Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Setelah Air Bah

    Pasal ini dialaskan atas Kejadian 7:20 sampai 9:17.

    Air mencapai ketinggian lima belas hasta di atas gunung-gunung yang tertinggi. Sering nampaknya kepada keluarga Nuh yang ada di dalam bahtera itu bahwa mereka pun harus binasa juga, karena selama lima bulan lamanya bahtera mereka telah diombang-ambingkan oleh angin dan gelombang. Hal itu merupakan satu ujian yang berat; tetapi iman Nuh tidak goncang, karena ia mempunyai jaminan bahwa tangan ilahi sedang memegang kemudi.PB1 99.1

    Apabila air mulai surut, Tuhan membiarkan bahtera itu hanyut ke satu tempat yang terlindung oleh sekelompok gunung-gunung yang telah dipelihara oleh kuasaNya. Gunung-gunung ini berdekatan satu dengan yang lain, dan bahtera itu bergerak masuk ke dalam pelabuhan yang teduh ini dan tidak lagi hanyut di tengah-tengah samudera yang tidak terbatas itu. Hal ini telah memberikan satu kelegaan kepada penumpang-penumpang bahtera yang sudah letih karena diombang-ambingkan oleh topan.PB1 99.2

    Nuh dan keluarganya dengan cemas menunggu-nunggu bertambah surutnya air karena mereka sudah rindu tinggal di daratan lagi. Empat puluh hari setelah puncak-puncak gunung kelihatan, mereka telah melepaskan seekor burung gagak, seekor burung yang cekatan, untuk menyelidiki apakah bumi ini sudah kering. Burung ini, oleh karena tidak menemukan apa-apa kecuali air, terus-menerus terbang dari dan ke bahtera. Tujuh hari kemudian seekor burung merpati dilepaskan, yang, oleh karena tidak mendapati tempat untuk hinggap telah kembali lagi ke bahtera. Nuh menunggu tujuh hari lagi dan sekali lagi melepaskan seekor burung merpati. Pada waktu ia kembali pada petang hari dengan sehelai daun pohon zaitun di paruhnya, merekapun bersuka ria. Kemudian “Nuh membuka penutup bahtera itu dan ia melihat permukaan bumi itu sudah kering.” Dengan sabar ia tetap menunggu di dalam bahtera. Sebagaimana ia telah masuk di dalam bahtera atas perintah Allah, demikian pula ia menunggu perintah untuk meninggalkannya.PB1 99.3

    Akhirnya seorang malaikat turun dari sorga, membuka pintu bahtera yang besar itu dan memerintahkan Nuh dengan keluarganya pergi ke daratan dan membawa segala sesuatu yang hidup bersama-sama dengan mereka. Dalam kegembiraan olehkarena mereka telah selamat, Nuh tidak melupakan Dia yang oleh penjagaanNya, mereka telah dipelihara. Tindakannya yang pertama setelah meninggalkan bahtera itu adalah mendirikan sebuah mezbah dan mempersembahkan satu korban dari segala jenis hewan dan burung yang halal, sebagai pernyataan syukur mereka kepada Allah atas keselamatan mereka dan juga iman mereka di dalam Kristus, korban yang besar itu. Persembahan itu telah menyenangkan hati Allah; dan sebagai akibatnya, mereka sudah menerima satu berkat, bukan saja untuk Nuh dan keluarganya tetapi juga bagi semua orang yang hidup di dunia ini. “Maka harumlah baunya kepada Tuhan, lalu kata Tuhan dalam dirinya: Bahwa tiada aku hendak mengutuki bumi ini lagi dari sebab manusia. Maka selama ada bumi, tiada lagi akan berhenti musim menabur dan menuai, sejuk dan panas, musim hujan dan musim kemarau, siang dan malam itu.” Di sini terdapat satu pelajaran bagi generasi-generasi mendatang. Nuh telah mendarat di satu bumi yang sunyi senyap, tetapi sebelum ia membangun sebuah rumah bagi dirinya ia telah mendirikan sebuah mezbah bagi Allah. Kawanan ternaknya sedikit, dan telah dipelihara dengan kerja keras; tetapi dengan gembira ia telah memberikan sebahagian kepada Tuhan sebagai satu pengakuan bahwa segala sesuatu adalah milikNya. Demikian pula, haruslah menjadi perhatian kita yang pertama untuk memberikan persembahan sukarela kepada Allah. Setiap kenyataan rahmat dan kasihNya terhadap kita harus kita akui dengan rasa syukur dengan pengabdian, dan juga dengan pemberian-pemberian untuk pekerjaanNya.PB1 100.1

    Agar supaya awan tebal dan hujan yang turun tidak menyebabkan kegentaran yang terus-menerus di dalam hati manusia, serta rasa takut akan datangnya air bah lagi, maka Tuhan telah memberikan kepada keluarga Nuh satu janji: “Maka Aku meneguhkan perjanjianku dengan kamu . . . tiada lagi akan ada air bah yang membinasakan bumi . . . Bahwa pelangiku telah kutaruh dalam awan-awan, maka ia itulah akan tanda perjanjian di antaraku dengan bumi. Maka akan jadi kelak, apabila Aku mendatangkan awan-awan ke atas bumi dan pelangi itupun kelihatan dalam awan-awan, bahwa Aku ingat akan perjanjianKu yang di antaraku dengan kamu dan dengan segala kejadian yang hidup di antara segala yang berdaging. . . .” Kejadian 9:11, 13-15.PB1 100.2

    Betapa besarnya keridlaan serta belas kasih Allah bagi mahluk yang berdosa, dengan menciptakan pelangi yang indah di awan-awan sebagai satu tanda perjanjianNya dengan manusia! Tuhan mengatakan bahwa apabila Ia melihat pelangi itu, Ia akan mengingat janjiNya. Ini tidaklah mengartikan bahwa Ia bisa jadi lupa; tetapi Ia berkata-kata kepada kita dalam bahasa manusia agar kita dapat mengerti akan Dia dengan lebih baik lagi. Allah bermaksud bahwa apabila anak-anak dari generasi mendatang menanyakan tentang pelangi yang indah yang terbentang di langit itu, maka orang tua mereka harus mengulangi kembali cerita tentang Air Bah dan menceritakan kepada mereka bahwa Yang Maha Tinggi telah menjadikan pelangi itu, dan menempatkannya di awan-awan sebagai satu jaminan bahwa air tidak lagi akan menutupi bumi ini. Jadi dari generasi ke generasi itu akan menyaksikan tentang kasih ilahi kepada manusia, dan akan menguatkan kepercayaannya di dalam Tuhan.PB1 100.3

    Di sorga satu bentuk yang menyerupai sebuah pelangi melingkari arasy Allah dan menaungi kepala Kristus. Nabi berkata: “Seperti rupa pelangi di dalam awan-awan pada masa hujan begitulah rupa cahaya yang mulia itu berkeliling. Demikianlah rupa kemuliaan Tuhan.” Yehezkiel 1:28. Rasul Yohanes berkata: “... maka kelihatanlah arasy terdiri di sorga, dan yang duduk di atas arasy itu. Maka Ia yang duduk itu seperti permata yasib dan akik; dan ada suatu pelangi melengkung arasy itu, seperti zamrud rupanya.” Wahyu 4:2, 3. Apabila manusia oleh kejahatannya yang besar telah mengundang pehukuman ilahi, Juruselamat, yang menjadi perantara manusia dengan Allah Bapa, menunjukkan kepada pelangi di awan-awan, kepada pelangi di sekeliling tahtaNya dan di atas kepalaNya, sebagai satu tanda rahmat Allah kepada orang yang berdosa yang bertobat.PB1 101.1

    Bersama dengan jaminan yang telah diberikan kepada Nuh, sehubungan dengan Air Bah, Allah sendiri telah memberikan juga salah satu daripada janji-janji yang paling indah tentang anugerahNya. “Maka seperti pada zaman Nuh begitu juga halku sekarang ini; pada zaman itu Aku sudah bersumpah bahwa tiada lagi Air Bah itu akan meliputi bumi, maka sekarangpun Aku bersumpah, bahwa tiada lagi Aku murka akan dikau dan tiada lagi Aku menistakan dikau. Karena jikalau segala gunung undur dan segala bukitpun goncang sekalipun, tetapi kemurahanku tiada akan undur daripadamu dan perjanjian selamatkupun tiada akan tergoncang, demikianlah firman Tuhan Muharimmu.” Yesaya 54:9, 10.PB1 101.2

    Apabila Nuh melihat binatang-binatang buas yang kuat itu turun bersama dengan dia meninggalkan bahtera itu, ia merasa takut bahwa keluarganya, yang jumlahnya hanya delapan orang saja, akan dibinasakan oleh mereka. Tetapi Tuhan telah mengutus seorang malaikat kepada hambaNya itu, dengan satu pekabaran yang memberikan jaminan: “Maka takut dan gentar akan dikau berlakulah atas segala binatang yang di atas bumi ini, dan segala unggas yang di udara dan segala keadaan yang bergerak di atas bumi dan segala ikan yang di laut, maka sekaliannya itu kuserahkan ke tanganmu.” Kejadian 9:2. Sebelum waktu itu Tuhan tidak pernah memberikan izin kepada manusia untuk makan daging binatang; Ia bermaksud agar umat manusia hidup dengan sepenuhnya dari hasil-hasil bumi saja; tetapi sekarang olehkarena segala tumbuh-tumbuhan itu telah dibinasakan, Ia mengizinkan manusia memakan daging binatang yang halal, yang telah terpelihara di dalam bahtera.PB1 101.3

    Seluruh permukaan bumi ini telah berubah pada waktu Air Bah. Satu kutuk yang ketiga yang mengerikan itu jatuh ke atasnya sebagai akibat dosa. Apabila air mulai surut, bukit-bukit dan gunung-gunung dikelilingi oleh satu laut yang kotor dan luas. Di mana-mana mayat manusia dan binatang bergelimpangan. Tuhan tidak membiarkan semuanya itu membusuk dan mengotori udara, oleh sebab itu Ia telah menjadikan bumi ini sebagai suatu kuburan yang luas. Angin topan yang didatangkan Tuhan untuk mengeringkan air itu, telah memindahkan bangkai-bangkai itu dengan suatu kekuatan yang besar sekali, bahkan di beberapa tempat telah melanda puncak-puncak gunung, pohon-pohon, batu karang dan tanah serta menimbun ke atas bangkai-bangkai itu. Dengan cara yang serupa pula perak dan emas, kayu-kayu yang terpilih, dan batu-batu permata yang telah memperkaya serta menghiasi bumi sebelum Air Bah itu, dan yang telah dijadikan berhala oleh manusia, telah disembunyikan dari penglihatan manusia, goncangan air yang dahsyat itu telah menyebabkan tertimbunnya harta benda ini di bawah tanah, dan batu-batu karang dan di beberapa tempat malahan gunung-gunung telah terbentuk dan menimbun semuanya itu. Tuhan memperhatikan bahwa lebih Ia memperkaya dan menjadikan makmur manusia yang berdosa, mereka itu menjadi lebih jahat lagi di hadapanNya. Harta benda yang seharusnya telah mengajak mereka mempermuliakan Pemberi yang dermawan itu, telah disembah, sementara Allah telah dihina dan dicemoohkan.PB1 102.1

    Bumi ini telah memberikan satu penampilan yang penuh kekacauan serta kehancuran yang tidak mungkin untuk digambarkan. Gunung-gunung yang dulunya begitu berimbang dan sempurna dalam keindahannya, sekarang telah terpecah-pecah tidak menentu. Batu-batu, tubir-tubir, dan batu karang yang tajam tersebar di permukaan bumi ini. Di banyak tempat bukit-bukit dan gunung-gunung telah musnah tanpa bekas; dan di tempat lain padang-padang datar telah diganti dengan gunung-gunung. Perubahan-perubahan seperti ini lebih menyolok di tempat-tempat tertentu dibandingkan dengan tempat yang lainnya. Di tempat yang dulunya kan bagian yang paling kaya oleh mas, perak dan batu-batu permata, sekarang ini di tempat-tempat itu terlihat tanda-tanda kutuk yang paling hebat. Dan di tempat-tempat yang tidak dihuni oleh manusia, di mana kejahatan paling jarang terjadi, kutuknya lebih ringan.PB1 102.2

    Pada waktu itu hutan-hutan belantara telah terkubur. Semenjak itu hutan-hutan kayu tadi telah berubah menjadi batubara, membentuk tambang-tambang batubara yang ada sekarang ini, dan juga menghasilkan minyak dalam jumlah yang banyak sekali. Batubara dan minyak tersebut sering terbakar di bawah permukaan bumi. Dengan demikian batu-batu karang menjadi panas, batu-batu kapur terbakar dan biji-biji besi meleleh. Berpadunya air dengan kapur telah menambah hebatnya panas itu, dan menimbulkan gempa-gempa bumi, gunung-gunung api serta ledakan-ledakan yang menyemburkan api. Apabila api dan air berpadu dengan batu-batu karang, dan biji-biji besi, maka terjadilah ledakan-ledakan hebat di bawah tanah yang gemuruh seperti guntur. Udara menjadi panas dan menyesakkan. Ledakan-ledakan gunung api mengikutinya; dan hal-hal ini sering menyebabkan tersumbatnya aliran udara ke unsur-unsur yang panas itu, bumi ini sendiri bergoncang, tanah bergerak seperti ombak laut, retak-retak yang besar dan kadang-kadang kota-kota besar, kampung-kampung, gunung-gunung yang menyala itu ditelan olehnya. Gejala-gejala yang dahsyat seperti ini akan sering terjadi pada waktu menjelang kedatangan Kristus dan kesudahan dunia ini, sebagai tanda-tanda kebinasaannya yang segera.PB1 104.1

    Bagian bawah bumi ini adalah gudang mesiu Allah, darimana senjatasenjata itu diambil untuk membinasakan dunia yang tua ini. Air yang menyembur keluar dari bumi bergabung dengan air yang turun dari langit untuk menghancurkan bumi. Semenjak Air Bah itu, api sebagaimana halnya air itu, juga adalah merupakan alat-alat yang dipakai Tuhan untuk membinasakan kota-kota yang jahat. Pehukuman-pehukuman seperti ini dijatuhkan agar mereka yang meremehkan hukum Allah, dan menginjakinjak kekuasaanNya merasa gentar di hadapan kuasaNya, dan mengakui pemerintahanNya yang adil. Apabila manusia menyaksikan ledakan gununggunung yang telah menyemburkan api serta hujan pasir yang panas, mengeringkan sungai-sungai; menimbun kota-kota yang padat penduduknya, dan menyebabkan kehancuran serta kebinasaan di mana-mana; hati yang paling keraspun telah dipenuhi oleh kegentaran, dan orang-orang yang tidak percaya dan yang suka menghujat telah dipaksa mengakui kuasa Allah yang tidak terbatas itu.PB1 104.2

    Sehubungan dengan kejadian-kejadian seperti ini, nabi-nabi di zaman dulu telah berkata: “Hendaklah kiranya Engkau membelahkan segala langit dan Engkau turun dan segala bukitpun hancur meleleh di hadapan hadliratmu, selaku api menyalakan ranting-ranting dan apipun membualkan air, ia itu akan memaklumkan namamu kepada segala musuhmu; supaya gentarlah segala orang kapir di hadapan hadiratmu. Tatkala Engkau mengadakan perkara yang hebat, yang tiada kami sangkakan, tatkala Engkau turun dan segala bukitpun hancur meleleh di hadapan hadliratmu.” Yesaya 64:1-3. “Bahwa Tuhan itu panjang sabar, jikalau besar kuasanya sekalipun, dan sekali-kali tiada dibilangnya orang yang bersalah itu suci daripada segala salah. Bahwa jalan Tuhan adalah dalam puting beliung dan dalam ribut, dan segala awan itulah duli kakinya. Jikalau diamangamangnya laut, maka kekeringanlah segala sungaipun; dan lemahlah Bazan dan Karmel dan layulah segala bunga di Libanon.” Nahum 1:3,4.PB1 104.3

    Kejadian-kejadian yang lebih dahsyat dari apa yang pernah disaksikan oleh dunia ini, akan terjadi pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali. “Bahwa segala gunung bergeraklah di hadapannya, dan segala bukitpun goncanglah, dan gempalah bumi di hadapan hadliratNya, yaitu dunia dengan segala orang yang dalamnya. Siapa tahan berdiri di hadapan murkanya; siapa dapat menderita kehangatan murkanya? Geramnya itu seperti api melelehkan semuanya, dan bukit batupun dipecah-pecahkan olehnya,” Nahum 1:5, 6. “Ya Tuhan! condongkanlah segala langit dan turunlah Engkau; sentuhlah segala gunung maka berasaplah dia. Adakanlah halilintar sabung-menyabung suruhkanlah anak panahmu dan terbangkanlah dia.” Mazmur 144:5, 6.PB1 105.1

    “Dan Aku akan mengadakan ajaib pada langit di atas, dan tanda pada bumi di bawah: yaitu darah dan api dan uap asap.” Kisah 2:19. “Maka sabung menyabunglah kilat, dan kedengaranlah beberapa suara dan guruh, dan gempa bumipun jadilah teramat sangat, seperti yang tiada pernah jadi semenjak manusia ada di bumi ini, yaitu gempa bumi yang sedemikian dan yang sebesar itu. Segala pulaupun lenyap, dan gunung-gunungpun tiada terjumpa lagi. Maka turunlah hujan batu lebat menimpa manusia, berat ketulnya lebih kurang satu talenta, maka manusia itupun menghujat Allah dari sebab bala hujan batu itu.” Wahyu 16:18, 20, 21.PB1 105.2

    Sementara kilat dan langit bergabung dengan api di bumi ini, gununggunung akan terbakar seperti dapur api dan akan menyemburkan aliran lahar yang dahsyat sekali, melanda kebun dan ladang, kampung-kampung dan kota-kota besar. Lahar panas yang mengalir dan jatuh ke dalam sungai akan menyebabkan airnya mendidih, melemparkan batu-batu karang yang besar dengan kekuatan yang tidak dapat dibayangkan serta menyebarkan pecahan-pecahannya di atas permukaan bumi. Sungai-sungai akan jadi kering. Bumi akan bergoncang; di mana-mana akan terjadi gempa-gempa bumi yang hebat disertai ledakan-ledakan.PB1 105.3

    Demikianlah Allah akan membinasakan orang jahat dan melenyapkannya dari dunia ini. Tetapi orang-orang benar akan dipelihara di tengah-tengah bencana tersebut, sebagaimana Nuh telah dipelihara di dalam bahtera. Tuhan akan menjadi tempat perlindungan mereka dan di bawah naungNya mereka akan berharap. Pemazmur berkata: “Sesungguhnya Engkaulah perlindunganku, ya Tuhan! Bahwa engkau sudah mengambil Allah ta’ala akan tempatmu berlindung maka barang kejahatanpun tiada akan mengenai engkau dan barang balapun tiada akan hampir kepada tempat kediamanmu,” Mazmur 91:9, 10. “Karena pada masa yang jahat ditaruhnya akan daku dalam pondoknya, dan disembunyikannya aku di belakang tirai kemahnya, dan dinaikkannya aku di atas gunung batu.” Mazmur 27:5. Janji Allah adalah, “Maka oleh sebab ia rindu akan Daku, maka Aku akan meluputkan dia, dan Aku menaruhkan dia pada tempat yang tinggi, oleh sebab diketahuinya akan namaku.” Mazmur 91:14.PB1 106.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents