebuah buku.PB1 327.2

    Kemudian menyusul pengesyahan janji itu. Sebuah mezbah telah didirikan di kaki gunung itu dan di sampingnya dua belas tiang batu, “sesuai dengan bilangan kedua belas suku bangsa Israel,” sebagai satu kesaksian tentang penerimaan mereka akan perjanjian itu. Korban-korban kemudian dipersembahkan oleh orang-orang muda yang telah dipilih untuk menjalankan upacara itu.PB1 327.3

    Setelah memercik mezbah itu dengan darah korban, Musa, “mengambil buku perjanjian itu dan membacakannya di hadapan orang banyak itu.” Dengan demikian syarat-syarat perjanjian itu dengan khidmat telah diulangi, dan semua orang bebas memilih apakah mereka mau menurut semuanya itu atau tidak. Mula-mula mereka telah berjanji akan menurut suara Allah; tetapi sebenarnya mereka telah berjanji semenjak mereka mendengar hukumNya itu diumumkan; dan prinsip-prinsipnya telah diperincikan dengan jelas agar supaya mereka dapat mengetahui apa-apa saja yang tercakup dalam perjanjian ini. Sekali lagi orang banyak itu menjawab dengan serentak, “Segala sesuatu yang Tuhan telah katakan, kami akan menurutnya dan melakukannya.” “Karena adalah Musa, setelah segala penyuruhan itu habis dikatakannya kepada segenap kaum itu, menurut seperti hukum Torat, lalu diambilnya darah anak-anak lembu dan darah kambing jantan itu, serta air dan benang bulu merah, dan zufa, sambil memercik baik kitab itu baik segenap kaum itu, serta berkata: Inilah darah perjanjian yang difirmankan Allah bagi kamu.” Ibrani 9:19, 20.PB1 327.4

    Rencana-rencana sekarang diadakan untuk menetapkan dengan sepenuhnya bangsa pilihan itu di bawah pemerintahan Tuhan sebagai raja mereka. Musa telah menerima perintah, “Naiklah kamu menghadap Tuhan, baik engkau dan Harun dan Nadab dan Abihu dan tujuh puluh tua-tua orang Israel lalu sujudlah kamu dari jauh. Lalu hendaknya hanya Musa seorang dirinya menghampiri Tuhan.” Sementara orang banyak berbakti di kaki gunung itu, orang-orang yang dipilih itu dipanggil untuk naik ke puncaknya. Ketujuh puluh tua-tua itu harus membantu Musa memerintah Israel, dan Allah mencurahkan Roh Sucinya ke atas mereka dan menghormati mereka dengan diizinkannya mereka untuk melihat kuasa dan kebesaranNya. “Maka kelihatanlah kepada mereka itu Allah Israel, maka di bawah kakiNya adalah sesuatu seakan-akan daripada batu nilam perbuatannya, rupanya bagaikan langit apabila terang cuaca adanya.” Mereka tidak melihat Tuhan, tetapi mereka melihat kemuliaan hadiratNya. Sebelumnya mereka tidak tahan melihat pemandangan seperti itu; tetapi pertunjukkan kuasa Allah telah menuntun mereka kepada pertobatan; mereka telah me renung-renungkan kemuliaan, kesucian, dan rahmatNya sehingga mereka dapat datang lebih dekat kepada Dia yang telah menjadi bahan renungan mereka.PB1 328.1

    Musa dan “hambanya Yusak” sekarang dipanggil menghadap kepada Tuhan. Dan selama kepergian mereka itu, Musa telah mengangkat Harun dan Hur, dengan dibantu oleh tua-tua itu, untuk bertindak atas namanya. “Setelah Musa naik ke atas bukit, datanglah sebuah awan menudungi bukit itu. Maka kemuliaan Tuhan duduklah di atas bukit Torsina.” Enam hari lamanya awan menutupi gunung itu sebagai tanda kehadiran Allah yang istimewa; tetapi saat itu tidak ada satu kenyataan tentang Dirinya ataupun pernyataan daripada kehendakNya. Selama jangka waktu ini Musa tetap tinggal sambil menunggu panggilan untuk menghadap ke hadirat Yang Mahatinggi. Ia telah diperintahkan, “Naiklah engkau ke atas bukit menghadap Aku dan tinggallah di sana,” dan sekalipun kesabaran dan penurutannya diuji, ia tidak menjadi letih untuk menunggu ataupun meninggalkan tempatnya. Saat-saat menunggu ini baginya merupakan satu waktu persiapan, dan penyelidikan diri yang sungguh-sungguh. Hamba Allah yang berkenan di hadapanNya sekalipun tidak dapat sekaligus datang ke hadiratNya dan tahan untuk melihat pertunjukan kemuliaanNya. Enam hari harus dipakai untuk menyerahkan dirinya kepada Allah dengan memeriksa hati, renungan dan doa sebelum ia bersedia untuk mengadakan hubungan langsung dengan Khaliknya.PB1 328.2

    Pada hari yang ketujuh, yaitu Sabat, Musa dipanggil ke dalam awan. Awan tebal itu terbuka di hadapan mata bangsa Israel dan kemuliaan Tuhan memancar seperti api yang menghanguskan. “Maka Musapun masuklah ke dalam awan itu setelah sudah ia naik ke atas bukit, dan adalah Musa di atas bukit itu empat puluh hari empat puluh malam lamanya.” Waktu selama empat puluh hari di atas gunung itu tidaklah termasuk keenam hari persiapan tadi. Selama enam hari itu Yusak ada bersama-sama dengan Musa dan mereka makan manna dan minum “dari sungai yang keluar dari atas gunung itu.” Tetapi Yusak tidak ikut masuk ke dalam awan bersama dengan Musa. Ia tinggal di luar dan terus makan dan minum setiap hari sementara menunggu kembalinya Musa, tetapi Musa puasa selama empat puluh hari.PB1 329.1

    Selama tinggalnya di atas gunung, Musa menerima petunjuk-petunjuk untuk membangun sebuah kaabah dimana hadirat ilahi akan dinyatakan secara istimewa. “Maka hendaklah mereka itu memperbuatkan akan Daku sebuah baitulmukadis, supaya Aku duduk di antara mereka itu,” adalah perintah dari Allah. Untuk ketiga kalinya pemeliharaan Sabat ditekankan. Tuhan berfirman, “Maka Sabat itulah menjadi suatu tanda di antara Aku dengan segala bani Israel sampai selama-lamanya, maka ia itu sebab Tuhanpun telah menjadikan langit dan bumi dalam enam hari lamanya dan Tuhan telah berhenti pada hari yang ketujuh serta disenangkannya diriNya. Katakanlah’ olehmu kepada bani Israel; Peliharakanlah olehmu baik-baik segala Sabatku, karena ia itulah suatu tanda di antara Aku dengan kamu dan segala benihmu, supaya diketahui oranglah, bahwa Aku ini Tuhan, yang menyucikan kamu. Sebab itu peliharakanlah olehmu Sabat itu, bahkan, ia itu menjadi suatu kesucian bagimu! Barangsiapa yang menghinakan dia, ia itu tak akan jangan mati dibunuh; karena barangsiapa yang bekerja pada hari itu, ia itu jiwanya akan ditumpas dari antara bangsanya.” Petunjuk-petunjuk baru saja diberikan untuk mendirikan dengan segera sebuah kaabah untuk berbakti kepada Allah; dan sekarang orang banyak boleh jadi berkesimpulan, olehkarena tujuan yang ada dalam pikiran mereka adalah untuk kemuliaan Tuhan, dan juga oleh sebab mereka amat memerlukan satu tempat berbakti, bahwa mereka akan dibenarkan untuk melaksanakan pembangunan itu pada hari Sabat. Untuk menjaga mereka dari perbuatan yang salah ini amaran telah diberikan. Sakalipun pekerjaan yang istimewa bagi Allah yang suci serta mendesak itu tidak boleh menuntun mereka untuk melanggar hari perhentianNya yang suci itu.PB1 329.2

    Mulai saat itu mereka mendapat kehormatan dengan kehadiran yang tetap daripada Raja mereka. “Aku akan tinggal di antara orang Israel dan akan menjadi Allah mereka,” “dan kaabah itu akan disucikan oleh kemuliaanKu,” (Keluaran 24:45, 43) adalah jaminan yang diberikan kepada Musa. Sebagai lambang daripada wewenang Allah dan wujud daripada kehendakNya, maka diserahkan kepada Musa Hukum Sepuluh yang ditulis oleh jari Allah sendiri di atas dua loh batu (Ulangan 9:10; Keluaran 32:15, 16), untuk ditaruh di dalam kaabah, yang sesudah itu didirikan, akan menjadi pusat perbaktian bangsa itu.PB1 330.1

    Dari satu bangsa yang terdiri dari budak-budak, Israel telah diangkat lebih tinggi daripada segala bangsa yang lain untuk menjadi harta yang terpilih dari Raja di atas segala raja. Allah telah mengasingkan mereka dari dunia ini, agar Ia dapat menyerahkan kepada mereka satu barang titipan yang suci. Ia telah menjadikan mereka penjaga hukumNya dan Ia bermaksud, melalui mereka, untuk memelihara pengetahuan tentang Allah di antara umat manusia. Dengan demikian terang sorga akan memancar kepada satu dunia yang diselimuti oleh kegelapan, dan satu suara harus terdengar untuk mengajak semua orang berpaling dari penyembahan berhala kepada pelayanan akan Allah yang hidup. Jikalau orang Israel mau setia kepada tugas yang dipercayakan kepada mereka itu, mereka akan menjadi satu kuasa di dalam dunia ini. Allah akan menjadi pembela mereka, dan Ia akan mengangkat mereka lebih tinggi dari bangsa-bangsa yang lain. Terang dan kebenaranNya akan dinyatakan melalui mereka, dan mereka akan berdiri teguh di bawah pemerintahanNya yang suci dan bijaksana, sebagai satu contoh tentang keagungan daripada perbaktian kepada Allah yang melebihi segala bentuk penyembahan berhala.PB1 330.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents